Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Pratiwi Wate
"Puisi merupakan pemikiran dan ekspresi dari diri penyair baik itu tersirat maupun tersurat. Sama halnya dengan puisi Sanyuhwa yang ditulis oleh Kim Sowol. Sekilas puisi ini hanya bertemakan keindahan alam yang menggunakan lambang-lambang seperti gunung, bunga, dan burung. Akan tetapi, ketika dianalisa melalui pendekatan semiotik Riffaterre, dihasilkan kesimpulan bahwa puisi Sanyuhwa ini bukanlah sekadar puisi tentang keindahan alam melainkan terdapat makna tentang siklus kehidupan di dalamnya. Terlebih lagi ketika dilakukannya analisis hubungan intertekstual puisi dengan sejarahnya yang menyimpulkan bahwa puisi Sanyuhwa ini menggambarkan sejarah, peristiwa, dan apa yang dirasakan oleh masyarakat Korea pada tahun 1920-an. Dilakukannya analisis puisi ini agar masyarakat tidak lagi memandang puisi hanya sebagai kata kiasan semata.

Poetry is an expression and self thought of poet , either express or implied. Similarly, the Sanyuhwa's poem written by Kim Sowol. Overview, the poetry is just the natural beauty theme that uses symbols such as mountains, flowers, and birds. However, when analyzed through a Riffaterre's semiotic approach, Sanyuhwa resulting conclusion that the poetry is not simply a poem about the beauty of nature, but there is a sense of the cycle of life in it. Even more, when doing analyzes intertextual relationship of poetry to history, Sanyuhwa conclude that the poem describes the history, events, and what is perceived by the people of Korea in the 1920's. Analysis of this poem is done, so that people no longer think of poetry only as a mere figure of speech.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Triana
"Jurnal ini membahas mengenai makna bunga dalam puisi Sanyunhwa hasil karya Kim Sowol dan puisi Kkot yang ditulis oleh Kim Chunsu. Di Korea, ada banyak puisi yang menggunakan kata bunga dalam bahasa puisinya, namun interpretasi makna bunga dalam setiap puisi-puisi tersebut berbeda. Begitu pula dengan kedua puisi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik puisi.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara makna bunga dalam kedua puisi terlepas dari perbedaan penulis dan latar belakang waktu penulisan. Dalam puisi Sanyuhwa makna bunga yang dimaksud adalah bunga sebagai tumbuhan namun dalam puisi Kkot, makna bunga yang dimiliki adalah sebagai kiasan. Hasil ini didapatkan berdasarkan analisis dengan menggunakan teori relasi makna dan medan makna.

This paper explains about the meaning of flower in a poetry entitled Sanyuhwa by Kim Sowol and a poetry entitled Kkot written by Kim Chunsu.In Korea, there are many poetries that use „flower‟ word for the lyrics, but with different interpretation in every poetry. So do these two poetries. The purpose of this research is to analyze and compare the meaning of "flower" between two poetries. The method of this research is qualitative methods approached with intrinsic and extrinsic theory related to poetry.
The result of this result is that there is a difference in the meaning of flower between Sanyuhwa and Kkot regardless both poetries are written by two different poets and both poetries are made from different time. In Sanyuhwa, the meaning of flower is the real flower as a plant but in Kkot, the meaning of flower is only metaphor. The result is from analyze based on semantic relations and semantic fields theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Akbar Riyadi
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang analisis puisi Korea berjudul Kkot karya Kim Chun Su. Dibuat pada pada tahun 1955 yang termasuk karya sastra masa setelah perang Korea. Keunikan puisi ini adalah salah satu karya sastra yang mengandung aliran eksistensialisme. Pada penelitian ini, penulis menganalisis makna puisi Kkot karya Kim Chun Su tersebut melalui teori eksistensialisme Aku-Kamu Martin Buber dengan pendekatan semiotik pierce. Dalam melakukan penelitian, metode yang penulis gunakan dalam membatu mengolah data dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Selain metode tersebut penulis juga mengunakan metode studi pustaka untuk mencari teori yang berhubungan dengan topik penelitian. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dalam puisi Kkot penyair Kim Chun Su menggunakan teori eksistensialisme yang serupa dengan Martin Buber yang mengedepankan relasi antar manusia sebagai titik pusat eksistensi di dunia. Macam relasi antar manusia tersebut adalah relasi Aku-Kamu Martin Buber yang memiliki tiga sifat yaitu, kehadiran, timbal-balik, dan keutuhan relasi. Secara tersirat makna puisi Kkot karya Kim Chun Su dan teori eksistensialisme Aku-Kamu dari Martin Buber mengajak untuk menerapkan macam relasi Aku-Kamu kepada setiap manusia agar terciptanya kedamaian di dunia karena puncak relasi Aku-Kamu tersebut berupa cinta antar sesama.

