Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Iman Santoso
"Pengaruh konsentrasi pepton (2,5% atau 5%), konsentrasi inokulum (0,1%, 0,5% atau 1%), serta masa inkubasi (0 - 96 jam, interval 12 jam) terhadap aktivitas lipolitik kapang Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC no. 6 telah dikaji dalam penelitian ini. Fermentasi dilakukan pada medium basal Samad dan aktivitas lipolitik terhadap substrat minyak zaitun diukur secara titrasi menggunakan 0,05 M NaOH. Aktivitas lipolitik dinyatakan dalam satuan unit/ml dan satu unit aktivitas lipase didefinisikan sebagai 1 􀁭mol asam lemak yang dibebaskan per menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas lipolitik optimal diperoleh dari perlakuan dengan konsentrasi inokulum 1% pada konsentrasi pepton 5% dan masa inkubasi 72 jam (3,19 U/ml).

The lipolytic activity of Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC No. 6. A study was carried out to examine the effect of peptone concentration (2,5% or 5%), inoculum concentration (0,1%, 0,5% or 1%) and incubation period (0 - 96 hours, interval 12 hours) on the lipolytic activity of Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC No. 6. Fermentation was done using the basal medium from Samad and the lipolytic activity on olive oil substrate was measured employing titration method with 0,05M NaOH. Lipolytic activity is expressed as unit/ml and one unit is defined as 1 􀁭mol fatty acid liberated per minute. Results show that optimum lipolytic activity was obtained from 1 % inoculum, 5% peptone after 72 hours incubation period."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mudarwan
"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk kekayaan akan
berbagai macam kapang. Salah satu kapang yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
adalah Rhizopus. UICC telah mengkoleksi berbagai spesies Rhizopus, tetapi isolat-isolat
itu belum semua diteliti sifat-sifat biologinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa sifat biologi tiga isolat kapang
Rh. microsporus var. chinensis yang meliputi: suhu pertumbuhan optimum; morfologi
secara makroskopik dan mikroskopik; pembentukan zigospora; pH pertumbuhan
optimum; aktivitas amilolitik, proteolitik, dan lipolitik yang ditentukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rh. microsporus var. chinensis isolat UICC
No. 16, 18, dan 20 memili.k. i suhu pertumbuhan optimum yang berkisar antara 33° -36°C
pada medium PDA dan TEA; secara makroskopik dan mikroskopik ketiga isolat tidak
memperlihatkan perbedaan bentuk morfologi, walaupun ditumbuhkan pada medium yang
berbeda; zigospora tidak terbentuk dari perkawinan ketiga isolat dengan strain-strain
Rhizopus microsporus dari CBS dan perkawinan antar ketiga isolat itu; pH pertumbuhan
optimum pada medium PDB dan TEB untuk isolat UICC No. 16 dan 18 berkisar antara
4,0--6,0, sedangkan isolat UICC No. 20 berkisar antara 4,0--5,0; ketiga isolat kapang
menunjukkan aktivitas amilolitik yang lemah pada medium SA, aktivitas proteolitik
ditandai dengan kemampuan mencairkan medium NG dalam 2 hari, dan indeks aktivitas
.Jipolitik berkisar antara 0,03--0,06 pada medium TA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Juliani
"Tempe kedele merupakan makanan tradisional hasil fermentasi yang disenangi penduduk Indonesia pada umumnya. Sejauh ini belum ada laporan yang menyebutkan jatuhnya korban akibat keracunan tempe kedele. Tingginya resistensi terhadap penyakit perut di Indonesia diduga disebabkan oleh senyawa antibiotik yang ditemukan dalam tempe kedele. Dalam penelitian ini dilihat pengaruh pH medium kedele Extract Broth (KEB) yang berbeda (4,0 dan 5,3) terhadap aktivitas antibiotik tiga strain Rhizopus spp. Mikroorganisme penguji yang digunakan adalah Bacillus subtilis dan Eschericia coli, dan medium penguji yang digunakan adalah medium Ellis, Wang, dan Hesseltine (EWH). Aktivitas antibiotik diukur berdasarkan lebar daerah bening di sekitar paper disk, yang menandakan terhambatnya pertumbuhan bakteri di atas medium EWH. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pH medium KEB 4,0 dan 5,3 tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada aktivitas antibiotik ketiga strain Rhizopus spp. tersebut. Namun demikian, ternyata aktivitas antibiotik di antara ketiga strain Rhizopus spp. tersebut berbeda nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Usman Sumo Friend
"Penelitian untuk mengembangkan galur Rhitopars stofonifer UICC 137 dengan mutogen etil metan sulfonat telah dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi dosis dan waktu pemaparan mutagen yang berbeda. Seleksi mutan secara acak dilakkukan terhadap biakan dengan persen kesintasan terkecil. Mutan Gt20 dan Gt40 menunjukkan aktivitas 11alpha hidroksilase lebih besar dibanding dengan galur inangnya. Mutan Ct20 dan Gt40 stabil hingga generasi keempat baik pada penyimpanan dalam ruangan dingin (2-3oC stiap generaso 25 hari) maupun pada penyimpanan dalam inkubator (30oC setiap generasi 10 hari).

