Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nia Daniati
"Salah satu penyebab terjadinya korban jiwa pada suatu kejadian kebakaran di gedung adalah penghuni gedung yang tidak cepat terevakuasi. Skripsi ini membahas mengenai evaluasi terhadap sarana ERP yang ada di gedung GPA dan MO PT Pupuk Kujang, serta memberikan gambaran proses evakuasi jika terjadi keadaan darurat dalam gedung tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sarana ERP di kedua gedung dan gambaran bagaimana proses evakuasi dilakukan jika terjadi keadaan darurat.Untuk sarana ERP, seperti sarana jalan keluar, pintu darurat, tangga darurat, penerangan darurat, petunjuk arah evakuasi dan tempat berkumpul belum sepenuhnya memenuhi standar yang ditentukan dari NFPA 101 dan Permen PU No. 26/PRT/M/2008. Untuk prosedur tanggap darurat, mulai dari perencanaan sampai penanggulangan sudah terdokumentasi dengan baik pada “Prosedur Emergency dan Evakuasi”, namun prosedur tanggap darurat tersebut merupakan prosedur untuk tanggap darurat di pabrik, bukan di gedung. Kemudian dalam prosedur tersebut, ada beberapa elemen yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam ISRS, yaitu jumlah personil P3K dan peralatan P3K yang masih belum mencukupi kuantitasnya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar pihak perusahaan membuat prosedur dan tim tanggap darurat gedung secara khusus, untuk meningkatkan performa kinerja K3 dan tim penanggulangan keadaan darurat dalam memenuhi semua komponen penunjang proses evakuasi di gedung. Antara lain lebih meningkatkan kegiatan inspeksi untuk sarana ERP, redesain sarana ERP bila memungkinkan, mengadakan pelatihan keadaan darurat di kedua gedung secara rutin dan menambah jumlah personil P3K.

One of the causes of loss of life in a fire incident in a building is a building that is not fast occupants evacuated. This study discusses the evaluation of the facility Emergency Response Preparedness (ERP) in the Gedung Pusat Admnistrasi (GPA) and the Maintenance Office building (MO) PT Pupuk Kujang, as well as provide an overview of the evacuation in the event of an emergency in the building. This type of research uses descriptive design based on observations and interviews. The purpose of this study was to determine the condition of the means of ERP in both the building and an idea of how the evacuation process to do if an emergency occurs. For means of ERP, as a means of escape, emergency exit, fire escape stairs, emergency lighting, evacuation directions and a assembly point not fully comply with specified standards of NFPA No. 101 and Permen PU. 26/PRT/M/2008. For emergency response procedures, ranging from planning to response has been well documented in the "Prosedur Emergency dan Evakuasi", but the procedure is an emergency response procedures for emergency response in the plant, not in the building. Later in the procedure, there are some elements that are not in accordance with the provisions of the ISRS, the number of personnel and equipment P3K are still not sufficient quantity. Based on these results, the authors suggested that the company establish procedures and emergency response teams in particular buildings, to improve the performance of the K3 performance and emergency response team to meet all the components supporting the evacuation of the building. Among other inspection activities to further improve the means of ERP, ERP redesigning facilities when possible, emergency training in the two buildings on a regular basis and increase the number of personnel P3K."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Budianto
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara pelaksanaan latihan menghadapi bencana dengan pembentukan kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori integrasi struktur dan agen yang dikemukakan Bourdieu mengenai konsep habitus dan praktik. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan latihan menghadapi bencana di Jepang dilihat sebagai struktur dalam pembentukan habitus dan praktik kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi. Dengan demikian, kesiapsiagaan masyarakat Jepang terhadap bencana gempa bumi merupakan habitus dan praktik yang mengintegrasikan struktur dan agen dalam pelaksanaan manajemen bencana di Jepang.

