Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juhdeliena
"Kasus penyakit jantung koroner akan terus meningkat pada negara berkembang salah satunya Indonesia. Pasien penyakit jantung koroner rentan mengalami kekambuhan, sehingga diperlukan pengendalian terhadap faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung koroner yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner.
Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 97 orang. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat keluarga (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028). Hasil analisis faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat hipertensi (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Rekomendasi: Perawat tetap memperhatikan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang mempengaruhi kekambuhan.

The incidence of coronary heart disease will be increased in many developing countries as in Indonesia. People with CHD are at risk to experience exacerbation, therefore we need to control the risk factors that have the most related with the incidence of exacerbation. The purpose of this study was to know the Most Related Risk Factor of Coronary Heart Disease Exacerbation in people with CHD.
Method: A cross sectional study design was used and 97 persons with coronary heart disease were recruited. Data was statistically tested using regresi logistic.
Result: This study reported that the most related factor with the incidence of exacerbation in people with coronary heart disease was the genetic in nonmodifiable factors (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028), and for the modifiable factors was the history of hypertension (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Recomendation: Nurses still consideri risk factors of coronary heart disease which affects the recurrence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Lianasari
"Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang.

Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmayanti
"Penyakit jantung koroner menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, ansietas, depresi, koping dan dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisi regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu usia, penghasilan dan depresi. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.0005). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.

Coronary heart disease caused decrease in physical function and psychological impact on quality of life. The aims of this study was to quality of life of patients with coronary heart disease. The independent variables in this study were age, gender, education, occupation, income, marital status, anxiety, depression, coping and social support. This study used the analytic correlation with cross-sectional design. The number of samples in this study there were 100 respondents. In multiple linear regression analysis found three variables that affect the quality of life: age, income and depression. The study further found that depression as the factors most associated with quality of life (p = 0.0005). Based on this study nurses need to be early detect patients depression and provided health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian pada kelompok kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap progresivitas dari prediabetes menjadi DM tipe 2 dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kondisi prediabetes dengan obesitas meningkatkan risiko kejadian PJK berdasarkan Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). Penelitian ini menggunakan desain studi kohor retrospektif dengan data sekunder studi kohor faktor risiko PTM tahun 2011-2018. Sampel adalah 493 penduduk penduduk dewasa yang obesitas yang menjadi responden Studi Kohor Faktor Risiko PTM, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil analisis multivariat menggunakan cox regression setelah dikontrol dengan usia dan durasi obesitas menemukan bahwa prediabetes memiliki nilai HR=0,80 (95%CI:0,462-1,387), p=0,429, yang berarti hubungan prediabetes dengan kejadian PJK pada penduduk dewasa yang obesitas tidak bermakna secara statistik.

Coronary Heart Disease (CHD) is a leading cause of death in the cardiovascular group. Obesity could increase a person's risk of progression from prediabetes to type 2 DM and increase the risk of cardiovascular disease. Prediabetes with obesity increases the risk of CHD events based on Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). This study was used a retrospective cohort study design using secondary data on NCD Risk Factor Cohort Study in 2011-2018. The sample was 493 obese adult respondents in population of NCD Risk Factor Cohort Study whom met this study inclusion and exclusion criteria. The results of multivariate analysis using cox regression after being controlled by age and duration of obesity found that prediabetes had HR = 0.80 (95% CI: 0.462-1.387), p = 0.429 which means the relationship between prediabetes with CHD events in obese adult respondents was not statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Dwi Yuliastuti
"Menurut estimasi WHO tahun 2005 sekitar 30% dari 17,5 juta penduduk di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS Awal Bros Bekasi Januari 2012-Desember 2012,penelitian ini menggunakan data sekunder(data dari rekam medis dan data laboratorium pasien).Variabel yang diteliti meliputi variable independen umur,jenis kelamin merokok,DM,Hipertensi,cholesteroltotal>200, HDL<45, LDL>115,trigliserida >150, riwayat PJK dalam keluarga.desain epidemiologi yang di gunakan adalah cross sectional dengan sampel 199 pasien PJK dan tidak PJK,dari hasil analisis univariat di dapatkan proporsi pasien PJK 36,7 %dan tidak PJK 63,3%.dari hasil analisis bivariat di dapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan PJK adalah: jenis kelamin dengan PR 1,8(95%CI 0,63-1,30 P 0,008) merokok dengan PR 1,57(95%CI 1,02-2,40 P 0,03) DM dengan PR 2,0(95%CI 1,4-2,8 P0,000)kolesterol total dengan PR 1,6(95%CI 1,09-2,40 P0,01)LDL dengan PR 1,9(95%CI 1,20-3,09 P0,003).trigliserida dengan PR 1,27(95%CI 0,86-1,87 P 0,24).hipertensi dengan PR 3,2(95%CI 2,1-4,8 P0,000).

