Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
JIP 38 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Jakarta: Djambatan, 1988
345.072 KAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Jakarta: Djambatan, 1997
345.072 KAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asnani
"Program Germas telah disosialisasikan sejak tahun 2017, namun pelaksanaannya belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu program Germas di tinjau dari peranan komponen input, proses, output di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan disain RAP. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pengambil kebijakan kemudian FGD dengan pelaksana program dan masyarakat, observasi terhadap sarana dan prasarana serta telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu program Germas di Kabupaten Soppeng belum baik sedangkan di Kabupaten Luwu Utara sebagian besar komponen sudah baik. Namun demikian untuk kedua kabupaten, sumber daya manusia belum mamadai, ketersediaan sarana dan prasarana belum mencukupi, ketersediaan dana sudah cukup, dan sudah ada Surat Edaran tentang Germas di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Luwu Utara. Perencanaan dan pengorganisasian dalam pelaksanaan Germas belum berjalan dengan optimal di Kabupaten Soppeng. Pelaksanaan Germas berupa aktivitas fisik senam telah dilaksanakan baik, namun kegiatan peregangan di tempat kerja pelaksanaannya belum konsisten dan konsumsi buah sayur belum maksimal pada kedua kabupaten. Khusus untuk cek kesehatan belum dilaksanakan secara rutin di Kabupaten Soppeng sementara di Kabupaten Luwu Utara sudah ada jadwal pemeriksaan kesehatan untuk seluruh SKPD. Pemantauan dan evaluasi program Germas belum efektif di Kabupaten Soppeng maupun di Kabupaten Luwu Utara. Kabupaten Soppeng perlu melakukan pertemuan untuk membentuk forum koordinasi pelaksanaan program Germas. Diharapkan kedua kabupaten mengalokasikan sumber daya manusia sesuai kebutuhan. Melakukan sosialisasi kebijakan Germas kepada lintas program dan lintas sektor. Menyusun perencanaan kegiatan Germas yang disesuaikan dengan sasaran dan target pelaksanaan serta mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Memantau pelaksanaan kegiatan Germas secara rutin dan berkala setiap enam bulan. Mengevaluasi kegiatan Germas secara rutin dan berkala setiap tahunnya untuk menjamin peningkatan mutu penyelenggaraan program Germas.

The Germas program has been socialized since 2017, but the implementation has not been optimal. This study aims to analyze the quality of the Germas program in terms of the role of input, process, output components in Soppeng and North Luwu Districts in 2019. This study uses a qualitative method with the RAP design. Data collection is done by in-depth interviews with policy makers then FGD with program implementers and the community, observing the facilities and infrastructure and document review. The informants in this study were 38 people. Analysis of the data used is thematic analysis. The results showed that the quality of the Germas program in Soppeng District was not good, while in North Luwu District most of the components were good. However, for both districts, human resources have not been adequate, the availability of facilities and infrastructure is insufficient, the availability of funds is sufficient, and there have been Circular Letters about Germas in Soppeng and North Luwu Districts. Planning and organizing in the implementation of Germas has not run optimally in Soppeng District. The implementation of Germas in the form of physical activity in gymnastics has been carried out well, but the stretching activities in the workplace have not been consistent and vegetable fruit consumption has not been maximized in the two districts. Especially for health checks it has not been routinely implemented in Soppeng District while in North Luwu Regency there is already a schedule of health checks for all SKPD. Monitoring and evaluation of the Germas program has not been effective in Soppeng or in North Luwu Districts. Soppeng District needs to hold a meeting to form a forum for coordinating the implementation of the Germas program. It is expected that the two districts will allocate human resources as needed. Disseminating Germas policy to cross programs and across sectors. Arrange planning of Germas activities that are tailored to the targets and targets of implementation as well as coordinate with cross-program and across related sectors. Monitor the implementation of Germas activities regularly and periodically every six months. Evaluate regular and periodic Germas activities every year to ensure the quality improvement of the Germas program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020
320.8 AKT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Mahastra Ridho
