Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Poppy Alia
"ABSTRAK
Keluhan efek samping pada kulit akibat penggunaan kosmetik pemutih merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi peningkatan setiap tahunnya di seluruh dunia. penelitian ini ingin mengetahui pengaruh jenis dan lama penggunaan kosmetik pemutih terhadap keluhan efek samping di kulit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Surabaya. Penelitian merupakan analisis data sekunder Survei Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2009. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan Cox regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi keluhan efek samping pada kulit sebesar 24,8%; proporsi responden dengan jenis kosmetik pemutih skin bleaching sebesar 21,5%; proporsi responden dengan lama penggunaan kosmetik pemutih lebih dari 3 bulan sebesar 58,9%; jenis kosmetik pemutih skin bleaching berisiko 1,690 kali terhadap keluhan efek samping pada kulit tanpa dikontrol oleh kovariat; lama penggunaan lebih dari 3bulan berisiko 1,755 kali terhadap keluhan efek samping pada kulit tanpa dikontrol oleh kovariat; jenis kosmetik pemutih skin bleaching beresiko 1,577 kali terhadap keluhan efek samping pada kulit setelah dilakukan pengontrolan terhadap faktor risiko lainnya.

ABSTRACT
side effects complaints on the skin due to the use of cosmetics whitening is one of the health problems that increase every year throughout the world. This study investigates correlation between the type and duration of use more than 3 months of whitening cosmetics againts side effect complains on the skin in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi and Surabaya. The study was conducted with a cross sectional analytic design, using survey data from the National Agency of Drug and Food Control in 2009. Stratification was used in data analysis while multivariate analysis uses Cox regression. The result of analyses showed that prevalence of side effects complain on the skin was 24,8%; the proportion of people using skin bleaching was 21,5%; the proportion of people with duration use more than 3 months was 58,9%. the data showed that people who used skin bleaching whitening cosmetics was at risk of 1,690 times before controlling the coariate factors while 1,544 times after controlling to covariate factors to have complaints of the side effect on skin. As for people with duration of use more than 3 months was at risk of 1,755 times before controlling the covariate factors while 1,577 times after controlling the covariate factors to have complaints of side effect on skin. "
2013
T41439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Alia
"Keluhan efek samping pada kulit akibat penggunaan kosmetik pemutih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi peningkatan setiap tahunnya
di seluruh dunia. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh jenis dan lama
penggunaan kosmetik pemutih terhadap keluhan efek samping di kulit di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Surabaya. Penelitian merupakan
analisis data sekunder Survei Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2009.
Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan Cox
regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi keluhan efek samping
pada kulit sebesar 24,8%; proporsi responden dengan jenis kosmetik pemutih skin
bleaching sebesar 21,5%; proporsi responden dengan lama penggunaan kosmetik
pemutih lebih dari 3 bulan sebesar 58,9 %; jenis kosmetik pemutih skin bleaching
berisiko 1,690 kali terhadap keluhan efek samping pada kulit tanpa dikontrol oleh
kovariat ; lama penggunaan lebih dari 3 bulan berisiko 1,755 kali terhadap
keluhan efek samping pada kulit tanpa dikontrol oleh kovariat; ; jenis kosmetik
pemutih skin bleaching beresiko 1,544 kali terhadap keluhan efek samping pada
kulit setelah dilakukan pengontrolan terhadap faktor risiko; lama penggunaan
lebih dari 3 bulan beresiko 1,577 kali terhadap keluhan efek samping pada kulit
setelah dilakukan pengontrolan terhadap faktor risiko lainnya.

