Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruly Wahyuni
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan status kesehatan lanjut usia. Jumlah lanjut usia di Indonesia tahun 2012 merupakan nomor lima terbesar di dunia dan jika dibandingkan dengan tahun 1990 jumlah tersebut diprediksikan akan meningkat 414% pada tahun 2025 namun tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia di Indonesia paling rendah di antara tetangga di Asia Tenggara, sedangkan angka kesakitan lansia tahun 2005 29,98% dan tahun 2007 meningkat menjadi 31,11%.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas tahun 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dan menggunakan uji chi square. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di rawat jalan (RJTP/RJTL) dan rawat inap pada lanjut usia di Indonesia. Unit analisis adalah lanjut usia berumur ≥ 60 tahun yang mengalami keluhan kesehatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yankes pada lansia memang sangat rendah dengan masih banyaknya lansia dengan keluhan kesehatan namun tidak memanfaatkan yankes (unmet need), faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, variabel urban/rural, gangguan aktivitas; sedangkan di rawat jalan tingkat lanjut(RJTL) yaitu: status kawin, pendidikan, pekerjaan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, urban/rural serta gangguan aktivitas; Serta di rawat inap(ranap): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, gangguan aktivitas.
Saran dari studi ini adalah Untuk meningkatkan utilisasi/pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas maka diharapkan adanya sosialisasi yang berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan lansia, meningkatkan akses informasi pelayanan kesehatan bagi lansia, mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memberi dukungan anggaran dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi lansia, diantaranya Home Care bagi lansia, menambah dan memperkuat serta pemerataan tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani lansia, memperluas cakupan jaminan kesehatan yang menjamin seluruh biaya pengobatan para lansia termasuk lansia dengan kasus multipatologis, mendorong Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk mensosialisasikan ke para dokter di pelayanan kesehatan tingkat Pertama seperti Puskesmas, Dokter praktek Umum supaya lebih memahami konsep dan penerapan SJSN.

Utilization of health services have an influence in improving the health status of the elderly. The number of elderly people in Indonesia in 2012 is the fifth largest in the world and when compared with 1990 that number is projected to be increased 414% by the year 2025, but the level of utilization of health services in the Indonesian elderly is the lowest among Southeast Asian countries, while the morbidity of elderly in 2005 is 29.98% and increased in 2007 which reached 31.11%.
This study is a secondary data analysis of Susenas Panel in 2012 which is a quantitative study with cross-sectional design and the use of chi square test. This study aims to look at the determinant related to the utilization of health services in outpatient (RJTP / RJTL) and hospitalization in the sick elderly in Indonesia. The unit of analysis is the elderly aged ≥ 60 years who had health complaints.
The analysis showed that the utilization of health services is very low in the sick elderly because still many elderly with health complaints but does not utilize health services (unmet need), factors related to the utilization of outpatient health services first level (RJTP): education, ownership health insurance, economic status, variable urban / rural, impaired activity; while in outpatient settings (RJTL) ie: marital status, education, occupation, ownership health insurance, economic status, urban / rural and impaired activity; in the facility of hospitalization (ranap): education, ownership health insurance, economic status, impaired activity.
Suggestions of this study is to increase the utilization of health services at the health center, it is expected that continuous socialization to the community about the importance of elderly health maintenance, improving access to health care information for the elderly, encourage the Central and Local Government to provide budget support in providing health care facilities in accordance with the conditions of the elderly such as home care service, add and strengthend the equity of health personnel trained in handling elderly, expanding health insurance coverage that ensures the entire cost of treatment of the elderly including elderly with multipatologis case, encourage central and regional government to socialize the doctors at first level health services such as health centers, physician practices, so that the health personel at the first level better understand the concept and application of the Social Security System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Haryanty
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas penduduk lansia di Indonesia. Status kesehatan buruk ditunjukkan oleh apakah memiliki efek negative pada kegiatan lansia (aktifitas terganggu) dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa faktor demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan terganggu pada lansia. Selain itu, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi risiko kesehatan terganggu lansia. Lansia dalam kelompok umur tua, berstatus tidak kawin/lainnya, tidak bekerja, pengeluaran menengah keatas, tinggal di kota, mengkonsumsi lainnya air bersih, menggunakan mck tidak sendiri, menggunakan bukan listrik PLN dan mempunyai disabilitas, memiliki peluang lebih tinggi terhadap risiko mengalami kesehatan terganggu.

