Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Laila Fitri Ibbibah
"ABSTRAK
Latar belakang. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah program yang bertujuan membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang optimal sesuai tingkat peerkembangannya, dengan sasaran anak usia 0-6 tahun. Data pemerintah tahun 2012 menunjukkan keikutsertaan pada PAUD baru mencapai 54%, dan setengahnya merupakan jalur non formal. Salah satu PAUD non formal yang populer adalah di Pos PAUD.
Tujuan. Mengetahui perbandingan perkembangan anak usia 2-6 tahun antara kelompok yang mengikuti PAUD pada Pos PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD.
Metode. Studi potong lintang dilakukan selama 01 Oktober 2015 sampai 31 Januari 2016. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang mengikuti PAUD di Pos PAUD dan kelompok non-PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang tidak mengikuti PAUD jalur formal dan nonformal di wilayah kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Data diambil dari anamnesis terhadap orangtua, pemeriksaan fisis, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, serta dilakukan uji tapis perkembangan Denver II.
Hasil penelitian. Didapatkan total subyek sebesar 134 subyek dengan 67 anak pada tiap kelompok. Pada kelompok PAUD didapatkan 66 anak normal dan 1 anak suspek mengalami keterlambatan, sedangkan pada kelompok anak non PAUD didapatkan 49 anak memiliki perkembangan normal dan 18 anak suspek. Perbedaan jumlah suspek pada kedua kelompok bermakna secara statistik dengan nilai p < 0,001 (dengan PR 0,056; IK 95% 0,014-0,622). Dalam hal ranah perkembangan yang gagal dicapai berdasarkan Denver II, didapatkan perbedaan bermakna secara statistik pada 2 ranah perkembangan yang gagal dicapai oleh subyek, yaitu bahasa (p=0,04) dan motor halus (p= 0,01). Faktor keikutsertaan pada PAUD dan pendidikan ibu memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan perkembangan anak.
Simpulan. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada kedua kelompok anak yang mengikuti PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD. Keterlambatan perkembangan terutama pada ranah bahasa dan motorik halus.

ABSTRACT
Background. Early Cgildhood Education (ECE) program is held to optimize child potential and development, for 0-6 years old children. In Indonesia, participation in ECE only reach 54%, which consist mostly of nonformally form. One that is most popular is called Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) community center.
Objective. To compare child development between October 2015 to January 2016. Subjects divided into 2 groups, those who attend PAUD an not, from Tanah Abang District in Central Jakarta. Data were taken based on parents interview, basic physical examination and developmental screening based on Denver II.
Results. A total of 134 subjects participated, 67 children in each group. In PAUD group there is one child with suspected developmental delay, and there are 9 child with suspected developmental delay in non-PAUD group. This is statistically significant with p < 0,001 (PR 0,056; CI 95% 0,014-0,622). Delay is mostly in language development (p=0,04) and fine motor skills (p=0,01).
Conclusion. There is statistically significant difference of suspected developmental delay in children who attend early childhood education and those who not attend any early childhood education. The delay mostly on language development and fine motor skills domain.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Valencia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amanda Hatibie
"Deteksi dini keterlambatan perkembangan merupakan hal yang penting, agar anak tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan intervensi dini. Sayangnya, hanya 23% dokter anak yang konsisten menggunakan instrumen penapisan terstandar. Faktor penghambat yaitu keterbatasan sumber daya, kurangnya konsensus mengenai instrumen yang paling cocok digunakan, serta kurangnya kepercayaan diri seorang dokter karena pelatihan yang kurang memadai. WHO merekomendasikan kriteria uji penapisan berbasis keluarga, memiliki kesahihan dan keandalan, dapat digunakan oleh beragam kultur, ringkas, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penelitian ini bertujuan menciptakan instrumen penapisan perkembangan anak khususnya usia 12 bulan yang tervalidasi, berupa kuesioner orangtua, daring, berbahasa Indonesia. Proses penelitian terbagi menjadi dua, yaitu tahap penyusunan kuesioner (perumusan pertanyaan, diskusi panel ahli, putaran Delphi, wawancara kognitif) dan tahap validasi. Metode Delphi dua putaran melibatkan ahli di bidang tumbuh kembang anak. Kuesioner awal berjumlah 100 pertanyaan tereduksi menjadi total 35 pertanyaan dari 5 ranah perkembangan; diujikan kepada 110 subjek orangtua yang memiliki anak usia 9-15 bulan. Kesahihan kuesioner tiap ranah berada dalam rentang kuat dan sangat kuat (r= 0,663-0,860). Nilai alfa Cronbach untuk tiap ranah perkembangan berkisar 0,479- 0,838; sedangkan untuk seluruh ranah yaitu 0,827. Studi ini menunjukan bahwa kuesioner terbukti sahih dan andal sebagai alat penapisan perkembangan anak usia 12 bulan.

