Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Regina Riva
"Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mencanangkan Program Pendidikan Inklusi yang memungkinkan anak penyandang cacat untuk belajar bersama anak non penyandang cacat di sekolah umum/inklusi. Dengan adanya stigma dan labeling negatif terhadap kelompok penyandang cacat selama ini, banyak kalangan yang mengkhawatirkan bahwa akan sulit bagi anak penyandang cacat untuk beradaptasi dan diterima di sekolah inklusi.
Namun berdasarkan pengamatan peneliti, ternyata banyak juga anak penyandang cacat yang tidak mengalami hambatan berarti ketika mereka belajar bersama dengan anak non penyandang cacat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana proses adaptasi antarbudaya anak penyandang cacat yang bersekolah di sekolah inklusi dan menemukan hal-hal apa yang melatarbelakangi kelancaran proses adaptasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, strategi fenomenologi, serta sifat penelitian deskriptif. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 3 informan yang dipilih secara purposeful dengan teknik snowball. Unit analisis adalah siswa penyandang cacat yang bersekolah di sekolah inklusi. Untuk memperkaya data, siswa penyandang cacat terdiri dari yang cacat sejak lahir dan yang cacat saat dewasa.
Peneliti menggunakan model Proses Adaptasi Antarbudaya Daniel J. Kealey dan konsep diri untuk menganalisa dan menginterpretasi data yang terkumpul. Dari hasil penelitian terungkap bahwa secara umum proses adaptasi antarbudaya yang dialami oleh anak penyandang cacat di sekolah inklusi memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang ada dipengaruhi oleh tiga aspek berikut: (1) latar belakang kecacatan, (2) hubungan keluarga, dan (3) konsep diri masing-masing anak penyandang cacat.
Di samping itu, hasil penelitian juga mengungkap bahwa keberhasilan proses adaptasi antarbudaya dipengaruhi oleh aspek-aspek berikut: (1) dukungan dan didikan keluarga inti dan lingkungan sosial terdekat anak penyandang cacat, (2) role model yang mampu memotivasi anak penyandang cacat untuk berkembang, dan (3) konsep diri yang positif.

In 2003, the Government of Indonesia initiatied to implement inclusive education program that enables the handicapped children learn in the regular/inclusive school with the non handicapped children. However, negative stigma and labeling on the handicapped have made many people concern that the handicapped can not adapt well and are accepted in the inclusive school.
But based on my general observation, there are many of these children did not find such difficulties. The aim of this research is to study the process of intercultural adaptation of the handicapped in the inclusive school and to find the backgrounds that can smoothen the adaptation process.
This research used a constructivist paradigm, qualitative approach, fenomenology strategy and descriptive dispotition. In collecting data, three informans were selected purposefully through a snowball technique. The analysis units were the handicapped children enrolled in the inclusive schools.
To enrich the research, informans were differentiated by children who born handicapped and children who became handicapped when they were grown up. To analyse and interpret the data, this research used the process of intercultural adaptation theory created by Daniel J. Kealey and self concept.
The research concluded that in general the process of intercultural adaptation of the handicapped in the inclusive school were varied one another. This differences were influenced by three aspects: (1) the background of their disability, (2) relationship within family, and (3) their self concept.
This research also found out that a succesful intercultural adaptation of the handicapped in inlcusive schools were influenced by the following aspects: (1) the support of direct family and the closest social environment, (2) role model as a motivator for the handicapped, (3) a positive self concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya. Pembahan pola tidur dapat menlberikan dampak pada fisik maupun psikologis, hal ini dapat terjadi pada klien yang dirawat di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh atau dampak hospitalisasi terhadap pola tidur klien dewasa yang panama kali dirawat. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda korelasi, responden penelitian adalah klien dewasa yang pertama kali dirawat diruang perawatan penyakit dalam pria dan wanita RSUPN Cipto Mangunkusumo. Jumlah responden yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dengan beberapa kriteria. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner yang disusun oleh penelilai dan respnnden menjawab pertanyaaan yang diajukan dengan memberikan tanda (V) pada jawaban yang dipilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh hospitalisasi terhadap pexubahan pola tidur klien yang pertama kali dirawat.
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dampak hospitalisasi terhadap perubahan pola tidur pada klien dengan penyakit tertentu, dengan responden yang Iebih hauyak, dengan kriteria yang Iebih ketat serta dengan menggunakan instrumen dan uji statistik yang lebih lengkap."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5063
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Destario Metusala
"Komunitas anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang terancam terhadap stres kekeringan akibat perubahan iklim. Komunitas anggrek di Indonesia mengembangkan dua bentuk hidup utama, yaitu epifit dan terestrial. Penelitian bertujuan untuk membandingkan adaptasi anatomi daun dan akar antara anggrek epifit dan terestrial; membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara bentuk hidup epifit dan terestrial pada spesies anggrek toleran terang; membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara bentuk hidup epifit dan terestrial pada spesies anggrek toleran naungan; serta membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan antara spesies Eulophia spectabilis dari tropis basah dan E. petersii dari tropis kering. Analisis anatomi dilakukan dengan pengamatan sayatan paradermal dan sayatan melintang daun maupun akar. Analisis fisiologi dilakukan secara eksperimental dengan perlakuan kekeringan di rumah kaca selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan strategi adaptasi anatomi daun dan akar antara anggrek epifit dengan terestrial. Anggrek epifit lebih mengutamakan penyesuaian ketebalan dan luasan jaringan penyusun organ daun maupun akar, sedangkan anggrek terestrial lebih mengutamakan penyesuaian luasan komponen pembuluh angkut daun dan akar, serta jumlah stomata dan luasan total stomata. Pada spesies anggrek toleran terang, kelompok epifit memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stres kekeringan dibandingkan kelompok terestrial. Pada spesies anggrek toleran naungan, kelompok epifit memiliki tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan dengan rentang variasi yang lebih lebar dan tidak berbeda nyata dengan kelompok terestrial. Spesies Eulophia petersii dari tropis kering memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stres kekeringan dibandingkan Eulophia spectabilis dari tropis basah. Ciri anatomi pada komunitas anggrek tropis Indonesia terkait tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stes kekeringan meliputi: jaringan mesofil dan daun yang lebih tebal; lapisan kutikula yang lebih tebal; jaringan hipodermis yang berkembang; komponen pembuluh angkut daun yang lebih sempit, jaringan sklerenkim yang berkembang baik di sekitar pembuluh angkut primer daun; stomata dengan ukuran lebih besar, jumlah lebih sedikit, dan area total stomata yang lebih sempit; komponen pembuluh angkut akar yang lebih sempit; dan jaringan velamen yang lebih berkembang. Ciri fisiologi pada komunitas anggrek tropis Indonesia terkait tingkat adaptasi yang lebih tinggi terhadap stes kekeringan meliputi: selisih prolin yang lebih kecil, laju penurunan kandungan air relatif jaringan daun yang lebih rendah, dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi.

