Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duago Pijar Wicaksono
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperatur dilakukan pada suhu awal termoakustik mulai bekerja (terendah 3950C) sampai 5000C. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Kecenderungan daya akustik yang dihasilkan mempunyai kemiripan dengan persamaan yang diusulkan oleh Swift et al [1], dengan daya terbesar yang dihasilkan terjadi pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan onset temperature 5000C sebesar 9,81x10-4 Watt

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 4100C) to 5000C. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. This experimental results indentified follows the equation proposed by Swift et al [1,] which have the largest value of acoustic power (9,81x10-4 Watts) where the stack placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 5000C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Sentosa
"ABSTRAK
Termoakustik merupakan metode dimana suara dapat menghasilkan perbedaan temperatur dan sebaliknya, perbedaan temperatur dapat menghasilkan osilasi suara. Terdapat tiga bagian utama pada temoakustik gelombang berdiri yaitu stack, penukar kalor, dan tabung resonator. untuk mendapatkan osilasi suara yang optimal dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti dimensi dan posisi stack, bentuk dan panjang dari tabung resonator serta fluida yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh dari panjang dan posisi stack terhadap osilasi yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan resonator berupa tabung pyrex 200 mm dan stack berbahan steel wool dengan panjang 30 mm, 35 mm, 40 mm dan 45mm. Posisi stack ditempatkan bervariasi yaitu pada 0 ,10 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 mm dari ujung tertutup resonator.Pada pengujian diperoleh bahwa pada posisi 0-10mm dari ujung tertutup. Suara dan daya akustik maksimal diperoleh saat menggunakan stack dengan panjang 40 mm dengan posisi 50mm dari ujung tertutup yaitu 1.15 Watt.

ABSTRACT
Termoacoustic is a method in which voice can generate a temperature difference and vice versa, the temperature difference can produce sound oscillations. There are three main parts of thermoacoustic standing wave, the stack, heat exchangers, and tube resonator. Optimal sound oscillation is influenced by several aspects such as the dimensions and position of the stack, shape and length of tube resonator and fluid used. This study aimed to observe the effect of position and length of stack to acoustic power generated by thermoacoustic-standing wave. Experiment did using pyrex tube 200 mm in length as a resonator and using steel wool as a stack. Variations of stack lenght are 30 mm, 35 mm, 40 mm and 45 mm. Stack was placed at 0 ,10 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from closed end aof resonator. The experiment show that sound could not generated with stack position at 0-10 mm from closed end. Maximum sound and acoustic power produced when using stack 40 mm in length and position 50 mm from closed end with 1.15 watt"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T32743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephen Sugiharto Ngadiman
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem pembangkit gelombang berdiri 2 dimensi. Didalam sistem ini menggunakan prinsip Chladni plate , dimana pasir mengalami mode getar (resonansi) yang timbul pada membran lingkar dengan kondisi clamp edge dibeberapa ujung titik pada satu nilai frekuensi yang dominan. Frekuensi yang diberikan harus berupa gelombang sinus dengan menggunakan DDS AD9850 sebagai pembangkit sinyal . Pada setiap titik clamp edge dilengkapi dengan sensor loadcell, sehingga tekanan yang diberikan pada setiap titik dapat terukur besaran yang diberikan. Sistem ini diuji dengan cara membentuk pola getar Chladni dengan pemberian frekuensi yang terukur
.....This study aims to design and build a 2-dimensional standing wave generator system. In this system, it uses the Chladni plate principle, where the sand experiences a vibrating mode (resonance) that arises on the circular membrane with clamp edge conditions at several points at one dominant frequency value. The given frequency must be a sine wave using the DDS AD9850 as the signal generator. At each point the clamp edge is equipped with a load cell sensor, so that the pressure applied to each point can be measured the amount given. This system was tested by forming a Chladni vibration pattern by giving measured frequencies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agung Maulana
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena dari suatu alat yang bernama thermoacoustic. Fenomena tersebut yaitu adanya aliran udara dalam suatu wadah yang dikompresi melalui suatu getaran yang berasal dari loudspeaker sehingga menyebabkan perbedaan temperatur. Pembahasan difokuskan pada tiga variasi material stack berupa sedotan yang berasal dari material jenis polypropylene, berupa film yang berasal dari material jenis mylar, dan berupa kardus yang berasal dari material jenis wood. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketiga stack. Dari grafik hasil tersebut didapat perbedaan temperatur pada stack yang berasal dari sedotan sebesar 4,2°C. Pada stack yang berasal dari material mylar sebesar 5°C dan pada stack yang berasal dari kardus didapat perbedaan temperatur sebesar 3,9°C.

