Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Annisya M. Safri
"ABSTRACT
Pendahuluan: Kekerasan emosional atau kekerasan psikologis merupakan tindak penganiayaan secara emosional pada seseorang yang berlangsung lama sehingga menimbulkan efek samping pada perkembangan emosi dan kognitifnya. Tindakan kekerasan emosional pada anak sering tidak terdeteksi baik disebabkan oleh faktor individu, keluarga, dan lingkungan. Metode: Desain penelitian cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan total subjek adalah 209 subjek. Subjek mengisi data demografi dan Childhood Trauma Questionnaire sebagai alat skrining perlakuan salah pada anak dan selanjutnya dinilai apakah anak terebut memiliki riwayat kekerasan emosional atau tidak. Setelah itu nilai rapor individu tahun ajaran 2016/2017 pada semester genap dikumpulkan untuk mengukur prestasi belajar. Hasil: Hasil dari proses pengisian data demografi didapatkan sebaran usia, jenis kelamin, suku, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, dan jumlah tanggungan orang tua. Uji Chi-square antara riwayat kekerasan emosional dan prestasi belajar memberikan hasil berupa nilai p = 0.176 dan RR = 1,135 (95% CI 0,850-1,516). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara riwayat kekerasan emosional dengan prestasi belajar siswa sekolah menengah atas di Kecamatan Beji, Depok. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor perancu yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa Sekola Menengah Atas.

ABSTRACT
Introduction: Emotional or psychological violence is an act of emotional abuse to a person that lasts a long time, causing side effects on his emotional and cognitive development. Acts of emotional abuse in children are often not detected either due to individual, family, and environmental factors. Method: A cross-sectional study design was used in this study with a total of 209 subjects. Subjects filled out demographic data and Childhood Trauma Questionnaire as a screening tool for mistreatment of children and then assessed whether the child had a history of emotional abuse or not. After that, the individual report cards of the 2016/2017 school year in the even semester are collected to measure learning achievement. Results: The results of the demographic data filling process obtained the distribution of age, gender, ethnicity, parental education, parental occupation, parental income, and the number of dependent parents. Chi-square test between the history of emotional abuse and learning achievement gave the results in the form of p = 0.176 and RR = 1.135 (95% CI 0.850-1.516). Conclusion: There is no relationship between the history of emotional violence with the high school student achievement in Beji District, Depok. Further research is needed to find out the confounding factors that can affect the learning achievement of senior high school students."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thelma Ghatya
"Kualitas pendidikan Indonesia masih berada dibawah rata-rata kualitas pendidikan dunia dan memerlukan banyak pengembangan. Berdasarkan studi literatur, guru yang efektif merupakan kunci utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap siswa dan dirinya merupakan salah satu karakteristik utama guru efektif. Ekspektasi yang tinggi dapat disebut sebagai Teacher Academic Optimism. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur yang konsisten, valid mengukur teacher's academic optimism, memiliki item yang mampu membedakan karakteristik optimism akademik guru, serta memiliki norma menginterpretasi skor.
Penelitian dilakukan kepada guru sekolah tingkat menengah di 15 SMP dan SMA Jabodetabek n=295; Musia= 47,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur Optimisme Akademik Guru OAG memiliki konsistensi internal yang baik ? = 0,917, memiliki kecocokan good fit dengan model yang ada RMSEA=0,077; CFI=0,96, valid dalam mengukur teacher academic optimism karena berkorelasi dengan optimism disposisional yang secara teoretis berhubungan r = 0,468, n = 295, p.