Side effects complaints on the skin due to the use of cosmetic whitening is
one of the health problems that increase every year throughout the world. This
study investigates correlation between the type and duration of use more than 3
months of whitening cosmetics againts side effect complaints on the skin in
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi and Surabaya. The study was
conducted with a cross sectional analytic design, using survey data from the
National Agency of Drug and Food Control in 2009. Stratification was used in
data analysis while multivariate analysis uses Cox regression. The result of
analyses showed that prevalence of side effects complain on the skin was 24,8%;
the proportion of people using skin bleaching was 21,5%; the proportion of
people with duration use more than 3 months was 58,9%. The data showed that
people who used the skin bleaching whitening cosmetics was at risk of 1,690
times before controlling the covariate factors while 1,544 times after controlling
the covariate factors to have complaints of the side effect on skin. As for people
with duration of use more than 3 months was at risk of 1,755 times before
controlling the covariate factors while 1,577 times after controlling the covariate
factors to have complaints of side effect on skin
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timur Purbowati
"Keberagaman pemahaman santri putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada pondok pesantren tradisional diakibatkan keterbatasan sarana penunjang serta kurangnya dukungan pihak luar pesantren terkait persoalan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pengetahuan santri putri pondok pesantren tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, minat para santri terhadap kegiatan ekstrakulikuler, media informasi dan pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Accessment Procedure RAP dengan pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam pada santri putri dan guru.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan pemahaman santri putri pondok pesantren sangat beragam mengenai kesehatan reproduksi, sehingga ada baiknya dilakukan kerjasama lintas sektoral antara Kemendiknas, Kemenkes dan Kemenag agar dibuatkan satu kurikulum di dalamnya mencakup unsur mengenai kesehatan reproduksi yang dapat diterapkan pada pondok pesantren tradisional dan juga modern sehingga diharapkan para santri dapat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih seragam.

Variety understanding of female santri on reproductive health especially at traditional boarding school caused by limited of supporting facilities and lack of support from outside party of boarding school related to reproductive health problem. Objective of this research is to knowing description about knowledge of female santris Islamic boarding school about reproductive health in Regency Tangerang Year 2017 which relate with curriculum education that applied, teaching metodhe which conducted by teacher, interest of the student against extraculiculler activity, information media and personal experience that related with adolescent reproductive health.
This research is using qualitative approach with Rapid Accessment Procedure RAP through Focus Group Disscussion FGD and indepth interview methode to female santris and using indepth interview to the teacher.
Result of this research is mention that Islamic boarding school santris have a variety of knowledge or understanding about reproductive health, so it is better to do cooperation cross sectoral between Kemendiknas,Kemenkes and Kemenag so can be created one particular curricullum which is include reproductive health that can be applied to the traditional and modern Islamic boarding school, so the santris can get more similar knowledge about reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadav, Yogacharya Hansraj
Bombay: Baratiya Vidya Bhavan, 1988
613.704 6 YAD y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Finucane, Edward W.
Boca Raton : CRC/Taylor & Francis, 2006
620.86 FIN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Alfarani
"Penampilan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap orang.
Keinginan untuk tampil menarik ini tidak hanya terpaku pada bentuk tubuh
ramping saja, tetapi juga pada aspek yang lain, seperti rambut dan kulit. Hal ini
berlaku pula di Indonesia. Bila wanita dari daratan Eropa dan Amerika
menginginkan kulit berwarna kecoklatan, wanita Asia pada umumnya, cenderung
menginginkan kulit yang lebih putih dan halus. Sesuai dengan hasil riset dari
Usage & Habit Study tahun 1997 terhadap konsumen di Indonesia, 85% wanita
Indonesia memiliki kulit cenderung coklat, dan 55% wanita Indonesia ingin
memiliki kulit lebih putih ("Swa", 7 - 20 September 2000). Beberapa penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penampilan menarik (physical
attractiveness) mempunyai korelasi positif dengan konsep diri seseorang (Adams;
Lerner & Karabenick; Lerner; Karabenick; & Stuart; Lerner dan Orlos; & Knapp;
Mathes & Kahn; Simmon & Rosenberg; dalam Pattiasina, 1998). Di lain pihak,
konsep diri seseorang juga merupakan salah satu motivator yang penting dalam
perilaku membeli barang atau jasa (Russell, 1988). Seseorang mengekspresikan
dirinya dengan melakukan aktivitas sehari-hari yang dilakukannya, misalnya
dengan barang dan jasa yang ia beli. Salah satu faktor yang mempengaruhi
intensi membeli adalah sikap terhadap produk. Berdasarkan alasan itulah, peneliti
memutuskan untuk mengetahui apakah konsep diri dan citra produk memiliki
hubungan secara signifikan dengan sikap terhadap produk pemutih kulit pada
konsumen wanita remaja-akhir. Peneliti memilih kelompok remaja karena remaja
merupakan target pasar utama dan dianggap mempunyai orientasi konsumtif yang
paling besar (Loudon & Della Bitta, 1993).
