Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MABIS 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MABIS 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Pandemi Covid-19 telah menyebar secara global, sistem pelayanan kesehatan dihadapkan pada tantangan besar dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 berisiko mengalami burnout. Burnout adalah kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat selama masa pandemi covid-19 di RS X Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain cross-sectional dan dilakukan pada 12 Juli - 20 Juli 2022. Sampel pada penelitian ini sebanyak 171 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RS X Kota Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 43,9% perawat mengalami burnout rendah dan 56,1 perawat mengalami burnout sedang. Variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p=0,037), stres kerja (p=0,000), beban kerja (p=0,036), dan kondisi kerja (p=0,003), sedangkan umur (p=0.490), pendidikan (p=0,170), lama bekerja (p=0,356), status pernikahan (p=0,751), dan dukungan sosial (p=0,408) tidak berhubungan dengan burnout. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat mengalami burnout rendah dan sedang sehingga diperlukan upaya preventif untuk mengurangi risiko burnout pada perawat.

The Covid-19 has spread globally and healthcare system faced major challenges in terms of human resources. Nurses, as the front line of handling Covid-19 are at risk of having burnout. Burnout is defined as physical exhaustion, emotional exhaustion, and mental exhaustion caused by prolonged stress. This study aims to determine factors that potentially associated with burnout in nurses during the Covid-19 pandemic at RS X Bogor City. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and was conducted in 12 July – 20 July 2022. The sample in this study was 171 nurses who worked in the Inpatient Room of RS X Bogor City. Data collection using the Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) questionnaire and data analysis using the chi-square statistical test. The results showed that 43.9% of nurses experienced low burnout and 56.1% nurses experienced moderate burnout. Variables related to burnout were gender (p=0.037), work stress (p=0.000), workload (p=0.036), and working conditions (p=0.003), while age (p=0.490), education (p=0.170), length of work (p=0.356), marital status (p=0.751), and social support (p=0.408) were not associated with burnout. In conclusion, preventive efforts are required to handling the burnout risks, particularly for nurses with low and moderate burnout’s level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grandi Esra Jeremy S.
"Skripsi ini membahas gambaran faktor organisasional penyebab burnout pada pekerja garis depan di Puskesmas. Peneltian dilaksanakan di Puskesmas X diwilayah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa faktor organisional penyebab burnout ditemukan diantara pekerja garis depan di Puskesmas X. Namun, apabila tindakan preventif tidak segera dilaksanakan, faktor-faktor organisasional yang lain akan berkembang dan menghambat kemampuan puskesmas dalam memberikan layanan-layanan kesehatan.

This undergraduate thesis discusses an overview of organizational factors as the cause of burnouts to front-line workers at primary health center. This research is conducted at a primary health center located in Jakarta. This research uses a qualitative method with a descriptive design. The results of this study shows only a few of these factors have been found among front-line workers. However, if preventive measures aren’t implemented, other factors will grow and hinder public health center’s ability to provide healthcare services."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Ruchimat
"Tesis ini membahas tentang fenomena burnout  dan aliensi dari petugas pelayanan dan rehabilitasi sosial di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, yang berada di KEcamatan Cigombong, Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Fenomena burnout dan aliensi yang dilihat adalah selama mereka menjadi staf. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa Balai Besar Rehabilitasi BNN manajemen waktu kerja yang fleksibel, supervisi yang tepat dan berkala, melakukan upaya pengembangan profesi pekerjaan sosial di bidang rehabilitasi bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahguna narkoba. Selain itu, dalam upaya meminimalisir terjadinya burnout dan alienasi dari petugas, perlu dikembangkan standar etika dan profesi pekerjaan sosial di bidang rehabilitasi adiksi narkoba, peningkatan kesejahteraan yang tidak hanya bersifat material saja, serta memberikan dukungan kepada para pegawai recovering addict yang sedang dalam proses pemulihan (recovery)