We described here an ethyl methane sulphonate mutagenesis of Rhizopus stolonifer UICC 137 for biotransforming progesterone to 11a-hydroxyprogesterone.Mutagenesis was carried out by using various doses and treatment intervals. Randomized screening method was performed to select the mutants,then the mutants were tested for 11a-hydroxylase activities mutants of Gt20 and Gt40 gave relatively higher biotransformation yield compared to parents strain and both mutants were stable up to fourth generation when they maintained in a cool chamber(203oC. 25 days each generation) and in an incubator (30 oC.10 days each generation)."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, II (2) Mei 1997: 47-53, 1997
SAIN-II-2-Mei1997-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Ardita Khoirunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan Rhizopus azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) di berbagai suhu dan mendeteksi kemampuan kapang tersebut dalam menghidrolisis Carboxymethyl Cellulose (CMC) pada konsentrasi 1% (b/v) dan 2% (b/v) di berbagai suhu. Pengujian suhu pertumbuhan dan kemampuan degradasi CMC oleh R. azygosporus UICC 539 menggunakan blok agar (diameter 6 mm) pada PSA dengan konsentrasi 2x106 sel/mL. Pengujian R. azygosporus UICC 539 untuk pertumbuhan di suhu 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60C selama 5 hari, sedangkan pengujian kemampuan menghidrolisis CMC pada medium Czapek’s Dox Agar (CDA) modifikasi tanpa sumber karbon dengan penambahan CMC 1% dan 2%. Medium CDA modifikasi diinkubasi pada suhu 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60C selama 3 hari dan 5 hari. Medium CDA modifikasi tanpa kapang digunakan sebagai medium kontrol. Indikasi degradasi CMC oleh R. azygosporus ditunjukkan dengan zona bening dan pewarna Congo red digunakan sebagai indikator. Kemampuan kapang mendegradasi CMC dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI) dengan rumus: R/r, R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 tumbuh pada medium PSA di suhu 30C hingga 50C dengan terbentuknya koloni yang memiliki tekstur cottony, bentuk filamentus, dan tepi filamentus. Rhizopus azygosporus UICC 539 dapat mendegradasi CMC 1% dan 2% pada suhu 30C hingga 50C pada hari ke-3 dan ke-5 inkubasi. Nilai EI yang tinggi diperoleh pada CMC 1% dan 2% di suhu 50C, dengan EI tertinggi diperoleh pada CMC 1% pada hari ke-5 inkubasi. Zona bening mengindikasikan terjadi sekresi CMC-ase (endoglukanase) pada medium oleh R. azygosporus UICC 539.