Indonesia 39s education quality still below the average of world wide education quality and need a lot of improvement. Based on literature studies, effective teachers are the key to improving the quality of education. Having high expectations of students and itself is one of the main characteristics of effective teachers. High expectations can be explained as Teacher 39 s Academic Optimism. This study aims to construct a consistent, valid scale of teacher 39s academic optimism, having items that differentiate the characteristics of teachers academic optimism, as well as having norms to interpret scores.
The study was conducted to middle school teachers in 15 junior high and senior high schools in Jabodetabek n 295, Mage 47.4. The results showed that the Teachers Academic Optimism OAG scale has good internal consistency 0.917, has a good fit with proposed model RMSEA 0.077, CFI 0.96, valid in measuring teacher 39s academic optimism because it correlates with theoretically related dispositional optimism r 0.468, n 295.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irin Gabriella
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih maraknya kasus penganiayaan anak karena kondisi kerentanan yang dimiliki anak. Data statistik yang akurat mengenai penganiayaan sulit dikumpulkan sebab isu perlindungan anak layaknya fenomena gunung es di mana banyak kasus tidak terlaporkan karena keengganan korban untuk melapor dan mencari bantuan, serta isu ini masih dianggap tabu oleh banyak masyarakat. Masyarakat mempunyai potensi untuk mendukung perlindungan anak di komunitasnya. ChildSafe Agent merupakan masyarakat lokal yang digandeng Yayasan Teman Baik sebagai aktivis perlindungan anak untuk turut berperan melindungi anak di komunitas mereka. Penelitian ini bertujuan, (1) untuk menggambarkan peran ChildSafe Agent dalam upaya perlindungan anak berbasis masyarakat, (2) untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi ChildSafe Agent dalam mewujudkan upaya perlindungan anak berbasis masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, basic research, dan cross-sectional research, dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi. Adapun teknik pemilihan informan dengan menggunakan purposive sampling, yang melibatkan 10 informan. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 9 bulan, dimulai dari bulan Maret 2023 sampai dengan Mei 2023 serta dari bulan Februari 2024 sampai dengan bulan Juni 2024. Penelitian ini berlokasi di dua komunitas dampingan Yayasan Teman Baik yang menjadi komunitas awal terbentuknya ChildSafe Agent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ChildSafe Agent berbagai peran dalam aspek pencegahan, pelaporan, dan penanganan yang terdiri dari (1) peran fasilitatif, mencakup animasi sosial, mediasi dan negosiasi, pemberi dukungan, fasilitasi kelompok, mengorganisir, serta komunikasi personal, (2) peran edukasional, mencakup membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, serta (3) peran representasional, mencakup hubungan masyarakat, dan mencarikan sumber daya. Adapun, kendala yang dihadapi dalam menjalankan peran- perannya tersebut terdiri dari, (1) kendala dari ChildSafe Agent, mencakup kesibukan pribadi, dan keterbatasan ekonomi untuk biaya akomodasi pribadi saat mendampingi kasus, (2) kendala dari penerima manfaat, mencakup calon dan/atau penerima manfaat kurang kooperatif, dan penerima manfaat ketergantungan, serta (3) kendala dari komunitas mencakup sulitnya mengumpulkan masyarakat untuk kegiatan semacam sosialisasi, dan tantangan dalam pengawasan sebab kebiasaan anak di komunitas bermain hingga larut malam. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ChildSafe Agent memiliki berbagai peran sebagai perpanjangan tangan lembaga di komunitas. Di dalam melakukan perannya tersebut, terdapat beberapa kendala yang dihadapi ChildSafe Agent, sehingga dibutuhkan sinergitas lebih lagi dengan lembaga untuk mewujudkan upaya perlindungan anak berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

