Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Seven
"ABSTRAK
Latar belakang: Kanker Nasofaring disebut juga sebagai "tumor kanton" (canton tumor), Terapi kanker nasofaring salah satunya adalah kemoterapi. Efek samping kemoterapi yang paling mnum terjadi adalah mukositis.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu dan krioterapi (jus apel) terhadap skor mukositis akibat kemoterapi pada pasien kanker nasofaring.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis (Randomized Controlled Trial=RCT). Dimana dalam penelitian ini melibatkan 22 orang responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberi kode A dan kelompok kontrol yang diberi kode B, Instrmnen yang digunakan untuk mengkaji skor mukositis adalah instrmnen OAG (Oral Assessment Guide).
Hasil: Rata-rata responden berusia 46,8 tahun, mayoritas jenis kelamin responden adalal1 laki-laki, siklus kemoterapi yang sedang dijalani adalah kedua, jenis kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah jenis kemoterapi yang berpotensi tinggi mengakibatkan mukositis. Ada peningkatan yang bermakna rerata skor mukositis serta selisilmya antara kelompok intervensi dan kontrol (p=O.OOl. a=0,05; p=0.416, a=0,05), Terdapat peningkatan bennakna post intervensi antara kelompok intervensi dan kontrol (p=O.OO 1, a=0,05).
Saran: semua pasien kanker nasofaring yang menjalani kemoterapi sebaiknya diberi intervensi madu dan krioterapi (jus apel) guna mencegal1 mukositis karena intervensi tersebut tidak ada efek samping yang membahayakan.

ABSTRACT
The background: cancer the nasophwynx called also as" canton tumor", cancer therapy the nasophwynx one of them is chemotherapy.Side effects chemotherapy the most common happens is mukositis.
Purpose: know the influence of the provision of honey and k1ioterapi (the juice of apples) against the score mukositis due to chemotherapy for cancer patients the nasopharynx. method of this research is research clinical trials (Randomized Controlled Trial = RCT ). Where in this research involving 22 people are divided into two groups which is the intervention of a given code A and the control group that is given code B, an instrument used to study the score mukositis of Oral Assessment Guide (OAG).
The result: the average of respondents aged 46,8 years, the majo1ity of respondents are men sexes, the cycle of chemotherapy that is being spent was second, a type of chemotherapy the most widely used is the type of chemotherapy high-potential resulting in mukositis. That there was increased meaningfitll average score mukositis and diflerence of between the inte1vention and control (p=O.OOJ, a=0,05; p=0.416, a=0,05), there are increasing a means post intervening between a group of inte1wntion and control (p=O. 001, a=O, 05).
Advice: all cancer patients the nasophwynx that endure chemotherapy should be given the inten>ention of honey and !.:rioterapi (the juice of apples) to prevent mukositis because these inte1ventions that endangers the no side effects.
"
Depok: [Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2014
T42424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahda Suwita
"Tujuan penelitian adalah diketahuinya pengaruh pemberian suplementasi makanan cair 500 kalori per hari berturut-turut dari awal radiasi sampai radiasi ke 20 terhadap kadar albumin serum dan berat badan pasien kanker nasofaring yang menjalani kemoradioterapi. Penelitian ini merupakan uji klinis paralel, membandingkan kelompok yang mendapat suplementasi makanan cair disertai penyuluhan gizi dan diet sehari-hari (P) dengan kelompok yang hanya mendapat penyuluhan gizi dan diet sehari-hari saja (K). Sebanyak 18 pasien kanker nasofaring yang menjalani kemoradioterapi yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok secara randomisasi blok. Data yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, stadium penyakit, asupan energi dan protein dengan food recall 1 x 24 jam Serta kebutuhan energi dan protein dengan rumus Harris- Benedict. Pemeriksaan kadar albumin semm Serta berat badan dilalcukan pada awal dan akhir perlakuan. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan berpasangan Serta uji Mann Whitney dengan batas kemaknaan 5%. Diperoleh 8 orang di kelompok P dan 8 orang di kelompok K dengan usia 18-59 tahun yang mengikuti penelitian secara lengkap. Tidak ada perbedaan data awal yang bermakna antara kelompok P dan kelompok K. Pcnurunan ltadar albumin serum pada kelompok P Iebih rendah daripada kelompok K. Diperoleh rerata persentase penurunan berat badan pada kelompok P yang kurang 2,24 % dari kelompok K, namun secara statistik tidak bermakna. Pemberian suplementasi makanan cair 500 kalori per hari berturut-turut dari awal radiasi sampai radiasi ke 20 tidak dapat mempertahankan kadar albumin serum dan mengurangi rerata persentase penurunan berat badan pada kelompok perlakuan.