This thesis discusses the phenomenon of burnout and alienation from social services of social rehabilitation officer at the Center for Rehabilitation of the National Narcotics Agency, which is located in District Cigombong, Lido, Bogor, West Java. The phenomenon of burnout and alienation which seen was that happens to those who are assigned as a staff. This study is a qualitative research with descriptive design. Results of the study suggest that BNN Rehabilitation Center should provide flexible working time management, proper and periodic supervision, develop the social work profession in the field of rehabilitation for addicts, abusers, and victims of drug abusers. Additionally, in an effort to minimize the occurrence of burnout and alienation, BNN Rehabilitation Center should needs to be developed ethical standards and the social work profession in the field of drug addiction rehabilitation, improvement of well-being that is not merely material, as well as providing support to employees recovering addict who is in the process of recovery.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rafif Hanif
"Burnout mengacu pada reaksi psikologis terhadap stres kerja kronis. Fenomena burnout merupakan fenomena yang harus diatasi oleh perusahaan karena membawa pengaruh negatif terhadap produktivitas dan keinginan karyawan untuk resign. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi karyawan dengan tingkat burnout yang tinggi dan menganalisis faktor yang mempengaruhi burnout karyawan di tengah pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang dianalisis diantaranya tipe perusahaan, jabatan, skema work from home (WFH), tingkat kelelahan mental, dan jam kerja per hari. Berdasarkan penerapan metode neural network, sebanyak 92.2% varians burnout dapat dijelaskan oleh variabel input dengan tingkat kelelahan mental dan jam kerja per hari merupakan variabel yang memberi pengaruh yang signifikan terhadap tingkat burnout. Neural network kembali diterapkan dengan dua variabel tersebut dan masih dapat menjelaskan 91.9% varians burnout. Penelitian ini dapat digunakan employer dalam memprediksi tingkat burnout rate yang dihadapi karyawan sekaligus memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya mengenai prediksi burnout.

Burnout refers to a psychological reaction to chronic work stress. The phenomenon of burnout is undoubtedly a phenomenon that companies must overcome because it may adversely affect productivity and employees' desire to resign from their job. This study aims to predict employees with high burn rates and analyze all the possible factors influencing employee burnout amid the COVID-19 pandemic. Several factors were analyzed, including the type of company, job positions, work-from-home (WFH) schemes, mental fatigue score, and working hours per day. Based on the application of the neural network method, 92.2% of the burnout variance can be explained by the input variable, with the level of mental fatigue and working hours per day variables significantly influencing burnout. The neural network is re-applied with these two variables and can still explain 91.9% of the burnout variance. Employers can use this research to predict the burnout rate faced by employees and enrich previous studies regarding burnout prediction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Meidy Savira
"Burnout merupakan sindrom yang sering terjadi pada tenaga yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan tidak terkecuali apoteker. Burnout dapat berpengaruh pada kesehatan dan performa kerja apoteker, kualitas pelayanan, serta keselamatan pasien. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan burnout adalah faktor beban kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran beban kerja pada kejadian burnout yang dialami oleh apoteker yang bekerja di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan kepustakaan dengan menganalisis penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis dilakukan pada dua jurnal terkait dengan burnout yang terjadi pada apoteker di rumah sakit. Faktor beban kerja yang diidentifikasi pada kejadian burnout yang dialami apoteker adalah kapasitas tempat tidur, jumlah pasien per hari, jenis kegiatan, jumlah kegiatan, dan waktu kerja. Burnout dibagi menjadi tiga kategori yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan personal accomplishment. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa apoteker mengalami burnout pada tingkat tinggi dan sedang. Kategori burnout dengan nilai yang paling tinggi adalah emotional exhaustion. Apoteker yang mengalami burnout lebih banyak terlihat bekerja pada rumah sakit dengan kapasitas yang lebih besar. Selain itu apoteker yang memiliki waktu kerja yang lebih lama beresiko untuk mengalami burnout. Sementara itu gambaran jumlah pasien, jenis serta jumlah kegiatan yang dilakukan apoteker belum dapat dibedakan pada apoteker yang mengalami burnout dengan apoteker yang tidak mengalami burnout.