The orchid community (Orchidaceae) is one of the most threatened plant's groups to drought stress due to climate change. Indonesian orchid community has developed two main life forms, as epiphyte and terrestrial. The aims of this study were to compare the anatomical adaptation of leaf and root between epiphytic and terrestrial life forms on the Indonesian tropical orchid community; to compare the adaptation level to drought stress between epiphytic and terrestrial life forms in sun-tolerant orchid species; to compare the level of adaptation to drought stress between epiphytic and terrestrial life forms in shade-tolerant orchid species; to compare the level of adaptation to drought stress between orchid Eulophia spectabilis from wet tropical and E. petersii from dry tropical. The anatomical analysis was performed with observations on paradermal and transverse sections of leaves and roots. The physiological analysis was conducted experimentally in the greenhouse with drought treatment for 30-days. The results showed that epiphytic orchids have prioritized the anatomical adaptation strategy by adjusting the thickness and area of leaf and root's tissues, while the terrestrial orchids through the adjustment of the area of leaf and root's vascular components, as well as the number and total area of stomata; in sun-tolerant species, epiphytic orchids have shown a higher adaptation level to drought stress than terrestrial orchids; in shade-tolerant species, epiphytic orchids have shown a wider range of adaptation level to drought stress and not significantly different with terrestrial orchids; Eulophia petersii from dry tropical showed a higher adaptation level to drought stress than E. spectabilis. The anatomical traits related to a higher adaptation level to drought stress were: thicker mesophyll and leaf tissue, thicker cuticle layer, well developed hypodermic tissue, narrower leaf vascular bundle components, well developed sclerenchyma tissue around the leaf's primary vascular bundle, broader size-but fewer stomata, narrower total stomatal area, narrower root vascular components, and a more developed velamen layer. The physiological traits related to a higher adaptation level to drought stress were: lower proline deviation, lower decline rate in leaf water content, and a higher chlorophyll a/b ratio. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
D2442
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhani Ilham
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim psikologis dengan kesiapan karyawan untuk berubah di dalam organisasi perbankan yang sedang mengalami perubahan. Dalam penelitian ini kesiapan karyawan untuk berubah diukur menggunakan alat ukur readiness for change scale (Hanpachern, 1997), dengan cronbach’s alpha: .715. Sedangkan iklim psikologis diukur menggunakan alat ukur psychological climate scale (Brown & Leigh, 1996), dengan cronbach’s alpha: .885. Subjek penelitian berjumlah 139 karyawan dari organisasi perbankan nasional.
Hasil penelitian menunjukan iklim psikologis berhubungan secara positif dan signifikan dengan kesiapan karyawan untuk berubah (r = .451; p = .000, signifikan pada L.o.S .01). Dengan demikian, semakin tinggi iklim psikologis, maka semakin tinggi kesiapan karyawan untuk berubah. Hasil penelitian juga menunjukan kejelasan peran (role clarity) dan kontribusi yang berarti (perceived meaningfulness of contribution) merupakan dimensi dari iklim psikologis yang paling berkontribusi secara signifikan bagi kesiapan karyawan untuk berubah.

