Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Upacara hak-hakan sebenarnya merupakan istilah lokal untuk menyebut tradisi yang mereka banggakan yaitu hak-hakan. hak-hakan merupakan tradisi yang langka dan hanya ada satu wilayah di Kabupaten Wonosobo, bahkan di Privinsi Jawa Tengah...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Suci Nurullia Asri
""Une Vendetta" adalah karya Guy de Maupassant yang dimuat dalam antologi cerpen Maupassant berjudul "Contes du Jour et de la Nuit". Cerpen ini membawa pembaca kepada realita kehidupan pedesaan tradisional di Korsika pada abad ke-19. Masyarakat Korsika pada abad ke-19 hidup jauh dari perindustrian dan perundang-undangan Prancis, penduduk setempat menerapkan tradisi "vendetta" sebagai solusi dalam memecahkan permasalahan hidup. "Une Vendetta" mengisahkan seorang ibu yang anak satu-satunya mati terbunuh. Pembunuh melarikan diri ke kota lain, Longosardo, di Sardinia, Italia. Kisah mengambil latar di kota Bonifacio, Korsika. Dalam masa berkabung, sang ibu merencanakan pembalasan dendam (vendetta). Tokoh ibu mewakili perempuan-perempuan Korsika yang memiliki karakter keras, sifat pantang menerima malu atau penghinaan dari orang lain, dan sangat peka terhadap harga dirinya. Tulisan ini memaparkan bagaimana tradisi vendetta di Korsika digambarkan melalui tokoh "Ibu" dan memaparkan unsur-unsur realisme yang ditampilkan Maupassant dalam karyanya.

"Une Vendetta" is work of art by Guy de Maupassant in the anthology of Maupassant‟s short stories entitled "Contes du jour et de la Nuit", which was published in 1902 in Paris, France, by Louis Conard. The short story takes the reader to the reality of traditional rural life in Corsica in the 19th century. Corsican society in the 19th century lived far from the industry and French legislation, local residents practice vendetta as a solution to solve problems in life. "Une Vendetta" tells the story of a mother whose only son was killed. The assassin fled to another city, Longosardo, in Sardinia, Italy. The short story takes place in Bonifacio, Corsica. In times of mourning, the mother planned a revenge (vendetta). The character "mother" represents Corsican women with a hard character, a nature of abstinence to accept embarassement or humiliation from others, and are very sensitive to their pride. This paper aims to describe how the tradition of vendetta in Corsica is illustrated by the character "mother", and aims to find elements of realism featured by Maupassant in "Une Vendetta".
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Bustanuddin
"Masyarakat Serawai Bengkulu memiliki tradisi pertunjukan seni dendang yang dipertunjukkan pada upacara adat nundang padi, upacara bimbang adat, dan upacara akikah anak. Pertunjukan seni dendang merupakan kombinasi pertunjukan tuturan, tarian yang iringi alat musik rebana, biola, dan serunai. Pertunjukan seni dendang ini sebagai pertunjukan adat yang ditampilkan oleh sekelompok laki-laki di atas pengujung. Disertasi ini berupaya mengungkapkan pemertahanan ekosistem budaya masyarakat Serawai melalui pertunjukan seni dendang sebagai representasi majelis adat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan sejarah, etnografi, dan antropologi dengan konsep-konsep tradisi lisan. Hasil dan temuan mengungkapkan pertunjukan seni dendang Serawai diinterpretasikan majelis adat yang berkaitan dengan adat budaya lamo yang diwariskan turun-temurun. Pertunjukan seni dendang sebagai pembuka adat dalam ekosistem budaya Serawai yakni upacara adat nundang padi, upacara bimbang adat, dan upacara akikah anak. Penelitian ini menemukan bahwa struktur pertunjukan seni dendang memiliki kebaruan setiap pertunjukannya dengan pola yang tersimpan dalam memori pemain dendang. Sistem pengelolaan dahulunya mengandalkan masyarakat desa beralih pada unsi. Komponen-komponen dalam pertunjukan seni dendang menjadi jaringan adat dalam pemertahanan ekosistem budaya Serawai. Pertunjukan seni dendang merepresentasikan adat pinjam pakai caro dahulu yang masih dipertahankan masyarakat Serawai.