According to WHO estimate in 2005,about 30% people died each year in the world cause by coronary heart disease and arterial disease.this study aimed to understand about risk factor related to prevalence of coronary heart disease in Awal Bros Hospital Bekasi January 2012- December 2012.the source of data is secondary data patien medical record and laboratorium data.the independent variable were age,gender,smoking,diabetes mellitus,hypertension,dislipidemia and previous history of coronary heart disease.the study design is cross sectional with sample size 199 patien .data were analyze in univariat and bivariat ways the study result in univariat analyze shows proportion patien with CHD 36,7% and patien without CHD 63,3%.the study result in bivariat analyze shows risk factor were associated with CHD is: gender PR 1,8 (95%CI 0,63-1,37 P 0,008) smoking PR 1,57 (95%CI 1,02-2,40 P 0,03) DM PR 2,0 (95%CI 1,4-2,8 P0,000) total cholesterol PR 1,6 (95%CI 1,09-2,40 P0,01) LDL PR1,9 (95%CI1,2 0-3,09 P0,003) .trigliserida PR1,27 (95%CI0,86-1,87 P0,24) hypertension PR 3,2 (95%CI 2,1-4,8 P0,000 ).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ida Yuniarti
"Proporsi PJK menurut SKRT 1995 adalah 26 %, tidak saja menempati urutan pertama pada penyakit Cardin vasculer disease tapi juga meningkat dari tahun ke tahun, hal ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh rasio total kolesterol/HDL, HDL, trigliserida terhadap timbulnya PJK. Manfaat aplikatif dari penelitian ini untuk dapat melakukan pencegahan terhadap timbulnya PJK terutama bagi orang orang yang mempunyai risiko tinggi.
Metode : Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan populasi kasus penderita PJK di RSPP Januari ski Desember 1997 Jakarta Selatan sebanyak 60 kasus yang di diagnosis DSPD atau DSJP, untuk kontrol diambil dari bagian Bedah umum sebanyak 60 orang yang di nyatakan tidak menderita PJK oleh DSPD dan atau DSJP Dengan kekuatan 80 %, dan derajat kepercayaan 95 %. Penentuan cut off point memakai Cara ROC, serta data di analisis dengan analisis logistik regresi.
Hasil penelitian : Pada analisis bivariat rasio total kollesterol ? 4,19 mempakan faktor risiko untuk terkena PJK 1,23 kali 95 % CI ( 0,5023-3,0218 ) di bandingkan mereka dengan kadar rasio total kolesterolJHDL kurang dari 4,19 walaupun secara statistik tidak bermakna 1-IDL pada kadar >36 mg/dl meznpunyai risiko rendah untuk terkena PJK yaitu 0,40 kali 95% CI (0,1683-0,9505) secara statistik bermakna, demikian juga trigliserid pada kadar ≥ 106 mg/dl merupakan faktor risiko terkena PJK sebesar 2,63 kali 95% CI ( 1,0748-6,4159 ) secara statistik bermakna. Dari hasil analisis multivariat permodelan akhir rasio total kolesterol/HDL merupakan faktor risiko 1,53 kali untuk terjadinya PJK, 95% Cl ( 0,5407 - 4,3490 ), HDL tinggi merupakan faktor proteksi sehingga risiko untuk terkena PJK rendah yaitu 0,23 kali, 95% CI ( 0,0761- 0,8719 ), hipertrigliserid mempunyai risiko 2,85 kali untuk terkena PJK, 95% C1 ( 1,0352 -7,8240 ), umur mempunyai risiko 1,09 kali untuk terkena PJK, 95% Cl (1,7128-64,3385) body mass index tinggi mempunyai risiko 3,54 kali untuk terkena PJK.
Kesimpulan : Rasio total kolesterol/HDL yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK dengan di kontrol oleh variabel lain walaupun secara statistik tidak bermakna, pada kadar HDL rendah merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik( berdiri sendiri maupun di kontrol oleh variabel lain, demikian juga trigliserid tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik berdiri sendiri maupun setelah di kontrol oleh variabel lain.