The aims of this study were to investigate the influence of 500 calorie per day liquid food supplementation from the first day of chemoradiotherapy until twenty times radiation therapy on serum albumin level and body weight in nasopharynx cancer patients undergoing chemoradiotherapy. The study was a parallel randomized clinical trial.` Eighteen subjects of nasopharynx cancer patients treated with a targeted chemoradiotherapy were selected using certain criteria. The randomly (block randomization) eighteen subject were divided into two group. The treatment group received 500 calorie per day liquid food supplementation from the first day of treatment until twenty times radiation therapy, nutrition counseling and daily diet; the control group received nutrition counseling and daily diet alone. This study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Department of Radiotherapy. Data collected included age, gender, body weight and tall, body mass index, intake of energy and protein, and using l x 24 hours food recall. Laboratory 'findings (serum albumin levels) were done before and after intervention. For statistical analysis, impaired t-test, paired t-test and Mann Whitney were used with the level of significance was 5%. Eight subjects in the treatment group and Eight subjects in the control group completed the study and analyzed. The characteristic data of the two groups at baseline were not significantly different, therefore they were closely matched at baseline. There were decrease of serum albumin in both group, but it was lower in the treatment group than the control group, although it is not statistically significant (p>0,05). There were a 23,24 % relative reduction in weight loss in the treatment group but it is not statistically significant. In conclusions, the influence of 500 calorie per day liquid -food supplementation from the first day of chemo radiotherapy until twenty times radiation' did not preserve serum albumin level and were not reduction in weight loss in the treatment group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Dame Lestaria
"Mual muntah merupakan efek yang paling sering muncul pada pasien yang
mendapatkan kemoterapi. Minuman jahe hangat merupakan salah satu terapi
komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah. Tujuan penelitian
untuk mengidentifikasi pengaruh minuman jahe hangat terhadap mual muntah
pada pasien yang menderita kanker. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen
dengan pre - post test control design. Tehnik pengambilan sampel dengan
consecutive sampling yang terdiri dari 34 responden yang terbagi di kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pemberian minuman jahe hangat diberikan
selama dua hari dengan frekuensi 3 x perhari. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan bermakna pada penurunan gejala mual muntah setelah mendapat
minuman jahe hangat (p value= 0,00) dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Disarankan agar pemberian minuman jahe hangat dapat diterapkan sebagai
intervensi keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami mual muntah
akibat kemoterapi.

ABSTRACT
Nausea and vomiting is one of the most common side effects of patient who
underwent chemotherapy. Warm ginger drink is one of the complementary
therapy for nausea and vomiting. The purpose of this study is to determine the
influence of warm ginger drink on nausea and vomiting on cancer patients who
undergo chemotherapy. This is quasi experiment study pretest and posttest control
design. Consecutive sampling was used to recruit 34 respondents from
intervention and control groups. Respondents both in intervention and control
group received pharmacology therapy standard for nausea and vomiting, but
warm ginger drink 3 times a day were received only in intervention group. The
result shows significant different on nausea and vomiting between respondent
from intervention and control groups (p value= 0,000). It is suggested that warm
ginger drink can be given as nursing intervention to ease nausea and vomiting on
cancer patient who undergo chemotherapy."
Depok: 2013
T35768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Cahya Utami
"ABSTRAK
Mukositis merupakan efek samping yang dialami anak dengan kemoterapi. Mukositis menyebabkan gangguan fisiologis dan fungsional yang menurunkan kualitas hidup anak kanker. Intervensi nonfarmakologis untuk mengatasi hal tersebut adalah berkumur menggunakan larutan salin sebagai protokol standar di rumah sakit dan intervensi mengunyah permen karet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbandingan efektivitas mengunyah permen karet dan berkumur larutan salin terhadap skor mukositis pasien. Rancangan Penelitian menggunakan quasi experiment non equivalent control group, before and after design. Besar sampel 44 orang terbagi dalam dua kelompok. Analisis data menggunakan Mann Whitney Test. Hasilnya terdapat perbedaan bermakna antara skor mukositis oral setelah intervensi mengunyah permen karet dan berkumur salin (p=0,001). Analisis selanjutnya menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rata-rata selisih penurunan skor mukositis oral, kelompok mengunyah permen karet lebih besar dibandingkan berkumur larutan salin (p=0,001). Dengan demikian mengunyah permen karet lebih efektif dibandingkan berkumur larutan salin dan dapat digunakan sebagai salah satu protokol perawatan anak dengan kemoterapi.