ABSTRACT
This journal discusses about analysis of Korean poem entitled Kkot written by Kim Chun Su back in 1955 which was classified into a literary period of post Korean war. The uniqueness of this poem is one of the literary that contains the theory of existentialism. In this research, the writer analyzed the meaning of the Kkot poem written by Kim Chun Su based on the theory of existentialism called I You by Martin Buber with Peirce rsquo s semiotic approach. In conducting the research to petrification process data, the writer used descriptive qualitative method. In addition to these methods, the writer also used study of literature method to find the theory of literature related to the research topic. The conclusion of this research is Kim Chun Su with the Kkot poem uses the existentialism theory similar to Martin Buber which emphasizes human relations as the central point of existence in the world. Varieties of such human relations is the relationship theory called I You by Martin Buber that has three characteristics, presence, mutual relation, and whole being. The implied meaning of Kkot poem written by Kim Chun Su and the theory of existentialism called I You by Martin Buber is to invite us to apply this I You relation to every relationship with human being in order to make peace in the world, as the peak of this relation itself is love between people."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iza Radeska
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang analisis makna ?nim? dalam dua puisi karya Kim Sowol yang berjudul 님의
노래(Nimeui Norae, Nyanyian Kekasih) dan 님에게(Nimege,Untuk Kekasih). Kedua puisi ini menarik untuk diteliti
karena keduanya mengandung kata ?nim? yang dapat diinterpretasikan berbeda. Akan tetapi, jika ditelaah lebih
dalam, makna ?kekasih? dalam kedua puisi ini dapat memiliki makna yang berbeda dengan makna ?nim? yang
sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah close reading dengan pendekatan struktural
dan semiotik. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengetahui latar belakang sosial masyarakat Korea dan penyair
saat kedua puisi ini ditulis. Analisis dalam jurnal ini dikaitkan dengan hakikat puisi, yaitu tema, perasaan penyair,
nada, dan amanat puisi, lalu menerjemahkan keseluruhan kedua puisi ini dengan berfokus pada makna ?nim?. Hasil
dari penelitian ini adalah makna ?nim? dalam puisi yang berjudul Nimeui Norae memiliki makna "negara" dimana
yang dimaksud di sini adalah Korea, sedangkan makna ?nim? dalam puisi yang berjudul Nimege memiliki makna
?kekasih?.ABSTRAK
This journal discusses about the analysis of ?nim??s meaning in two Kim Sowol?s poetries entitled 님의
노래(Nimeui Norae, Lover?s Song) and 님에게(Nimege, For Lover). Both of them are appropriate to study because
the contain of word ?nim? that could be interpreted differently. However, when they examined more deeply, the
word lover in both poetry?s can have different meaning to the"nim? in the real meaning which is interesting to study.
The method used in this journal is closed reading with structural and semiotic approaches. Literature study used to
determine the social background of the Korean and the poets when both them were written. Analysis in this journal
related to the theory of basic of poetry, which is the poetry?s theme, poet?s feeling, tone, and the message of the
poetry. Then, translate both of those poetries with more focus to the meaning of the "nim?. The results of this study
is ?nim? in Nimeui Norae means "country" or Korea. Meanwhile, ?nim? in Nimege means "lover"., This journal discusses about the analysis of “nim”’s meaning in two Kim Sowol’s poetries entitled 님의
노래(Nimeui Norae, Lover’s Song) and 님에게(Nimege, For Lover). Both of them are appropriate to study because
the contain of word “nim” that could be interpreted differently. However, when they examined more deeply, the
word lover in both poetry’s can have different meaning to the"nim” in the real meaning which is interesting to study.
The method used in this journal is closed reading with structural and semiotic approaches. Literature study used to
determine the social background of the Korean and the poets when both them were written. Analysis in this journal
related to the theory of basic of poetry, which is the poetry’s theme, poet’s feeling, tone, and the message of the
poetry. Then, translate both of those poetries with more focus to the meaning of the "nim”. The results of this study
is “nim” in Nimeui Norae means "country" or Korea. Meanwhile, “nim” in Nimege means "lover".]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Handoyo
"ean-Paul Sartre menyatakan kebebasan sebagai ciri manusia bereksistensi. Kebebasan manusia dicirikan melalui cara mengadanya. Meskipun ada kefaktaan-kefaktaan yang dapat mengurangi penghayatan kebebasannya, Sartre berpendapat bahwa manusia tetap dapat memilih untuk menghayati kebebasannya secara maksimal, tanpa menghiraukan kefaktaan-kefaktaan tersebut. Penyair Na Tae-ju melalui puisi “Pulkkot 1-2-3” mengajak para pembacanya untuk menghayati kebebasannya secara penuh tanpa memperhatikan kefaktaan-kefaktaan yang dihadapinya. Sehubungan dengan itu, penelitian ini berfokus pada analisis puisi “Pulkkot 1”, “Pulkkot 2”, dan “Pulkkot 3” yang diterbitkan pada kumpulan buku puisinya yang berjudul “Kkocheul Bodeut Neoreul Bonda”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kebebasan dari ketiga puisi melalui teori eksistensialisme Jean Paul Sartre dengan pendekatan semiotik Michael Riffaterre. Penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk mengumpulkan data dan menggunakan metode studi pustaka untuk menemukan referensi relevan guna mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatnya makna kebebasan Sartre pada puisi “Pulkkot 1-2-3” melalui ajakan tokoh aku kepada tokoh kamu untuk menghayati kebebasannya secara penuh dengan tidak menyerah pada hidupnya dan tidak menghiraukan kefaktaan yang mengikatnya.