The aims of this study were to grow Rhizopus azygosporus UICC 539 on Potato Sucrose Agar (PSA) at various temperatures and to detect the degrading ability of the fungus on 1% (w/v) and 2% (w/v) Carboxymethyl Cellulose (CMC) at various temperatures. Growth temperature test and test of CMC-degrading ability of R. azygosporus UICC 539 were carried out using agar blocks (6 mm diameter) which contained 2x106 cells/mL on PSA. Growth temperature test was carried out on PSA at 30, 35, 40, 45, 50, and 60C for 5 days. Test of CMC-degrading ability of R. azygosporus was carried out on modified Czapek’s Dox Agar (CDA) without carbon sources with the addition of 1% and 2% CMC, and incubation was carried out at 30, 35, 40, 45, 50, and 60C for 3 and 5 days. Modified CDA plates without the fungus served as a control. Indication of CMC degradation by R. azygosporus was shown by clear zone and Congo red was used as an indicator. The fungus CMC-degrading ability was calculated by Enzymatic Index (EI) using the formula: R/r, R was the diameter of the entire clear zone, and r was the diameter of the fungal colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to grow on PSA at 30C to 50C, shown by colonies with cottony textures, filamentous shapes, and filamentous margins. Rhizopus azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% CMC at 30C to 50C on day-3 and day-5. High EI values were obtained at 50C at 1% and 2% CMC, with the highest EI obtained at 1% CMC on day-5. Clear zone indicated the secretion of CMC-ase (endoglucanase) in the plates by R. azygosporus UICC 539."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Hartono
"Asam fumarat memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai anti oksidan, penambah rasa makanan, obat penyakit kulit clan zat anti koagulasi darah. Telah diusahakan suatu cara produksi yang cukup menguntungkan, yaitu dengan cara fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Rhizo pus arrhizus telah diketahui dapat memproduksi asam fumarat datam jumlah besar. Penelitian mi berusaha mengembangkan suatu cara untuk mengubah permeabilitas membran sel agar asam fumarat lebih banyak diproduksi. Tehnik yang dilakukan adalah dengan penambahan minyak nabati ke dalam media fermentasi.
Minyak kelapa, minyak kacang kedelai clan minyak jagung dengan konsentrasi berbeda ditambahkan ke dalam media fermentasi yang berisi sel. Rhizopus arrhizus. Asam fumarat dipanen setelah fermentasi selama 36 jam dengan memisahkan media fermentasi dari sel. Asam fumarat kemudian diisolasi dengan mempergunakan kromatografi kolom penukar ion. Untuk mengetahui perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuantitas glukosa yang dikonsumsi dilakukan uji gula pereduksi dengan metoda Somogyi-Nelson.
Peningkatan produksi asam fumarat paling tinggi diperoleh pada penambahan minyak kacang kedelai dengan konsentrasi 0,6 g/L yaitu 33,8%, lalu dilkuti oleh penambahan minyak jagung dengan konsentrasi 0,7 g/L yaitu 27,7% clan penambahan minyak kelapa dengan konsentrasi 0,6 g/L dengan peningkatan 21,6%. Uji gula pereduksi dengan metode Somogyi-Nelson menunjukkan bahwa penambahan minyak nabati juga meningkatkan perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuatitas glukosa yang dikonsumsi, berturut-turut untuk minyak kacang kedelai, minyak jagung clan minyak kelapa: 31%, 8% clan 1%.
Uji KLT memberikan asam fumarat dengan Rf 0,625 clan diketahui bahwa sampel belum murni terlihat dari 2 spot lain yang muncul pada KILT dan daerah lelehan yang agak melebar (270°-300 0 C). S pektrofoto meter IR memperlihatkan daerah serapan pada 3000-1 untuk gugus karboksilat dan 1675 untuk gugus trans-al kena."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yura Vebliza
"Universitas Indonesia Culture collection (UICC) memiliki koleksi strain-strain Rhizopus arrhizus Fischer yang diisolaasi dari tempe dan telah diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi dan fisiologi. Penelitian bertujuan memperoleh identitas yang akurat pada tingkat spesies dari lima strain R. arrhizus (UICC 26, UICC 36, UICC 39, UICC 55, dan UICC 121) berdasarkan data sequence daerah internal transcribed spacers ribosomal DNA dan analisis filogenetik. Amplifikasi dan sequencing daerah ITS rDNA dilakukan menggunakan primer forward ITS5 dan primer reverse ITS4. Pencarian homologi sequence dilakukan dengan program BLAST. Sequence alignment dilakukan menggunakan program Clustal X. Konstruksi pohon filogenetik dilakukan menggunakan metode neighbor joining dengan model dua parameter Kimura dan nilai bootstrap 1000 pengulangan. Karakterisasi morfologi dan fisiologi (pengujian pertumbuhan pada variasi suhu) dilakukan untuk melengkapi deskripsi strain. Panjang fragmen daerah ITS rDNA kelima strain R. arrhizus sekitar 600--700 pb.
