Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Trifonia Pingkan
"Riwayat kanker payudara dalam keluarga memegang peranan penting terjadinya kelainan payudara maupun kanker payudara pada seorang individu. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data gambaran radiologis payudara perempuan dengan riwayat kanker payudara dalam keluarga, dihubungkan dengan derajat histopatologis kanker payudara yang diderita oleh salah seorang anggota keluarga menggunakan modalitas USG payudara. Dari penelitian ini didapatkan risiko yang yang lebih tinggi akan terjadinya lesi di payudara pada perempuan yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita kanker payudara derajat histopatologis tinggi dibandingkan dengan derajat histopatologis rendah.

Family history of breast cancer plays an important role in the incidence of breast abnormalities and breast cancer in an individual. This study aims to obtain radiological data of breast in women with family history of breast cancer, associated with histopathological grading of breast cancer suffered by a family member using breast ultrasound. This study revealed a higher risk of the incidence of lesions in the breast in high grade histopathological breast cancer group compared with low grade."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwi Hidayati
"Latar Belakang: USG payudara dan mamografi secara luas digunakan sebagai modalitas diagnostik yang efektif untuk mengevaluasi kelainan payudara. Derajat keganasan histopatologis berperan penting dalam
manajemen karsinoma payudara. Ketersediaan pemeriksaan histopatologis yang terbatas dan sebaran pemeriksaan USG dan mamografi yang lebih luas diharapkan dapat membantu klinisi dalam menentukan penatalaksanaan karsinoma payudara lebih dini. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai
mamografi serta USG payudara dengan mengetahui keterkaitan temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara dan mamogram yang dapat mengidentifikasi derajat keganasan histopatologis karsinoma payudara. Metode: Studi retrospektif ini melibatkan subyek dengan karsinoma payudara primer yang
menjalani USG dan mamografi serta belum menjalani prosedur apapun. Temuan USG dan mamogram dianalisis dan dikorelasikan dengan derajat keganasan histopatologis. Variabel dianalisis menggunakan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil: Diperoleh 174 subyek karsinoma payudara. Usia rerata subyek 52 tahun. Ukuran massa <5 cm paling banyak ditemukan (61,1%) dan memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keganasan histopatologis (p<.05). Batas lesi, ekhogenisitas lesi dan kalsifikasi
lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis. Sedangkan untuk bentuk lesi, bentuk irregular lebih banyak ditemukan dibandingkan lesi lain dengan distribusi yang hampir sama antara derajat 1, 2, dan 3. Proporsi batas lesi paling banyak di derajat 3 yakni batas tidak tegas.
Ekhogenisitas heterogen lebih sering ditemukan pada tumor derajat 2 dan lesi hipoekhoik lebih banyak ditemukan pada tumor derajat 3. Saat dilakukan analisis tambahan dengan membagi derajat keganasan menjadi 2 grup (derajat rendah dan derajat tinggi), batas dan orientasi lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis sedangkan kalsifikasi lesi dan ekhogenisitas lesi tidak berhubungan. Tidak ada hubungan antara karakteristik lesi pada mamogram (densitas payudara, bentuk,
batas, densitas lesi, dan kalsifikasi) dengan derajat keganasan histopatologis (nilai p > 0,05). Proporsi batas spikulasi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat rendah. Simpulan: Orientasi pararel lebih banyak
ditemukan pada tumor derajat tinggi. Batas tidak tegas paling banyak ditemui di kedua kelompok derajat keganasan namun proporsi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat tinggi. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara morfologis lesi pada mamogram dengan derajat keganasan.

