Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandu Hutama
"Ada pemikiran bahwa dengan tidak bertemu dengan orang asing akan mengurangi tindak kejahatan, namun ternyata tidak demikian. Jurnal ini dibuat untuk menjelaskan bahwa kemajuan teknologi tetap memberi peluang terhadap kejahatan. Di Jepang berdasarkan sumber referensi, masyarakat menggunakan media sosial untuk saling berkomunikasi dan mempertahankan persahabatan dengan teman yang mereka sulit temui karena adanya perbedaan jarak yang besar, kondisi, maupun pekerjaan. Dengan pendekatan metode kualitatif, maraknya penggunaan media sosial mengurangi komunikasi fisik orang Jepang, walaupun komunikasi fisik berkurang penggunaan media sosial juga dimanfaatkan untuk melakukan bullying dengan sebutan cyber-bullying. Diperkirakan hal ini disebabkan karena pelaku cyber bullying tidak mudah untuk dideteksi dan menyerang mental bukan fisik korban. Ada juga kejahatan internet yang muncul dalam berbagai bentuk seperti penipuan dan pelakunya sulit ditangkap karena jejak kejahatan internet dapat dihilangkan oleh penjahat itu, serta mudah bagi pelakunya untuk melakukannya lagi karena sering tidak terdeteksi dan mudah untuk dibuat ulang. Hal ini menimbulkan rasa takut di masyarakat Jepang terhadap orang asing di internet. Jadi perkembangan teknologi dan media sosial selain memiliki sisi baik juga memiliki sisi buruk bagi masyarakat.

There is a thought, with not meeting stranger will reduce crime, but it is not true. This journal is made to explain even with technology advances still give room for crime. In Japan based on reference, people using media social for communicating and maintaining friendship with friends who hard to meet because of distance, condition, and work. With qualitatif method approach, the use of media social reduce physical communication of Japanesepeople, even though physical communication reduced, media social can be used for bullying known as cyber-bullying. It is estimated caused by cyber-bullying suspect is hard to detect and attack the mental of the victim. There is also crime internet appear in many form like fraud and the suspect is hard to catch because they can erase their internet trace, also it is easy for the suspect to do it again because it is hard to detect and easy to remake it. this thing make fear among the Japanese about strangers in the internet. So technology and media social advance have a good side and a bad side.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Rachmadini Effendi
"Penelitian ini membahas peran media sosial dalam pemberitaan pengalaman 6 kreator video YouTube yang pernah terjebak di perusahaan ‘nakal’ atau Black Company Jepang tahun 2018—2021. Data primer diperoleh dengan mengobservasi dan membuat transkripsi 11 video dari 6 kreator YouTube dan data sekunder diperoleh dari laman- laman sosial media atau situs web yang terkait dengan isu Black Company Jepang. Data dianalisis secara kualitif menggunakan metode analisis konten (content analysis) dalam kerangka teori masyarakat informasi oleh Castells dan konsep karakteristik media sosial oleh Nasrullah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial berupaya memberikan informasi mengenai Black Company Jepang dengan menjadi media yang berbasis user-generated content sehingga memfasilitasi kreator menyampaikan pengalaman (storytelling), serta berperan dalam membangun kesadaran (raising awareness) tentang Black Company dengan memungkinkan para kreator untuk mengingatkan soal pentingnya pemahaman akan hukum ketenagakerjaan, kultur kerja lokal, penguasaan bahasa Jepang, kesadaran berjejaring, dalam menghadapi dan mencegah eksploitasi calon pekerja migran Indonesia (PMI) di Black Company Jepang.