This study aimed to determine the demographic, social, economic, environmental, behavioral and disability of elderly health status in Indonesia. Poor health status is indicated by whether is has negative effect on elderly activities (activitas terganggu) is using Susenas 2012 Data. The results of binary logistic regression showed that demographic factors, social, economic, environmental , behaviors and disabilities have a significant influence on poor health of elderly. In addition, these factors also affect the risk of impaired health of the elderly. Elderly in older age groups, status not married / other, not working, middle and upper expenditure, live in cities, consuming more water, using MCK did not own, using instead PLN and have disabilities, have the opportunity higher against the risk of having poor health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Lamhot
"Rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia menjadi permasalahan yang selama ini menjadi suatu kendala dalam meningkatkan derajad kesehatan di Indonesia karena menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatakan derajad kesehatan masyarakat. Dari data penelitian menunjukkan rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi padahal prevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi. Peneliti ingin melihat determinan utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melihat determinan utilisasi pelayanan kesehatan gigi diindonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, status pekerjaan dan status tempat tinggal tidak menunjukan hubungan yang sangat kuat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia, Sementara faktor kepemilikan asuransi, status ekonomi,wilayah domisili, dan adanya gangguan aktivitas menunjukan hubungan yang sangat kuat terhadap utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia.
Saran dari studi ini adalah karena adanya hubungan yang sangat kuat antara kepemilikan asuransi dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi hendaknya cakupan asuransi diperluas terutama untuk masyarakat miskin agar supaya utilisasi pelayanan kesehatan gigi juga bisa meningkat, dan distribusi dokter gigi juga harus lebih terdistribusi dengan baik.

Lack of dental health services utilization in Indonesia became a problem as long as it becomes a constraint in increasing degree movies health in Indonesia because according to Undang-undang no 36 tahun 2009 that oral health services done to nurture and increases public health degree movies. Data from the sudy showed poor dental health service utilization whereas the prevalence of dental caries in Indonesia is quite high. Researchers would like to see the dental health service utilization determinants in Indonesia.
This research is analysis of data secondary susenas 2012 that is research quantitative to a draft cross sectional. This research see determina the utilization of health services of health services teeth in Indonesia.
The result analysis shows that a factor of age, gender, the status of marriage, the status of education, the status of the job and the satatus of the dwelling place of not show a very strong in the harness of health services in Indonesia, the teeth insurance, while a factor of possession economic status, the region of domicile, and any disturbance activity showed a very strong against the utilization of health services teeth in Indonesia.
Advice from this study is due to the powerful relationship between insurance with the utilization of health service should tooth-reinsurance coverages expanded especially for the poor health services so that the utilization rise, can also distribution dentist must be distributed properly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T36859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Amir
"Kebahagiaan umumnya dianggap sebagai hal penting. Dalam arti yang paling rasional, mengejar kebahagiaan adalah tujuan akhir dari semua tindakan kita. Ekonomi kontemporer telah menekankan peranan pendapatan dalam meningkatkan kebahagiaan seseorang. Meskipun teori ini umumnya benar, pendapatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Menggunakan data Susenas 2012, menganalisis beberapa faktor penentu lain yang memengaruhi kebahagiaan. Saya menemukan bahwa meskipun pendapatan berkontribusi besar pada kebahagiaan, faktor sosial demografi sama penting dari pendapatan itu sendiri.