Burnout is a syndrome which usually happens to health workers who work in a health service institution including pharmacists. Burnout can affect pharmacist health and work performance, quality of service given, and also endanger the patient safety. The purpose of this research is to get a picture about workload on burnout incidents that happen among pharmacists who work at a hospital. This research is using literature review method to analyze other research that has been done before. The analysis is performed on two journals related to burnout that happen to hospital pharmacists. Workload factors identified are bed capacity, daily patient number, type of activity, number of activity, and work hour. Burnout is divided into three categories which are emotional exhaustion, depersonalization, and personal accomplishment. Based on research results, pharmacists are experiencing high and moderate levels of burnout. Burnout category with the highest score is emotional exhaustion. Pharmacists who experience burnout mostly work in a hospital with larger bed capacity. Pharmacists who have more work time are at risk to experience burnout. On the other side, the description of patient workload, the types and amount of activity which is conducted by the pharmacist can not be distinguished between pharmacists who experience burnout and pharmacists who do not experience burnout.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Setiadi
"ABSTRAK
Semua bentuk tranportasi udara bagi publik membutuhkan pengawasan manajemen yang berkelanjutan, sebagaimana diketahui, kecelakaan masih tetap terjadi. Perusahaan penerbangan sipil di Indonesia seperti maskapai X mempunyai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan maskapai lain dalam hal penerbangan di daerah perintis. Selama penerbang masih berada di kokpit, penerbang harus tetap mempunyai kontrol dan laik untuk terbang. Penerbang harus paham tentang implikasi keselamatan terhadap mesin di udara dan lingkungan mereka. Stres yang berlebihan bisa merupakan faktor utama terhadap kecelakaan dan insiden. Bumout merupakan sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan pengurangan pencapaian diri, yang terjadi pada individu yang bekerja dengan orang lain (Maslach, 1982). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran burnout pada penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua secara umum, yang diikuti saran praktis bagi maskapai dan penerbang, untuk mendeteksi psychological fitness dalam rangka mengurangi human error pada operasi penerbangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel dalam penelitian bumout ini diukur dengan Maslach Bumout Inventory (MBI) yang dikembangkan oleh Maslach dan Jackson pada tahun 1981 dan sudah pernah digunakan di Indonesia oleh Cicilia Yetiprawasti tahun 1991). Ada tiga dimensi yang diukur dalam MBI, yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment. Disimpulkan bahwa setidaknya sekali dalam satu tahun seorang penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua mengalami kondisi kelelahan emosional dan reduced personal accomplishment. Dimensi depersonalisasi tidak pernah dirasakan oleh penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua. Diharapkan hal ini dapat diikuti dengan asesmen oleh para ahli atau expert judge pada saat medical check up untuk memenuhi standar kesehatan guna memperpanjang lisensi penerbang, wawancara oleh pihak manajemen, dan partisipasi penerbang. Kesehatan psikis penerbang dapat dipulihkan dan karimya dapat diselamatkan jika didapat konseling yang tepat pada tahap awal sebelum terjadi gangguan mental.
"
2005
S3499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Burnout is a psychological term for the experience of long -term exhaustion and diminished interest, usually in the work context. Previous research showed that doctor and nurses seem to be more prone to have burnout syndromes than others...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman Hakim
"Penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived supervisor support dan self-efficacy terhadap turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek dengan peran mediasi burnout. Terdapat 6 hipotesis yang peneliti rancang pada penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM), beberapa temuan dihasilkan dari data yang telah terkumpul dari 207 responden pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Temuan atau hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perceived supervisor support memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap burnout dan turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Kemudian, self-efficacy juga memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap burnout dan turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Ditambah dengan adanya variabel burnout memediasi hubungan antara perceived supervisor support dan self-efficacy terhadap turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek, semakin tinggi perceived supervisor support dan self-efficacy yang dimiliki karyawan Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek, maka semakin rendah perasaan burnout dan turnover intention yang dialami oleh karyawan Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Kesimpulannya, penting untuk perusahaan memperhatikan perceived supervisor support dan self-efficacy dari karyawannya khususnya Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek untuk menurunkan tingkat burnout dan turnover intention karyawannya.

This research was conducted to determine the effect of perceived supervisor support and self- efficacy on the turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek with the role of mediating burnout. Using a structural equation modeling (SEM) approach, several findings were generated from data collected from 207 Gen Y and Gen Z worker respondents in Greater Jakarta. The findings in this study indicate that perceived supervisor support has a significant negative effect on burnout and turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Then, self-efficacy also has a significant negative effect on burnout and turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Coupled with the presence of the burnout variable mediating the relationship between perceived supervisor support and self-efficacy on the turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Thus, the higher the perceived supervisor support and self-efficacy of Gen Y and Gen Z employees in Jabodetabek, the lower feelings of burnout and turnover intention experienced by Gen Y and Gen Z employees in Jabodetabek. In conclusion, it is important for companies to pay attention to the perceived supervisor support and self-efficacy of their employees, especially Gen Y and Gen Z in Jabodetabek to reduce the burnout rate and turnover intention of their employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>