This study discusses about how social media plays a role in spreading 6 YouTube video creators exposing about their personal experiences being trapped working in some "Black Company" in Japan, from 2018 to 2021. Content analysis is occupied as a method to analyze the data, implementing Castells’ network society concept and Nasrullah’s social media characteristics concept as the theory framework. This study suggests that social media (1) does its optimality as a user-generated content media and self-directed mass communication, so that (2) it facilitates the creators to spread awareness about labor law, about working culture, about the importance of Japanese language mastery, and about the absence of governmental roles in the migration process."
Jakarta : Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrizki Budiman
"Penelitian ini mengkaji tentang humor yang ada pada media sosial TikTok. Fokus utama penelitian ini terletak pada humor alih bahasa Indonesia-Jepang dan bagaimana penciptaan humor tersebut terjadi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penerjemahan dari Newmark (1998), teori penerjemahan humor dari Jeroen Vandaele (2010) yang berkaitan dengan sosiokultural, dan 45 teknik pembentukan humor oleh Arthur Asa Berger (1997). Penelitian dilakukan dengan mencatat, meneliti, dan melakukan tabulasi pada 30 video TikTok oleh akun @heyekgenki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dari tuturan tokoh yang mengandung humor dapat diklasifikasi menjadi enam bagian, yaitu idiom, nama anggota tubuh, negasi, repetisi, nama binatang, dan data lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, teori 45 Teknik Pembentukan Humor dari Arthur Asa Berger (1997) pada kategori Language (kebahasaan) yang memuat 15 teknik, seyogyanya dapat ditambahkan satu teknik tambahan. Teknik tersebut adalah teknik alih bahasa yang menjadi teknik ke-16. Teknik alih bahasa mencirikan fitur penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lainnya yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan pada bahasa yang dituju, sering kali menggunakan penerjemahan literal, dan cenderung mempertahankan pola pemikiran yang melekat pada bahasa sumber. Dengan demikian, berdasarkan data yang telah dianalisis, teknik alih bahasa ini dapat menjadi pelengkap pada teori teknik pembentukan humor Berger, sehingga membuat total keseluruhan teori tersebut berjumlah 46.

This research aims to examines humor on the social media platform TikTok. The primary focus of this research is on Indonesian-Japanese language translation humor and the mechanisms through which this humor is created. The theoretical framework utilized in this study includes Newmark's (1998) translation methods, Jeroen Vandaele's (2010) theory on the translation of humor and its sociocultural implications, and Arthur Asa Berger's (1997) 45 techniques of humor creation. The research was conducted by recording, analyzing, and tabulating data from 30 TikTok videos by the account @heyekgenki. The findings of this study reveal that the humorous utterances can be classified into six categories: idioms, body part names, negations, repetitions, animal names, and other miscellaneous data. Based on these findings, it is proposed that Arthur Asa Berger's (1997) theory of 45 Humor Creation Techniques in the Language category, which currently encompasses 15 techniques, should include an additional technique. This technique, referred to as the translation technique, would become the 16th technique. The translation technique is characterized by the translation of content from one language to another in a manner that deviates from the target language's linguistic norms, often employing literal translation and retaining the thought patterns inherent in the source language. Thus, based on the analyzed data, the translation technique can complement Berger's humor creation techniques, increasing the total number of techniques to 46."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rachmi Yulita
"Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana citra Islam dikonstruksi oleh media massa di Jepang dan imbasnya kepada integrasi komunitas muslim dengan masyarakat Jepang. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan menjelaskan kaitan kesulitan integrasi komunitas muslim di Jepang, dengan pencitraan Islam hasil konstruksi media massa di Jepang. Tujuan lainnya adalah memahami proses interaksi dan komunikasi antara komunitas muslim dan masyarakat Jepang, dari tidak terlalu menerima menjadi menerima keberadaan muslim. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif, menggunakan konnsep multikulturalisme dan konstruksi sosial media massa. Data dikumpulkan menggunakan metode in-depth interview dan mengambil 5 informan muslim dari Kobe, Kyoto, dan Tokyo. Proses wawancara dilaksanakan dari tanggal 18 April 2018 hingga tanggal 7 Mei 2018, menggunakan e-mail dan aplikasi LINE. Sejumlah teks media diambil sebagai bahan analisis. Analisis menggunakan kajian pustaka, dan literatur. Dari analisis, disimpulkan bahwa melalui upaya pembelajaran dan bergaul dengan para muslim, banyak warga Jepang, bahkan hingga pihak dari pemerintah Jepang justru berbalik mendukung komunitas muslim. Kesimpulan ini didukung dengan meningkatnya jumlah masjid dan mushola di berbagai daerah di Jepang bersamaan dengan mendekatnya Olimpiade 2020, kerjasama antara pihak kepolisian dan masjid dalam menjaga keamanan, pertambahan kota-kota ramah muslim, dan lain sebagainya.