Proportion of cardio vascular diseases according to SKRT 1995 is 26 %, this not only occupies the top of the list of cardio vascular diseases, but also has been increasing over the years, which is highly influenced by life style. Purpose of this research is to study the ratio effect of total cholesterol/NDL, HDL, triglyceride against emergence of cardio vascular disease. The applicative benefit of this research is in order to be able to carry out preventive measures against emergence of cardio vascular disease, particularly for persons with high risk.
Method : Design of research is case control with a population case of cardio vascular disease in Pertarnina hospital centre from January to December 1997 in South Jakarta, totalling 60 cases which were diagnozed by internist or cardiologist. Based on a strength of 80 % and 95 % confidence interval, determination of the cut point was done by using the ROC method, and data being furher analyzed by logistic regression analysis.
Research Result : In bivariate analysis, the cholesterol total ratio Z 4.19 constitutes a risk factor to be subjected to cardio vascular disease L23 times 95% Cl ( 0.5023 - 3.0218) compared with those with a total ratio content of chloresterolfHDL of less than 4.19, even though statistically it has no significance_ NDL at the content of z 36 mg/dl has a lower risk to be affected by radio vascular disease, notably 0.40 times 95% Cl ( 0.1683 -- 0.9505 ) by way of reliable statistics, the same goes for triglyceride at the content of z 106 mg/dl constitutes an risk factor 163 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( 1.0748 - 6,4159 ) by reliable statistics. From results of multivariate analysis of latest total ratio models cholesterolll4DL constitutes a risk factors of 1.53 times to be affected by cardio vascular disease, 95% CI ( 0.5408 - 4.3490 ), high HDL constitutes a protective factor thus resulting the risk to be affected by cardio vascular disease is low, notably 0.23 times, 95% Cl ( 0.0761- 0,8719 ), hypertriglyceride has the risk of 2.85 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( L0352 -- 7.8240 ), age has the risk factor of 1.09 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( 1.0356 --L1643 ), hyperglycemia has the risk of 10.49 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( L7128 - 64.3385 ), high body mass index the risk of 154 times to be affected by cardio vascular disease.
Conclusion : Total ratio of high CholesterolLHDL constitutes a risk factor to be affected by cardio vascular disease with the control of other variables, even though statistically this is not significant, while a low HDL content constitutes a risk factor to be affevted by cardio vascular disease, both individually as well as under control by other variables, the same is valid for high tiglyceride also constitues a risk factor to be affected by cardio vascular disease, both individually as well after being controlled by other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ani
"Penyakit hiperkolesterolemia, hipertensi dan perilaku merokok merupakan salah satu faktor penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang menjadi penyakit pembunuh nomer satu di dunia (Dilley: 2000). Berdasarkan penelitian eksperimental, epidemiologi, dan klinis menyatakan bahwa peran kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok berpengaruh pada kejadian Penyakit Jantung Koroner (Allen : 2001). Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan di perusahaan PT ZA dibandingkan dengan kondisi wilayah Kalimantan Selatan bahwa faktor risiko PJK (kolesterol total, perilaku merokok dan tekanan darah) masih cukup tinggi sehingga dilakukan kegiatan intervensi promosi kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) setelah dilakukan dilakukan intervensi promosi kesehatan media kelompok A dan media kelompok B pada pekerja tambang di PT ZA Kalimantan Selatan Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental.
Hasil penelitian ini adalah adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran kadar kolesterol total sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan perilaku merokok sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan pada kelompok B, tidak ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok A, sebaliknya ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelumm dan sesudah intervensi pada kelompok B, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan tekanan darah diastolik antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompok B, adanya perbedaan yang signifikan pada penurunan faktor risiko PJK antara sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompk B, adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan media A lebih efektif dari pada media B pada kegiatan intervensi penurunan faktor risiko dan penurunan kolesterol total. Kegiatan intervensi promosi kesehatan menggunakan media booklet, penyuluhan, konseling gizi, seminar kesehatan mampu memberikan perubahan yang positif pada perubahan perilaku kesehatan.