Background: Breast ultrasonography (USG) and mammography are widely used as effective diagnostic modalities to evaluate breast abnormalities. Histological grade plays big role in management of breast
carcinoma. The purpose of this study was to increase the value of mammography and ultrasound. Also, knowing which features on ultrasound and mammogram that can predict histological grade. The limited
availability of histopathological examinations and better access of ultrasound and mammography can assist clinicians in management of breast carcinoma. Method: A retrospective study was conducted by
reviewing imaging of women with breast cancer who had not undergone any procerdure. Mammogram and US findings were analyzed in compliance with operational definition and later compared with histopathological data. All variables were analyzed using chi-square and Kolmogorov-Smirnof. Result:
Mean age at diagnosis of breast cancer was 52 years. Tumor size <5 cm was the most common (61.1%) and had significant relation with tumor grade (p<.05). In terms of ultrasound findings, the only differential
findings between ultrasound findings and histopathological grade were margin, echogenicity, and calcifications (p < .05). As for the shape of the lesions, an irregular shape was more observed compared to other lesions with almost equal distribution between grade 1, 2, and 3. Heterogene echogenicity was more frequently found on grade 2 and hypoechoic lesions were more common in grade 3 tumor. When additional analysis was carried out by dividing the histological grade into 2 groups (low grade and high grade), margin and orientation on the ultrasound (p <.05) had relation to tumor grade while the
calcification of the lesion and the echigenicity were not related. No significant difference between mammogram features (breast density, shape, margin, lesion density, and calcifications) and tumor grade
(p>.05). The proportion of spiculated margin in mamogram is more common in low-grade lesions. No significant association between ultrasound features (shape, echogenicity, posterior pattern, and calcifications) with histological grade. Conclusion: Margin and orientation of the lesion on ultrasound have a relationship with histological grade. Parallel orientation is more common seen in high-grade
tumors. Indistinct borders were commonly found in both groups; however, a higher proportion was found
in high-grade lesions. No significant relation was found between mammogram features and tumor grade
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Ica Yulianti
"Tujuan:
Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan pemeriksaan mamografi dan atau USG payudara di Departemen Radiologi FKUI/RSUPN- Cipto Mangunkusumo
Metode:
Penelitian ini studi deskriptif analitik, menggunakan data sekunder untuk menilai akurasi hasil pemeriksaan mamografi dan atau USG payudara terhadap hasil pemeriksaan histopatologis dalam mendiagnosis kelainan payudara.
Hasil dan diskusi :
Hasil uji diagnostik perbandingan hasil pemeriksaan USG payudara dengan hasil pemeriksaan histopatologis akurasi diagnostik tinggi. Hasil pemeriksaan mamografi dan pemeriksaan kombinasi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan asumsi akurasi rendah. Hasil pemeriksaan klinis dibanding dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan akurasi diagnostik yang tinggi.
Kesimpulan:
Pemeriksaan USG payudara dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan akurasi diagnostik yang tinggi.

Objective:
To get The evaluated hope can be increase examination mammography and ultrasound in departemenof radiology RSUPN-Cipto Mangunkusumo.
Methods :
This study is a descriptive analytic study assessment process using secondary data to assess the accuracy of the results of the examination / expertise mammography or breast ultrasound and the results of histopathologic examination in the diagnosis of breast abnormalities.
Results :
Diagnostic test results comparing breast ultrasound examination results with the results of histopathologic examination found a high diagnostic accuracy. The results of examination of the combination of mammography and compared with histopathologic examination results obtained assuming a low accuracy. The results of the clinical examination compared with the results of histopathologic examination found a high diagnostic accuracy.
Conclusion :
Ultrasound examination of the breast with histopathologic examination found a high diagnostic accuracy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanita Idola
"[ABSTRAK
Tujuan: Menentukan hubungan obesitas dengan proporsi ukuran tumor, keterlibatan KGB aksila dan derajat histopatologi pada pasien kanker payudara stadium I – IIIA di RSUPNCM, serta membantu meningkatkan kualitas tatalaksana bagi klinisi.
Metode: Analisa menggunakan data sekunder pada pasien kanker payudara stadium I – III A. Dikatan obesitas bila indeks massa tubuh ≥ 25 kg/m2 dan non obesitas < 25 kg/m2. Hasil ukuran tumor dikelompokkan menjadi < 2 cm, 2-5 cm dan > 5 cm berdasarkan sistem staging TNM AJCC. Ukuran tumor diperoleh melalui pencitraan ultrasonografi payudara yang tersimpan pada sistem PACS. Keterlibatan KGB aksila serta derajat histopatologi diperoleh dari hasil ekspertise patologi anatomi.