This research focused on the image of Islam constructed by Japanese mass media and its impacts on Muslim community's integration into the Japanese society in recent years. I tried to look into the negative image of Islam 'constructed' by Japan's mass media, and its impact on the Muslims (mostly foreigners) residing in Japan, either as a worker or as spouse of a Japanese national. I have conducted in-depth interviews with 5 muslims (4 foreigners and 1 native muslims) residing in Kobe, Kyoto, and Tokyo. Their stories then compared with articles on muslim and Islam published in Japan's mass media, as well as books and academic journals on similar topics. This research used multiculturalism and mass media social construction as analyzing tools. Interview started from April 18th until May 7th 2018, by using e-mails and LINE aplication. Through analysis, I have come to a conclusion that through learning and befriending the muslims, some Japanese are in fact turned from previously scared of the muslims into helping and even supporting them. Moreover, in preparation for the coming Tokyo Olympic Games in 2020, the government is taking initiatives to create social condition and atmosphere which is more friendly toward foreigners, including muslim foreigners."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aina Marulisya S.
"Di dalam penelitian ini dibahas tentang perubahan pandangan wanita Jepang terhadap nilai pernikahan dan faktor pendorong yang akhirnya mengubah pandangan wanita Jepang dari masa sebelum perang ke sesudah perang, serta dampak yang timbul akibat dari perubahan pandangan tersebut. Sedangkan metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif analisis. Setelah analisis, ditarik kesimpulan bahwa faktor terbesar yang menyebabkan perubahan pandangan wanita Jepang terhadap pernikahan adalah faktor pendidikan.

In this study will be explained some problems about the change of Japanese women’s opinion about marriage and some factors that finally change Japanese women opinion from before world war II era to after world world era and effects that show up becaouse of that opinion’s changes. Methode that’s used in exploring this study id an analytical descriptive methode. After the analysis, will be found that the main factor that influence the change of Japanese opinion about marriage is the aducational factor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diddah Annissaa`atul Shalihah
"Internet di Jepang memiliki banyak peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang pada umumnya. Salah satu perannya adalah menjadi media untuk menuliskan pengalaman aborsi yang dilakukan beberapa wanita Jepang. Aborsi adalah pengalaman yang sulit diceritakan di depan publik. Dengan menggunakan identitas lain dan anonim, mereka dapat menceritakan pengalamannya tanpa khawatir tindakannya mempengaruhi kehidupan mereka di dunia nyata.
Digunakan satu situs, www.chuzetu.com yang merupakan situs portal untuk wanita Jepang yang ingin mengkomunikasikan pengalaman aborsinya dengan orang yang memiliki kesamaan pengalaman, dan pengunjung lainnya yang berniat akan melakukan aborsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan tipe penelitiannya adalah fenomenologi. Teori yang digunakan adalah masyarakat jaringan yang difokuskan pada gerakan sosial oleh Manuell Castells, dan teori Japanese Behaviour oleh Takie Sugiyama Lebra untuk membantu menjelaskan fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi.
Dalam penelitian ini, ditemukan faktor yang mendorong mereka melakukan aborsi, yaitu pendidikan, ekonomi, psikologis, pertimbangan sosial, dan kesehatan. Sedangkan tiga peran media sebagai tempat wanita Jepang mengkomunikasikan pengalaman aborsinya, yaitu membuat gerakan sosial di internet, media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi, dan pemberi motivasi bagi wanita Jepang yang pernah melakukan aborsi. Dari kedua temuan itu, fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai tempat mengkomunikasikan pengalaman aborsi adalah bagian dari tindakan kampanye #MeToo.