This research is motivated by the fact that there are still many cases of child maltreatment due to the child's vulnerability. Accurate statistical data regarding child maltreatment is difficult to collect because the issue of child protection is like an iceberg phenomenon where many cases are not reported due to the reluctance of victims to report and seek help, and this issue is still considered taboo by many people. In this case, society has the potential to support child protection in their communities. ChildSafe Agents are local communities who collaborate with Yayasan Teman Baik as child protection activists to participate in protecting children in their community. This research aims, (1) to describe the role of ChildSafe Agents in community-based child protection efforts, (2) to describe the obstacles faced by ChildSafe Agents in realizing community-based child protection efforts. This research uses a qualitative approach with descriptive research, basic research, and cross-sectional research, with qualitative data collection techniques through document study, interviews, and observation. The informant selection technique used purposive sampling, involving 10 informants. This research was carried out over a period of 9 months, starting from March 2023 to May 2023 and from February 2024 to June 2024. This research was located in two communities assisted by the Yayasan Teman Baik which were the initial communities for the formation of ChildSafe Agent. The research results show that the ChildSafe Agent has various roles in the aspects of prevention, reporting, and handling consisting of (1) facilitative roles, including social animation, mediation and negotiation, support, group facilitation, organizing, and personal communication, (2) educational roles, includes consciousness raising, informing, as well as (3) representational roles, including public relations, and obtaining resources. Meanwhile, the obstacles faced in carrying out these roles consist of, (1) obstacles from ChildSafe Agents, including personal busyness, and economic limitations to the cost of personal accommodation when accompanying cases, (2) obstacles from beneficiaries, including candidates and or beneficiaries who are less cooperative, and dependent beneficiaries, and (3) obstacles from the community including the difficulty of gathering the community for activities such as socialization, and challenges in supervision because of the habit of children in the community playing until late at night. Based on the results of this research, it can be concluded that ChildSafe Agents have various roles as an extension of institutions in the community. In carrying out this role, there are several obstacles faced by ChildSafe Agents, so more synergy is needed with institutions to realize sustainable community-based child protection efforts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinastuti
"Tindak kekerasan adalah suatu hal yang dianggap biasa dan terjadi di seluruh dunia., juga dalam hubungan berpacaran. Bentuk kekerasan paling umum adalah emotional abuse. Emotional abuse meliputi tingkah laku dan sikap yang secara tidak langsung mengintimidasi, memanipulasi, dan menolak perhatian dari pasangarmya (Engel, 2002). Hubungan berpacaran dibina serius saat memasuki usia dewasa muda yaitu umur 20 tahun ke atas untuk mengambil keputusan menikah atau tetap melajang (Papalia dan Olds, 1995). Pertanyaan penelitian ialah bentuk emotional abuse apa yang dialami korban dalam hubungan berpacaran, penghayatan korban terhadap emotional abuse, pertimbangan korban untuk bertahan dalam hubungan berpacaran, dan tindakan korban untuk menghentikan emotional abuse. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum emotional abuse pada dewasa muda yang berhubungan berpacaran di Jakarta. Hasil penelitian bennanfaat untuk membuat program pencegahan kekerasan dalam hubungan berpacaran pada dewasa muda.
Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara terfokus dan mendalam. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan teknik analisa isi. Hasil penelitian meliputi awal terjalinnya hubungan pacaran dan emotional abuse, bentuk-bentuk emotional abuse, penghayatan subyek terhadap emotional abuse, pengambilan kepumsan untuk mempertahankan atau memutuskan hubungan berpacaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hublmgan berpacaran yang diwamai dengan emotional abuse biasanya terjalin cepat, penyebab utama emotional abuse adalah perasaan cemburu yang berlebihan, subyek kaget dan bingung saat emotional abuse telj adi serta berusaha menerima hal. Reaksi pasangan saat akan ditinggalkan subyek umumnya adalah menangis. Subyek yang telah mantap untuk memutuskan hubungan biasanya telah lelah menanggung beban psikologis. Sedangkan yang memilih untuk bertahan memiliki perasaan sayang dan keyakinan bahwa pasangannya dapat berubah.
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian terhadap perspektif laki-laki sebagai korban dan kepada pasangan yang hubungan berpacarannya mengalami emotional abuse. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk membuat program pelatihan bagi pelajar dan mahasiswa mengenai hubungan interpersonal yang sehat dan setara."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasya Millatina
"Pentingnya guru untuk mulai terbuka terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam pembelajaran menjadi dasar pertimbangan dari konstruksi alat ukur sikap guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi STTIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur sikap terhadap TIK yang reliabel, valid, memiliki item yang baik, serta memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada guru sekolah menengah di Jabodetabek n=294. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur STTIK memiliki konsistensi internal yang tinggi ?=0,913, valid mengukur sikap terhadap TIK melalui uji validitas konstruk dengan alat ukur self-efficacy yang secara teoritis berhubungan dengan konstruk sikap terhadap TIK r=0,542, p < 0,01, serta valid mengukur sikap terhadap TIK dalam arti memiliki kecocokan goodness of fit dengan model teoritis yang ada RMSEA=0,08; GFI=0,86; CFI=0,96. Alat ukur terdiri dari 21 item dimana item memiliki daya diskriminasi dan factor loading yang berfungsi dengan baik, meskipun masih memancing respon yang kurang merata. Pemaknaan skor alat ukur STTIK menggunakan within group norms dengan metode scaled score M=10; SD=3.

The importance of teacher starting to open towards the use of information and communication technology ICT in learning process has become the basis of construction of teachers rsquo attitude towadrs information and communication technology scale TAICTS. This study aimed to construct attitude towards ICT scale, which was valid, reliable, and having both good items and meaningful scores. Participants were secondary school teachers in Jabodetabek n 294 . The results revealed that TAICTS have high internal consistency 0,913, valid to measure attitude towards ICT through construct validity test with self efficacy scale by which theoretically related with attitude towards ICT construct r 0,542, p 0,01. TAICTS was found to be valid to measure attitude towards ICT in which have goodness of fit with the existing theoretical models RMSEA 0,08 GFI 0,86 CFI 0,96. This scale consisted of 21 items, which all of them have well functioned Item Discrimination Indices and factor loading, even though it still provoked uneven responses. The scoring meaning of TAICTS used within group norms with scaled score method M 10 SD 3.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Winata
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur Teacher Caring Scale TCS pada guru sekolah menengah. Penelitian ini dilakukan kepada guru sekolah menengah di daerah Jabodetabek n=291. Hasil pengujian psikometri cronbach alpha menunjukkan bahwa alat ukur TCS memiliki tingkat konsistensi internal yang baik ?=0,916. Pengujian validitas konstruk menunjukkan korelasi yang signifikan dengan alat ukur agreeableness r=0,371.