Happiness is generally considered an important. In the most rational sense, the pursuit of happiness is the end goal of all our actions. Contemporary economics have overemphasized the role income plays in increasing a person’s happiness. Although this theory is generally true, income is merely a means to an end rather than an end in itself. Using data from the National Socioeconomic Survey 2012, analyse some of the other determinants of happiness. I find that although income is a substantial contributor to happiness, socio-demographic factors are as important as income in itself."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Bambang Prasetio Sukrandono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wirausaha di Indonesia dengan menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012. Unit analisis dalam penelitian ini adalah angkatan kerja yang berusia 15 tahun keatas dengan analisis inferensial menggunakan metode regresi logistik multinomial. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa daerah tempat tinggal, jenis kelamin, status perkawinan, umur, tingkat pendidikan, penggunaan akses internet dan kwintil pengeluaran secara statistik signifikan mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha.

This research aims to study the characteristics of entrepreneurs in Indonesia by using the data of the National Socio-Economic Survey (Susenas) in 2012. The respondents are the labour force aged 15 years above with inferential analysis using multinomial logistic regression method. The results of inferential analysis showed that the area of residence, variable gender, marital status, level of age, level of education, the use of internet access and kwintil expenditure significant influence someone to be entrepreneurs."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Kindri Bahar
"Penelitian ini merupakan studi yang membahas determinan kemiskinan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan kemudian akan dilihat hubungan antara variable karakteristik rumah tangga tersebut serta dibandingkan dampak masing masing variabel di masing masing wilayah tersebut terhadap kemiskinan Penelitian ini menggunakan metode logistik pada data cross section Hal ini memiliki tujuan dan harapan agar kemiskinan semakin dapat diatasi serta Indonesia akan semakin membaik dalam jangka panjang Kata kunci Kemiskinan Perkotaan Pedesaan Karakteristik Socio economic dan Susenas 2012.

This study is a study that addresses the determinants of poverty using data Susenas 2012 Study aims to know the factors that affect poverty in urban and rural household level This study using logistic method on cross section data Demographic characteristics of households indicates the direction of education in accordance with previous studies while the manufacturing and agricultural sectors shows the probability to be poor compared to the trade and educational services Keywords Poverty Urban rural Household Characteristics and Susenas 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Asriani Putri
"Masalah kemiskinan tidak terlepas dari masalah kesehatan, keduanya memiliki hubungan yang timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Semakin tinggi angka kemiskinan akan semakin menciptakan kondisi kesehatan yang semakin buruk pula. Salah satu upaya Pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan yaitu melalui program jaminan kesehatan guna mengatasi ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Namun pada kenyataannya, masih terdapat ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan antara masyarakat miskin dan kaya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin periode pra dan pasca JKN tahun 2013 dan 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2013 dan 2017 dengan unit analisis individu pada kuintil 1 dan 2 yang memiliki jaminan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kunjungan rawat jalan pada masyarakat miskin mengalami penurunan dari pra JKN tahun 2013 ke pasca JKN tahun
2017, dengan rasio kunjungan tertinggi yaitu 1-3 kali. Sedangkan proporsi kunjungan rawat inap mengalami peningkatan dari pra JKN tahun 2013 ke pasca JKN tahun 2017, dengan rasio hari rawat inap tertinggi yaitu 1-10 hari. Faktor predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat periode pra dan pasca JKN Tahun 2013 dan 2017. Faktor yang paling dominan terhadap pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap periode pra dan pasca JKN tahun 2013 dan 2017 adalah keluhan kesehatan.