Internet in Japan has many important roles in the social life of Japanese society in general. One of its roles is to become a media to write about the experiences of abortions performed by several Japanese women. Abortion is an experience that is difficult to tell in public. By using another identity and anonymous identity, they can share their experiences without worrying about their actions will affect their lives in the real world.
One site is used, www.chuzetu.com which is a portal site for Japanese women who want to communicate their abortion experience with people who have similar experiences, and other visitors who intend to have an abortion. This study uses qualitative methods and the type of research is phenomenology. Using network society theory to focus on social movements by Manuell Castells, and Japanese Behavior theory by Takie Sugiyama Lebra to help explain the phenomenon of making www.chuzetu.com as an alternative media in communicating abortion experiences.
In this study, three factors founded that encourage them to have an abortion, they are (1) education, economics, psychology, (2) social considerations, (3) and health. Moreover, three media roles as places for Japanese women communicate their abortion experiences, first is making social movements on the internet, second is as an alternative media in communicating abortion experiences, and third is to motivate Japanese women who had had an abortion. From these two findings, the phenomenon of making www.chuzetu.com as a place to communicate the experience of abortion is part of the MeToo campaign action.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Nur Iman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran pengguna terkait informasi data pribadi, dan berbagai informasi data pribadi yang terdaftar di media sosial pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara metode dan studi literatur. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Indonesia dengan total 8 orang, yang ditentukan oleh a model convenience sampling. Hasilnya menunjukkan tahap kesadaran muncul ketika pengguna berpikir kritis dalam keputusan dimasukkannya pribadi informasi data. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengguna tahu beragam informasi data pribadi, yang sesuai untuk latar belakang setiap pengguna. Di Selain itu, perlu diperhatikan bahwa pengguna media sosial memperhatikan informasi data pribadi karena kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan informasi data pribadi, yang berasal dari pengguna lain dan penyedia media sosial tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengguna media sosial harus memberikan diri mereka sendiri pengetahuan penggunaan media sosial. Pengetahuan seperti itu juga harus disertai dengan pengetahuan tentang pentingnya data pribadi bagi pengguna.

This study aims to determine the users level of awareness related to personal data information, and various personal data information that is registered on the users social media. This study uses a qualitative approach with interview methods and literature studies. The subjects of this study were S1 students at the University of Muhammadiyah Malang University of Indonesia with a total of 8 people, which was determined by a convenience sampling model. The results indicate the stage of awareness arises when users think critically in the decision of the inclusion of personal data information. The results also show that users know a variety of personal data information, which is appropriate for each users background. In addition, it should be noted that social media users pay attention to personal data information because of concerns about the potential misuse of personal data information, which comes from other users and social media providers. This research identifies that social media users must give themselves knowledge use of social media. Such knowledge must also be accompanied by knowledge of the importance of personal data for users."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kanina Ramadhina
"Seiring dengan terjadinya perkembangan teknologi, kini marak terdapat Pengguna platform media sosial TikTok yang mengunggah secara tidak sah berbagai film Indonesia dalam akun miliknya yang diambil dari film suatu platform Over The Top. Pengguna mengunggah film-film tersebut dengan dibagi ke dalam beberapa bagian sehingga dapat disaksikan secara gratis oleh masyarakat. Sehingga dalam Penelitian ini, Penulis akan menganalisis 2 (dua) pokok permasalahan yaitu bentuk pelanggaran Hak Cipta atas unggahan konten film yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU 28/2014”) dan perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta terhadap konten unggahan film tersebut. Penulis akan mengkaji permasalahan yang ada dengan memfokuskan pada penerapan UU 28/2014 dan beberapa peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam penelitian ini, Penulis mengunakan sumber informasi yang diperoleh dari studi kepustakaan, pusat dokumentasi, penelusuran melalui media elektronik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok tersebut merupakan kegiatan pelanggaran Hak Cipta dengan bentuk pembajakan film. Kemudian pengaturan hukum mengenai Hak Cipta di Indonesia pada dasarnya telah cukup memberikan perlindungan bagi Pemegang Hak Cipta terhadap unggahan konten film saat ini, dimana telah terdapat perlindungan hukum secara preventif dan represif. Namun perlindungan tersebut bersifat pasif dimana diperlukan peran aktif dari Pemegang Hak Cipta. Oleh karena itu diperlukannya kesadaran dari Pemegang Hak Cipta atau penyelenggara platform Over The Top, penyelenggara platform media sosial TikTok, dan Pemerintah bahwa diperlukannya upaya pencegahan yang lebih baik lagi dengan memanfaatkan teknologi yang dapat mendorong penghapusan pembajakan film.

