Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.A. Gede Oka Astawa
Denpasar: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Arkeologi , 2007
930.1 GED a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Located at the delta of Batang Kuantan river in Kuantan Sengingi, Riau, Padang Candi has indicated traces of the past Sriwijaya Hindu-Buddha cultures through a series of researches from 2010 to 2013. A number of researches on Sriwijayan Buddhism theories and concepts, the findings of golden inscription plates with Buddhism mantra along with the discovery location at the site, and other archaelogical findings have strongly suggested the site of being not only Buddha Mahayana sanctuary, but also as a Mandala, a settlement of Priests community.
"
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ernawan
"Fungsi produk dan fungsi situs bengkel beliung prasejarah berhubungan dengan perdagangan dan perbengkelan. Penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan fungsi produk situs bengkel beliung merupakan sarana perdagangan, dan fungsi situs bengkel sebagai tempat membuat beliung. Penelitian tersebut tidak memperhatikan hubungan produk dan kegiatan bengkel beliung dengan fasilitas sumber daya alam yang terdapat pada situs dan sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui fungsi produk dan fungsi situs yang berhubungan dengan sumber daya alam situs dan sekitarnya. Penelitian diharapkan memperlihatkan apakah produk bengkel beliung merupakan komoditas dagang atau sarana budi daya tanaman pads situs, apakah produk bengkel merupakan upaya pemukim menempatkan diri dan memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana bentuk kegiatan pemukiman yang ditentukan daya dukung sumberdaya alam lingkungannya.
Upaya untuk mengetahui fungsi produk dan fungsi situs memakai sampel non probabilitas. Data artefak dan lingkungan fisik memakai hasil survai dan penggalian di situs Ngrijangan, Kendeng Lembu, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping. Data di (a) Ngrijang Sengon, Ngrijangan diharapkan mewakili bengkel beliung di sisi barat perbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat dan timur, (b) Gunung Gawping diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian timur berbatasan dataran rendah Lumajang, Cc) Kendeng Lembu diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Solo berbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur. Penelitian didukung percobaan, etnografi akik di Gendaran.
Fungsi bengkel memakai perbandingan ciri fisik produk dan kegiatan bengkel dengan sumber daya alam. Perbandingan kesamaan ciri fisik produk memakai rumus Steinhaus yang diuji beda rumus D/ma. Hasil uji memperlihatkan kedudukan tiap artefak seluruh situs dalam proses pembuatan beliung; sehingga menampakan fungsi situs sebagai penghasil atau pengguna produk bengkel. Hubungan fungsi situs penghasil atau pengguna produk dengan sumber daya alam memperlihatkan fungsi situs sebagai pemukiman dan atau perbengkelan.
Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan kesimpulan dengan penelitian terdahulu. P nelitian ini memperlihatkan fungsi situs NgriJang Sengon, Ngrijangan, Gunung Gamping, Kendeng Lembu sebagai penghasil pra-beliung dan beliung yang tidak berlangsung setiap waktu bergantung persediaan air untuk menggosok batuan. Produk bengkel beliung tidak didagangkan di bengkel. Produk bengkel beliung dipakai budi daya tanaman selama memproduksi beliung; sehingga bentuk pemukiman pendukung kegiatan bengkel berhubungan dengan budi daya tanaman tebas bakar yang bervariasi sesuai daya dukung sumber alam di situs Ngrijangan, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping dan Kendeng Lembu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T1737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halwany Michrob
Jakarta: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, 1993
731.76 HAL l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Arja godogan merupakan sebuah kesenian arja yang berasal dari dakdakan kecamatan Kediri kabupaten tabanan. Arja ini menceritakan cerita I godogan yang bersumber dari cerita panji dalam pencariannya mencari seorang istri. Dramatari arja godugan sangat popular pada era 70-an, memiliki fungsi dan makna yang sangat penting bagi masyarakat penikmat hiburan pada masa itu. Akan tetapi, seiring perubahan zaman eksistensi arja godogan seakan menuju ke tepian senja."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mundardjito
"Kegiatan survei dan penelitian arkeologi di Indonesia sudah berlangsung lama sejak masa penjajahan Belanda. Namun demikian sampai saat ini tidak seorang pun dapat mengatakan secara pasti berapa jumlah sites arkeologi masa Hindu-Buda yang sudah pernah ditemukan, baik di daerah Jawa Tengah pada umumnya maupun di daerah Yogyakarta pada khususnya. Selain dari itu tidak seorang pun yang dapat menyatakan secara tepat di mana saja semua situs itu terletak, pada bentuk permukaan bumi seperti apa, bagaimana sebarannya, serta seberapa jauh kaitannya dengan lingkungan alam. Padahal keterangan mengenai lokasi sites, frekuensi, luas sebaran, kepadatan, bentuk konligurasi sebaran, dan korelasinya dengan sumberdaya alam merupakan data dasar yang biasa digunakan dalam studi arkeologi-ruang untuk mengetahui dan memahami berbagai hal mengenai perilaku dan gagasan keruangan masyarakat masa lalu.
Di berbagai bagian dunia penelitian arkeologi-ruang sudah lama dimulai (Parsons 1972.127-50; Clarke 1977:2-5), dan sudah lama pula diselenggarakan dengan strategi serta metode penelitian yang cukup memadai untuk mernungkinkan tercapainya tujuan penelitian sebagaimana dicontohkan oleh Gordon R. Willey dalam penelitian pionirnya di lembah Viru, Peru (Willey 1953). Demikian pula sudah hampir dua dasawarsa lamanya konsep arkeologi-ruang telah diperjelas serta dipertegas paradigmanya oleh David L. Clarke (1977), dan segala bentuk kajian yang sejenis dipersatukannya dalam satu wadah studi yang diberi nama spatial archaeology (arkeologi-ruang).