The problem of poverty is inseparable from health problems, related to reciprocal relationships that cannot be resolved. The higher the poverty rate the more it will create health conditions that are getting worse. One of the governments efforts in tackling poverty is through the Health Insurance program to overcome inequality in
access to health services. But in reality, there is still an inequality in access to health services between the poor and the rich. The purpose of this study was to determine the determinants of the utilization of health services in the poor pre and post JKN period in 2013 and 2017. The study used secondary data from the results of the 2013 and 2017 National Socio-Economic Survey with individual analysis units in quintiles 1 and 2 that had health insurance. The results showed that the proportion of outpatient visits in the poor had decreased from pre JKN in 2013 to post JKN in 2017, with the highest visit ratio of 1-3 times. While the proportion of inpatient visits has increased from pre JKN in 2013 to post JKN in 2017, with the highest hospitalization ratio of 1-10 days. Predisposing, enabling, and need factors have a significant relationship with the utilization of health
services in the community before and after JKN in 2013 and 2017. The most dominant factor in the use of outpatient care and hospitalization for the pre and post JKN periods in 2013 and 2017 is health complaints.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylan Wulandari
"Tingginya presentase keluhan kesehatan pada lansia di Indonesia pada tahun 2014 yaitu52,67 . Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di Indonesia masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Adanya penurunan fungsi berbagai sistemorgan pada lansia dan akibat dari faktor lain memperburuk keluhan kesehatan pada lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeluhan kesehatan pada lansia di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lanjut data sekunder Susenas Kor 2015. Desain studi yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 94.326 lansia. Sampel diambil secara totalsampling.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui lansia yang mengalami keluhankesehatan sebesar 46.202 lansia 49. Faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan kesehatan pada lansia yaitu usia ge; 80 tahun POR=1,17, usia 70-79 tahun POR=1, 18; jenis kelamin perempuan POR=0,82, status perkawinan hidup tanpa pasangan POR=1,08; pendidikan tidak pernah bersekolah/tidak tamat SD POR=1,68, pendidikan rendah POR=1,41, pendidikan sedang POR=1,12; sudah tidak bekerja POR=1,38; daerah tempat tinggal perdesaan POR=1,04 ; merokok POR=0,89 danmemiliki jaminan kesehatan POR=1,24. Status ekonomi tidak berhubungan denganterjadinya keluhan kesehatan pada lansia. Nilai EF tertinggi pada faktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 38,56 dan berpendidikan rendah 26,78 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,78. Sedangkan nilai PF tertinggi padafaktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 59,65 dan berpendidikanrendah 35,02 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,38.

The high percentage of health complaints in Indonesian elderly in 2014 is 52.67 .This shown that health complaints in Indonesia still be a public health problem.Decreased of multiple organ systems in the elderly and the consequences of other factorsmaked health complaints increased in the Indonesian elderly. The purpose of this studywas to determine the factors associated with health complaints in the Indonesian elderlyviiiUniversitas Indonesiain 2015. This study was analyze the secondary data of Susenas Kor 2015. This study useda cross sectional design with 94,326 sample. Samples were taken in total sampling.
The result showed that 46,202 elderly 49 the elderly had health complaints. Factorsassociated with the incidence of health complaints in the elderly are age ge 80 years POR 1.17, age 70 79 years POR 1.18 sex female POR 0.82, life without spouse POR 1.08 education never attended school did not complete primary school POR 1.68, low education POR 1.41, medium education POR 1.12 is not working POR 1.38 rural area POR 1.04 smoking POR 0.89 and have health insurance POR 1.24. Economic status is not related to the occurrence of health complaints inthe elderly. The highest EF were education factor never attended school or did notcomplete elementary school 38.56 and low educated 26.78 and work factor notworking 14.78. While the highest PF were education factor never attended schoolor did not complete primary school 59.65 and low education 35.02 and work factors already not working 14.38.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Susilowati
"Studi ini menganalisis determinan pengakuan kebahagiaan lansia di Indonesia dengan menggunakan data kor Susenas triwulan 3 dan MSBP tahun 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor penentu utama pembentukan kebahagiaan bagi lansia di Indonesia adalah status kawin, tingkat pendidikan, keaktifan mengikuti kegiatan di masyarakat, kemudahan mendapatkan bantuan, dan pengeluaran rumah tangga lansia.
Hasil temuan ini mendukung teori kebahagiaan dari Maslow dan Hurlock yang mengatakan bahwa faktor penentu kebahagiaan lansia adalah kasih sayang, penerimaan, dan prestasi/pencapaian. Apabila ketiga hal tersebut terpenuhi, lansia akan mengalami ketenangan, kebajikan dan kesenangan. Namun, status bekerja dan daerah tempat tinggal bukan faktor yang menjelaskan perbedaan pengakuan kebahagiaan lansia.