ABSTRACT
Mucositis is one of side effect in patients received chemotherapy, it can cause physiological and functional disturbance which lead to decrease quality of life in pediatric cancer patients. An established non pharmacological intervention to overcome oral mucositis is gurgling with saline solution and chewing gum. The aim of this study was to compare effectiveness of chewing gum and gurgling with saline solution in the oral mucositis score. This study used an quasi experiment. Sample size was 44 children divided into two groups. The analysis of the data was using Mann Whitney Test. There was a significant difference between oral mucositis score after intervention (p=0,001). It was also shown a significant mean difference between both group, which was the mean differrence of decreasing oral mucositis score in chewing gum was higher than gurgling with saline solution (p=0,001). In conclusion, chewing gum is more effective than gurgling with saline solution, and it can be used as a nursing protocol for pediatric cancer.
"
2016
T46059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Komalawati
"Myalgia dapat terjadi karena efek samping kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 32 orang, diambil dengan consecutive sampling. Pengukuran intensitas myalgia dilakukan dengan menggunakan numeric rating scale. Kelompok intervensi diberikan tindakan PMR selama 15 menit dengan frekuensi 2x sehari dalam 5 hari berturut-turut pasca kemoterapi.
Hasil penelitian didapatkan penurunan intensitas myalgia sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p value 0,001) dan pada kelompok kontrol (p value 0,001). Namun terdapat perbedaan penurunan intensitas myalgia antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan intervensi dengan selisih 0,81 (p value = 0,001). Kesimpulan, PMR dapat membantu menurunkan myalgia pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. PMR dapat menjadi salah satu terapi komplementer yang bisa diterapkan perawat di rumah sakit untuk menurunkan myalgia.

Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy.
The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Wibisono
"

Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan salah satu tipe dari kanker leher dan kepala yang berasal dari sel skuamosa permukaan dinding nasofaring lateral. Penggunaan obat kemoterapi yang lazim digunakan dalam pengobatan KNF adalah Cisplatin, docetaxel, dan Fluorouracil (5-FU). Stomatitis seringkali terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi dengan regimen dasar obat kemoterapi Fluorouracil atau 5FU. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan pencegahan stomatitis dengan metode pemberian Cryotherapy menggunakan ice chips NaCl 0,9% yang dikulum di mulut pasien 2-3 kali perhari selama pemberian obat kemoterapi 5FU. Sebagai kesimpulan, selama pemberian kemoterapi sampai dengan akhir hari rawat, klien tidak menunjukkan tanda-tanda stomatitis. Pemantauan stomatitis diharapkan dapat terus dilakukan selama perawatan dirumah, dikarenakan risiko terjadinya stomatitis masih mungkin terjadi selama perawatan dirumah


Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a type of cancer of the neck and head originating from squamous cell surfaces of the lateral nasopharyngeal wall. The use of chemotherapy drugs commonly used in the treatment of NPC are Cisplatin, Docetaxel, and Fluorouracil (5-FU). Stomatitis often occurs in patients undergoing chemotherapy with a basic regimen of the drug Fluorouracil or 5FU chemotherapy. This final papers aims to describe the results of the analysis of Cryotherapy Interventions to Prevent Stomatitis using NaCl 0.9% ice chips which are chopped in the patients mouth 2-3 times per day during the administration of the 5FU chemotherapy drug. In conclusion, during the administration of chemotherapy until the end of the day of admission, the client shows no signs of stomatitis. Stomatitis monitoring is expected to continue during home treatment, because the risk of stomatitis is still possible during home treatment