Disease hypercholesterolemia, hypertension and smoking behavior is a risk factor for coronary heart disease (CHD), which became the number one killer disease in the world (Dilley: 2000). Based on experimental research, epidemiology, and clinical states that the role of high cholesterol, and smoking habits affect the incidence of coronary heart disease (Allen: 2001). Based on data from the health examination at company PT ZA compared with South Kalimantan condition that CHD risk factors (total cholesterol, smoking and blood pressure) is still high enough to do health promotion interventions. This intervention aims to determine the degree of reduction in risk of coronary heart disease (CHD) after the media health promotion intervention group A and group B media in miners in South Kalimantan PT ZA Year 2014. Kind of research is quantitative quasiexperimental research design.
These results are a significant decrease between total cholesterol measurement results before the intervention to after intervention in group A, a significant decrease between the results of measurements of changes in smoking behavior before the intervention to after intervention in group A and in group B, there was no reduction significant in systolic blood pressure before and after the intervention in group A, whereas no significant reduction in systolic blood pressure sebelumm and after intervention in group B, a significant decrease between the results of measurements of diastolic blood pressure changes between the pre-intervention to post-intervention in group A and group B, a significant difference in the reduction in CHD risk factors between the before to after intervention in group A and B batches, there are significant differences between the use of a more effective medium than in medium B in the intervention and risk factor reduction in total cholesterol reduction. Health promotion interventions using media booklet, counseling, nutrition counseling, health seminars able to deliver positive changes in health behavior changes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maulidya Sari
"Penyakit Jantung Koroner merupakan prevalensi yang cukup tinggi di masyarakat umum maupun pekerja, serta menyebabkan kematian sebesar 36,5 kesakitan dan tidak mampu kerja. Prevalensi PJK tahun 2013 sebesar 1,5.Salah satu faktor risiko PJK adalah hiperglikemia yang berperan penting dalam proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan hiperglikemia dengan risiko PJK pada pekerja sektor formal dengan menggunakan pendekatan Framingham Risk Score untuk menentukan risiko PJK pada pekerja. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan berkala Pekerja Sektor Formal di Indonesia tahun 2015-2016. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regressi. Hasil analisis menemukan bahwa pekerja yang hiperglikemia berisiko 3,818 kali 95 CI 2,451-5,950) berisiko PJK dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemia setelah dikontrol dengan kadar trigliserida. Pekerja dapat menerapkan pola makan sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah serta pemeriksaan kesehatan lain untuk mencegah hiperglikemia dan mengetahui risiko PJK"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Permana Putra
"Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia masih sangat tinggi. Efikasi diri diperlukan pasien jantung koroner untuk mendukung kemandirian dalam mengelola penyakitnya. Sedangkan persepsi akan mempengaruhi pasien dalam mengambil keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi penyakit dengan efikasi diri pasien penyakit jantung koroner Desain penelitian analitik Cross sectional dengan sampel 34 pasien dengan penyakit jantung koroner. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuisioner Illness Perception Questionaire Revised dengan 14 pernyataan dan Cardiac Self Efficacy berjumlah 20 pernyataan, kemudian di analisis menggunakan Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan persepsi penyakit dengan efikasi diri pasien penyakit jantung koroner. Hasil penelitian merekomendasikan agar ditambahkan pengkajian efikasi diri pasien di RS Pusat Pertamina.