This research was conducted to find the relationship between psychological climate with employee readiness for change. Employee readiness for change was measured using Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997), with cronbach’s alpha: .715 and psychological climate was measured using Pychological Climate Scale (Brown & Leigh, 1996), with cronbach’s alpha: .885. The respondents of this research are 139 employee from Company X who are facing changes.
The main results of this research showed that there are positively and significantly correlation between psychological climate and employee readiness for change (r = .451; p = .000, significant at L.o.S .01). The implication of this study is, the higher psychological climate leads to the higher employee readiness for change. The results of this study also showed that role clarity and perceived meaningfulness of contribution are dimension of psychological climate that contribute the most for employee readiness for change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Marchel Yosugandi
"Pengadaptasian karakter telah digunakan secara luas di berbagai macam media untuk melestarikan sejarah masa lalu, walaupun pada karakter yang akan diadaptasi mungkin tidak sesuai dengan catatan sejarah. Salah satu contoh adaptasi pada media gim terdapat dalam gim bernama Fate/Grand Order. Gim ini sangat bergantung pada tokoh sejarah dalam pembuatan karakter, Salah satunya merupakan Anastasija Romanova putri dari Car’ Nikoláj II. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi karakter Anastasia Nikolaevna di dalam gim Fate/Grand Order. Untuk mengetahui adaptasi Anastasija Romanova pada gim Fate/Grand Order, peneliti akan menggunakan teori adaptasi oleh Linda Hutcheon. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sastra bandingan dengan sumber data utama yang meliputi dialog, ilustrasi, kemampuan (skill), dan material esensi (craft essense) yang ada pada gim Fate/Grand Order dengan gambar serta riwayat hidup Anastasija Romanova yang tercatat dalam sejarah. Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa persamaan dari Anastasija Romanova di kehidupan nyata dengan adaptasinya yang terdapat pada gim Fate/Grand Order.

Character adaptation has been widely used in various media to preserve the historical past, even though the characters to be adapted may match the historical records. One example of adaptation in gaming media is found in a game called Fate Grand/Order. The game relies heavily on historical figures in character creation, one of which is Anastasija Nikolaevna, the daughter of Car' Nikolai II. This research aims to examine how the game Fate/Grand Order adapts the character of Anastasija Romanova. To find out the adaptation of Anastasija Romanova in the game Fate/Grand Order, researchers will use the theory of adaptation by Linda Hutcheon. The research method used is the comparative method with the main data source which includes dialog, illustrations, skills, and craft essense materials in the Fate/Grand Order game with pictures and Anastasija Romanova's life history recorded in history. The analysis shows that there are some similarities between the real-life Anastasija Romanova and her adaptation in the Fate/Grand Order game."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indiana Kusuma Putri
"ABSTRAK
Budaya kolektif sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Ini ditunjukkan dalam proses adaptasi mereka di Bali. Adaptasi tersebut dilatarbelakangi oleh alasan dan strategi yang berbeda-beda. Strategi adaptasi yang dilakukan terbagi ke dalam tiga dimensi diantaranya adaptasi budaya (akulturasi), adaptasi sosial (asimilasi), dan adaptasi ekonomi. Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu bagaimana bentuk strategi adaptasi orang Korea di Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam (depth interview) dengan informan orang Korea yang memiliki latar belakang bisnis pariwisata yang berbeda. Melalui penulisan ini ditemukan bahwa orang Korea di Bali mempertahankan nilai-nilai budayanya dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga mereka bertahan hidup dalam kelompoknya. Dari tiga dimensi adaptasi yang digunakan dalam penulisan, adaptasi budaya dengan budaya kolektif menjadi faktor utama yang merujuk pada strategi adaptasi orang Korea di Bali. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa adaptasi sosial dan adaptasi ekonomi perannya tidak sedalam dan seintens adaptasi budaya bagi orang Korea dalam kesehariannya tinggal di Bali.

ABSTRACT
Collective culture has become a part of South Korea s life. This is shown in the process of their adaptation in Bali. The adaptation is motivated by different reasons and strategies. The adaptation strategy is divided into three dimensions including cultural adaptation (acculturation), social adaptation (assimilation), and economic adaptation. The formulation of this paper is how to form a strategy for the adaptation of Koreans in Bali. The research method used in this writing is qualitative method with depth interview techniques with Korean informants who have different tourism business backgrounds. Through this writing it was found that Koreans in Bali maintain their cultural values and are able to adapt well so that they survive in groups. Of the three dimensions of adaptation used in this paper, cultural adaptation of collective culture is the main factor that refers to Korean adaptation strategies in Bali. The results of this paper shows that social adaptation and economic adaptation are not as deep and as intensive as cultural adaptation for Koreans in their daily lives in Bali."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>