Jean-Paul Sartre stated that freedom is a characteristic of existing humans. Human freedom is characterized by the way it creates itself. Even though there are facts, which can reduce the appreciation of freedom, Sartre argues that humans can still choose to live their freedom to the fullest regardless of these facts. The poet Na Tae-Ju through his poems “Pulkkot 1-2-3” invites his readers to experience freedom to the fullest regardless of the facts they face. This study focuses on analyzing the poetry of “Pulkkot 1, Pulkkot 2, and Pulkkot 3” published in his collection of poetry books entitled “Kkocheul Bodeut Neoreul Bonda”. This study aims to analyze the meaning of freedom in the three poems through the existentialism theory of Jean-Paul Sartre with Michael Riffaterre's semiotic approach. The author uses a descriptive qualitative method to collect data and the literature study method to find relevant references to support this research. The results of this study indicate that there's Sartre's meaning of freedom in “Pulkkot 1-2-3” poetry through the invitation of the 'I' character to the 'You' character to live his freedom to the fullest by not giving up on his life and ignoring the facts that bind him."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Virgia Maulida Andaria
"Dampak psikologis yang dialami oleh masyarakat Korea Selatan pasca Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950-1953 cukup signifikan dalam mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, termasuk pandangan mereka mengenai jati diri mereka. Selama masa perang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi karya Kim Chun Su yang berjudul Kkocheul Wihan Seosi. Puisi ini masih memiliki hubungan dengan puisi representatif Kim Chun Su yang berjudul Kkot. Puisi ini ditulis beberapa tahun setelah Perang Korea berakhir, sehingga latar belakang di mana puisi ini ditulis masih berkaitan erat dengan kondisi Korea Selatan pasca perang pada saat itu.
Jurnal ini bertujuan untuk menginterpretasikan puisi Kkocheul Wihan Seosi yang dikaitkan dengan kondisi masyarakat Korea Selatan pasca perang. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan berdasarkan pada studi kepustakaan seperti buku dan artikel jurnal terkait. Hasil penelitian dari jurnal ini adalah puisi Kkocheul Wihan Seosi menggambarkan pencarian jati diri masyarakat Korea Selatan yang berkaitan erat dengan faham eksistensialisme yang sedang berkembang pada masa itu.

