Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Ani
"Penyakit hiperkolesterolemia, hipertensi dan perilaku merokok merupakan salah satu faktor penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang menjadi penyakit pembunuh nomer satu di dunia (Dilley: 2000). Berdasarkan penelitian eksperimental, epidemiologi, dan klinis menyatakan bahwa peran kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok berpengaruh pada kejadian Penyakit Jantung Koroner (Allen : 2001). Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan di perusahaan PT ZA dibandingkan dengan kondisi wilayah Kalimantan Selatan bahwa faktor risiko PJK (kolesterol total, perilaku merokok dan tekanan darah) masih cukup tinggi sehingga dilakukan kegiatan intervensi promosi kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) setelah dilakukan dilakukan intervensi promosi kesehatan media kelompok A dan media kelompok B pada pekerja tambang di PT ZA Kalimantan Selatan Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental.
Hasil penelitian ini adalah adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran kadar kolesterol total sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan perilaku merokok sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan pada kelompok B, tidak ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok A, sebaliknya ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelumm dan sesudah intervensi pada kelompok B, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan tekanan darah diastolik antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompok B, adanya perbedaan yang signifikan pada penurunan faktor risiko PJK antara sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompk B, adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan media A lebih efektif dari pada media B pada kegiatan intervensi penurunan faktor risiko dan penurunan kolesterol total. Kegiatan intervensi promosi kesehatan menggunakan media booklet, penyuluhan, konseling gizi, seminar kesehatan mampu memberikan perubahan yang positif pada perubahan perilaku kesehatan.

Disease hypercholesterolemia, hypertension and smoking behavior is a risk factor for coronary heart disease (CHD), which became the number one killer disease in the world (Dilley: 2000). Based on experimental research, epidemiology, and clinical states that the role of high cholesterol, and smoking habits affect the incidence of coronary heart disease (Allen: 2001). Based on data from the health examination at company PT ZA compared with South Kalimantan condition that CHD risk factors (total cholesterol, smoking and blood pressure) is still high enough to do health promotion interventions. This intervention aims to determine the degree of reduction in risk of coronary heart disease (CHD) after the media health promotion intervention group A and group B media in miners in South Kalimantan PT ZA Year 2014. Kind of research is quantitative quasiexperimental research design.
These results are a significant decrease between total cholesterol measurement results before the intervention to after intervention in group A, a significant decrease between the results of measurements of changes in smoking behavior before the intervention to after intervention in group A and in group B, there was no reduction significant in systolic blood pressure before and after the intervention in group A, whereas no significant reduction in systolic blood pressure sebelumm and after intervention in group B, a significant decrease between the results of measurements of diastolic blood pressure changes between the pre-intervention to post-intervention in group A and group B, a significant difference in the reduction in CHD risk factors between the before to after intervention in group A and B batches, there are significant differences between the use of a more effective medium than in medium B in the intervention and risk factor reduction in total cholesterol reduction. Health promotion interventions using media booklet, counseling, nutrition counseling, health seminars able to deliver positive changes in health behavior changes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Agus Budhiadnya
"Penyakit jantung koroner telah lama dikenal sebagai pembunuh utama di dunia. Penelitian menunjukkan sekitar 80 persen dari semua PJK dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, bersama dengan mengadopsi perilaku gaya hidup sehat. Di PT X, PJK masih merupakan penyebab utama kematian pekerja, data 7 tahun terakhir ada 95 kasus jantung dan 10 kematian akibat PJK. Karena itu, penting untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik dan perilaku terhadap PJK. Desain penelitian kuantitatif ini adalah cross sectional dengan 250 responden sampel yang dipilih secara acak, menggunakan data medis perusahaan PT X di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan wawancara pada sampel responden yang dipilih secara acak. Hasil telitian mendapatkan faktor risiko dominan yang bisa dimodifikasi yaitu kebiasaan merokok, perokok lebih berisiko hampir 8 kali dibandingkan bukan perokok (OR 7,939; 4,130 – 15,250). Faktor risiko dominan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, mereka yang berusia di atas atau lebih dari 40 tahun 6 kali lebih berisiko dibandingkan dengan pekerja di bawah 40 tahun (OR 6,126; 3,352 – 11,195). Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan manajemen program kesehatan kerja khususnya program berhenti merokok, penegasan area kerja dilarang merokok, dan promosi kesehatan bahaya rokok di PT X.