The focus of this work is to analize the relationship between implementation of disaster drills and exercises and the making of Japanese disaster preparedness. This work was compiled using Bourdieu‟s theory of habitus and practice. This work was a qualitative research. This work found that implementation of disaster drills and exercises is seen as structure in the making of Japanese disaster preparedness habitus and practice. Therefore, Japanese disaster preparedness is habitus and practice that integrate agent and structure in the implementation of disaster management in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nydia Andriani
"Penelitian ini membahas tentang pelayanan administrasi pasien rawat inap di Instalasi Administrasi Pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta dengan ruang lingkup penelitian menyesuaikan dengan alur pasien masuk mulai dari IGD, ruang rawat inap, instalasi administrasi pasien dan bagian pembayaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan sistem yang meliputi input, proses dan output.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen didapatkan bahwa pelaksanaan pelayanan administrasi pasien rawat inap sudah cukup baik, namun masih ada beberapa kekurangan baik dalam komponen input, proses dan output. peneliti memberikan saran bahwa perlu meningkatkan pelayanan administrasi pasien rawat inap dan lebih teliti dalam melengkapi berkas pasien rawat inap sebagai arsip administrasi yang berguna untuk berbagai pihak di luar rumah sakit.

This research discusses the inpatient administrative services at Drugs Dependence Hospital Patient Administration Installation with the research scope adjust the flow of incoming patient from the emergency room, inpatient room, patient administration installation and cashier. The type of research is a qualitative descriptive study through a systems approach that includes input, process and output.
Based on interviews, observation and document review found that the implementation of inpatient administrative services is good enough, but there are still some shortcomings in both the component inputs, processes, and outputs. Researchers gave advice to increase inpatient administrative services and more thoroughly in completing the inpatient files as archive administration that used for various parties outside of hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratna Nur Hawati
"Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik, bukanlah sesuatu yang mudah bagi pengelola Rumah Sakit. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit menyangkut hidup para pasiennya sehingga bila terjadi kesalahan dalam tindakan medis maka dapat berdampak buruk bagi pasien. Dampak tersebut dapat berupa sakit bertambah parah, kecacatan bahkan kematian. Tantangan ini, harus dihadapi oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia, tidak terkecuali Rumah Sakit Agung.
Saat ini Rumah Sakit Agung adalah Rumah Sakit yang baru memiliki akreditasi D Pratama. Dalam satu tahun ke depan. Rumah Sakit Agung berencana untuk melakukan akreditasi menjadi C Madya sebagai salah satu usahanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Sakit Agung adalah terjadinya penurunan kualitas layanan yang ditunjukkan dari penurunan angka kesembuhan dan peningkatan jumlah keluhan yang diberikan oleh pasien rawat inap. Hal tersebut merupakan salah satu indikator yang menunjukkan terjadinya ketidakpuasan pasien atas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Agung. Jika kondisi ini tidak segera diatasi. maka akan mengakibatkan berkurangnya kepercayaan pasien terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh Rurnah Sakit Agung.
Selama ini, pengukuran kualitas pelayanan yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit Agung, masih terbatas hanya untuk megetahui kualitas pelayanan tanpa mengidentifikasi variabel yang dinilai penting oleh pasien dalam membentuk kepuasan pasien. OIeh karenanya, karya akhir ini ditulis untuk menyempurnakan pengukuran kepuasan pasien yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit Agung selama ini.
Survei kepuasan dilakukan terhadap 4 faktor penentu kepuasan pasien yakni Pelayanan dokter, Pelayanan peruwat, Administrasi, Keadaan lingkungan dun Fasilitas rawat inap. Survei tidak hanya dilakukan untuk melihat kualitas layanan akan tetapi juga untuk melihat nilai kepentingan variabel-variabel pada masing-masing faktor tersebut. Hasil Survei akan disajikan dalam bentuk analisis kuadran sehingga akan tergambarkan 4 kondisi sebagai berikut :
A. Kuadran A, menunjukkan atribut-atribut pelayanan yang dianggap sangat penting oleh pasien akan tetapi belum dapat dipenuhi oleh Rumah sakit Agung secara optimal.