Hasil: Jumlah subyek penelitian sebanyak 52 pasien kanker payudara stadium I– IIIA tahun 2012 - 2014 di RSUPNCM terdiri dari 26 pasien obesitas dan 26 pasien non obesitas. Tidak ada hubungan yang bermakna antara ukuran tumor berdasarkan staging dengan obesitas (P= 0,795 (uji chi square)). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan derajat histopatologi (P=0,610, (uji mutlak fisher)). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dan keterlibatan KGB aksila (P =0,404 (uji chi square)). Median ukuran tumor pada pasien obesitas 2,95 cm dan pasien non obesitas 2,73 cm. Dari 26 pasien obesitas, 25 diantaranya memiliki derajat tinggi. Dari 26 pasien non obesitas, 14 memiliki keterlibatan KGB aksila.
Kesimpulan: Pasien kanker payudara yang obesitas tidak berhubungan dengan besarnya ukuran tumor, keterlibatan KGB aksila dan derajat histopatologi yang tinggi. Namun terdapat kecenderungan pasien kanker payudara yang obesitas memiliki ukuran tumor yang lebih besar dan tingginya derajat histopatologi. Sedangkan keterlibatan KGB aksila lebih cenderung pada pasien yang non obesitas.

ABSTRACT
Objective: Determine the relationship of obesity with tumor size proportion, axillary lymph node involvement and histopathological grading in breast cancer patients stage I-IIIA in Cipto Mangunkusomo hospital and to help improvement the quality of management by clinician.
Methods: Analysis using secondary data of breast cancer patient stage I-IIIA. Obesity grouped if body mass index ≥ 25 kg/m2 and non obese < 25 kg/m2. The results of tumor size are grouped into 0-2 cm, 2-5 cm and > 5 cm based on the AJCC TNM staging system. Tumor size obtained through breast ultrasound imaging from PACS system. Axillary lymph node involvement and histopathological grading obtained from the anatomical pathology expertise.
Results: The study subjects are 52 patients with stage I-IIIA breast cancer in 2012-2014 in Cipto Mangunkusumo consisted of 26 obese and 26 non-obese patients. There is no significant relationship between tumor size based on staging with obesity (P = 0.795 (chi square test)). There was no significant relationship between obesity and grading histopathology (P = 0.610, (absolute test fisher)). There was no significant relationship between obesity and the involvement of axillary lymph nodes (P = 0.404 (chi square test)). The median tumor size of 2.95 cm in obese patients and 2,73 cm in non-obese patients. From 26 obese patients, 25 of them had a high grading histopathology. From 26 non-obese patients, 14 of them had involvement of axillary lymph nodes.
Conclusion: Breast cancer patients who are obese are not related to the larger tumor size , involvement of axillary lymph nodes and a high grading of histopathology. However, there is a tendency that breast cancer patients who are obese had larger tumor size and high grading of histopathology. Where as the involvement of axillary lymph nodes are more likely in non-obese patients., Objective: Determine the relationship of obesity with tumor size proportion, axillary lymph node involvement and histopathological grading in breast cancer patients stage I-IIIA in Cipto Mangunkusomo hospital and to help improvement the quality of management by clinician.
Methods: Analysis using secondary data of breast cancer patient stage I-IIIA. Obesity grouped if body mass index ≥ 25 kg/m2 and non obese < 25 kg/m2. The results of tumor size are grouped into 0-2 cm, 2-5 cm and > 5 cm based on the AJCC TNM staging system. Tumor size obtained through breast ultrasound imaging from PACS system. Axillary lymph node involvement and histopathological grading obtained from the anatomical pathology expertise.