The Serawai Bengkulu community has a tradition of performing seni dendang, which is performed at the nundang padi ceremony, the bimbang adat ceremony, and the aqiqah ceremony. The performance of seni dendang is a combination of speech performances and dances accompanied by tambourine, violin, and trumpet musical instruments. This performance of seni dendang is a traditional performance performed by a group of men at the pengujung. This dissertation seeks to reveal the maintenance of the cultural ecosystem of the Serawai community through the performance of seni dendang as a representation of the traditional assembly. This research uses qualitative research methods through historical, ethnographic, and anthropological approaches to the concepts of oral tradition. The results and findings reveal that the performance of seni dendang Serawai was interpreted by the traditional assembly as relating to the traditional budaya lamo, which has been passed down from generation to generation. The performance of seni dendang is an opening for customs in the Serawai cultural ecosystem, namely the traditional nundang padi ceremony, the traditional bimbang ceremony, and the aqiqah ceremony. This research found that the structure of the performance of seni dendang is novel in each performance, with patterns stored in the memory of the singing performer. The management system that previously relied on village communities has shifted to unsi. The components of the performance of seni dendang form a traditional network for maintaining the Serawai cultural ecosystem. The performance of seni dendang represents the adat pinjam pakai caro dahulu, which is still maintained by the Serawai people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyah Aditya Saputra
"Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.

This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Maretanto
"Pancasila, sebagai ideologi negara, berdasar kepada prinsip bhinneka tunggal ika. Kenyataan yang sekarang terjadi adalah adanya krisis multidimensi yang ditandai dengan lunturnya nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa, dalam kahidupan sehari-hari kita, seperti meningkatnya kejahatan, korupsi, penyimpangan pajak, degradasi moral dan sehagainya. Hal ini terjadi karena adanya pengabaian pendidikan karakter. Meskipun dalam pendidikan formal terdapat proses pendidikan, akan tetapi itu hanya transfer pengetahuan saja, bukan transfer nilai. Lebih buruknya lagi, nilai-nilai ini tidak pernah diimplementasikan dalam keseharian kita. Situasi ini akan menjadi semakin gawat pada era globalisasi. Globalisasi ditandai dengan meningkatnya standar kehidupan investasi intemasional, kemajuan tekoologi dan ideologisasi global. Untuk itulah, Negara-negara berkembang seperti Indonesia harus mampu menyesuaikan dirinya dalam persaingan global. Dalam kasus ini, bisa saja terjadi berakhirya Pancasila, seperti yang dikatakan Daniel Bell (1962) dalam tesisnya tentang akhir ideologi dan juga bahwa globalisasi membawa efek negatif yang tidak sedikit jlka kita tidak mernillki karakter bangsa yang kuat untuk menangkalnya, seperti pemahaman multikultural, kejujuran, taat hukum, adil, empati, pantang menyerah, dll. Pada era global village ini, Indonesia harus lebih memperhatikan bidang pendidikan, bukan sekedar memenuhi hak warga Negara akan tetapi juga untuk membangun karakter seperti yang digariskan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistero Pendidikan Nasional yang salah satu tujuannya adalah pembanganan?