Coronary heart disease has long been recognized as the world's leading killer. Research shows about 80 percent of all coronary heart disease can be prevented by controlling high blood pressure, diabetes and high cholesterol, along with adopting healthy lifestyle. In PT X, CHD is still the main cause of worker death, the data from the last 7 years has 95 heart cases and 10 deaths cause by CHD. Therefore, it is important to see how characteristics and behavior influence CHD. Design of this research is a quantitative cross-sectional study with 250 samples taken randomly, uses medical data on PT X in East Kalimantan. This study uses interview collect randomly. The research results show that the dominant risk factor that can be modified is the smoking habit, smoker has 8 times more at risk than nonsmoker (OR 7.939; 4.130 – 15.250). The dominant risk factor that cannot be modified is the age, those who are 40 years old or more workers more than 40 years age hasare 6 times more at risk than workers under 40 years old age (OR 6.126; 3.352 – 11,195). The company should improve the management of occupational health program specially smoking cessation program, affirmation of prohibited smoking areas, and health promotion of the dangers of smoking at PT X"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian pada kelompok kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap progresivitas dari prediabetes menjadi DM tipe 2 dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kondisi prediabetes dengan obesitas meningkatkan risiko kejadian PJK berdasarkan Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). Penelitian ini menggunakan desain studi kohor retrospektif dengan data sekunder studi kohor faktor risiko PTM tahun 2011-2018. Sampel adalah 493 penduduk penduduk dewasa yang obesitas yang menjadi responden Studi Kohor Faktor Risiko PTM, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil analisis multivariat menggunakan cox regression setelah dikontrol dengan usia dan durasi obesitas menemukan bahwa prediabetes memiliki nilai HR=0,80 (95%CI:0,462-1,387), p=0,429, yang berarti hubungan prediabetes dengan kejadian PJK pada penduduk dewasa yang obesitas tidak bermakna secara statistik.

Coronary Heart Disease (CHD) is a leading cause of death in the cardiovascular group. Obesity could increase a person's risk of progression from prediabetes to type 2 DM and increase the risk of cardiovascular disease. Prediabetes with obesity increases the risk of CHD events based on Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). This study was used a retrospective cohort study design using secondary data on NCD Risk Factor Cohort Study in 2011-2018. The sample was 493 obese adult respondents in population of NCD Risk Factor Cohort Study whom met this study inclusion and exclusion criteria. The results of multivariate analysis using cox regression after being controlled by age and duration of obesity found that prediabetes had HR = 0.80 (95% CI: 0.462-1.387), p = 0.429 which means the relationship between prediabetes with CHD events in obese adult respondents was not statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Dwi Yuliastuti
"Menurut estimasi WHO tahun 2005 sekitar 30% dari 17,5 juta penduduk di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS Awal Bros Bekasi Januari 2012-Desember 2012,penelitian ini menggunakan data sekunder(data dari rekam medis dan data laboratorium pasien).Variabel yang diteliti meliputi variable independen umur,jenis kelamin merokok,DM,Hipertensi,cholesteroltotal>200, HDL<45, LDL>115,trigliserida >150, riwayat PJK dalam keluarga.desain epidemiologi yang di gunakan adalah cross sectional dengan sampel 199 pasien PJK dan tidak PJK,dari hasil analisis univariat di dapatkan proporsi pasien PJK 36,7 %dan tidak PJK 63,3%.dari hasil analisis bivariat di dapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan PJK adalah: jenis kelamin dengan PR 1,8(95%CI 0,63-1,30 P 0,008) merokok dengan PR 1,57(95%CI 1,02-2,40 P 0,03) DM dengan PR 2,0(95%CI 1,4-2,8 P0,000)kolesterol total dengan PR 1,6(95%CI 1,09-2,40 P0,01)LDL dengan PR 1,9(95%CI 1,20-3,09 P0,003).trigliserida dengan PR 1,27(95%CI 0,86-1,87 P 0,24).hipertensi dengan PR 3,2(95%CI 2,1-4,8 P0,000).