This study aims to construct a Teacher Caring Scale TCS measurement for secondary school teachers. This research was conducted to secondary school teachers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi n 291. The results of psychometric test with cronbach alpha indicates that TCS measurement has a good internal consistency level 0.916. Construct validity shows significant correlation with agreeableness r 0,371.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhliyah Tania Heryanto
"Adaptabilitas menjadi karakteristik yang dibutuhkan guru untuk menghadapi perkembangan pendidikan yang dinamis seiring berkembangnya zaman. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat ukur untuk mengetahui tingkat kecenderungan karakteristik adaptabilitas pada guru. Penelitian bertujuan untuk mengkonstruksi alat ukur yang memiliki konsistensi, valid mengukur adaptabilitas guru, memiliki item yang mampu membedakan kemampuan individu, dan memiliki skor yang bermakna. Penelitian dilakukan kepada guru sekolah menengah di wilayah Jabodetabek n=290. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat ukur Adaptabilitas Guru dengan 24 item memiliki konsistensi internal yang baik ? = 0,895, mampu mengukur adaptabilitas guru melalui uji validitas konstruk dengan agreeableness r=0,217, p.

Adaptability becomes an important characteristic for teacher to face the development of dynamic education as time progress. Therefore, a test that measures teachers level of adaptability is needed. This research aims to construct a consistent and valid measure of teachers adaptability test that contains items which can discriminate individual ability and can be meaningfully interpreted. This reasearch was administered to 290 junior and senior high school teachers in Jabodetabek area. Result from this study showed that Teacher's Adaptability measurement is internally consistent 0,895 and able to measure teacher's adaptability through construct validity test r 0,217.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Siti Mariyam
"Penerimaan teman sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Inklusif merupakan hal paling dasar yang perlu untuk dikembangkan karena akan menumbuhkan interaksi sosial yang positif antara siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sehingga tujuan pendidikan inklusif untuk menghilangkan diskriminasi dapat tercapai. Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang dapat menumbuhkan penerimaan teman sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Inklusif. Ada 3 faktor yang diuji yaitu strategi pengajaran, teacher self-efficacy dan persepsi guru terhadap dukungan sekolah. Partisipan adalah 41 guru dan 930 siswa Madrasah Ibtidaiyah Inklusif di Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat ukur TEIP, strategi interaksi sosial, PSSIE, dan PAS. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa teacher self-efficacy dan strategi pengajaran memediasi secara serial pada hubungan persepsi guru terhadap dukungan sekolah dan penerimaan teman sebaya (a1d21b2=0.0079, LLCI=0,004, ULCI=0.0117). Meskipun demikian efek langsung dan efek tidak langsung yang terjadi tidak berbeda jauh (C=0.0782, C’=0.0778).

Peer acceptance in Madrasah Ibtidaiyah Inclusive is the most basic thing that needs to be developed because it will foster positive social interaction between regular students and students with special needs so that the goal of inclusive education to eliminate discrimination can be achieved. This study will examine the factors that can foster peer acceptance at Madrasah Ibtidaiyah Inclusive. There are 3 factors tested, namely teaching strategies, teacher self-efficacy and teacher perceptions of school support. The participants were 41 teachers and 930 students of Inclusive Madrasah Ibtidaiyah in Indonesia. This study uses the TEIP, social interaction strategy, PSSIE, and PAS measurement tools. The results of the regression analysis showed that teacher self-efficacy and teaching strategies mediated serially the relationship between teachers' perceptions of school support and peer acceptance (a1d21b2=0.0079, LLCI=0.004, ULCI=0.0117). However, the direct and indirect effects were not much different (C=0.0782, C'=0.0778)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Utama Pramasta
"ABSTRAK
Terdapat pengaruh dari hubungan yang terjalin dari guru dengan siswanya terhadap bagaimana seorang guru mempersepsikan dirinya berkaitan dengan fungsi kesuksesan dan kesehatannya dalam pekerjaannya di sekolah atau biasa disebut dengan teacher well-being. Namun dalam pengaruh tersebut terdapat kaitan yang menarik dengan jenis kelamin guru pada jenjang sekolah menengah. Untuk itu peneliti ingin untuk melihat apakah jenis kelamin guru memoderasi pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being pada guru sekolah menengah. Alat ukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Teacher Subjective Well-being Questionnaire (TSWQ) dan Student-Teacher Relationship Scale (STRS). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 284 guru sekolah menengah yang terdiri dari guru laki laki dan perempuan. Hasil analisis statistik menggunakan macro PROCESS menyatakan hasil bahwa jenis kelamin memoderasi pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being (b3 = -0,272; t = -2,055; p = 0,041 [-0,533; -0,012]). Dengan demikian jenis kelamin pada guru memperkuat atau memperlemah pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>