Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emma Meilani R.
"Penelitian ini memfokuskan diri pada majalah remaja khususnya remaja putri. Di masa ekonomi kapitalistik seperti saat ini, gaya hidup, penampilan yang trendy makin menjadi komoditi dalam media. Media dengan giatnya menghadirkan berbagai hal yang berkaitan dengan hal-hal modern dan akan selalu up to date sehingga pembaca akan tertarik membacanya.
Majalah remaja Indonesia pada umumnya memiliki tampilan, pilihan topik dan kemasan yang jika dilihat secara sekilas mempunyai kesamaan. Semua berkutat dengan budaya populer. Tampak pengaruh kaum kapitalis yang mendorong pembacanya untuk mengkonsumsi produk yang disodorkan. Hampir setiap halaman penuh dengan tawaran-tawaran terhadap suatu produk tertentu. Tak ketinggalan pula bahkan isi artikel pun terkadang masih diselipkan beberapa penawaran suatu produk. Ini pula yang diasumsikan terjadi di majalah Cosmogirl.
Majalah Cosmogirl itu sendiri merupakan majalah yang banyak menampilkan visual images. Seperti tampilan dari artikel yang diteliti, yaitu Fashion Diva - Gaya Seleb. Merujuk pada konsep budaya populer dari Raymond William bahwa budaya itu sendiri mempunyai makna secara sederhana sebagai sesuatu yang disukai orang, karya yang dibuat untuk menyenangkan orang. Begitu juga merujuk pada pandangan Bordieu bahwa budaya populer adalah budaya komersial yang merupakan produk massal. Artikel ini mencoba mengangkat unsur-unsur budaya populer melalui tampilan-tampilan produk dan sosok model atau selebriti luar negeri. Tampilan Cara berbusana yang individual dan berbagai potongan-potongan busana serta variasinya dapat menimbulkan perubahan makna, hal inilah yang merupakan bagian dari longue dan parole yang terbentuk dari sajian artikel ini.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan. Pertama, penyebaran populer macam apa yang ditawarkan oleh majalah Cosmogirl?, bagaimana majalah memasukan unsur budaya populer sebagai pendukung gaya hidup? Penemuan mengenai kandungan nilai-nilai budaya populer dilakukan melalui analisa serniotika Barthes.
Penelitian dilakukan terhadap 6 buah artikel Fashion Diva -- Gaya Seleb yang terdapat pada majalah Cosmogirl dari edisi Januari 2004 hingga edisi Juni 2004. Pemilihan tahun 2004 sebagai tahun dimuiainya edisi yang diteliti atas dasar pertimbangan untuk ke up to date- an data, juga untuk memudahkan melihat ritme dari tampilan artikel tersebut pada setiap bulannya.Kemudian alasan dipilihnya artikel Fashion Diva Gaya Seleb sebagai bahan yang akan diteliti, karena tampilan artikel Fashion Diva - Gaya Seleb yang selalu menghadirkan foto selebriti luar negeri dengan produk hasil buatan dalam negeri. Sehingga unsur penyebaran populer bisa terlihat lebih jelas dibandingkan artikel lain.