The psychological impact experienced by South Korean people after Korean War which happened in 1950-1953 was significant enough in affecting their daily lives, including their views about their identity. During the war, there were many literature works being made, one of it was a poem by Kim Chunsu titled Kkocheul Wihan Seosi. This poem is still related to Kim Chun Su's representative work titled Kkot. This poem was written a few years after Korean War ended, thus, the background where this poem was written still has a close relation to South Korea's post-war condition at that time.
This journal aims to interpret poem Kkocheul Wihan Seosi linked to South Korean people's post-war condition. The research method used in this journal is qualitative descriptive method, whereas for the data source is based on literature study, such as books and related journal articles. The result from this research is poem Kkocheul Wihan Seosi depicts the search for South Korean people's identity which is closely connected to existentialism theory at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lyria Anandari
"Skripsi ini mengkaji unsur-unsur pembangun puisi pada beberapa puisi Korea yang ditulis oleh penyair Kim Gwang-seop dalam kumpulan buku puisi Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai gagasan-gagasan yang mendukung unsur-unsur puisi, seperti tema, nilai rasa, nada, amanat, pemilihan kata, dan sebagainya). Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks puisi. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan yang muncul pada puisi-puisi Kim Gwang-seop dapat dilihat melalui pemilihan kata yang digunakan oleh penyair.

This study examined the elements of poetry on a few of Korean poem by Kim Gwang-seop in his poem collection book titled Seongbukdong Bidulgi (The Dove of Seongbukdong). This research also explain about the ideas that support elements of poetry (such as idea, feeling, tone, intention, word's selection, etc). The methods used in this study is close reading method that analysis the text that contained in the poems. The result from this study tells about the sadness expression that contained in Kim Gwang-seop's poem can be seen from word?s selection that used by the poet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Mahendra Raharjo
"Dalam sebuah puisi berjudul Indonesia Inminege Junen Si, yang ditulis oleh penyair Korea tahun 1940-an yang bernama Park In-Hwan, terlihat bahwa ia menyemangati Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan penjajah. Akan tetapi, meskipun puisi tersebut membicarakan banyak tentang Indonesia, sasaran utama pembaca puisi tersebut adalah orang Korea. Jurnal ini akan menganalisis tentang bagaimana Park In-Hwan menggunakan Indonesia sebagai objek penyemangat masyarakat Korea dalam mempertahankan kemerdekaan pada puisi Indonesia Inminege Junen Si, serta alasan Park In-Hwan menggunakan negara Indonesia sebagai objek puisinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana Park In-Hwan meggunakan Indonesia sebagai objek puisinya untuk penyemangat masyarakat Korea dan alasan Park In-Hwan menggunakan Indonesia sebagai objeknya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat sebuah pesan tersirat bahwa sebenarnya Korea masih harus berjuang kembali setelah kemerdekaan, seperti Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaannya dari para penjajah.

