Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Restu Krisnata
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh urutan kelahiran serta faktor-faktor sosial, ekonomi dan demografi lainnya terhadap pencapaian pendidikan SMA anak umur 16-18 tahun di Indonesia. Hasil analisis regresi logistik biner dengan data Susenas 2012 menunjukkan bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama dan urutan kelahiran ketiga dan seterusnya tidak memiliki perbedaan kecenderungan untuk mencapai SMA, sedangkan anak urutan kelahiran kedua memiliki kecenderungan lebih rendah dalam mencapai SMA. Faktor yang paling besar memengaruhi pencapaian pendidikan SMA adalah pendidikan ibu. Berdasarkan hasil deskriptif dan inferensial diketahui bahwa anak perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencapai SMA daripada anak laki-laki.

This research aims to study the effect of birth order and social, economic and demographic factors on the high school attainment of children aged 16-18 years in Indonesia. The results of binary logistic regression using the 2012 Indonesian National Socio-economic Survey data show that first child and third and higher order children are not significantly different in the tendency to reach high school while second child have lower tendency to attain high school. The most dominant factor influencing educational attainment is mother?s education. The results of descriptive and inferential analyses also show that girls have a greater tendency to reach high school than boys."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf-
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianus John Richard
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat, terdiri dari faktor demografi, sosial dan ekonomi rumah tangga menggunakan data Susenas 2013 di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner diketahui bahwa jenis kelamin dan urutan kelahiran turut memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun. Faktor terkuat dalam memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, daerah tempat tinggal desa-kota, dan status ekonomi rumah tangga. Temuan lain yang menarik adalah anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk peluang putus sekolah dibandingkan anak perempuan.

The aim of this research is to study the factors that influence school dropouts aged 16 18 years the level of high school education SMA vocational equivalent SMK , consisting of demographic factors, social and economic households use on Susenas 2013 in Indonesia. Based on the results of binary logistic regression analysis known that the sex and birth order also affect school dropouts aged 16 18 years. The strongest factor in influencing school dropouts aged 16 18 in this study is the mother 39 s education, area of residence rural urban, and economic status of the household. Other interesting result is that boys have a higher tendency to drop out of school opportunities than girls.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmadi
"Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota merupakan organisasi tertinggi dalam birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap peningkatkan mutu pendidikan, termasuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas ( SMA). Tesis ini menjelaskan Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur Dalam Mengimplementasikan Standar Proses di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Belitung Timur. Latar belakang penelitian ini adalah adanya penurunan kualitas terhadap kompetensi lulusan SMA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa bagaimana peran Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur dalam mengimplementasikan standar proses yang terjadi di SMA, melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kompetensi lulusan.
Penelitian terhadap tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif post-positivis dengan metoda wawancara, observasi dan studi dokumen. Faktor-faktor yang diteliti antara lain; Rencana Strategis dan Program Kerja Dinas Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana Prasarana, dan Kepengawasan Pembelajaran. Untuk menggali faktor-faktor diatas peneliti menanyakan kepada narasumber ahli, disamping adanya observasi dan studi dokumen. Nara sumber ahli yang dijadikan informan adalah orang-orang yang berkompeten dan bertanggung jawab pada tugas yang dilaksanakannya, minimal berpengalaman lima tahun pada bidang tugasnya.
Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur berperan dengan kategori Cukup atau Belum Maksimal terhadap pelaksanaan standar proses pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA). Saran yang diberikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur adalah, perlu menganalisis dan pemetaan ulang pelaksanaan program kerja dalam menggunakan anggaran yang tersedia, agar kesenjangan antara sub bagian diantara bidang dalam mengalokasikan anggaran pendidikan dapat memadai, artinya standar program yang disusun dapat tercapai, sehingga visi dan misi yang dijalankan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, agar menghasilkan mutu lulusan yang memiliki kompetensi lulusan yang standar/berkualitas.