Implikasi penelitian yang muncul adalah penelitian diharapkan menjadi masukan bagi masyarakat dalam hal menyikapi informasi dari media. Maraknya media massa budaya populer dengan berbagai kepentingannya tidak hanya dipandang semata-mata untuk memunculkan pemikiran-pemikiran pada remaja putri gemar memperhatikan bahkan mengikuti perilaku atau dandanan bidang idolanya namun dibaliknya itu semua masyarakat dihimbau untuk mampu berpikir lebih bijak dalam memilih budaya populer mana yang dapat diikuti dan budaya populer mana yang tidak sesuai dengan kebudayaan timur serta kondisi dari masyarakat itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leander, Meisyninda Gloriana
"Penelitian mengenai penggunaan alih kode dan campur kode telah dilakukan terhadap ketujuh informan yang merupakan keturunan Orang Depok Asli yang tinggal di Depok, pada bulan April 2006 sampai bulan Mei 2006. Adanya kebijakan pemerintah Hindia Belanda untuk mewajibkan pembelajaran bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar di sekolah menyebabkan Orang Depok Asli menjadi masyarakat bilingual karena mereka mengenal dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan mengenai ciri_-ciri bahasa Belanda-Pecuk mirip dengan varian bahasa Belanda yang digunakan oleh para informan ketika mereka melakukan alih kode dan campur kode, fungsi penggunaan alih kode oleh para informan serta jenis alih kode yang mereka lakukan, kemampuan tata bahasa para informan dalam membentuk kata dan frasa bahasa Belanda yang bercampur ke dalam bahasa Indonesia, dan kelas kata dalam varian bahasa Belanda yang paling banyak digunakan para informan dalam campur kode ke dalam bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Pengumpulan data yang berupa hasil rekaman diambil dengan cara melakukan percakapan dengan para informan di kediamannya masing-masing. Percakapan tersebut membicarakan hal-hal yang bersifat informal, misalnya masalah keluarga, pekerjaan, gereja, makanan, teman lama, dan kenangan masa kecil. Ragam bahasa yang digunakan pun merupakan ragam bahasa santai, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Belanda. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa Belanda yang digunakan oleh para informan merupakan bahasa Belanda ragam santai dan akrab. Varian bahasa tersebut memiliki kemiripan dengan bahasa Belanda-Pecuk pada tataran fonologis, morfologis, dan sintaksis. Dengan demikian alih kode yang dilakukan oleh para informan merupakan alih kode dari bahasa Indonesia ke varian bahasa Belanda yang mirip dengan bahasa Belanda-Pecuk. Daum alih kode yang dilakukan ke dalam varian bahasa Belanda ragam santai tersebut hanya memiliki beberapa fungsi seperti yang dirangkum oleh Giesbers (1989:29-30). Tetapi dari 19 fungsi alih kode penulis hanya ditemukan 8 fungsi alih kode yang dilakukan oleh informan. Hasil lain juga menunjukkan bahwa kemampuan informan dalam bercampur kode hanya sampai pada tataran kata. Hal tersebut dapat kita lihat melalui perbandingan jumlah kata dan frasa yang bercampur dalam bahasa Indonesia pada percakapan dengan informan, terbukti bahwa jumlah kata lebih banyak digunakan daripada frasa dan kelas kata yang paling banyak digunakan adalah kelas kata benda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Fauziah Ariastuti
"Skripsi ini membahas aspek alih kode dan campur kode yang mencakup aspek gramatikal, fungsi dan jenis alih kode dan campur kode yang terdapat dalam novel Villette. Korpus data diperoleh dengan cara mengumpulkan dialog-dialog antar beberapa tokoh bilingual (dwibahasa_wan) yang mengandung kasus alih kode dan campur kode. Kasus alih kode dan campur kode yang terdapat di dalam korpus data tersebut kemudian dianalisis aspek gramati_kal, fungsi serta jenisnya berdasarkan teori-teori yang dipakai.
Hasil analisis menunjukkan bahwa frekuensi kemun_culan kalimat tunggal (simple sentence) menduduki peringkat tertinggi (32 %) dalam kasus alih kode, semen_tara kata nomina dan frase nominal merupakan jenis kata dan frase yang frekuensi kemunculannya sangat tinggi (total: 75,8 %) dalam kasus campur kode.
Mengacu pada teori yang digunakan, di dalam novel Villette hanya ditemukan 6 dari 12 fungsi alih kode dan pergeseran gaya yang ada. Keenam fungsi tersebut adalah: (1) identifikasi kelompok; (2) memperhalus atau memper_tegas permintaan atau perintah; (3) menimbulkan kesan lucu; (4) kutipan langsung; (5) mengasingkan seseorang dari pembicaraan ; (6) strategi perbaikan atau koreksi yang dilakukan ketika seseorang menyadari bahwa ia telah menggunakan kode yang salah.