In a poem entitled Indonesia Inminege Junen Si, written by a Korean poet 1940s, Park In-Hwan, is seen that he supported Indonesia to maintaining the independence from imperialist’s invasion. Although the poem discusses about Indonesia, the target readers are Korean people. This journal analyzes how Park In-Hwan used Indonesia as the object of his poem to encourage Korean people in maintaining its independence and Park In-Hwan’s reason in using Indonesia as his object of his poem.
The purpose of this research is to know how Park In-Hwan used Indonesia as the object of his poem to encourage Korean people in maintaining its independence, and to know the reason of using Indonesia as the object of his poem. The method used is qualitative method by literature method. The result of this research is to found the conclusion that there is an implied message about actually after the independence, Korea still have to struggle, like Indonesia, to maintaining their independence from imperialists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pelangi Ratna Hidayat
"Masa penjajah Jepang bagi para penulis dan seniman Korea memang merupakan masa kelam. Mereka secara langsung tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui hasil karya mereka. Memang pada jaman tersebut baik sastrawan maupun seniman sering menjadi penderitaan, kekejaman Jepang, kebencian akan Jepang sebagai tema inspirasi mereka dalam berkarya meski mayoritas penulis menjadikan hal-hal tersebut terdapat pula penulis yang mengambil tema inspirasi yang berbeda. Adapula jenis puisi murni (sun-su si) yang dikaryakan atas keindahan, rasa kasih sayang dan lain sebagainya. Di mana tema – tema tersebut tentu jauh berbeda dibandingkan dengan puisi yang ada. Salah satu puisi yang bertemakan keindahan dan cinta ialah karya Kim Yong Rang yang berjudul . Melalui studi ini penulis bermaksud menganalisis tema dan gaya bahasa dari puisi ini.

The Japanese invasion in South Korea was indeed acknowledged as the dark times for writers across the country. Korean writers couldn’t directly express their actual feeling through their works. Many of them used agony, cruelty that happened during the Japanese invasion, also they used hatred to the Japanese itself as their theme of inspiration in making their work of artistry. Although in some cases writers had also used other themes that were the opposite of it. There was also a pure poem (sun-su si) whereas this style of poetry was made with beauty, love, and other cheerful theme as the soul of the poem itself. One of the example from this style of poetry is Yong-Rang Kim’s poem called . Through this study the theme and the literature metaphor will be analyzed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Claudia Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang citra Indonesia yang terdapat dalam buku kumpulan puisi berjudul Indonesia karya Kim Ju-myeong pada tahun 2015. Kumpulan puisi ini secara umum bertemakan tentang kehidupan penyair dan pandangannya tentang hidup yang berlatarkan di Indonesia. Dari buku tersebut, tujuh puisi dipilih sebagai representasi citra negara Indonesia, terutama mengenai alam dan masyarakat yang hidup di dalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui citra negara Indonesia yang ditampilkan dalam puisi dan bagaimana citra tersebut ditampilkan melalui perspektif orang Korea. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktural dan metode close reading, serta didukung dengan teori citra.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra yang ditampilkan umumnya bersifat positif dan dapat dikategorikan sebagai citra perusahaan organisasi , kini, serta ganda. Citra tersebut dibangun dari ide dan pengalaman penyair kemudian dirangkai dengan metafora serta penggunaan diksi yang bernilai keindonesiaan.

This research discusses the image of Indonesia as it appears in a book of poetry collection titled Indonesia by Kim Ju myeong in 2015. This book in general tells about the writer's life and his view of life in Indonesia. Seven poems have been selected that are considered to represent the image of Indonesia, especially its nature and the people who live in it.
The purpose of this research is to figure out the image of Indonesia as it is depicted in his poetry and how that image is displayed through the perspective of Koreans. This study was done by the structural approach and close reading method, also supported by the theory of image.
Through this research, it is observed that the image shown generally as positive can be categorized as corporate, current, and multiple image. The image was constructed from the poet's ideas and experiences, and then assembled with figurative and imaginative metaphor as well as the use of diction which has an Indonesian nuance to it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>