District Education Office / City is the highest organization in the government bureaucracy that is responsible for enhancing the quality of education, including high school education (high school). This thesis describes the role of district education office in implementing process standards in high school (SMA) East Belitung District. The background of this study was a decrease in the quality of the competence of high school graduates. The purpose of this study is to analyze how the role of the District Education Office in the Eastern Belitung District implemented standardized processes that occur in high school, through planning, implementation, and supervision of graduate competence.
Research on this thesis uses a qualitative approach with post-positivist methods interviews, observation and document study, which examined factors, among others; strategic plan and work programme of education, curriculum unit level education, labor and education personnel staff, facilities working paper, and supervisory learning.To explore the above factors the researchers asked the expert speakers, in addition to the observation and study of documents. Expert resource persons who become informants are people who are competent and responsible to the task he is performing, at least five years experience in the field of duty.
District Education Office East Belitung played by category or Not Quite Up to the standard implementation of the learning process at secondary school (high school). The advice can be given to the District Education Office East Belitung is, it is necessary to analyze and re-mapping in the work program in using the available budget, so that the gap between the sub, in allocating the budget among the field of education can be adequate, meaning that program standards prepared can be achieved, so that the vision and mission are carried out in accordance with the expected goals, in order to produce quality graduates who have the competency standards / quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Narwidi
"Kondisi sekolah SMA di kabupaten Indramayu mengalami penurunan performa, terutama pada kualitas output dan outcomenya, terjadi juga penurunan pada sektor pelanggan dengan ditandai bahwa animo lulusan SMP lebih cenderung memilih SMK dibanding harus memilih SMA. Hal ini disinyalir karena adanya masalah pada manajemen sekolah tersebut, yang mengakibatkan sekolah menjadi tidak efektif.
Balanced Scorecard merupakan pendekatan/metode/alat ukur yang memiliki keunggulan selain berfungsi sebagai alat ukur kinerja yang komprehensif, koheren, berimbang dan terukur, juga dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja. Pada penelitian ini akan mengukur efektivitas manajemen sekolah dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard berdasarkan empat perspektif yaitu : perspektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pembelajaran karyawan dan pertumbuhan dan perspektif keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan teknik penelitian yang digunakan adalah metode survey.
Tujuan penelitian ini akan menganalisis efektivitas manajemen sekolah apabila diukur dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Hasil pengukuran terhadap efektivitas manajemen sekolah, menunjukan bahwa sekolah ? sekolah SMA dikabupaten Indramayu masih tergolong sebagai sekolah dengan kategori baik.

Condition of high school in the district Indramayu decreased performance, especially on the quality of output and outcome, there is also a decrease in customer sector with graduates graduates indicated that the interest of more junior tendency choose vocational rather than have to choose the high school. This is presumably due to problems in school management, which resulted in ineffective schools.
Balanced Scorecard is an approach / method / measurement tool that has advantages in addition to functioning as a performance measure of a comprehensive, coherent, balanced and scalable, it can also improve the quality of planning and improving the quality of performance management. By using the concept of Balanced Scorecard authors wanted to measure the effectiveness of school management based on four perspectives: customer perspective, internal process perspective, employee learning and growth perspective and financial perspective.
Research conducted by the author using quantitative descriptive approach. The purpose of this study will analyze the effectiveness of school management when measured using the Balanced Scorecard concept. The measurement results show the effectiveness of school management that the school - high school Indramayu county, belonging to the category of effective schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ruswandi
"Bidang pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun harus diakui bahwa mutu pendidikan di Indonesia ternyata masih rendah. Rendahnya mutu pendidikan ini salah satu penyebabnya adalah kinerja guru yang rendah dalam mengelola proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru rintisan sekolah menengah atas bertaraf internasional di provinsi lampung. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk penelitian eksplanatif, karena ingin menjelaskan hubungan pola-pola yang berbeda tetapi ada keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
Dalam penelitian ini kegiatan supervisi akademik dianggap sebagai variabel bebas (X) dan Kinerja Guru (Y) sebagai variabel terikatnya. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif (campuran). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai data yang tidak bisa diperoleh hanya melalui kuisioner. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan metode survey menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, Metode ini digunakan karena dalam pemilihan sampel survey akan diberikan kriteria bahwa sampel yang dipilih adalah guru-guru yang sudah pernah mendapatkan supervisi akademik oleh pengawas sekolah. Pemberian kriteria ini bertujuan agar guru yang dipilih sebagai sampel benar-benar mengetahui atau memahami topik penelitian ini. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat signifikansi 7,25% diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang guru. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi liniear sederhana untuk mencari pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana disimpulkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Adapun secara simultan dimensi-dimensi dari variabel bebas supervisi akademik oleh pengawas sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi perencanaan dan persiapan, lingkungan kelas, pengajaran, dan tanggung jawab profesionalisme dari variabel terikat kinerja guru. Tetapi jika secara parsial dimensi-dimensi dari variabel supervisi akademik oleh pengawas sekolah, hanya dimensi pendekatan kolaboratif yang berpengaruh terhadap dimensi pengajaran pada variabel kinerja guru.