Penelitian dilakukan pada 95 subyek dengan karakteristik remaja wanita,
berusia 18 - 22 tahun, yang merupakan kelompok remaja-akhir (Konopka, dalam
Pikunas, 1976; Santrock, 1998), dengan menggunakan incidental sampling.
Setiap subyek memperoleh dua buah kuesioner, yaitu kuesioner Semantic
Differential dan Fishbein's Attitude Model. Data hasil perolehan dalam penelitian
diolah dengan menggunakan teknik Coefficient Alpha dari Cronbach dan teknik
korelasi Pearson Product Moment, yang terdapat di dalam program SPSS for MS
Windows Release 9. 01.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk kelompok pemakai produk,
tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara diskrepansi dari tiap jenis
konsep diri dan citra produk dengan sikap terhadap produk. Sedangkan untuk
kelompok non-pemakai konsep diri ideal dan citra produk memiliki hubungan
yang signifikan dengan sikap berhadap produk pemutih kulit dengan korelasi
sebesar 0,546 pads los 0,01 (2-tailed). Begitu pula halnya dengan nilai korelasi
yang signifikan antara konsep diri sosial-ideal dan citra produk dengan sikap
terhadap produk pemutih kulit, yaitu sebesar 0,481 pada los 0,01 (2-tailed). Dari
hasil keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa, sebenarnya konsumen wanita,
khususnya yang berusia 18-22 tahun, pada dasarnya tidak terlalu meyakini akan
fungsi memutihkan dari kosmetik yang mengandung pemutih kulit ini. Hal ini
berarti iklan yang ada tidak terlalu berhasil dalam membentuk sikap konsumen.
Dengan demikian ada baiknya pihak produsen lebih memfokuskan pada fungsi
lain selain memutihkan kulit misalnya melembabkan, mencegah penuaan dini,
atau mengandung vitamin tertentu.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar memperoleh hasil yang lebih baik,
hendaknya dilakukan pada subyek dengan jumlah yang lebih besar dan
karakteristik yang berbeda. Selain itu hendaknya dilakukan penelitian lebih Ianjut
mengenai pengaruh norma subyektif dan perceived behavioral control dalam
kaitannya dengan sikap terhadap produk, sehingga dapat dilihat bagaimana
hubungan antara konsep diri dan citra produk dengan intensi membeli produk
pada konsumen dan perilaku membelinya."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinora Haryati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisa Alif Amalia
"ABSTRAK
Pada masyarakat umum di perkotaan, aktivitas fisik yang dilakukan dapat terdiri dari berbagai aktivitas. Menurut Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), aktivitas fisik dapat dibagi menjadi 3 domain, yaitu domain work, transport, dan recreational. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara distres psikologis dengan masyarakat yang aktif melakukan aktivitas fisik pada tiga domain yaitu domain work, recreational, transport, dan aktivitas sedentary di Jabodetabek. Distres psikologis diukur dengan menggunakan alat ukur General Health Questionnaire (GHQ-12) dan aktivitas fisik diukur dengan menggunakan alat ukur Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) yang telah didaptasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 1108 orang yang aktif beraktivitas fisik di Jabodetabek. Partisipan diperoleh melalui teknik non-random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dengan masyarakat yang aktif melakukan aktivitas fisik pada intensitas moderate dan vigorous dalam domain work dan recreational di Jabodetabek. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dengan aktivitas fisik dalam domain transport dan aktivitas sedentary pada masyarakat yang aktif beraktivitas fisik di Jabodetabek

ABSTRACT
In the general population in urban areas, physical activity may consist of various activities. According to the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), physical activity can be divided into three domains, such as domain work, transport, and recreational. This study investigate the relationship among psychological distress and people who are actively doing physical activity on work, transport, and recreational domain in Jabodetabek. Psychological distress measured by General Health Questionnaire (GHQ-12) and physical activity measured by Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). There are 1108 participants who are actively doing physical activity in Jabodetabek, and obtained by non-random sampling. The statistical analysis showed that there was a significant relationship among psychological distress and people who are actively doing physical activity at moderate and vigorous intensity on work and recreational domain in Jabodetabek. Furthermore, the result of this study also showed that there was no significant correlation between psychological distress and physical activity on transport and sedentary activity in people who are actively doing physical activity in Jabodetabek.;;"