"Daerah panas bumi Limbong, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu lapangan panas bumi yang belum dilakukan eksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekomendasikan wilayah prospek panas bumi guna dilakukan kegiatan eksplorasi. Metode analisis penginderaan jauh dan geokimia air digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Terdapat 12 manifestasi air panas bumi yang dianalisis, terdiri dari 11 air panas dan 1 air dingin. Analisis penginderaan jauh menunjukkan pola kelurusan pada daerah penelitian berorientasi utara – selatan dan timurlaut – baratdaya, dengan tingkat densitas kelurusan dari sangat rendah hingga sangat tinggi. Pola dan densitas kelurusan tersebut diinterpretasikan sebagai zona permeabel yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi. Selain pola kelurusan, analisis penginderaan jauh juga menunjukkan tingkat kerapatan vegetasi di daerah penelitian tersebar dari vegetasi tinggi hingga tidak bervegetasi, dengan suhu permukaan berkisar antara 12˚C hingga 26˚C. Berdasarkan analisis geokimia air, tipe air panas bumi pada daerah penelitian adalah klorida – bikarbonat. Sumber air panas bumi dari satu reservoir dengan kondisi full equilibrium dan immature waters yang telah mengalami pengenceran oleh air meteorik. Analisis geoindikator menunjukkan zona outflow dari daerah penelitian berada pada mata air APKD-5. Berdasarkan analisis data penginderaan jauh dan geokimia air, dapat direkomendasikan dua area prospek panas bumi di daerah penelitian. Area rekomendasi prospek panas bumi A terletak pada daerah Kanan Dede dengan luas sekitar 6.9 km2 di koordinat 120.012132, -2.557325 dan 120.045600, -2.573257. Area rekomendasi prospek panas bumi B terletak pada daerah Salu Rassasisi dengan luas sekitar 6.8 km2 di koordinat 119.964534, -2.552284 dan 120.000229, -2.567610.

The Limbong geothermal area, North Luwu Regency, South Sulawesi Province is one of the geothermal fields that has yet to be explored. The purpose of this study is to recommend geothermal prospect areas for further exploration activities. Remote sensing and geochemical methods were used to gain this purpose. There are 12 geothermal water manifestations analyzed, consisting of 11 hot springs and 1 spring. The results of remote sensing analysis show a lineament in the study area with an N-S and NE-SE orientation, with lineament density levels from very low to very high. The lineament orientation and density are interpreted as a permeable zone that controls the appearance of geothermal manifestations. Remote sensing analysis also shows the level of vegetation density in the study area is spread from high to non-vegetated vegetation index with surface temperatures ranging from 12˚C to 26˚C. Based on Ternary Diagram, shows that the water manifestations in this area were classified as chloride – bicarbonate water types. The water source for the geothermal systems from a reservoir with full equilibrium and immature water conditions. Geoindicator analysis shows outflow zone from the research area is in the APKD-5 hot spring. Based on the remote sensing data analysis and water geochemistry, two geothermal prospect areas can be recommended. The recommended area for geothermal prospect A is around Kanan Dede with an area covers 6.9 km2 at coordinates 120.012132, -2.557325 and 120.045600, -2.573257. The recommended area for geothermal prospect B is around Salu Rassasisi area with an area covers 6.8 km2 at coordinates 119.964534, -2.552284 and 120.000229, -2.567610."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sabir
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1992
341.247 3 SAB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Misiyah
"Realitas empirik di Indonesia, kejatuhan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 memang mengakhiri era otoriterisme politik Soeharto, namun bukan berarti akhir dari eksistensi rejim Orde Baru. Ruang ekspresi politik menjadi relatif terbuka, namun kekuatan politik otoriterisme dan patriarkis juga masih tetap menjadi ancaman. Ruang politik yang terbuka menjadi ajang pertarungan kelompok-kelompok yang memperjuangkan demokrasi berhadapan dengan kelompok-kelompok yang berpotensi menjadi ancaman bagi demokrasi. Dalam perspektif perempuan, perubahan politik yang terjadi pada era rejim pasca Soeharto tidak membawa kemajuan yang berarti bagi perempuan Indonesia karena parameter perubahan sosial politik hanya mengedepankan perubahan di ranah publik. Dalam perspektif feminisme, perubahan sosial tidak hanya bersandar pada ranah publik, tetapi memperhitungkan transformasi yang terjadi pada tingkat individu sama pentingnya dengan perubahan kolektif. 'Masalah perempuan adalah masalah politik' sebagai ide dasar feminis poskolonial mempunyai sumbangan yang mampu menggugat ukuran-ukuran formal di ranah publik yang pada dasarnya ukuran-ukuran tersebut dirumuskan oleh semangat patriarki. Disinilah signifkansi penelitian ini, sebuah penelitian yang merespons sistem sosial politik Indonesia yang tunggal, yaitu sistem yang dikonstruksi berdasar cara Pandang patriarki dan mengakibatkan penindasan perempuan menjadi persoalan yang kasat mats tetapi belum mendapat perhatian.