B. Kuadran B, menunjukkan atribut-atribut pelayanan yang dianggap punting oleh pasien dan telah dapat dipenuhi dengan baik oleh Rumah sakit Agung
C. Kuadran C, menunjukkan atribut-atribut pelayanan yang dianggap kurang penting dan telah dapat dipenuhi dengan baik oleh Rumah sakit Agung
D. Kuadran D, menunjukkan atribut-atribut pelayanan yang dianggap kurang penting namun telah dijalankan dengan sangat baik oleh Rumah sakit Agung.
Hasil survei pada periode bulan Juli - Agustus 2006 menunjukkan hasil sebagai berikut :
I. Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kualitas Layanan Dokter Berdasarkan hasil analisis terhadap layanan dokter dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan dokter Rumah Sakit Agung secara umum dipersepsikan cukup baik oleh pasiennya. Hal tersebut dapat diketahui dari tujuh variabel layanan dokter pada hasil analisis per ruang rawat, hanya terdapat tiga variabel yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan hasil analisis terhadap tingkat kepentingan dan persepsi kualitas layanan dokter dapat disimpulkan terdapat perbedaan persepsi antara pasien Super VIP. VIP dan Utama dengan pasien kelas I, II dan III. Hasil analisis pada pasien Super VIP, VIP dan Utama menunjukkan bahwa dokter lebih sering melakukan visit kepada pasien. Selain itu, variabel layanan dokter lainnya juga telah memenuhi harapan pasien sehingga sebaiknya tetap dipertahankan kualitasnya oleh pihak Rumah Sakit Agung.
Pada hasil analisis pada pasien kelas I, II dan III diperoleh terdapat tiga variabel layanan dokter yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya oleh Rumah Sakit Agung. Ketiga variabel tersebut adalah visit dokter, contact dokter dan kejelasan informasi dari dokter. Dari ketiga variabel tersebut, variabel yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah variabel kejelasan informasi dokter oleh karena itu, sebaiknya variabel ini menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dokter.
II. Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kualitas Layanan Perawat
Berdasarkan hasil analisis terhadap layanan perawat dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan perawat secara umum masih kurang baik menurut pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari delapan variabel layanan perawat pada hasil analisis per ruang rawat terdapat 6 variabel yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan hasil analisis layanan perawat secara keseluruhan diperoleh dua variabel layanan perawat yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya yakni variabel kecepatan perawat dan perhatian perawat. Hasil analisis per ruang rawat menunjukkan bahwa adanya perbedaan persepsi kualitas layanan dan tingkat kepentingan pada pasien Super VIP, VIP dan Utama dan Kelas I dengan Pasien Kelas II serta Pasien KelasIII. Menurut pasien Super VlP, V1P dun Utama dan Pasien Kelas 1, variabel yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya adalah kecekatan perawat dan informasi dari perawat. Diantara kedua variabel tersebut, variabel informasi dari perawat memiliki tingkat kepentingan yang lebih penting dibandingkan kecekatan perawat.
Menurut pasien kelas II variabel yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya adalah kecepatan ( respon perawat ) dan visit perawat. Variabel visit perawat dinilai memiliki nilai lebih penting dibandingkan kecepatan perawat.
Menurut pasien kelas II variabel yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya adalah kecepatan perawat, perhatian perawat, visit dan keramahan perawat. Diantara keempat variabel tersebut, variabel perhatian perawatlah yang memiliki nilai lebih penting.