According to WHO estimate in 2005,about 30% people died each year in the world cause by coronary heart disease and arterial disease.this study aimed to understand about risk factor related to prevalence of coronary heart disease in Awal Bros Hospital Bekasi January 2012- December 2012.the source of data is secondary data patien medical record and laboratorium data.the independent variable were age,gender,smoking,diabetes mellitus,hypertension,dislipidemia and previous history of coronary heart disease.the study design is cross sectional with sample size 199 patien .data were analyze in univariat and bivariat ways the study result in univariat analyze shows proportion patien with CHD 36,7% and patien without CHD 63,3%.the study result in bivariat analyze shows risk factor were associated with CHD is: gender PR 1,8 (95%CI 0,63-1,37 P 0,008) smoking PR 1,57 (95%CI 1,02-2,40 P 0,03) DM PR 2,0 (95%CI 1,4-2,8 P0,000) total cholesterol PR 1,6 (95%CI 1,09-2,40 P0,01) LDL PR1,9 (95%CI1,2 0-3,09 P0,003) .trigliserida PR1,27 (95%CI0,86-1,87 P0,24) hypertension PR 3,2 (95%CI 2,1-4,8 P0,000 ).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maulidya Sari
"Penyakit Jantung Koroner merupakan prevalensi yang cukup tinggi di masyarakat umum maupun pekerja, serta menyebabkan kematian sebesar 36,5 kesakitan dan tidak mampu kerja. Prevalensi PJK tahun 2013 sebesar 1,5.Salah satu faktor risiko PJK adalah hiperglikemia yang berperan penting dalam proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan hiperglikemia dengan risiko PJK pada pekerja sektor formal dengan menggunakan pendekatan Framingham Risk Score untuk menentukan risiko PJK pada pekerja. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan berkala Pekerja Sektor Formal di Indonesia tahun 2015-2016. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regressi. Hasil analisis menemukan bahwa pekerja yang hiperglikemia berisiko 3,818 kali 95 CI 2,451-5,950) berisiko PJK dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemia setelah dikontrol dengan kadar trigliserida. Pekerja dapat menerapkan pola makan sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah serta pemeriksaan kesehatan lain untuk mencegah hiperglikemia dan mengetahui risiko PJK"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Pinkan
"Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu secara global. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit kardiovaskular di Indonesia adalah penyakit jantung koroner, yakni sebesar 1,5. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko penyakit jantung koroner PJK pada pekerja di perusahaan tambang emas PT Cibaliung Sumberdaya, Pandeglang tahun 2017 berdasarkan faktor risiko tekanan darah, indeks massa tubuh, merokok, diabetes melitus, aktivitas fisik, kolestrol dan kebiasaan makan.
Desain studi penelitian ini adalah cross sectional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 88 pekerja dengan metode quota sampling. Tingkat risiko PJK dihitung dengan menggunakan metode scoring Skor Kardiovaskular Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39 orang pekerja 44,3 memiliki tingkat risiko PJK rendah, 31 pekerja 35,2 memiliki risiko PJK sedang dan 18 orang pekerja 20,5 memiliki tingkat risiko PJK tinggi. Oleh karena itu, perlu melakukan penanganan dengan segera pada pekerja yang memiliki tingkat risiko tinggi dan melakukan tindakan antisipasi pada pekerja yang memiliki tingkat risiko sedang sebagai wujud tindakan promotif dan preventif untuk mencegah pekerja terkena penyakit jantung koroner.

Cardiovascular disease is the first leading cause of death globally. Riskesdas data of 2013 shows that the highest prevalence of cardiovascular disease in Indonesia is coronary heart disease, which is 1.5 . This study aims to analyze the risk level of coronary heart disease CHD in workers at gold mining company PT Cibaliung Sumberdaya, Pandeglang 2017 based on risk factors of blood pressure, body mass index, smoking habit, diabetes mellitus, cholesterol, physical activity, and eating habits.
The study design used in this research is descriptive cross sectional study with quantitative and qualitative approach. The sample of this study were amounted to 88 workers with quota sampling method. The risk level of CHD was calculated using the scoring method of Jakarta Cardiovascular Score.
The results showed that 39 workers 44.3 had low risk of CHD, 31 workers 35.2 had medium risk of CHD and 18 workers 20.5 had a high risk of CHD. Therefore, it is necessary to conduct treatment promptly on workers who have a high risk level and take anticipatory action on workers who have medium risk level as a form of promotive and preventive measures to prevent workers from coronary heart disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Lianasari
"Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang.

Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"ABSTRAK
Latar Belakang. Penyakit jantung koroner PJK merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi di masyarakat umum maupun masyarakat pekerja. Berbagai studi mengindikasikan penyakit jantung koroner berhubungan dengan kerja gilir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerja gilir terhadap insidensi risiko sedang-tinggi PJK pada pekerja laki-laki perusahaan manufaktur di Bogor sejak tahun 2011 hingga 2016.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dalam periode lima tahun menggunakan metode Nelson-Aalen untuk analisis hazard function. Risiko PJK dinilai berdasarkan Skor Risiko Framingham.Hasil. Tingkat insidens risiko sedang-tinggi PJK pada pekerja gilir adalah 103/1.000 orang-tahun, berbeda secara bermakna dengan tingkat insidens pekerja non gilir yaitu 68/1.000 orang-tahun RR=1,5; IK 95 =1,001-2,304 . Hazard function kumulatif pekerja gilir untuk memiliki risiko sedang-tinggi PJK di tahun kelima lebih besar dibandingkan dengan pekerja non gilir HR=1,51.

ABSTRACT
Background. Coronary heart disease CHD is a disease with a high prevalence in the general population and workers. Studies have indicated that coronary heart disease is associated with shift work. This study is aimed to determine the effect of shift work on the incidence of intermediate high risk CHD among male workers at manufacturing company in Bogor from 2011 to 2016.Method. This is a retrospective cohort study in five year period using Nelson Aalen method for hazard function analysis. Risk of CHD is assessed based on Framingham Risk Score.Result. The intermediate high risk CHD incidence rate of shift workers was 103 1,000 person year, significantly different from the incidence rate of non shift workers which was 68 1.000 person year RR 1.5 95 CI 1.001 2.304 . Cumulative hazard function of shift workers to have an intermediate high risk CHD in the fifth year was greater than that of non shift workers HR 1.51 . Workers with length of employment ge 14 years had greater cumulative hazard function than workers with length of employment .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maygita Brilian Puspa Wardhani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit tidak menular kronis yang masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia pada penduduk usia tua maupun usia muda. Sementara itu, PJK di Provinsi NTT memiliki prevalensi 3 kali lebih tinggi berdasarkan diagnosis dokter/gejala dibandingkan dengan angka prevalensi nasional yang hanya sebesar 1,5% pada tahun 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi NTT tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Sampel adalah seluruh penduduk berusia ≥15 tahun di Provinsi NTT yang terpilih dan berhasil diwawancarai, dilakukan penimbangan bb dan tb serta memiliki data yang lengkap.
Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna (nilai p ≤0,05) antara umur, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi makanan berisiko, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan dengan kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap faktor risiko PJK serta gaya hidup sehat perlu dilakukan sedini mungkin.

Heart Coronary Disease (CHD) is a chronic non-communicable disease that still remains a major cause of morbidity and mortality globally in both elder and younger population. Meanwhile, in East Nusa Tenggara Province, the prevalence of CHD is three times higher according to doctor?s diagnosis or symptom compared to national prevalence which is only 1.5% in 2013.
This study aims to analyze the risk factors of CHD on population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province in the year of 2013. This study uses secondary data from the Riskesdas 2013 with a cross sectional design. The sample is all population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province who are selected and successfully interviewed, weighed the body mass, measured the height, and have complete data.
The result of this study is the significant association (p value ≤0,05) between age, hypertension, obesity, diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, risky food consumption, level of education, occupation, and marital status with CHD incidents on population aged ≥15 years old. Therefore, prevention and early detection of CHD risk factors, as well as performing healthy lifestyle need to be.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdeliena
"Kasus penyakit jantung koroner akan terus meningkat pada negara berkembang salah satunya Indonesia. Pasien penyakit jantung koroner rentan mengalami kekambuhan, sehingga diperlukan pengendalian terhadap faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung koroner yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner.
Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 97 orang. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat keluarga (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028). Hasil analisis faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat hipertensi (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Rekomendasi: Perawat tetap memperhatikan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang mempengaruhi kekambuhan.

The incidence of coronary heart disease will be increased in many developing countries as in Indonesia. People with CHD are at risk to experience exacerbation, therefore we need to control the risk factors that have the most related with the incidence of exacerbation. The purpose of this study was to know the Most Related Risk Factor of Coronary Heart Disease Exacerbation in people with CHD.
Method: A cross sectional study design was used and 97 persons with coronary heart disease were recruited. Data was statistically tested using regresi logistic.
Result: This study reported that the most related factor with the incidence of exacerbation in people with coronary heart disease was the genetic in nonmodifiable factors (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028), and for the modifiable factors was the history of hypertension (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Recomendation: Nurses still consideri risk factors of coronary heart disease which affects the recurrence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>