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Candrawati Musa
"Kadar CRP serum dapat digunakan sebagai prediktor penurunan berat badan dan indikator prognostik inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kadar CRP serum dengan penurunan berat badan dan mukositis oral pada pasien kanker kepala leher yang menjalani radioterapi. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang pada pasien kanker kepala leher yang telah menjalani terapi radiasi minimal 25 kali di Departeman Radioterapi RSUPNCM Jakarta dengan usia ge;18 ndash;65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek 71,2 memiliki kadar CRP serum normal, mengalami penurunan berat badan ge;5 dalam waktu sebulan 76,9 dengan rerata penurunan berat badan -9,42 7,76 , dan juga mengalami mukositis oral 65,4 dengan persentase terbanyak yaitu derajat 1 59,6 . Tidak terdapat mukositis oral derajat 3 dan 4. Tidak terdapat korelasi antara kadar CRP serum dengan penurunan berat r=0,166; p=0,239 , dan mukositis oral r=0,137; p=0,331 . Kesimpulan adalah kadar CRP serum saat radioterapi tidak memengaruhi penurunan berat badan dan mukositis oral. Sebagian besar subyek tetap mengalami penurunan berat badan selama menjalani radioterapi sehingga pemasangan NGT yang lebih awal yaitu sebelum terapi radiasi dimulai NGT profilaksis perlu dilakukan, namun hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Serum CRP levels can be used as a predictor of weight loss and prognostic indicator of inflammation. This study was conducted to determine the correlation of serum CRP levels with weight loss and oral mucositis in patients with head and neck cancer undergoing radiotherapy. This study was an observational study in the head and neck cancer patients who have undergone radiation therapy at least 25 times at the Department of Radiotherapy RSUPNCM Jakarta with aged ge 18 ndash 65 years old. Our study results showed that most of the subjects 71,2 had normal serum CRP levels, weight loss of ge 5 in one month 76,9 , and also experienced oral mucositis 65,4 . Mostly had grade 1 oral mucositis 59,6 . There were no grade 3 and 4 oral mucositis.There were no correlation between serum CRP levels with weight loss r 0,166 p 0,239 , and oral mucositis r 0,137 p 0.331 . In conclusion, serum CRP levels did not influence weight loss and oral mucositis in patients with head and neck cancer undergoing radiotherapy. Most of the subjects still experienced weight loss during radiotherapy. Therefore, NGT prophylaxis is needed, but this requires further study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heltty
"ABSTRAK
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel akibat adanya kerusakan gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kanker dapat menyebabkan kematian.
Kemoterapi merupakan salah satu penatalaksanaan kanker yang dapat menimbulkan
berbagai efek samping, diantaranya adalah anemia, leukopenia, dan trombositopenia.
Penelitian- penelitian yang sudah ada menyebutkan bahwa kacang hijau dapat mengatasi
anemia, dimana kacang hijau mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukkan dan maturasi sel-sel darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
jus kacang hijau terhadap kadar hemoglobin dan jumlah sel darah (eritrosis, leukosit,
dan trombosit) dalam konteks asuhan keperawatan pasien kanker dengan kemoterapi di
RSUP Fatmawati Jakarta. Disain penelitian ini adalah kuasi- eksperimen dengan tipe
nonequivalent control group design pre dan post test. Jumlah sampel sebanyak 56
responden (28 responden kelompok intervensi yang mendapat jus kacang hijau selama
tujuh hari dengan pemberian dua cangkir perhari, setiap cangkir berisi 250 cc dan 28
responden kelompok kontrol yang tidak mendapat jus kacang hijau). Sampel diperoleh
dengan menggunakan simple random sampling. Evaluasi kadar hemoglobin dan jumlah
sel darah dilakukan setelah pemberian jus kacang hijau yaitu di hari kedelapan baik pada
kelompok intervensi maupun kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan
kadar hemoglobin dan sel darah pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya bahwa
pemberian jus kacang hijau pada pasien kanker dengan kemoterapi berpengaruh
terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah. Penelitian ini dapat
memperkaya keilmuan keperawatan dimana dapat dijadikan sebagai intervensi
keperawatan dalam penatalaksanaan pasien kanker dengan kemoterapi. Rekomendasi
hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
besar, berbagai derajat keganasan, memperhatikan adanya penyakit penyerta, dosis obat
kemoterapi, dan perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap pengambilan serta analisa
sampel darah.