Hasil BLAST menunjukkan kelima strain UICC memiliki homologi dengan type strain R. oryzae CBS 112.07T pada kisaran 98,9--99,8%. Pohon filogenetik menunjukkan strain UICC 36 dan strain UICC 55 berada dalam satu grup yang monofiletik dengan type strain R. oryzae CBS 112.07T dan neo type R. arrhizus NRRL 1469NT. Saat ini R. arrhizus merupakan sinonim dari R. oryzae, sehingga kedua strain tersebut diidentifikasi sebagai R. oryzae. Strain UICC 26, UICC 39, dan UICC 121 berada dalam satu grup yang monofiletik dengan type strain R. delemar CBS 120.12T, sehingga ketiga strain diidentifikasi sebagai R. delemar. Rhizopus oryzae dan R. delemar merupakan dua spesies yang berkerabat sangat dekat, sehingga secara morfologi tidak dapat dibedakan. Re-identifikasi lima strain R. arrhizus UICC secara molekuler menghasilkan identitas spesies yang berbeda menjadi R. oryzae dan R. delemar, namun karakter morfologi dan fisiologi lima strain tersebut menunjukkan karakter sebagai R. oryzae.

Universitas Indonesia Culture Collection (UICC) has collection of Rhizopus arrhizus Fischer strains, which were isolated from tempeh and were identified based on morphological and physiological characters. The aim of this study was to obtain accurate identification at species level of five strains of R. arrhizus (UICC 26, UICC 36, UICC 39, UICC 55, and UICC 121) based on internal transcribed spacers (ITS) region of ribosomal DNA (rDNA) sequence data and phylogenetic analysis. Amplification and sequencing of ITS region of rDNA were performed using forward primer ITS5 and reverse primer ITS4. Sequence homology search was performed using BLAST. Sequence alignment was carried out using Clustal X. Construction of phylogenetic tree was performed using neighbor joining method, Kimura?s two parameter model and bootstrap values of 1000 iterations. Characterization of morphological features and growth at variation of temperature were carried out to support the description of the strains. The fragment length of ITS region rDNA from five strains of R. arrhizus was about 600--700 bp.
Results of BLAST homology search of the strains showed 98.9--99.8% similarities to the type strain R. oryzae CBS 112.07T. Phylogenetic tree showed that UICC 36 and UICC 55 were clustered together in a monophyletic group with the type strain R. oryzae CBS 112.07T and neo type strain R. arrhizus NRRL 1469NT. Currently, R. arrhizus is a synonym of R. oryzae, therefore both strains were identified as R. oryzae. Strains UICC 26, UICC 39, and UICC 121 were clustered together in a monophyletic group with the type strain R. delemar CBS 120.12T, therefore they were identified as R. delemar. Rhizopus oryzae and R. delemar are very closely related species and morphologically similar. Re-identification of five strains R. arrhizus UICC based on molecular has difference of species identity as R. oryzae and R. delemar, but the five strains show similar morphological and physiological characters as R. oryzae.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melsiyana Redita Sari
"

Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan R. azygosporus UICC 539 melalui still-culture fermentation, dan pada campuran lumpur sawit dan bungkil sawit (3:1) tidak steril melalui Solid-State Fermentation (SSF) pada suhu 30oC dan 40oC, pembuatan formula R. azygosporus UICC 539 dengan limbah campuran tidak steril sebagai substrat pembawa, analisis kandungan nutrien pada formula, dan mengetahui viabilitas kapang tersebut pada formula setelah pengeringan 60oC. Perlakuan adalah SSF campuran limbah kelapa sawit tidak steril selama 5 hari oleh biomassa basah R. azygosporus UICC 539 dari Potato Sucrose Broth (PSB). Kontrol adalah campuran lumpur sawit dan bungkil sawit (3:1) tidak steril. Pengeringan campuran limbah terfermentasi pada suhu 60oC selama 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya pertumbuhan R. azygosporus UICC 539 selama still-culture fermentation, dan pada campuran limbah tidak steril selama SSF pada suhu terpilih, yaitu 30oC dan 40oC. Terdapat pertumbuhan koloni fungi dan bakteri lokal pada campuran limbah tidak steril selama SSF. Jumlah sel R. azygosporus UICC 539 pada campuran limbah menurun setelah pengeringan. Formula dari SSF di suhu 30oC menunjukkan peningkatan hanya pada kandungan karbohidrat, sedangkan formula dari SSF di suhu 40oC menunjukkan peningkatan kandungan karbohidrat dan total kalori. Formula 30oC dan 40oC menunjukkan penurunan kandungan protein, kadar air, kadar abu, lemak total, energi dari lemak.