Early detection of developmental delays is crucial for a child, so as not to lose the opportunity to get early intervention. Unfortunately, only 23% of pediatricians consistently use standardized screening instruments. The obstacles are limited resources, lack of consensus on the most suitable instrument to use, and lack of confidence in a doctor due to inadequate training. WHO recommends criteria for screening tests that are family based, have validity and reliability, can be used by various cultures, are concise, and use perceptible language. This study aims to develop a validated screening tool for child development, especially 12 months of age, in the form of an online parent-based questionnaire, written in Bahasa. There are two stages; generating item questionnaire (question formulation, expert panel discussion, Delphi rounds, cognitive interviews) and tool validation. Two rounds Delphi involves experts in child development. The initial questionnaire consists of 100 questions which reduced to a total of 35 questions from 5 development domains; tested on 110 subjects who have children aged 9-15 months. The validity for each domain ranged strong and very strong (r = 0.663-0.860). Cronbach's alpha values for each domain ranged from 0.479 to 0.838; while for the entire domain, it is 0.827. This study shows that the questionnaire is valid and reliable as a screening tool for the development of children aged 12 months."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Fadlyana
Jakarta: Sagung Seto, 2023
612.65 EDD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Diah Karasita
"Stunting pada anak merupakan sebuah cerminan adanya gangguan pada pertumbuhan
dan perkembangan anak di seribu hari pertama kehidupan. Menurut Riset Kesehatan
Dasar tahun 2018, prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 30,8%
terdiri dari 11,5% severe stunting dan 19,3% stunting. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia
0-59 bulan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain
studi cross-sectional dan data sekunder Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah
seluruh balita usia 0-59 bulan di Kabupaten Mamuju yang terpilih sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada balita usia 0-59
bulan sebesar 43,4%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan dependen. Namun, data faktor-faktor stunting
di Kabupaten Mamuju dan Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan rendahnya cakupan
imunisasi, pendidikan tinggi, akses sumber air minum yang bersih dan sanitasi yang
layak. Penyakit infeksi terutama ispa dan diare masih menjadi penyakit yang sering
terjadi di Kabupaten Mamuju. Pemerintah diharapkan dapat memperdalam
pengumpulan data Riskesdas dari faktor yang mempengaruhi kejadian stunting
sehingga dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut diharapkan
menggunakan data primer atau meneliti faktor-faktor stunting yang berbeda