Results: The study subjects are 52 patients with stage I-IIIA breast cancer in 2012-2014 in Cipto Mangunkusumo consisted of 26 obese and 26 non-obese patients. There is no significant relationship between tumor size based on staging with obesity (P = 0.795 (chi square test)). There was no significant relationship between obesity and grading histopathology (P = 0.610, (absolute test fisher)). There was no significant relationship between obesity and the involvement of axillary lymph nodes (P = 0.404 (chi square test)). The median tumor size of 2.95 cm in obese patients and 2,73 cm in non-obese patients. From 26 obese patients, 25 of them had a high grading histopathology. From 26 non-obese patients, 14 of them had involvement of axillary lymph nodes.
Conclusion: Breast cancer patients who are obese are not related to the larger tumor size , involvement of axillary lymph nodes and a high grading of histopathology. However, there is a tendency that breast cancer patients who are obese had larger tumor size and high grading of histopathology. Where as the involvement of axillary lymph nodes are more likely in non-obese patients.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Budi Indrayanti, examiner
"Spiritualitas merupakan salah satu hal penting dalam perawatan kesehatan dan merupakan bagian yang diperlukan dari perawatan holistik dalam keperawatan. Spiritualitas mencakup sistem nilai dan kepercayaan. Spiritualitas seseorang tidak sepenuhnya dibuat untuk mementingkan diri sendiri, melainkan berasal dari budaya dimana seseorang itu tinggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman spiritualitas perempuan Bali dengan kanker payudara di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi pada sebelas partisipan perempuan Bali dengan kanker payudara. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Hasil penelitian ini diperoleh lima tema yaitu: 1) Kepercayaan pada karma phala; 2) Gangguan peran menyama braya; 3) Berusaha tegar menjalani hidup; 4) Perjalanan respon berduka; dan 5) Interaksi dengan orang lain, lingkungan dan Tuhan. Implikasi klinis dari penelitian ini adalah pentingnya menangani masalah spiritualitas pada perempuan dengan memperhatikan perbedaan budaya sehingga memberikan pelayanan yang berpusat pada pasien secara holistik. Penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjutan yang berkaitan kepada pengalaman perempuan Bali dan intervensi yang berbasis budaya Bali khususnya.

Spirituality describe an essential role of health care and becomes a whole part of holistic care in nursing. Spirituality comprises a piece of value system and belief. Spirituality tends to focus on the someone well-being rather than them self, It grows from the cultural roots of someone’s life. The purpose of this study was to explore spiritual experiences of Balinese women who suffer from breast cancer at Sanglah Hospital Denpasar. This is a qualitative research with phenomenological descriptive approach from eleven Balinese women’ experiences who suffer from breast cancer. Data was collected using the interview method, resulting in five themes or keypoints: 1) Beliefs in karma phala; 2) Role disfunction of menyama braya; 3) The need for a brave mind to live their lives; 4) The journey of grieving; 5) Relationship with other people, environment and God. The conclusion of this study is Balinese women believe that the breast cancer experience was the impact of attitude of their past life. The implication of this study is to emphasize the importance of addressing women’s spiritual concerns by focusing on cultural differences in order to provide a holistic patient-centered care. This study recommended to conduct further study related to experience of Balinese women as well as Balinese-culture-based intervention in particular."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Agus Rahardjo
"Deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan bagi wanita berisiko, khususnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan ini secara rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau benjolan sejak awal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi deteksi dini kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara. Desain yang digunakan Crossectional dengan 135 responden yang teknik concecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tanda dan gejala, pengetahuan deteksi dini, pendidikan, riwayat operasi, dimana faktor yang dominan yaitu variabel pengetahuan tanda dan gejala (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). Faktor-faktor tersebut dapat dijadiakan salah satu eviden base dalam mengidentifikasi masalah dalam usaha mencegah terjadinya kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara.