This thesis is dealing with a phenomenon called thermoacoustic. The phenomenon is about a flow of air in a place that was compressed with a vibration from loudspeaker so that cause different temperature. Discussion focused on the three material variation of stack as a straw from polypropylene, as a fil from mylar material, as a box from wood material. The goal from this thesis is to know camparison of three stack. From graphic result had different temperature of stack from straw is 4,2°C. A stack from mylar material is 5°C and a stack from wood had different temperature about 3,9°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Adriansyah
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena Termoakustik. Perbedaan temperatur yang dihasilkan oleh efek suara, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk untuk sistem pendinginan/refrigerator. Beberapa reseach telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Seperti research yang dilakukan oleh M.E.H Tijani[5] dkk, telah mampu mencapai temperatur pada sisi dingin hingga -65 °C. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui teori, perhitungan, serta percobaan secara menyeluruh sehingga diharapkan akan memperoleh kondisi desain alat dan proses percobaan yang optimum dari sebuah system alat termoakustik.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian terhadap alat termoakustik yang dirancang. Percobaan dilakukan dengan melakukan variasi frekuensi suara dan pemilihan stack yang terbuat dari sedotan. Hasil penelitian adalah besar perbedaan temperatur yang dihasilkan dari pemilihan frekuensi suara dari speaker.

This thesis is dealing with a phenomenon Thermoacoustic. Temperature differences generated by sound effects, can be used for various purposes, one for the cooling system / refrigerator. Some reseach has been done by previous researchers. As research conducted by MEH Tijani [5] et al, have been able to achieve the temperature on the cool side to -65 C. This thesis is aimed to know the theory, computation, and experiment as a whole which is expected to obtain the condition of equipment design and testing process of a system optimum termoakustik tool.
This research was carried out with the testing of equipment designed of Thermoacoustic. Experiments carried out by performing sample rate frequency variation and selection of the stack is made of straw. The results showed amount of temperature differences resulting from the selection frequency sound from the speakers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50868
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Rizki Utama
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan bantu yang sering digunakan. Fungsi utama dari a/at pendingin adalah menurunkan dan memelihara temperatur dari makanan atau benda lainnya pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur lingkungan dengan tujuan untuk menjaga makanan dan benda lainnya pada kandisi yang baik dengan periode hidup yang lebih panjang. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system kanvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah a/at pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam percobaan termoakustik ini, kami menguji sebuah a/at termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan terbuat dengan bahan PVC. Sebelumnya tealah dilakukan pengujian pada resonator dengan panjang 80 em dengan variasi posisi, panjang, dan model dari stack serta frekuensi yang digunakan, dengan tetap menggunakan udara atmosfer sebagai jluida kerja. Percobaan yang dilakukan saat ini ingin membandingkan karakterisasi termoakustik jika menggunakan a/at eksperimen yang lebih kecil dengan mengatur ulang ukuran dari parifang resonator dan panjang stack. Percobaan kali ini menggunakan tiga dimensi panjang resonator dan empat dimensi panjang stack sebagai variasi percobaan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperature sebesar 4°C pada tendon dingin dan kenaikan temperature pada tendon panas sebesar 2°C setelah dioperasikan selama 20 menit.

Refrigerator is one of auxiliary device that is commonly used.The main function of refrigerator is decreasing and maintaining the temperature of foods and other goods in lower temperature than ambient in objective to keep foods and goods at good condition and longer period of life. Thermoaccoustic refrigerator is an environmental friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. It has been done before by previous thermoacoustic research project that is used a 80cm length of PVC pipe and the variation in position, length and shape of stack and resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. This working researh project want to compare the characterization of thermoacoustic in smaller dimension of researh apparatus by resizing the length of resonator and the length of the stack. The experiment had used three dimension of resonator length, four dimension of stack length, as a variation of the experiment. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir in each length of resonator and length of stack has been observed where the cold reservoir temperature decreased about 4°C and the hot reservoir temperature increased about 2°C after 20 minutes of the device operation"
2011
S57401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Ragil Kurniawan
"Indonesia merupakan negara beriklim trpois dengan temperatur udara berkisar 28°C-35°Cdengan kelembaban Relative Humidity 70%-90%. Sedangkan kondisi nyaman udara pada suatu ruangan yaitu pada temperature 22°C-25°C dengan kelembapan relative humidity 40%-60%. Oleh karena itu pengkondisian udara merpakan sebuah solusi atas permasalahan tersebut. Hampir semua pengkondisian udara di Indonesia dilakukan dengan cooling dan dehumidification. Pada perkembangan beberapa akhir tahun ini, biaya operasional bangunan telah habis hingga 60% digunakan untuk pengkondisian udara. Aplkasi Heat pipe dalam pengkondisian udara telah banyak diterapkan. Heat pipe merupakan sebuah alat heat exchanger dengan kemampuan transfer panas yang sangat baik. Heat pipe dapat berfungsi sebagai precooler dan reheater serta berperan dalam menurunkan relative humidity.