Stunting among children reflects disruption in the growth and development of children
that occurs in the first thousand days of life. According to the 2018 Basic Health
Research (Riskedas), prevalence of stunting in Indonesian children under the age of 5
remains high, namely 30.8% with 11.5% severe stunting and 19.3% stunting. This study
aimed to determine the factors associated with stunting among children aged 0-59
months in Mamuju Distric in 2018. This study used a cross-sectional study and
secondary data from Riskedas 2018. The sample of this study was children aged 0-59
months in Mamuju Distric which was selected according to inclusion and exclusion
criteria. The results showed the prevalence of stunting among children aged 0-59
months was 43.4%. Bivariate analysis showed no significant relationship between the
independent and dependent variables. However, factors stunting data in Mamuju and
West Sulawesi Districts show low percentage of immunization coverage, higher
education, access to clean drinking water sources and proper sanitation. Infectious
diseases, especially ispa and diarrhea, are still common diseases in Mamuju Distric. The
government expected to deepen Riskesdas data collection from the factors that affect
stunting so that further research can be carried out. Further studies are expected to use
primary data or examine different stunting factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Kevin Xaverius Bastanta
"Perkembangan anak di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang belum terselesaikan. Padahal, perkembangan anak yang optimal menentukan kualitas sumber daya manusia nantinya. Faktor yang memengaruhi perkembangan seorang anak dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor sosiodemografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status ekonomi, dan besar keluarga dengan perkembangan anak usia 6 sampai 36 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anak dengan perkembangan meragukan adalah 40% sedangkan perkembangan menyimpang sebesar 4,8%. Karakteristik anak berdasarkan faktor sosiodemografi adalah sebagai berikut: 44,8% berusia 6-18 bulan; 48% adalah perempuan; 28,8% memiliki ayah dengan pekerjaan formal; 93,6% memiliki ibu dengan pekerjaan informal; 71,2% memiliki ayah dengan pendidikan menengah ? tinggi; 34,4% memiliki ibu dengan pendidikan rendah; 77,6% berada di atas garis kemiskinan; dan 32% tergolong keluraga extended. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan ayah dan status ekonomi memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p-value < 0,05) dengan perkembangan anak. Faktor sosiodemografi lainnya tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p-value > 0,05).

Child development remains one of many unsolved health problems in Indonesia. Eventually, optimal child development determines the quality of human resources in one country. Factors that influence the child development can be divided into two, genetic and environment. This research aims to look for the association between sociodemographic factors such as age, gender, parents? occupation, parents? educational background, economic status, and family structures with development on children aged 6 to 36 months old.
Results show prevalence of doubted development was 40% and deviated development was 4,8%. Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 44,8% aged 6-18 months old; 48% were female; 28,8% had father with formal job; 93,6% had mother with informal job; 71,2% had father with intermediate ? high education; 34,4% had mother with low education; 77,6% were below the poverty line; and 32% classified as extended family. Bivariate analysis test shows father?s educational background and economic status have statistically relevant relation with child development. Other sociodemographic factors show no statistically relevant relation with child development.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2023
612.65 TUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Hawari
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
612.65 DAD o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dheatami
"Perkembangan kognitif anak prasekolah yang terhambat akan berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kehadiran ibu pada masa ini sangat penting bagi anak karena 85% karakter anak dibentuk pada masa prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Kelurahan Harjamukti Depok.
Desain penelitian adalah cross sectional pada150 responden ibu dan anaknya yang berusia 3-6 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling. Pola asuh yang diberikan ibu bekerja yaitu demokratis (94,4%) dan permisif (5,6%), sedangkan pada ibu tidak bekerja demokratis (91,0%), permisif (6,4%), dan otoriter (2,6%). Analisis data menggunakan chi-square (α = 0,05) didapatkan hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (P=0,437), sedangkan pada ibu tidak bekerja (P=0,286).
Hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif adalah tidak signifikan. Akan tetapi, setiap ibu harus mengetahui pola asuh yang tepat yang dapat menunjang perkembangan kognitif anak. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat mengedukasi orang tua terkait pola asuh yang tepat bagi perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

Hampered cognitive development of preschool children will have an impact on children's achievement in school. Mother's presence is very important for children because 85% of the children's character is formed in the preschool years. This study aims to determine the relationship of parenting of working mother and unemployed mother with the cognitive development of preschool children in Village Harjamukti Kindergarten Depok.
The study design was cross-sectional in 150 respondents of mothers and their children aged 3-6 years. Sampling used was cluster sampling. Parenting given by the working mothers are authoritative (94.4%) and permissive (5.6%), while parenting given by the unemployed mothers are authoritative (91.0%), permissive (6.4%), and authoritarian (2.6 %). Data analysis used chi-square (α = 0.05) showed obtained relationship of working mother parenting with cognitive development of preschool children (P = 0.437), of while the unemployed mother (P = 0.286).
Relationship of working mother and unemployed mother parenting with cognitive development is not significant. However, every mother should know the appropriate parenting which can support the child's cognitive development. In addition, health care providers can also educate parents about appropriate parenting for the cognitive development of preschoolers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>