Berdasarkan hasil analisis per ruang rawat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada enam variabel layanan perawat yang sebaiknya ditingkatkan kualitasnya oleh pihak Rumah Sakit Agung. Keenam variabel tersebut adalah kecekatan perawat, informasi dari perawat, kecepatan perawat dan visit perawat, perhatian perawat dan keramahan perawat. Diantara keenam variabel layanan tersebut variabel perhatian perawat adalah variabel yang memiliki nilai kepentingan tertinggi. Berdasarkan hal itu, maka sebaiknya pihak Rumah Sakit menempatkan variabel tersebut sebagai prioritas pertama dalam upaya peningkatan kualitas perawat.
III. Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kualitas Layanan Bagian Administrasi.
Hasil analisis terhadap layanan bagian administrasi menunjukkan bahwa kualitas layanan administrasi dipersepsikan kurang baik oleh pasiennya. Hal tersebut dapat disimpulkan dari hasil analisis layanan administrasi per ruang rawat yang menunjukkan terdapat 3 variabel dari 4 variabel layanan administrasi yang membutuhkan upaya peningkatan kualitas. Ketiga variabel ini adalah variabel keramahan petugas, informasi dari petugas dan tarif:
Hasil analisis pada layanan bagian administrasi oleh pasien secara keseluruhan menunjukkan dua variabel yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu : keramahan petugas dan informasi dari petugas. Konsisten dengan hasil analisis secara keseluruhan, hasil analisis pada pasien kelas I & II menunjukkan hanya dua variabel yang dibutuhkan upaya perbaikan yakni variabel 1 keramahan petugas dan informasi dari petugas. Hasil analisis pada pasien Super VIP, VIP dan Utama menunjukkan bahwa variabel keramahan petugas sebagai satu-satunya variabel yang membutuhkan upaya perbaikan. Selain keramahan dan informasi dari petugas, variabel tarif juga perlu dievaluasi kembali menurut pasien kelas III.
Variabel keramahan adalah variabel yang sebuiknya dijadikan sebagai prioritas utama dalam upaya perbaikan kualitas layanan bagian administrasi di Rumah Sakit Agung.
IV. Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Terhadap Lingkungan dan Fasilitas RS
Hasil analisis tingkat kepcntingun dan persepsi terhadap lingkungan dan fasilitas Rumah Sakit menunjukkan bahwa kualitas lingkungan dan fasilitas RS dipersepsikan biasa saja oleh pasien. Hal ini bisa dilihat dari hasil analisis terhadap lingkungan dan fasilitas RS per ruang rawat yang menunjukkan bahwa dari enam variabel terdapat tiga variabel yang membutuhkan upaya perbaikan. Ketiga variabel tersebut adalah kebersihan, kualitas fasilitas dan kualitas makanan.
Hasil analisis pada pasien VIP dan kelas 1 menunjukkan tiga variabel yang membutuhkan perbaikan yaitu kebersihan, kualitas fasilitas dan kualitas makanan. Hasil ini berbeda dengan hasil analisis pada pasien kelas II dan III menunjukkan bahwa hanya ada dua variabel yang membutuhkan upaya perbaikan yaitu kebersihan dan kualitas makanan.
Di antara ketiga variabel yakni variahel kebersihan. kualitas fasilitas dan kualitas makanan, variabel kebersihan adalah variabel yang memiliki nilai kepentingan tertinggi. Berdasarkan hal itu. maka sebaiknya variabel kebersihan dijadikan sebagai prioritas utama dalam upaya perbaikan lingkungan RS dan fasilitasnya.

Most hospital and healthcare organizations in Indonesia faces a high competition. Service quality excellence is a must to survive in healthcare industry. Healthcare organization wasn't sufficient just to deliver high quality medical or clinical care but also have to added market satisfaction to their list of goal.
Agung Hospital is a hospital with D Pratama accreditation in Jakarta. In the next year, this hospital is planning to upgrade it's accreditation to C Madya as a strategy to quality improvement. Agung Hospital faces two problems. This problem is deceased cure rate and increasing complaint from patient. This problem is indicator for quality improvement in Agung Hospital.