Indonesia have a tropic climate with 28°C-35°C in temperature and 70%-90% in Relative Humidity. Comfortable condition of air in building is about 22°C-25°C and relative humidity 40%-60%. So, air conditioning which in Indonesia using cooling and dehumidification system is a solution. But the cost of air conditioning is very expensive and almost spend 60% of operational cost. So, heat pipe application in heat exchanger for air conditioning is often used. Heat pipe have a good ability in heat exchanger. It's function for precooling, reheating and also dehumidification in air conditioning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42845
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kim Fa Liew
"The fluid flow pattern in a thermoacoustic resonator is an important characteristic that affects the performance of the thermoacoustic refrigerator. The main factor that affects the flow and subsequently the heat transfer processes between the oscillating fluid and the stack walls is the geometry of the stack unit, especially related to the stack thickness and stack separation. In this
paper, a two-dimensional numerical simulation of the inviscid fluid flow around the stack unit in a quarter wavelength resonator is carried out by using the continuity, Navier-Stokes, energy and ideal gas equations. These equations are solved using the perturbation method and the finite difference method. Three cases of different stack plate thickness are investigated: negligible, 0.4 mm and 0.8 mm thicknesses, respectively. The stack separation has also been varied for the
0.4 mm thickness, within and beyond that recommended by previous studies. Results show that vortices and streaming are always present, more significantly with the thicker plates. Concentrated vortices in the thick plate case stay longer than those with the thinner plate. They contribute to the high heat transfer rate as shown by the temperature profiles."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:4 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan
"Laporan ini merupakan tugas akhir penulis dalam studinya di Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia. Penulis bergabung ke dalam tim projek Dual Fuel Engine dengan pengawasan Dr. Richard Brown yang berpusat pada penelitian, perancangan, pelaksanaan dan mengoptimalkan system dual fuel yang ditemukan dan dipatentkan (7,000,573 B2) oleh Mr. Uli Kruger. Di dalam tim ini, setiap anggota memiliki kontribusi masing-masing guna mengembangkan projek tersebut.
Projek penulis memusatkan pada beberapa hal, sebagai berikut: testing dual fuel engine, kaliberasi ethanol injector dan design heat exchanger. Tujuan utama dalam projek penulis adalah untuk merancang heat exchanger untuk mesin Dual Fuel yang digunakan untuk experiment lebih lanjut. Dengan perhitungan thermodynamic yang akurat diharapkan rancangan heat exchanger ini bias menyediakan energy yang cukup untuk memanaskan ethanol menjadi gas di dalam system dual fuel tersebut.
Tujuan lain dari projek ini adalah menampilkan hasil dari experiment yang dilaksanakan pada bunlan Desember 2008 dan kalibrasi ethanol injector. Menganalisa performa mesin dan mengidentifikasi setiap masalah yang mungkin timbul dalam system dual fuel. Kaliberasi ethanol injector dilakukan untuk mengetahui apakah injector yang dipilih sesuai dengan system tersebut. Mesin yang digunakan dalam projek ini adalah Mesin diesel buatan Ford dengan kapasitas 2701CC, 4 Cilinder. Kecepatan rata-rata mencapai 2500rpm, dengan ukuran bore x stroke: 108.2 x 115 (mm), volume perindahan 1057 dan rasio kompresi 15.5:1. Mesin ini yang kemudian dimodifikasi dengan Kruger dual fuel system sehingga dapat menggunakan campuran diesel dan ethanol sebagai bahan bakar.
Penggunaan campuran Ethanol dengan diesel sebagai bahan bakar, atau bias juga disebut biodiesel diharapkan dapat menjawab masalah lingkungan yang ada pada saat ini. Masalah lingkungan ini yang mendorong penelitian untuk mengurangi kebutuhan dalam sumber energy yang tidak dapat diperbaharui. Mobil merupakan sumber karbon dioxida, gas rumahkaca yang utama penyebab pemanasan global. Dalam system Dual Fuel ini, diperlukan heat exchanger yang dapat menghasilkan energy yang sama untuk memanaskan ethanol di dalam system udara bahan bakar berdasarkan perhitungan dan rancangan yang sesuai. Perhitungan lain yang harus di pikirkan dalam rancangan adalah area pemasangan heat exchanger yang sangat terbatas.
Penulis mencoba menyelesaikan masalah di atas menggunakan design type double pipe. Pemilihan type ini didasari beberapa alas an, yaitu: designnya yang sederhana, kemudahan pemasangan, ukuran yang dapat disesuaikan dengan area yang ada, dan biaya yang murah. Ukuran yang digunakan dalam rancangan tersebut disesuaikan dengan keterbatasan area, yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut guna mencapai hasil yang maksimal. Double pipe heat exchanger dalam bentuk tradisionalnya merupakan alat yang paling sederhana untuk mengalihkan panas antara dua cairan atau gas, terdiri dari pipa di dalam pipa dengan hubungan yang tepat untuk kedua cairan atau gas tersebut, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1.Perhitungan rancangan heat exchanger untuk mesin yang digunakan sebagai pegujian akan diterangkan lebih lanjut pada Chapter 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>