ABSTRACT
Cancer is abnormal growth of cells due to destruction of genes that control growth and
differentiation of cells. Cancer is a leading disease, cause of death. Chemotherapy is one
of the cancer treatment that could provide many side effects, such as anemia, leucopenia,
and thrombocytopenia. The purpose of this study is to explore the effect of mung bean
juice on the level of hemoglobin and the number of blood cells (erythrocyte, leukocyte,
and platelet) in cancer patients who got chemotherapy treatment at Fatmawati General
Hospital, Jakarta. The design was a quasi experimental using a non equivalent control
group with pre and post test approach. A simple random sampling was employed and 56
subjects were obtained in this study, divided into two groups (the intervention group got
mung bean juice for seven days; and, the control group did not mung bean juice). The
level of hemoglobin and blood cells counts were evaluated on the eighth day.The finding
showed that there were an increasing the level of hemoglobin and blood cells in
intervention group (p= 0,000), meaning that mung bean juice has an effect in increasing
level of hemoglobin and blood cells counts in cancer patients with chemotherapy. This
study can enrich nursing science and can be used as an nursing intervention in
management of cancer patients with chemotherapy. It is recommended to conduct
further research using more samples, various of ferocity level, accompanying disease,
chemotherapy dose, and strict controlling in test and analysis blood sample."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kasron
"Kemoterapi merupakan salah satu intervensi pada penyakit kanker yang memiliki efek samping mual. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR terhadap mual akibat kemoterapi. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design dengan pendekatan time series design, pengukuran skor mual menggunakan Skala Bieri pada 30 responden yang dibagi dua kelompok. Hasil menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor mual setelah perlakuan pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada pengukuran 6 jam setelah kemoterapi (p value < 0,001). Penelitian ini merekomendasikan terapi kombinasi aromaterapi lemon essential oil dan PMR sebagai bagian dari intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan mual pada pasien kemoterapi.

Chemotherapy is one of the intervention in cancer patient wich had side effects of nausea. This study aimed to evaluate the effect of combination lemon essential oil and PMR to reduce nausea related chemotherapy in cancer patients. This study used a quasi-experimental design with a time series approach, Bieri Scale has been used to measure nausea which 30 respondents are two group. The results showed significant difference scores of nausea after treatment in the intervention group and control group on measuring 6 hours after chemotherapy (p value value < 0,001). This study suggest the combination of lemon essential oil and PMR as an independent nursing intervention to reduce nausea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayatun
"ABSTRAK
Mukositis sebagai efek samping dari pemberian kemoterapi dan radioterapi, dan
merupakan respon peradangan sel epitel mukosa meliputi peradangan mulut,
esophagus, dan saluran pencernaan (Eilers & Million, 2011). Penelitian ini adalah
penelitian uji klinis randomisasi menggunakan desain double blind dengan
kelompok kontrol, pre dan post test untuk mengidentifikasi perbandingan larutan
madu dengan klorhexidine 0,12% terhadap stadium mukositis. Hasil penelitian
pada 23 responden yang diambil secara Consecutive sampling dengan
randomisasi, didapatkan ada perbedaan yang signifikan terhadap proporsi
stadium mukositis sebelum dan sesudah perawatan mulut pada larutan madu
(p=0,000) dan klorhexidine 0,12% (p=0,005). Perbandingan perbedaan proporsi
stadium mukositis pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak
signifikan (p=0,413), hasil uji klinis didapatkan bahwa dengan penggunaan madu
sebagai larutan untuk perawatan mulut pada anak dengan kanker yang mengalami
mukositis dapat menurunkan stadium mukositis sebesar 75%. Disimpulkan
larutan madu secara uji statistik dan uji klinis dapat menurunkan stadium
mukositis, dan proporsi penurunan stadium mukositis pada madu lebih besar
daripada kelompok klorhexidine. Disarankan secara ekonomis madu dapat
digunakan untuk perawatan mulut pada anak dengan kanker yang mengalami
mukositis.

ABSTRACT
Mucositis as a side effect of chemotherapy and radiotherapy, and a mucosal
epithelial cell inflammatory responses includes inflammation of the mouth,
esophagus, and gastrointestinal tract (Eilers & Million, 2011). The study was a
randomized clinical trial, study design using a double-blind with the control
group, pre and post test to identify the mead comparison with 0.12%
chlorhexidine. Results of the study on 23 respondents taken Consecutive
sampling with randomization, showed no significant difference to the proportion
of mucositis stadium before and after oral treatment in a solution of honey (p =
0.000) and chlorhexidine 0.12% (p = 0.005). Comparison of differences in the
proportion of stage mucositis in the control group and intervention group was not
significant (p = 0.413), the results of clinical trials found that the use of honey as
a solution for oral care in children with cancer who experience stage mucositis
mucositis can lower by 75%. Concluded mead in statistical tests and clinical trials
to reduce mucositis stage, and the proportion of stage decline in honey mucositis
greater than chlorhexidine group. Economically advisable honey can be used for
oral care in children with cancer who experience mucositis."
2012
T30708
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>