 


This study aims to grow R. azygosporus UICC 539 through still-culture fermentation, and on non-sterile slurry and palm kernel cake mixtures (3:1) through Solid-State Fermentation (SSF) at 30oC and 40oC, formulation of R. azygosporus UICC 539 using the palm waste mixture as carrier, analysis of nutrient content of the formula, and viability of R. azygosporus UICC 539 in the formula after the drying process. SSF of palm waste mixtures by wet biomass of R. azygosporus UICC 539 in PSB served as treatment, and non-sterile slurry and palm kernel cake mixtures (3: 1) served as control. The fermented waste mixtures were dried at 60oC for 5 days. The results showed that R. azygosporus UICC 539 showed growth during still-culture fermentation, and on non-sterile palm waste mixtures during SSF at selected temperatures, 30oC and 40oC. There were presence of colonies of local fungi and bacteria in the mixtures during SSF. The number of R. azygosporus UICC 539 cells were decreased after the drying process. Formulation prepared at 30oC showed an increase only at carbohydrate content, while formulation prepared at 40oC showed an increase of carbohydrate content and total calories. Both formulas showed a decrease of protein content, water content, ash content, total fat, and energy from fat.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmanta
"Sorghum merupakan tanaman serealia yang sangat potensial untuk dibudayakan di Indonesia karena punya keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan yang lain. Di dalam limbah sorghum (malai dan tangkai) banyak terkandung hemiselulosa yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan monomermonomernya. Salah satu monomer yang dihasilkan adalah xilosa yang merupakan bahan baku pembuatan xilitol.
Pada penelitian ini digunakan malai dan tangkai sorghum mandau sebagai bahan untuk pembuatan xilitol. Bahan tersebut dihidrolisis menggunakan asam sulfat (H2SO4) 0,3M pada suhu 121°C dengan waktu optimum 35 menit. Hasil pengukuran kadar xilosa dalam hidrolisat pada kondisi optimum 25,70 % (w/w) untuk malai dan 20,56 % tangkai. Hidrolisat optimum ini yang akan digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi oleh Candida fukuyamaensis UICC Y-247 khamir penghasil enzim xilose reduktase. Hidrolisat kemudian detoksifikasi dengan menambahkan arang aktif 1% (w/v) untuk menghilangkan senyawa toksik yang dapat menghambat pertumbuhan khamir.
Produk xilitol hasil fermentasi tanpa kosubstrat, konsentrasi tertinggi didapatkan waktu fermentasi 12 jam dengan persen konversi xilitol 12,88% untuk malai dan 10,88% tangkai. Produk xilitol hasil fermentasi dengan kosubstrat 7,5%, konsentrasi tertinggi pada waktu fermentasi 12 jam dengan persen konversi xilitol 18,04 untuk malai dan 16,50 tangkai. Sedangkan produk xilitol hasil fermentasi dengan kosubstrat 15%, konsentrasi tertinggi waktu fermentasi 12 jam dengan persen konversi xilitol 8,22% untuk malai 4,88% tangkai.

Sorghum is plant which is potential to be cultivated in Indonesia since it has many advantages compared with other plants. Sorghum?s waste (stem and branch) contains which can be hydrolyzed giving its monomers hidrolized, to produce xylose. One of the monomers is xylose which the materials of xylitol.
In this research, stem and branch of sorghum are used as souce is the source for xylitol production. The material was hydrolyzed using sulfuric acid (H2SO4) 0,3M At 121 degree Celcius with optimal duration of 35 minutes. The result of measurement of xylosa contained in hydrolyzed at optimal condition 24,90 % for stem and 20,56 % for branch. This hydrolyzed was used as substrate for the process of fermentation by Candida fukuyamaensis UICC Y-247 khamir is the producer of "xylose reductate" enzyme. The hydrolyzed is then decolorized by adding active carbon 1 % (w/v) to remove toxin substance which can fermentation process by khamir growth. The product of xylitol fermentation without kosubstrat, from the highest fermentation duration 12 hours with percent coversion of xylitol 12,88 % for stem and 10,88 % or branch.
The product of xylitol from fermentation with kosubstrat 7,5 %, from the highest concentration on fermented duration 12 hours with percentage of xylitol convention 18,04 for stem and 16,50 for branch. Where as the product of xylitol fermentation with 15 % kosubstrat, with the highest yealds fermentation duration 12 hours with the percentage of xylitol convention is 8,22 % for stem and 4,88 % for branch.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29072
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>