Early detection for breast cancer is very important for the high-risk women especially Self Breast Examination (BSE). This examination is done routinely detects the unusual changes or lumps. This research aims to identify the factors influencing early detection of breast cancer in women at risk for breast cancer. Cross sectional design to 135 respondents that were selected by consecutive sampling. The results show that there is significant correlation between the knowledge about signs and symptoms, knowledge about early detection, knowledge about surgery records by which the dominant factor is the knowledge about signs and symptoms (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). These factors can be presented as an evidence base in identifying problems in an effort to prevent breast cancer in high-risk women for breast cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Megatia
"Latar belakang: Kanker payudara merupakan kanker terbanyak dengan insiden 40,3 per 100.000 perempuan dan angka mortalitas sebesar 16,6 per 100.000 perempuan di Indonesia. Pada stadium awal I-II, penentuan terapi operatif mastektomi seringkali membutuhkan pemeriksaan potong beku intraoperatif untuk menilai keganasan, namun sering tidak tersedia di banyak rumah sakit. Tripel diagnostik pemeriksaan fisik, ultrasonografi dan fine needle aspiration biopsy merupakan metode diagnostik preoperatif yang juga dinilai akurat dan mudah dilakukan. Studi ini menilai kesesuaian tripel diagnostik dengan histopatologis khususnya pada benjolan yang curiga ganas di RSCM dan RSUPP selama Februari 2016-Agustus 2017.
Metode: Subjek dengan benjolan payudara curiga ganas pada stadium awal yang memenuhi kriteria inklusi di RSCM dan RSUPP dilakukan tripel diagnostik preoperatif, kemudian dilakukan pemeriksaan potong beku intraoperatif dan histopatologi pasca operasi. Menggunakan desain studi diagnostik statistik, dilakukan analisis kesesuaian tripel diagnostik maupun potong beku dibandingkan dengan histopatologi yaitu sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif NPP, nilai prediksi negatif NPN dan akurasi.
Hasil Didapatkan 33 subjek kanker payudara stadium awal prevalensi 4,3 dengan rerata umur 49,6 tahun dengan kelompok umur terbanyak di atas 40 tahun 78,8. Sekitar 63,6 subjek memiliki ukuran tumor 2-5 cm dan jenis histopatologi terbanyak berupa karsinoma invasif 84,8. Dibandingkan hasil histopatologi: a Potong beku memiliki sensitivitas 96,8, spesifisitas 100, NPP 100, NPN 66,7, dan akurasi 97,0 ; dan b Tripel diagnostik mempunyai sensitivitas 77,4, spesifisitas 100, nilai prediksi positif tinggi 100, nilai prediksi negatif 22,2 dan akurasi 78,8 p = 0,016.
Kesimpulan: Tripel diagnostik merupakan metode diagnostik yang cukup akurat pada kanker payudara stadium awal sehingga dapat digunakan sebagai metode diagnostik alternatif di fasilitas pelayanan tipe C dan D di Indonesia di saat potong beku tidak tersedia.

Background: Breast cancer is the most common cancer with incidence rate 40.3 per 100.000 women and mortality rate 16.6 per 100.000 women in Indonesia. In early stage, decision for operative therapy mastectomy requires intraoperative frozen section to assess its malignancy, which is often unavailable in many hospitals. Triple diagnostic physical examination, breast ultrasonography and fine needle aspiration biopsy is an accurate and easily performed preoperative diagnostic method. This study assesses the suitability of triple diagnostic with histopathology results in suspicious malignant breast lumps at Ciptomangunkusumo and Persahabatan hospital during February 2016 August 2017.
Method: Subjects with supicious malignant breast lump that met the inclusion criteria underwent preoperative triple diagnostic, intraoperative frozen section and postoperative histopathology examination. With statistic diagnostic study design, the suitability of triple diagnostic and frozen section were assesed in comparation to histologic examination sensitivity, specificity, positive predictive value PPV, negative predictive value NPV and accuracy.
Result: 33 subjects with early stage breast cancer were obtained prevalence 4.3 with average mean of age of 49.6 years, were above 40 years 78.8. Around 63.6 had tumor size between 2 5 cm, and most histopathologic types were those with invasive carcinoma 84.8. When compared to histopathologic result a Frozen section has 96.8 sensitivity, 100 specificity, 100 PPV, 66.7 NPV and 97.0 accuracy and b Triple diagnostic has 77.4 sensitivity, 100 specificity, high PPV 100, 22.2 NPV and 78.8 accuracy. p 0.016.