Pancasila, our belief system, is based on five diversity in unity philosophic principles. At the present, multi dimension of Indonesia crises more or less relate to the lack of values - the values of Pancasila which is sourced from good and great values of this nation - in the daily life of Indonesia citizen, e.g the high crimes number, police corruption, tax office corruption, moral degradation and others. It is because character education was ignored. Eventhough there was education process in the formal school, it was only a transfer of knowledge, not a transfer values. The worst is it never implemented in the true life because what is thought is difference from what is done. This situation could be worst in this globalization era. Globalization is source of rising living standard reaping the gains from trade, international investment, technological progress and global ideologizing. For this purpose, developing countries should make adjustment to increased competition and special efforts to eliminate ineqnality. In this case, it could be the end of Pancasila, like Daniell Bell (1962) said in his paper about the end of ideology and also globalization brings us more negative effect if we don have any strong nation character such as multicultural values, honesty, obey the law, justice, empathy for others, spirit for struggle, etc, In this global village era, Indonesia need to invest more in education not just to fulfill its peoples basic rights but also to provide their character that's noticed in Law No 20/2003 about National Education System, which is one of its aim is building a nation character that true belief and sacrifice for God, respect for human rights, enforcement of rule of law and implementation of the new form of civic education to develop smart and good citizens. As a metter of fact, there is nothing wrong with Pancasila. Seeing that fact, we?"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33669
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Rahmania Putri
"Skripsi ini membahas tradisi pelayanan Jepang yaitu semangat omotenashi dan pandangan okyaku sama wa kami sama desu yang dibawa oleh kombini, salah satunya Lawson, ke Indonesia. Tradisi pelayanan adalah hal yang tidak dapat dipindahkan ke negara lain tetapi sangat penting bagi sebuah perusahaan. Budaya yang berbeda akan memberikan respons yang berbeda terhadap sebuah tradisi pelayanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa adanya penyesuaian dalam penggunaan kata ganti dan ragam bahasa terhadap pelanggan kombini Lawson di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

This research discusses about Japanese service tradition, which is the spirit of omotenashi and okyaku sama wa kami sama desu that is brought by kombini, Lawson as one of it, to Indonesia. Service tradition is intangible and can not be transferred to other countries, in the other hand it is so important for a company. Different cultures will give different responses to a service tradition. This research is a qualitative research with descriptive design. The result of this study found that there are some adjustment in how customer being called and language style used to approach customer in Lawson kombini in Depok, West Java, Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Della
"Artikel ini membahas fenomena hadirnya kafe Arab sebagai suatu ruang modernitas baru. Di dalam ruang modernitas baru ini, kalangan muda di Jakarta menikmati tradisi merokok shisha dan penampilan belly dance di kafe Arab sebagai tren gaya hidup di kalangan muda perkotaan. Hadirnya kafe shisha menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana tradisi merokok shisha dan penampilan belly dance yang terdapat di kafe shisha dan bagaimana kehadiran kafe tersebut dapat diterima oleh kalangan muda Kota Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan fenomena kehadiran Kafe Shisha dan penerimaan pengunjung kafe tersebut di dalam konteks modernitas baru di era globalisasi kontemporer. Artikel ini disusun dari sebuah penelitian kualitatif deskriptif di Kafe Shisha di Jakarta Selatan. Data diperoleh melalui studi lapangan dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Data lapangan juga diperkaya dengan tulisan-tulisan terkait kebudayaan Arab yang diperoleh dari buku, artikel ilmiah dan artikel populer yang diakses melalui internet. Tulisan ini berisi mengenai dua tradisi kebudayaan Arab yaitu menghisap shisha dan pertunjukan belly dance di Kafe Shisha, Jakarta Selatan dan adanya akseptasi dari masyarakat Indonesia dalam bentuk nalar Arab. Tulisan ini menemukan bahwa keberadaan kafe shisha di Jakarta merupakan gejala globalisasi yang semakin mengglobal. Akseptasi dari masyarakat Indonesia terhadap keberadaan kafe-kafe Arab merupakan suatu nalar Arab, yaitu nalar terhadap ekspresi kebudayaan Arab.