Agung Hospital have developed a patient survey, satisfaction measurement in this hospital consist of a `performance only program', which looks purely at service ratings but not the importance of service to patients. Studies and practice have shown that while patient input is essential in regards to rating the performance in service rating. A hospital must also know what patient expect from a service and the aspects they feel are important. This paper presents an application of Importance and Performance Analysis for satisfaction measurement at Agung Hospital. From the past research, this technique has shown the capability to provide management with valuable information for both satisfaction measurement and the efficient allocation of resources, all in easily applicable format.
Patient Satisfaction variables were identified through in deep interview with 10 (ten) patient in Agung Hospital. These variables were developed and incorporated into a survey instrument. These variables are: Doctor's care, nursing care, administration and hospital environment and facility.
The importance and performance of service was rated by 5 liken scales. Importance and performance scores attained from survey instrument are plotted onto four quadrants:
A. Quadrant A. Importance and performance ratings both meet or exceed service quality standards
B. Quadrant B. Importance and performance ratings both fall short of service quality standards
C. Quadrant C. Performance scores do not meet the service quality standard but respondents do not place a high level of importance on the service.
D. Quadrant D. Performance meets or exceeds service quality standards, but a low level of importance is assigned to this particular service.
RESULT
1. Importance and Performance Analysis for Doctor's Care
The result from Analysis indicates there are three variables where the hospital can concentrate on improving doctor performance quality. These variables are doctor visit, contact doctor and information from doctor.
2. Importance and Performance Analysis for Nursing Care
The result from Analysis indicates there are six variables where the hospital can concentrate on improving nurse performance quality. These variables are kecekatan perawat, nurse contact and visit, nurse courtesy, nurse friendliness and nurse information.
3. Importance and Performance Analysis for Administration division
The result from Analysis indicates there are two variables where the hospital can concentrate on improving administration division performance quality. These variables are officer friendliness and officer information.
4. Importance And Performance Analysis for Hospital environment and facility
The result from Analysis indicates there are three variables where the hospital can concentrate on improving administration division performance quality. These variables are cleans, facility quality and food quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nobella Arifannisa Firdausi
"Skripsi ini menganalisis tingkat kesiapsiagaan Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi bencana. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (mix-method). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan  tinjauan dokumen. Pengumpulan data ini menggunakan pedoman dari PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4.  Variabel yang diteliti adalah potensi bencana di puskesmas, keselamatan struktural, keselamatan nonstruktural, dan aspek fungsional untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesiapsiagaan puskesmas X adalah 0,65 dan puskesmas Y adalah 0,6. Kedua nilai tersebut masuk ke dalam tingkat kesiapsiagaan B, yang artinya puskesmas X dan Y perlu melakukan intervensi dalam jangka waktu dekat karena masih berisiko untuk menghadapi bencana. Keselamatan struktural puskesmas X dan Y mendapat nilai 0,77 yang masuk ke dalam klasifikasi “a” yang berarti kondisi struktural puskesmas memadai untuk kejadian bencana. Keselamatan nonstruktural puskesmas X mendapat nilai 0,65 dan puskesmas Y mendapat nilai 0,63, kedua nilai ini masuk ke dalam klasifikasi “b” yang artinya aspek nonstruktural puskesmas masih berisiko untuk menghadapi bencana. Aspek fungsional puskesmas X mendapat nilai  0,53 dan  nilai puskesmas Y sebesar 0,39. Aspek fungsional kedua puskesmas masuk ke dalam klasifikasi “b” yang menunjukkan bahwa aspek fungsional masih berisiko untuk menghadapi kejadian bencana. Oleh karena itu, kedua puskesmas harus terus meningkatkan kesiapan fasilitasnya, baik dari segi keselamatan struktural, nonstruktural,  dan aspek fungsional.