This research aims to study determinants of happiness stated by Indonesian's older people using data Susenas and modul of Social, Culture, Education on 2012. The results show that the main determinants of happiness statement of elderly are marital status, level of education, participation in social activities, social support, financial support, and household expenditure.
The results of this study are consistent with the theory of elderly happiness from Hurlock which states that the determinants of happiness elderly are affection, acceptance, and achievement. If those three things are fulfilled, it would raise tranquility, virtue and enjoyment in among the elderly. Nevertheless, working status and area of residence do not explain the differences in the statement of happiness elderly.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pujiyanti
"Penelitian ini merupakan ex-ante evaluation melalui penelitian cross sectional dengan menggunakan data set susenas tahun 2012 di Indonesia. Penelitian ini melihat protektabilitas Jaminan Kesehatan Nasional terhadap tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai (out-of-pocket) rumah tangga di Indonesia. Total sampel yang berhasil dicacah dalam Susenas 2012 mencapai 279.581 individu dalam 69.895 rumah tangga. Dalam studi ini,unit analisis dilakukan pada tingkat individu yang jumlahnya mencapai 279.581 sampel.
Determinan yang dinilai adalah kepemilikan jaminan kesehatan/asuransi sebagai variabel independen utama, status kesehatan, rural/urban,akses/ jumlah kunjungan baik rawat inap maupun rawat jalan dan karakteristik rumah tangga (jenis kelamin,jumlah anggota rumah tangga, lama pendidikan, status perkawinan). Analisis data dilakukan dengan pendekatan ekonometrika dengan menggunakan model ekonometrik discrette choice model dengan pendekatan model regresi binary response yaitu Logit Model.
Hasil penelitian didapatkan tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai rumah tangga (OOP) sebesar 2,7 kali dari pendapatan rumah tangga yang dialami oleh 7,8% rumah tangga di Indonesia. Jaminan kesehatan/asuransi kesehatan dapat memberikan peluang proteksi/perlindungan dalam menurunkan tingkat pengeluaran biaya kesehatan tunai (OOP) rumah tangga sebesar 1,075 kali. Proteksi ini dapat berjalan dengan baik jika memperhatikan determinan yang berhubungan dengan tingkat OOP seperti status kesehatan, akses rawat jalan dan rawat inap, disparitas wilayah dan karakteristik rumah tangga yang memiliki hubungan signifikan secara statistik.

This study is an ex-ante evaluation through a cross-sectional study using data sets susenas in 2012 in Indonesia. The research looked at protectability of National Health Insurance on the level of health expenditure in cash (out-ofpocket) of households in Indonesia. The total sample Susenas successfully enumerated in 2012 reached 279 581 people in 69 895 households. In this study, the unit of analysis is done on an individual level that amounted to 279 581 samples.
The determinant is assessed is the ownership of health insurance / insurance as the main independent variables, health status, rural / urban, access / number of visits to both inpatient and outpatient care and household characteristics (gender, number of household members, length of education, marital status) . Data analysis was performed using the econometric approach discrette econometric model of choice models with binary response regression model approach, namely logit model.
The results showed the level of health expenditure household cash (OOP) by 2.7 times household income experienced by 7.8% of households in Indonesia. Health insurance / health insurance can provide protection opportunities / protection in lowering the level of health expenditure in cash (OOP) households of 1,075 times. This protection can work well if the attention-related determinants such as health status, access to outpatient and inpatient care, geographic disparities and household characteristics have a statistically significant relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T37665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>