Along with the development of technology, there are now many Users of the TikTok social media platform who upload various Indonesian films on their accounts that taken from the content of an Over The Top. Users upload the films by dividing them into several parts so that they can be watched for free by the public. So in this thesis, the Author willanalyze 2 (two) main problems, namely the form of copyright infringement on film content committed by Users of the TikTok social media platform according to Law No. 28 of 2014 concerning Copyright ("Law 28/2014") and legalprotection for Copyright Holders of the film's content. The Author will examine the existing problems by focusing on the application of Law 28/2014 and several other related laws and regulations. In addition, the Author also uses sources ofinformation obtained from literature studies, documentation centers, searches through electronic media, and interviews.Then the legal arrangements regarding Copyright in Indonesia basically provide sufficient protection for Copyright Holders against uploading film content at this time, where there has been preventive and repressive legal protection. However, this protection is passive which requires an active role from the Copyright Holder. Therefore, awareness is needed from Copyright Holders or Over The Top platform organizers, TikTok social media platform organizers, and theGovernment that better prevention efforts are needed by utilizing technology that can encourage the elimination of film piracy.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rayhan Rasyidin
"Serangkaian perubahan kini telah terjadi di Rawa Belong yang sejatinya merupakan wilayah berlabel Betawi, juga identik dengan profesi pedagang tanaman hias dan pekerja taman. Perubahan kondisi ekonomi dan datangnya pemodal besar di Rawa Belong memaksa masyarakatnya untuk meninggalkan profesi lama mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, realitas ibu kota yang dibanjiri oleh pendatang menghadirkan permintaan besar akan kebutuhan tempat tinggal. Realitas ini kemudian memunculkan praktik bisnis baru bagi orang Betawi Rawa Belong, yaitu menjual lahan dan membangun kontrakan – yang mengubah Rawa Belong secara spasial. Praktik ini kemudian menyebabkan semakin sedikit orang Betawi yang mendiami Rawa Belong dan semakin banyak pendatang yang turut menghidupi Rawa Belong. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran praktik dan nilai sehingga berujung kepada Rawa Belong yang kini dihidupi secara berbeda. Dengan menggunakan metode observasi partisipatoris, wawancara mendalam, dan analisis deskriptif, saya berusaha mengungkap bagaimana aktor, faktor, dan proses saling berartikulasi pada perubahan ruang di Rawa Belong juga konsekuensinya terhadap bagaimana Rawa Belong dikonstruksikan oleh para penduduk aslinya – orang Betawi Rawa Belong.

A series of changes have taken place in Rawa Belong, which is originally a Betawi-labeled area, and is also associated with the profession of ornamental plant traders and landscape workers. The changes in the economic conditions and the influx of large investors in Rawa Belong have forced its community to abandon their old professions in order to meet their daily needs. Meanwhile, the reality of the capital city being flooded by migrants has created a high demand for housing. This reality has led to the emergence of new business practices for the Betawi people of Rawa Belong, namely selling land and building rental properties, which have spatially transformed Rawa Belong. As a result, fewer Betawi people inhabit Rawa Belong, while more migrants contribute to its livelihood. These changes have caused a shift in practices and values, ultimately leading to a different way of life in Rawa Belong. By using participatory observation methods, in-depth interviews, and descriptive analysis, I aim to uncover how actors, factors, and processes interact in the spatial changes in Rawa Belong, as well as the consequences for how Rawa Belong is constructed by its original inhabitants—the Betawi people of Rawa Belong."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Kirana Ishafira Rullinda
"Perkembangan penggunaan media hingga saat ini telah melahirkan sebuah budaya populer, salah satunya meme yang digunakan sebagai media ekspresi yang bersifat jenaka. Akan tetapi, dalam dekade terakhir meme tidak hanya digunakan untuk tujuan komedi, namun juga sebagai pemicu percakapan dengan topik apapun. Beberapa perusahaan kemudian diamati memanfaatkan meme dalam strategi pemasarannya. Tinjauan literatur ini dilakukan untuk menelaah lebih dalam mengenai alasan di balik implementasi meme marketing dalam strategi pemasaran digital dan faktor-faktor yang bisa mendorong kesuksesan meme marketing itu sendiri. Dalam mengkaji sepuluh literatur, ditemukan bahwa implementasi meme marketing yang didasari atas tiga faktor—isi konten, konsumen, dan media—dalam media sosial bisa meningkatkan brand recall dan customer engagement.

The advancement of the usage of media today has given birth to mass popular culture, one of which is the existence of memes that have been used as a humorous medium of self-expression. However, in the last decade, memes have not only been used for comedic purposes, but also used as a trigger for conversation-starters in any kind of topic. Several companies were then observed utilizing memes in their marketing strategies. This literature review was conducted to examine more deeply the reason behind meme marketing implementation as digital marketing strategy and the factors that can elevate the success of meme marketing itself. By reviewing ten sources, it was found that implementing meme marketing based on content-related factors, customer-related factors, and media-related factors in social media can significantly increase brand recall and customer engagement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>