Education is a very important thing for both state and nation. However, it must be recognized that the quality of education in Indonesia still very low, and one of the causes is the low performance of teachers in managing the learning process. This study is aimed at determining The effect of academic supervision by the supervisor to the teachers performance of the pilot senior high school of international standardn in lampung province. This study is based on the research objectives in explanative, because it wanted to explain the relationship of different patterns, but there is a relationship and to produce the pattern of causal relationships.
In this research, academic supervision activities are considered as the independent variable (X) and the teacher performance (Y) as the dependent variable. Research data collection techniques were conducted by using a combination of quantitative and qualitative techniques. This is done to obtain more information on data that can not be obtained only through a questionnaire. While the data collection method used in this study is a survey method using questionnaires and in-depth interviews. Sampling techniques in the study was the purposive sampling method used, because the survey sample selection criteria was based on samples of teachers who had never received academic supervision by school inspectors. The provision was intended as the criteria chosen as a sample of teachers who would understand the purpose of this research. The number of samples was determined using the Slovin formula with a significant level of 7.25% obtained form total sample of 100 teachers. Statistical analysis used a simple regression analysis liniear method to determine the influence of the academic supervision of teacher performance.
Based on the results of the linear regression analysis, it is concluded that the academic supervision by a school superintendent has a significant effect on teacher performance. The simultaneous dimensions of the independent variable of academic supervision by a school superintendent, therefore has significant influence on planning and preparation, classroom environment, teaching, professionalism and responsibility of the dependent variable of teacher performance. But if the partial dimensions of the variable of academic supervision by school inspectors, only the collaborative approach dimensions that affect to the variable dimensions of teaching performance of teachers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29820
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uus Ruswenda
"Supervisi akademik sebagai salah satu sarana untuk membantu meningkatkan kualitas profesionalitas tenaga pendidik, belum banyak dirasakan manfaatnya oleh para guru. Indikator dan faktor-faktor yang menghambat efektivitas pelaksanaan supervisi akademik tersebut diungkap melalui penelitian ini. Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode observational case studies. Teknik pengambilan data secara participant observation dan wawancara.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik pengawas SMK di Kabupaten Kuningan dinilai tidak efektif, karena kegiatan penyusunan program dan laporan hasil pengawasan, kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru tidak sesuai dengan pedoman tugas pengawasan. Faktor penyebabnya adalah motivasi, komitmen dan kemampuan pengawas rendah, komunikasi tidak lancar, upaya pemberdayaan Kepala Dinas Pendidikan belum optimal, kompleksitas dan beban kerja pengawas berat, dan budaya sekolah tidak mendukung. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui adanya hubungan dan pengaruh faktor-faktor tesebut terhadap efektivitas pelaksanaan supervisi akademik Pengawas SMK.

The benefit of academic supervision as one of the means to help improving the professional quality of educators has not yet been maximally spread among teachers. Indicators and factors that prevent the effectiveness of academic supevision aplication will be revealed through this research. Research approaches are done qualitatively by means of observational case studies. Techniques of data collection through participant observations and interviews.
The result of this research concludes that academic supervision for vocational school supervisors in Kuningan is considered not effective because the activities of program settings and the report of supervision result, the activities of building, observation, assessment, guidance and training for teacher profesionalism are not appropriate with the guides of supervision duties. These occur because of inadequate motivation, commitment, and supervisors abilities, bad communications, the effort from the head of education service which is not optimal yet, complexity and the heavy burden of supervisors and school cultures that do not support. Further researches are needed to find out whether there are relationships and influences of those factors againts the effectiveness of academic supervision for vocational school supervisors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29830
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doglas
"Hagabeon adalah nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak Toba. Hagabeon didefinisikan sebagai kebahagiaan dalam memperoleh keturunan. Pada budaya Batak Toba, laki-laki, khususnya anak tunggal atau sulung, memiliki peran penting dalam mengimplementasikan nilai hagabeon, karena hanya laki-laki yang dapat mewariskan marga. Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada masing-masing urutan kelahiran psikologis. Desakan menikah diukur menggunakan Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), sementara untuk mengetahui urutan kelahiran psikologis seseorang peneliti menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White, dan Stewart (Campbell et. al, 1991). Partisipan dalam penelitian ini laki-laki dengan latar belakang suku Batak Toba dengan jumlah partisipan sebanyak 129 orang. Hasil dari penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada urutan kelahiran psikologis anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal.