Conclusion: Triple diagnostic is a relatively accurate diagnostic method in early stage breast cancer, hence, can be used as an alternative diagnostic method at type C and D heatlhcare facilities in Indonesia whenever frozen section is unavailable.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philip Waruna
"ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Kanker payudara merupakan kanker yang menempati urutan pertama dari keseluruhan kanker pada perempuan di Indonesia dan menurut data dari Indonesia Journal of Cancer 2012 menyebabkan kematian sebesar 458.000 perempuan. Kepadatan payudara merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara yang dipicu oleh adanya estrogen yang menjadi prekursor jaringan fibrogladular menjadi padat. Pada perempuan dengan kanker payudara dan densitas payudara yang tinggi ditemui juga adanya perlemakan hati yang tinggi. Hubungan antara pasien dengan kanker payudara dengan densitas payudara yang tinggi dan perlemakan hati masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kepadatan jaringan payudara yang diperiksa dengan mammografi dan perlemakan hati yang diperiksa dengan ultrasonografi serta melihat hubungannya dengan estrogen reseptor yang diperiksa dengan immunohistokimia.
Metode: Penelitian potong lintang menggunakan data sekunder ultrasonografi abdomen dan mammografi dari sistem PACS RS Kanker Dharmais. Penilaian yang dilakukan dengan melihat derajat kepadatan payudara yang diperiksa dengan mammografi dan derajat perlemakan hati yang diperiksa dengan ultrasonografi serta melihat status estrogen reseptor dari immunohistokimia pada pasien kanker payudara tersebut. Analisa data dilakukan dengan mengelompokan kepadatan payudara sampai 50 % dan kelompok lain dengan kepadatan lebih dari 50% dan membandingkan dengan perlemakan hati ringan dan berat.
Hasil: Pengelompokan pasien dengan kepadatan payudara sampai 50% menunjukkan terdapat banyak perlemakan hati berat, demikian juga pada kepadatan payudara yang lebih besar dari 50% menunjukkan terdapat lebih banyak lagi perlemakan hati derajat berat namun secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan Nilai Odds Ratio (OR) = 0.60 dengan 95% Interval Kepercayaan 0.12 – 3.01.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara kepadatan jaringan payudara yang tinggi dengan perlemakan hati yang juga tinggi walaupun secara statistik tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

ABSTRACT
Background and Objectives: Breast cancer are the most common cancer and the first in all cancer that affected women in Indonesia and the data from Indonesian Journal of Cancer 2012 said, it cause death for about 458.000 women. Breast density are one of the risk factor that cause breast cancer and estrogen are the precursor for high density of the fibroglandular tissue. Women with breast cancer and high breast density are found to have a high degree of fatty liver. The relationship between breast cancer with high breast density and high fatty liver was unknown. The aim of these research wants to evaluation the breast density on mammography and fatty liver on ultrasound and the relationship with estrogen reseptor which was examined with immunohistochemistry.
Method: A cross sectional research is perform using mammography and ultrasound from PACS system. These research wants to evaluation the high breast density with mammograms and fatty liver with ultrasound and their relationship with estrogen receptor by immunohistochemistry. Data was merged in to two groups, one group with breast density until 50% and the other group was breast density more than 50% and compared it with mild and severe fatty liver.
Result: Patient with breast density until 50% showed more severe fatty liver as well as patient with breast density more than 50% had more severe fatty liver, although statistically had no significant relationship with Odds Ratio (OR) = 0,60 and confidence interval 0,12-3.01.
Conclusion: There are tendency relationship between higher breast density and higher fatty liver although statistically showed no significant relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Al Awfa
"Penderita kanker payudara umumnya terdeteksi dalam kondisi stadium lanjut, sehingga kesempatan untuk sembuh menjadi kecil. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara deteksi kanker payudara secara dini, tetapi metode ini belum banyak diterapkan oleh perempuan di Indonesia. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keyakinan mengenai deteksi dini kanker payudara.
Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan keyakinan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara.
Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan teknik random sampling pada 102 responden yang merupakan perempuan usia subur di UPT Puskesmas Sukmajaya, Kota Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan maupun keyakinan dengan perilaku (p=0,490 dan p=0,280, CI 95%). Namun ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan (p=0,009, CI 95%). Penelitian ini menyarankan diadakannya promosi kesehatan mengenai deteksi dini kanker payudara terutama pada perempuan usia subur.

Breast cancer patients are generally diagnosed late. Breast self-examination (BSE) is one way to detect breast cancer early, but this method has not been widely adopted by women in Indonesia. This may have been caused by the lack of knowledge and beliefs about early detection of breast cancer.
The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge and beliefs with the behavior of breast cancer early detection.
The study design used is cross sectional by random sampling technique, and was conducted on 102 respondents who are women of childbearing age in UPT Puskesmas Sukmajaya, Depok.
The results showed that there is no relation between the level of knowledge and belief to the behavior (p = 0.490 and p = 0.280, 95% CI). However, a significant relationship was found between knowledge and belief (p = 0.009, 95% CI). This study suggests the holding of health promotion into early detection of breast cancer, especially in women of childbearing age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Setya Utami
"[ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh kaum perempuan di Indonesia. Kanker dianggap penyakit yang sulit disembuhkan, dekat dengan kematian, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan mengubah penampilan fisik seseorang. Penderita kanker payudara dapat memiliki masalah pada aspek psikologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kanker payudara dan karakteristik responden dengan aspek psikososial pada penderita kanker payudara. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 44 orang dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua variabel dari kanker payudara dan karakteristik responden tidak berhubungan dengan depresi, ansietas, dan stres, namun ditemukan adanya hubungan antara pendidikan dengan ansietas (nilai p=0,041). Secara umum, penderita sudah mampu beradaptasi dengan baik terhadap penyakitnya. Pelatihan dan kebijakan untuk mengkaji dan mengatasi masalah psikososial oleh perawat perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kesejahteraan psikososial penderita. Untuk selanjutnya, penelitian dapat difokuskan pada ansietas sebagai masalah psikososial yang paling menonjol pada penderita kanker payudara.

ABSTRACT
;Breast cancer is the most kind of cancer that occured in women in Indonesia. Cancer is concerned as uncurable disease, gate of death, disturbance of activities, and problem in physical appearance. Breast cancer patients may have psychological problems. This aim of study is to see the correlations between breast cancer and participants? characteristics with psychosocial aspects. The amount of participants is 44, while this study uses cross-sectional design. The result is almost all of variables do not correlate to depression, anxiety, and stress, meanwhile there is a correlation between education and anxiety (p value=0,041). Generally, patients are able to adapt with their illness even though there are some psychosocial problems sometimes that fortunately do not disturb their activity. Training and program about assessing and overcoming psychosicial problems should be done by nurses to increase patients? psychosocial wellbeing. For further research, anxiety as the most prominent psychosocial problems in breast cancer patients can be studied., Breast cancer is the most kind of cancer that occured in women in Indonesia. Cancer is concerned as uncurable disease, gate of death, disturbance of activities, and problem in physical appearance. Breast cancer patients may have psychological problems. This aim of study is to see the correlations between breast cancer and participants’ characteristics with psychosocial aspects. The amount of participants is 44, while this study uses cross-sectional design. The result is almost all of variables do not correlate to depression, anxiety, and stress, meanwhile there is a correlation between education and anxiety (p value=0,041). Generally, patients are able to adapt with their illness even though there are some psychosocial problems sometimes that fortunately do not disturb their activity. Training and program about assessing and overcoming psychosicial problems should be done by nurses to increase patients’ psychosocial wellbeing. For further research, anxiety as the most prominent psychosocial problems in breast cancer patients can be studied.]
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>