Pengungkapan ketertindasan penting dilakukan dengan cara membangun kesadaran bahwa perempuan dikonstruksi menjadi kelompok tertindas. Melalui kesadaran ini, masalah ketidakadilan perempuan dianggap sebagai masalah penting yang perlu disikapi secara serius dan tidak ditinggalkan dalam proses-proses demokratisasi. Kesadaran kritis dan otonomi perempuan merupakan aspek penting dalam melakukan proses-proses pembebasan perempuan dari ketertindasannya. Dalam masyarakat yang secara kultural maupun struktural mengalami ketimpangan hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki, penindasan perempuan merupakan keniscayaan terjadi dalam segala aspek kehidupan. Sistem patriarki telah terintegrasi dalam kehidupan individu maupun institusi sosial menyebabkan perempuan tersubordinasi, mengalami kekerasan, perlakuan diskriminatif, dan marginalisasi. Berangkat dari situasi tersebut, rumusan masalah yang diajukan adalah "seberapa efektif Pendidikan Feminis dapat mendorong tumbuhnya kesadaran kritis dan otonomi perempuan di Indonesia?"
Meskipun penelitian ini mengkaji sebuah program kerja tetapi tidak dimaksudkan untuk melakukan monitoring evaluasi. Oleh karena itu, teori yang digunakan bukan teori-teori monitoring evaluasi tetapi teori feminisme poskolonial. Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian feminis (feminist research).
Temuan-temuan penelitian ini mencakup beberapa hal. Pertama, adanya hubungan positif antara kesadaran kritis dengan aksi-aksi transformatif. Hal ini tercermin pada pengaruh Pendidikan Feminis dalam memperkuat kemampuan pemimpin lokal ('PL') mencakup tiga hal yaitu: (1) semakin menguatnya kesadaran kritis terhadap ketertindasan perempuan di wilayah Sulwesi Utara. Dalam konteks masyarakat Sulaweasi Utara yang plural, kesadaran atas ketertindasan perempuan dibarengi dengan kesadaran bahwa kelas, ras, etnis, dan agama. Berbagai sumber penindasan ini saling terkait dan memperkuat satu sama lain (interlocking system). (2) Semakin menguatnya otonomi perempuan yang terwujud dalam sikap-sikap perlawanan dengan menolak sunat perempuan, poligami, jilbab, kewajiban melayani hubungan seks kepada suami dan pemaksaan untuk menggunakan alat-alat KB tertentu. (3) Tumbuhnya kemampuan melakukan aksi-aksi transformatif dengan perspektif feminisme dan pluralisme.
Kedua, adanya kesadaran kritis yang dibarengi dengan tindakan transformatif merupakan satu pola aksi-refleksi dalam siklus Pendidikan Feminis. Aksi-refleksi ini dapat berlangsung jika didukung oleh support group. Salah satu contoh support group yang ditemukan dalam penelitian ini adalah berdirinya organisasi PILAR Perempuan. Melalui program-program kerja PILAR Perempuan, para 'PL' dapat melakukan aksi dan refleksi.
Ketiga, adanya perbedaan fokus perhatian antara 'PL' perempuan dan laki-laki dalam melakukan aksi-aksi tranformatif. Seksualitas atau memperkuat otonomi tubuh merupakan fokus perhatian perempuan dan laki-laki lebih pada upaya mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>