Di Indonesia paradigma arkeologi-ruang belum dijadikan landasan pokok dalam kebanyakan penelitian semacam ini, bahkan dengan berat hati dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan penelitian arkeologi-ruang di negara kita masih dalam taraf uji coba, dan sebagian besar masih merujuk pada kajian keruangan yang kurang luas rentangan wawasannya. Relatif terlalu sedikit ahli arkeologi kita yang berhasrat terjun menekuni bidang kajian arkeologi-ruang, dan oleh karena itu belum banyak hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan acuan atau bahan banding yang memadai. Oleh sebab itu pula masuk akal kiranya jikalau di negara kita data dasar yang biasa diperlukan dalam kajian arkeologiruang belum tersedia, atau kalau pun ada belum cukup siap untuk dapat digunakan secara Iangsung dalam penelitian khusus semacam ini. Pada dewasa ini Para peneliti arkeologiruang di Indonesia harus berupaya keras, dan menggunakan sebagian besar waktunya untuk melacak lebih dahulu informasi keruangan dari benda-benda dan situs-situs arkeologi yang pernah diketahui atau disebut dalam laporan-laporan inventarisasi kepurbakalaan, kernudian mendaur ulang dan menambahnya dengan data yang lebih lengkap dan lebih khusus, serta melengkapinya dengan data baru sebelum dapat diolah dalam tahap analisis untuk memungkinkan tercapainva tujuan penelitian dengan hasil yang memadai.
Kajian ini tidak lain merupakan satu upaya kecil untuk mengembangkan penelitian arkeologi-ruang di negara kita, khususnva dalam skala regional (makro) serta yang dilaksanakan dengan strategi dan metode yang dianggap sesuai dengan hakikat data arkeologi-ruang yang ada di lndonesia. Disadari sepenuhnya bahwa tanpa melakukan kajian semacam ini, perkembangan studi arkeologi-ruang di Indonesia niscaya akan menjadi amat lambat, sehingga akan makin jauh tertinggal dari penelitian serupa di negara lain. Arkeologi-ruang.
Pokok Kajian. Arkeologi-ruang, yang merupakan salah satu studi khusus dalam bidang arkeologi, pada pokoknya lebih menitikberatkan perhatian pada pengkajian dimensi ruang (spatial) dari benda dan situs arkeologi daripada pengkajian atas dimensi bentuk (formal) dan dimensi waktu (temporal). Dalam sejarah perkembangan arkeologi di berbagai bagian dunia, pengkajian khusus keruangan terhadap benda-benda arkeologi maupun situs-situs memang datang lebih kemudian daripada pengkajian atas dimensi bentuk dan waktu. Begin.) pula dalam empat dasawarsa terakhir ini di dunia arkeologi terdapat semacam pergeseran tekanan perhatian, yaitu dari pengkajian atas artefak kepada pengkajian atas situs yang pada hakikatnya merupakan satuan ruang tertentu tempat terletaknva sekumpulan artefak, Kemudian dalam tahap perkembangan berikutnya tekanan itu diberikan kepada pengkajian atas wilayah (region) sebagai satuan ruang yang lebih luas, tempat terletaknya situs-situs. Pemberian tekanan perhatian kepada dimensi ruang inilah yang mengakibatkan bergesernya kesibukan sebagian ahli arkeologi dari kajian morfologi, tipologi dan klasifikasi benda arkeologi kepada upaya untuk rnemperoleh kembali informasi keruangan sebagai babas untuk dikaii lebih cermat, baik dari benda-benda arkeologi yang berada dalam satuan ruang berupa sites maupun dari situs-situs yang berada dalam satuan ruang yang lebih luas berupa wilayah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
D222
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh Budaya Pra-Islam pada makam di desa Salakaria, kecamatan Sukadana-Ciamis
The tomb contains varieties of important data that can describe the society in the past. A lot of understandings and meaning exist in the form of the tomb as a cultural heritage. From the results of research in the Salakaria Village, Sukadana District, Ciamis, the ancient tombs in the region still follow the pre-Islamic culture. It can be seen from the shape of the building in its sepulcher tomb, gravestone and materials. It is also seen from the placement of the tomb and the culture that is still going on at the site of the tomb. This paper used the research method with descriptive analysis, which means to describe the components of the tomb, and then analysis and interpretation are carried out. The historical and cultural background of the past in the Salakaria village, Sukadana District describe a form of cultural continuity or continuous culture from prehistoric times to the Islamic period"
PURBAWIDYA 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Budiastra
Denpasar: Proyek Pengembangan Permuseuman Bali, 1981
930.1 PUT s (1);930.1 PUT s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Iron and Other artifacts were discovered in a number of megalith sites and large paleometalic water jars di dataran tinggi Jambi, Sumatera, while Iron artifacts were considered by the previous researcher, Dominik Bonatz, as imported. Tiongkok and Sa Huynh, southern Vietnam have been considered as the centre of ironwork technology to South East Asian islands in the Paleometalic period. Some questions arise of the mastery of the ironwork technology by the then people inhabiting the highlands of Jambi, of the Dawn era of the ironwork technology, and of the origin of the acquired iron artifacts and technology. Excavations at Gedang-1 and Gedang-2 sites resulted in the findings of slags around the megalith. The slags are identifiable through their physical appearances., while their periodization is learned through the dating analysis of the charcoal found out to be related with the slags. The analysis results cover the ironwork technology and its distribution that indicate the mastery of iron smelting and iron artifacts working by Jambi megalith community at 4th-6th century C.E.. It was presumed that the south east asian ironwork technology land spread through the Sumatran eastcoast to the highlands of Jambi."
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>