The focus of this study is to analyze the level of disaster preparedness of Puskesmas (community health centers) in DKI Jakarta Province. This study used mixed method design. The data were collected by interviews, and triangulated by document reviews and observations. The questionnaire used in this study was adapted from PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4. Variables in this study included potential disasters at puskesmas, structural safety, nonstructural safety, and fuctional aspects to determine the level of disaster preparedness at puskesmas. The result shows that the disaster preparedness value is 0,65 at puskesmas X, and 0,6 at puskesmas Y. Both of these values classifies as B in the disaster preparedness classification, which means in both puskesmas X and Y, intervention measures are required in the short term, due to the present potential disaster risk. Structural safety of puskesmas X and Y values at 0,77, which classifies as “a” in the safety index, meaning the structure of puskesmas will function appropriately in times of disasters. Nonstructural safety of puskesmas X values at 0,65, while puskesmas Y values at 0,63. Both of these values classify as “b”, which means nonstructural aspects of both puskesmas X and Y are still at risk regarding disaster preparedness. Functional aspects of puskesmas X values at 0,53, while puskesmas Y values at 0,39. Both of these values classify as “b”, which means functional aspects of both puskesmas X and Y are also still at risk regarding disaster preparedness. Therefore, puskesmas X and Y must continue to improve the level of preparedness of their facilities, both in terms of structural and nonstructural safety, and functional aspects. 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasrun
"Rumah Sakit Islam Jakarta Timur merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di wilayah Jakarta Timur. Dalam era persaingan antar rumah sakit yang semakin hebat akhir-akhir ini dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan mutu pelayanan, maka pihak manajernen rumah sakit sudah harus memikirkan pemanfaatan dan pengelolaan seluruh potensi yang ada di rumah sakit tersebut seoptimal mungkin. Salah satu potensi yang mempunyai peran sangat penting di rumah sakit adalah potensi sumber Jaya manusia, dan dari potensi ini tenaga keperawatan mempunyai peran yang cukup dominan di rumah sakit. Disamping tenaga keperawatan merupakan tenaga mayoritas di rumah sakit yang selalu siap membantu pasien selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu, juga baik buruknya pelayanan di rumah sakit sering dinilai dari penampilan tenaga keperawatan. Di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur tenaga keperawatan masih dirasakan kurang dan pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan di bagian rawat inap sampai saat ini masih berdasarkan kapasitas tempat tidur dengan mengacu pada rumus yang didapatkan dari Rumah Sakit Islam Jakarta.
Penelitian ini mencoba untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang rasional di ruang rawat inap umum dengan metoda work sampling yaitu dengan menganalisa pemanfaatan waktu keperawatan clan dari sini nanti dapat dihitung jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. Penelitian dilaksanakan di ruang AN-NUR II dan ruang AN-NAS 1 terhadap seluruh pekerjaan perawat yang bertugas di ruangan tersebut kecuali Kepala Ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa di ruang AN-NUR II aktifitas keperawatan langsung merupakan aktifitas yang paling banyak dilakukan, kecuali pada shift malam dimana aktifitas non produktif merupakan aktifitas yang terbanyak. Sedangkan di ruang AN-NAS I, aktifitas keperawatan tidak langsung merupakan aktifitas yang terbanyak baik untuk shift pagi, sore maupun malam. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dan didapatkan basil bahwa di ruang AN-NUR II kelebihan dua prang tenaga perawat, sedangkan diruang AN-NAS I kelebihan satu prang tenaga perawat. Dikarenakan perhitungan dengan metoda work sampling ini hanya menghitung jumlah tenaga secara kuantitas, maka disarankan diadakan penelitian lebih lanjut dimana hasilnya nanti disamping melihat dari segi kuantitas, tetapi juga melihat pemenuhan kebutuhan tenaga tersebut dari segi kualitas.