Meskipun demikian ditemukan pula empat fungsi lain di luar kedua belas fungsi alih kode dan pergeseran gaya tersebut. Jenis alih kode yang banyak ditemukan di dalam novel Villette adalah metaphorical switching, dan hanya satu dari keseluruhan data yang menunjukkan jenis situational switching."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Nadhifa
"Zaman semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Adanya internet dan perangkat canggih lainnya memudahkan komunikasi antarmanusia dan membuat pesentuhan bahasa semakin mudah terjadi. Hal ini memicu maraknya gejala peralihan kode dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena tersebut salah satunya terlihat dalam penulisan majalah, baik majalah lokal suatu negara seperti Viva dari Belanda, maupun majalah Perancis seperti Elle yang juga terbit dalam versi terjemahan di negara-negara lainnya seperti Belanda. Kedua majalah tersebut yang merupakan korpus penelitian ini mengandung alih kode. Hasil analisis menunjukkan bahwa majalah Elle versi Belanda yang merupakan majalah yang diterjemahkan dari majalah Perancis ini mengandung banyak peralihan kode dibandingkan dengan majalah lokal Belanda yaitu Viva
The technology develops in this era of globalization. The internet and other shopisticated gadgets facilitate communication between people in the world, and they make cultural contact easier to occur. It results in the code switching phenomenon. This phenomenon occurs in magazines as well. Whether it is a local magazine such as Viva from Netherlands, or a French magazine like Elle, which is also published in a translated version in various countries like Netherlands. These two magazines, which are the corpuses of this research, use code switching in their articles. The result shows that the Dutch version of Elle magazine, which is translated from the French version, contains more code switching and code mixing compared to the Netherlands local magazine, Viva."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Dewi Armiyanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aike Rahayu Wirahadi
"Studi Kasus Alih Kode dan Campur Kode dalam Sebuah Keluarga Bilingual Indonesia-Jerman: Suatu Analisis dari Segi Kosa Kata. (Di bawah bimbingan Dr. Setiawati Darmojuwono, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian mengenai alih kode dan campur kode telah dilakukan dalam sebuah keluarga bilingual Indonesia-Jerman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris yang berbentuk studi kasus. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari sebuah keluarga bilingual Indonesia-Jerman yang terdiri dari bapak, ibu dan kedua anaknya. Sebagai landasan teori yang terutama diterapkan adalah teori dari Janet Holmes dan Joshua Fishman. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kosa kata bahasa Indonesia/Jerman dari ranah mana yang muncul dalam alih kode/campur kode, jika dikaitkan dengan teori unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode tersebut. Pola alih kode mana yang muncul jika dikaitkan dengan repertorium bahasa dan latar belakang pemerolehan bahasanya.
Hasilnya menunjukkan bahwa kosa kata yang muncul dalam alih kode/campur kode berkaitan erat dengan budaya. Selain karena faktor budaya, kosa kata yang muncul dalam campur kode juga banyak yang berupa adjektif dan partikel. Unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode dalam penelitian ini sesuai dengan yang ada pada teori, yaitu situasi, tempat, mitra bicara, peran sosial, fungsi/tujuan, topik dan repertorium bahasa penutur. Selain unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode diatas, alih kode/campur kode itu juga dapat terjadi karena seorang penutur sudah terbiasa atau cenderung memfavoritkan suatu kosa kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S14581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Tri Rizka
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prasetia
"Penelitian mengenai campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris telah dilakukan pada bukan Feberuari-Desember 2006, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan kata bahasa Inggris apa saja yang tercampr dalam kalimat bahasa Indonesia dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya campu kode tersebut.