This article discusses the phenomena of Arabian café existence as a new modernity sphere. In this new modernity sphere, younger generation in Jakarta enjoys the tradition of smoking shisha and belly dance performances in Arabian café as a trend of youth’s lifestyle in the urban area. The present of café shisha create a question of how smoking shisha and belly dance perfomance in Shisha Café and how this café shisha could get the acceptence from younger generation in Jakarta. This article is written using a descriptive qualitative research at Café Shisha in South Jakarta. This research intends to explain the phenomena of Shisha Café existence and the acceptance by that café`s visitors in the context of new modernity in the contemporary globalization era. The data collection was carried out through field study with observation technique and indepth interview. The field data are enhanced by the review on literatures associated with the Arabian culture in the form of books, scientific articles, and popular articles, which were sourced from the internet. This article contain about two Arabic tradition which are smoking shisha and belly dance performance in Shisha Café, South Jakarta and acceptances from Indonesia citizen in the form of Arabic reasoning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmud
"Tesis ini membahas tradisi lisan mowindahako suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Dengan menggunakan pendekatan "formula" yang dikemukakan oleh Albert. B Lord. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan analisis teks. Hasil penelitian tradisi lisan mowindahako memperlihatkan adanya pola pewarisan yang dilakukan berdasarkan keturunan langsung dan pola pewarisan yang bukan keturunan langsung. Dalam penelitian ini pula ditemukan formula satu kata, formula setengah baris maupun satu baris. Formula yang dominan muncul adalah formula satu baris dan satu kata, sedangkan formula setengah baris jarang pemunculannya.

This thesis discussed the Tolaki tribe?s oral tradition mowindahako in Southeast Sulawesi using ?formula? approached by Albert B. Lord. The qualitative method was applied in order to find the passing-on pattern of Tolaki's and texts analyzes were conducted. The results showed that the passing-on pattern was conducted based on lineage and non-lineage. Moreover, it is found that "formulas" in mowindahako included one-word, half-line, and one-line formula. The most appeared formulas are the one-word and the one-line formula, while the half-line formula rarely appeared.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29227
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rachma Fitriah
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan perayaan Festival Cap Go Meh secara jelas mulai dari sejarah festival, rangkaian perayaan festival, serta hidangan khas yang disajikan pada saat Festival diselenggarakan. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Festival Cap Go Meh yang diselenggarakan di Cina dan Jakarta sama namun sebenarnya kedua festival yang berlainan tempat ini memiliki perbedaan. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi Festival Cap Go Meh masih ada hingga sekarang dan justru meningkat sehingga patut dilestarikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai rangkaian perayaan Festival Tahun Baru Imlek dengan Festival Cap Go Meh sebagai festival penutup yang sangat meriah dan manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan pemikiran dan penulisan yang nantinya dapat membawa data spesifik dalam mencari penjelasan nyata yang lebih mendalam. Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Festival Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang meriah dan penuh akan budaya Cina. Perayaan Festival Cap Go Meh di Jakarta telah banyak mengalami akulturasi dengan tradisi Cina, Jawa, dan Betawi. Hasil dari akulturasi Festival Cap Go Meh yang berkembang hingga saat ini justru membuktikan bahwa eksistensi festival ini terus ada hingga sekarang. Hambatan yang pernah ditemui, menjadi batu loncatan dan kebangkitan sehingga festival ini patut dilestarikan.

The background of this research is to expose what is Lantern Festival, including festival history, the event and show in festival, also special culinary festival. Many people think that Lantern festival in Jakarta and China identically same, but the fact is that the both festival have differences. Beside that, the background of this research is to prove the existences of Lantern Festival in Jakarta and to prove that we should preserve this festival to enrich Jakarta’s culture. There are two benefits of this research, first, practical benefit which contribute ideas for the development of knowledge about Lantern Festival, one of the biggest festivals in Chinese Culture. Second, theoretical benefit of this research are expected to open and bring the specific deeply explanation about this analysis. Based on this research, it can be concluded that Lantern Festival in Jakarta is the result of the acculturation between Chinese, Java, and Betawi. This festival is developing until nowadays, it’s proved the existence of Lantern Festival in Jakarta. Some obstacles that ever exist were altered to be the trigger and support to be a better festival.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>