Analysis of The Work Load Nursing Care as the Basis to Estimate Requirement Nursing Personal at General Ward Unit of East Jakarta Islamic HospitalEast Jakarta Islamic Hospital is one of non governmental hospital which is situated at East Jakarta. In tight competitive era among hospital nowadays and the increasing of client's conciousness concerning service quality, management of the hospital should consider how to use and manage all the available potency as optimal as it can. One of the potency in the hospital which has the most important role is the Human Resourch Potency, and in this case the nursing staffs has sufficiently dominant role in the hospital. Despite the fact that nursing staffs consist the majority of manpower in the hospital who take care the patient during 24 hours a day seven days a week, services quality of the hospital is often valued based on the performance of the nursing staff. East Jakarta Islamic Hospital is lacking of nursing staff and until now the fulfil of the nursing staff need in a ward unit is still based on bed capacity that is referred to Jakarta Islamic Hospitasi's formula.
This study tries to find a rational solution concerning the fulfil of nursing staff in general ward unit with work sampling method by analysing of nursing care time, and the amount of nursing staff need based on the nursing care time. The study was performed at AN-NUR II and AN--NAS I room involved all nursing staff who were assigned there. except the chief room.
The result of AN-NUR II study knows that the greatest activity here is direct activities, except at night shift. At night shift non productive activities is the greatest one. Contrary case happens at AN-NAS I, indirect activities is the greatest one in the morning, evening and night shift. Based on the above data, the calculation of nursing staff need, at AN-NUR II have two nursing staff overage and at AN-NAS I have one nursing staff overage. This work sampling method only calculate the amount of nursing staff need in quantity. Therefore we recommend to do the further study where the result not only does calculate the amount of nursing staff in quantity, but also in quality as well."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imam Pratomo Nugroho
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran utilisasi pelayanan rawat inap pasien KLB DBD di RSUD Budhi Asih yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan yang menangani pasien KLB DBD sesuai dengan surat keputusan dari Pemerintah adapun penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan april 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara menggunakan data primer yang diambil melalui wawancara mendalam dan data sekunder yang diambil dari laporan pemanfaatan pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian Kuantitatif didapatkan informasi tingkat kunjungan pasien berdasarkan umur yang paling besar tingkat kunjungannya adalah kelompok umur 0-9 tahun yaitu sebesar 35,9% dan yang paling rendah adalah kelompok umur >40 tahun yaitu sebesar 6,1%. Tingkat kunjungan berdasarkan jenis kelamin pasien paling tinggi adalah pasien laki-laki yaitu sebesar 411 (54%), dan pasien perempuan 375 pasien (46%). Tingkat kunjungan berdasarkan wilayah tempat tinggal, yaitu paling tinggi berasal dari wilayah jakarta timur yaitu sebanyak 500 pasien (61,3%) dan yang paling rendah adalah berasal dari Jakarta barat yaitu sebanyak 4 orang pasien (5%). Tingkat kunjungan berdasarkan status pekerjaan paling banyak adalah dari kelompok pelajar, yaitu sebanyak 348(42,6%) dan kelompok yang paling rendah adalah pasien dengan status pekerjaan sebagai PNS, yaitu sebesar 22 pasien (2,3%).
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif didapatkan informasi mengenai bentuk komitmen rumah sakit dalam menanggapi surat keputusan dari Pemerintah, yaitu RSUD Budhi Asih melayani para pasien KLB DBD sesuai dengan surat Keputusan, RSUD Budhi Asih juga memiliki Unit khusus yaitu Instalasi Pihak Ketiga yang bertugas mengurus persyaratan pasien. Mekanisme pelayanan pasien sesuai dengan prosedur dari rumah sakit, namun persyaratan yang di penuhi sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Dinas Kesehatan. Dalam penerapan kebijakan Pemerintah mengenai penanganan pasien KLB DBD sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan tekhnis yang dikeluarkan oleh Dinas kesehatan, mengenai pendanaan pihak RSUD Budhi Asih tidak menyiapkan dana khusus karena semua pembiayaan dibiayai oleh Pemerintah DKI melalui dana Program JPK Gakin dan korban Bencana."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.
Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi.
Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>