The prevalence of coronary heart disease in Indonesia is still high. Self-efficacy was required for patients with coronary heart disease to managing the disease independently. Perceptions influences patients in making decisions. The purpose of this research was to identify correlation between illness perception and Self-efficacy of coronary heart disease Patient. This study was a cross-sectional analytic with 34 respondens coronary heart disease. This study used 14 item Illness Perception Questionaire Revised and 20 item Cardiac Self-Efficacy, statistical analysis used Chi-Square. There are not correlation between illness perception and self-efficacy of coronary heart disease patient. It was recommend to add assessment Self-Efficacy at Pusat Pertamina Hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni
"Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu
kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
di seluruh dunia. PJK yang didiagnosis adalah 46%. Infark miokard pada wanita
usia 50 tahun. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya wanita
lansia khususnya wanita yang memasuki masa menopause yang merupakan salah
satu faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Hasil dari
penelitian-penelitian tersebut mendukung bahwa wanita yang memasuki tahap
menopause berisiko meningkat secara signifikan terserang penyakit jantung
koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status
menopause dengan kejadian penyakit jantung koroner di Kelurahan Kebon Kalapa
Kecamatan Bogor Tengah Tahun 2011. Penelitian ini merupakan analisis data
sekunder studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular Tahun 2011 dengan
desain cross sectional. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis
multivariat menggunakan Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa prevalensi PJK sebesar 71,3% dan status menopause 55,7%. Berdasarkan
hasil multivariatnya menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause
memiliki risiko 1,6975 kali terhadap kejadian penyakit jantung koroner
dibandingkan responden wanita yang tidak mengalami masa menopause dengan
95% CI (1,0662-2,7025 dan p value 0,026 setelah dikontrol variabel stress. Odds
wanita yang mengalami stress 0,5635 kali lebih besar untuk menderita kejadian
penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami
stress (faktor protektif) dengan interval kepercayaan 95% sebesar 0,3506 – 0,9058
dan p value 0,018.

Coronary Heart Diseases categorized into serious health problems due to the
increasing oMuch research in this last decade reported the relation between the
status of menopause with of coronary heart disease. Found that menopause
causing a myocardialf its prevalence every year. Its one of the contributors to the
global burden of disease and mortality in the world, where 46% of this disease
was myocard infarct in women whom their ages 50 years. Changing of people
lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community.
The objective of this study was to investigate the association between stage of
menopause wih coronary heart diseases in Kebon Kalapa sub district central
Bogor in 2011. This in a cross sectional study, utilized the data secondary study
cohort of the disease of non communicable diseases. The inclusion criteria was
Kebon Kalapa resident whom their ages less or more than 50 years. The data
analysis was performed with stratification and logistic regression multivariate
analysis. The results of study showed the prevalence of coronary heart diseases
was 71,3% dan state menopause 55,7%. The result of multivariate analysis
showed that the women with menopause had 1,6975 risk to get coronary heart
diseases compared to the women who did not, after controlling for covariate, the
history of coronary heart diseases (PR = 1,6975, 95% CI 1,0662-2,7025 dan p
value 0,026 ) after control for variables the stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>