Data diambil dari empat teelit yang berjudul Dealova; Fairish; Me versus High Heels; dan My friends, My Dreams. Data yang diambil adalah kalimat-kalimat percakapan antar tokoh dalam teenlit-teenlit tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa dari 112 kata bahasa Inggris yang ditemukan dalam kalimat campur kode tersebut, nomina munculnya sebanyak 59 kali, ajektiva sebanyak 26 kali. Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada percakapan antartokoh dalam teenlit-teenlit tersebut adalah adanya situasi informal, pemeran, lokasi, meningatkan gengsi atau ingin pamer, topik yang sedang dibicarakan, kebiasaan, keinginan untuk menafsirkan dan menjelaskan, tidak ada padanan kata yang sepat, serta adanya kesopanan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tri Sumaja
"Penelitian ini berkaitan dengan campur kode dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris yang digunakan dalam penulisan artikel di majalah Girlscene. Dalam campur kode, penulis artikel mengganti bentuk-bentuk linguistis dari bahasa satu ke bahasa yang lain secara bergantian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi wujud campur kode yang ada di dalam rubrik “Uitgelichte Blogs”. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa wujud dari campur kode yang muncul adalah berupa campur kode dalam tataran kata, frasa, dan ungkapan. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode adalah situasi nonformal dan tidak adanya padanan kata yang tepat.

This research related with code mixing in Dutch and English used in the rubric “Uitgelichte Blogs” on Girlscene. Code mixing here is defined as a condition when a speaker changes the linguistic forms of one language into another language. The purpose of this study is to describe the form of mixed code in the rubric. The research results show that there are three types of code mixing in the sentences; words, phrase, and idiom. The factors behind the occurrence of mixed code are nonformal situations and the right equivalence are not found.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitri Wulandari
"[ABSTRAK
Masyarakat multilingual yang memiliki berbagai bahasa memungkinkan seseorang menjadi dwibahasawan Seorang dwibahasawan akan sering melakukan percampuran antara bahasa satu dengan bahasa yang lain Salah satu akibat dari terjadinya percampuran antarbahasa adalah campur kode Jurnal ini akan membahas campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Belanda yang terdapat pada film Soegija 2012 dengan menggunakan metode deskriptif analisis Masalah yang akan dianalisis adalah tipe proses campur kode dengan melihat teori Muysken dan ketiga tipe proses campur kode tersebut akan dianalisis pada tataran kata frasa dan kalimat Jurnal ini juga menganalisis faktor pemicu campur kode dengan menggunakan teori Janet Holmes Dari analisis data yang dilakukan ditemukan ketiga proses campur kode dan sebagian besar campur kode terjadi pada tataran kalimat Faktor pemicu campur kode yang muncul adalah solidaritas topik dan perbedaan status Penggunaan campur kode pada film ini sangatlah efektif untuk menggambarkan latar waktu pada masa kolonial

ABSTRACT
Multilingual society has a variety of languages which allows someone to be bilingual. A bilingual person will often do a mixture of one language with another language. One of the results of the mix between languages is code mixing. Code mixing in the movie Soegija (2012) will be discussed in this journal by using descriptive analysis method. The issue which will be analyzed is the types of code mixing process, by looking over Muysken theory, and these types of code mixing process will be analyzed in the level of words, phrases, and sentences. This journal also analyzes the triggering factors of code mixing by using Janet Holmes theory. From the data analysis done, the three types of code mixing process are found and most of the code mixing occur on the sentence level. Triggering factors of code mixing that appear are solidarity, topic, and status differences. The use of code mixing in this movie is very effective to depict the background of time in colonial era., Multilingual society has a variety of languages which allows someone to be bilingual. A bilingual person will often do a mixture of one language with another language. One of the results of the mix between languages is code mixing. Code mixing in the movie Soegija (2012) will be discussed in this journal by using descriptive analysis method. The issue which will be analyzed is the types of code mixing process, by looking over Muysken theory, and these types of code mixing process will be analyzed in the level of words, phrases, and sentences. This journal also analyzes the triggering factors of code mixing by using Janet Holmes theory. From the data analysis done, the three types of code mixing process are found and most of the code mixing occur on the sentence level. Triggering factors of code mixing that appear are solidarity, topic, and status differences. The use of code mixing in this movie is very effective to depict the background of time in colonial era.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>