2016
S64610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irvan Desrizal
"Latar belakang: Krioterapi adalah salah modalitas terapi yang sering dilakukan pada lesi IVA positif di Indonesia. Selain memiliki angka kesembuhan yang cukup tinggi, krioterapi tergolong murah dan mudah dilakukan dengan sumber daya yang terbatas. Namun, efek samping pasca krioterapi seperti keputihan, perdarahan bercak, dan nyeri adalah hal yang tidak bisa dihindari. Beberapa penelitian mengaitkan adanya hubungan derajat dan luas lesi prakanker dengan angka kesembuhan pasca krioterapi. Jenis krioterapi (single-freeze atau double-freeze) juga dihubungkan dengan luas area nekrosis pasca krioterapi.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan luas lesi IVA positif dan jenis krioterapi terhadap efek samping pasca krioterapi
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prosepektif. Populasi terjangkau
adalah pasien dengan IVA positif yang menjalani krioterapi oleh Female Cancer Program dari Juli sampai dengan Oktober 2019 di Jakarta. Evaluasi dilakukan dengan pengisian lembar keluhan efek samping krioterapi selama satu bulan. Analisis data dalam bentuk deskriptif dan analitik.
Hasil: Didapatkan 43 subjek IVA positif, 27 (62,8%) subjek lesi luas, dan 16 (37,2%) subjek lesi sempit, jenis krioterapi dibagi menjadi 33 (76,7%) subjek double-freeze, 10 (23,3%) subjek single-freeze, setelah sebulan didapatkan keluhan keputihan sebanyak 88,4%; perdarahan bercak 51,2%, nyeri 58,1%; tidak didapatkan hubungan bermakna antara luas lesi IVA positif dengan keputihan (nilai-p 0,63), perdarahan bercak (nilai-p 0,61), dan nyeri (nilai-p 0,54), krioterapi double-freeze berhubungan bermakna dengan efek samping perdarahan bercak (RR 0,5; nilai-p 0,0032; CI 0,3-0,9).
Kesimpulan: krioterapi double-freeze berhubungan bermakna dengan efek samping perdarahan bercak pasca krioterap.

Background: Cryotherapy is a procedure often performed in positive VIA lesions in Indonesia. Not only having a high cure rate, but cryotherapy is also relatively cheap and easy to perform with limited resources. However, side effects such as vaginal discharge, spotting, and pain are unavoidable. Several studies have linked the degree and width of precancerous lesions with cure rate after cryotherapy. Type of cryotherapy (single-freeze or double-freeze) is also related with amount of necrosis area produced after cryotherapy.
Objective: To determine the association of positive VIA area and the type of cryotherapy with post-cryotherapy side effects.
Method: This is a prospective cohort study. The population are women with positive VIA result who underwent cryotherapy by the Female Cancer Program from July to October 2019 in Jakarta. Evaluation was performed by filling out the patients complaint sheet for one month. Data was analysed descriptively and analytically.
Results: There were 43 women with positive VIA results, grouped into 27 (62.8%) large lesion, and 16 (37.2%) small lesion, types of cryotherapy was grouped into 33 (76.7%) double-freeze, 10 (23,3%) single-freeze, after one month follow-up there were complaints of vaginal discharge 88.4%; spotting 51.2%, pain 58.1%; found unsignificantly association between width of positive VIA area with vaginal discharge (p-value 0.63), spotting (p-value 0.61), and pain (p-value 0.54), double-freeze cryotherapy was significantly associated with side effect of spotting (RR 0.5; p-value 0.0032; CI 0.3-0.9).
Conclusion: double-freeze cryotherapy is significantly related with side effect of spotting.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>