Hagabeon is the most imporant value in Batak Toba society. Hagabeon can be defined as happiness of having an offspring. In Batak Toba culture, the males, especially the oldest and only child, have a very important role in implementing the hagabeon value, since they are the only one who can pass down their family name. This purpose of this research is to examine the comparison of mate urgency on various psychological birth order. Mate urgency was measured using Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), whereas psychological birth order was measured using the White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) created by Campbell, White, and Stewart (Campbell et. al, 1991). A total of 129 participants of this research are young adults male who belong to Batak Toba ethnic group. The results do not indicate a significant difference of mate urgency between participants who identify their psychological birth order as the oldest child, middle child, youngest child and only child.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Noviarmachda
"Eustress dapat memberikan dampak yang positif bagi pelajar SMA ketika pembelajaran jarak jauh. Karakteristik merupakan ciri-ciri, sifat-sifat, maupun semua keterangan pada elemen ataupun hal apa saja yang dimiliki elemen, elemen yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis kelamin dan jurusan peminatan. Untuk jurusan peminatan terbagi menjadi dua yaitu IPA dan IPS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pelajar SMA dengan eustress ketika pembelajaran jarak jauh. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 328 pelajar di SMAN 39 Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) dan Academic Eustress Scale (AES). Hasil penelitian ini menggunakan uji T independen, menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara karakteristik pelajar SMA yaitu jenis kelamin dengan eustress (p= .00, α= .005). Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perawat kesehatan jiwa dalam menjalankan perannya sebagi edukator.

Eustress can have a positive impact on high school students when studying remotely. Characteristics are characteristics, traits, as well as all information on elements or things that are owned by elements, the elements used in this study are gender and majors of specialization. The majors of specialization are divided into two, that’s it IPA and IPS. This study was conducted to determine the relationship between the characteristics of high school students and the causes of distance learning. The research design used correlational descriptive with a cross-sectional approach and involved 328 students at SMAN 39 Jakarta. The instruments used are the Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) and the Academic Eustress Scale (AES). The results of this study using an independent T test, stating that there is a significant relationship between the characteristics of high school students, namely gender and eustress (p = .00, = .005). The results of this study can be used as input for mental health nurses in using as educators."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ikana Mardyastuti
"Salah satu hak anak adalah mendapatkan segala bentuk pendidikan. Namun, di Indonesia masih banyak anak yang belum dapat menikmati hak itu. Termasuk diantaranya adalah anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya atau putus sekolah. Khusus pada anak-anak perempuan, ada dua hal yang diduga menjadi penyebab mereka putus sekolah atau secara umum berpendidikan rendah, yaitu nilai budaya/tradisi yang tidak mendukung, dan kemiskinan keluarga. Dalam kondisi terbatasnya kemampuan keuangan keluarga seringkali orang tua mengambil keputusan untuk kelangsungan pendidikan anaknya atas dasar urutan kelahiran anak, jumlah anak, dan pertimbangan jender.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh urutan kelahiran anak terhadap kelangsungan pendidikan anak perempuan usia 7-15 tahun di Indonesia dengan memperhatikan beberapa variabel lainnya. Adapun data yang digunakan adalah data Susenas 2002-KOR. Sedangkan analisis deskriptif dan analisis inferensial dimanfaatkan sebagai metode analisis data.
Dengan menggunakan Model Regresi Logistik Non Hirarki, studi ini berusaha menjawab pertanyaan tentang perbedaan risiko tidak sekolah lagi pada anak perempuan antara anak pertama dengan bukan pertama menurut klasifikasi yang dibentuk oleh variabel jumlah anak dan pengeluaran rumah tangga (Model 1), pendidikan ibu (Model 2), dan usia serta tempat tinggal anak (Model 3).
Pada Model 1, hasil studi menunjukkan bahwa (i) risiko tidak sekolah lagi pada anak perempuan yang berasal dari keluarga kecil dengan jumlah anak 1-2 orang, baik keluarga dengan pengeluaran rumah tangga 40 persen terendah maupun 20 persen teratas, tidak berbeda antara mereka yang kebetulan berada pada urutan kelahiran pertama dengan yang bukan urutan pertama; (ii) pada semua kalangan, kecuali keluarga dengan pengeluaran 20 persen teratas, kemungkinan tidak melanjutkan sekolah lagi pada anak pertama dari keluarga dengan jumlah anak 3-4 orang lebih besar dibandingkan bukan anak pertama; (iii) dalam keluarga dengan jumlah anak lebih dari 4 orang, mulai dari keluarga yang mempunyai pengeluaran 40 persen terendah hingga berpengeluaran 20 persen teratas, risiko tidak sekolah lagi anak pertama lebih tinggi daripada bukan anak pertama.
Pada Model 2, ditemukan bahwa anak pertama yang mempunyai ibu berpendidikan rendah berisiko lebih tinggi untuk tidak sekolah lagi. Sedangkan pada Model 3, risiko tidak sekolah lagi cenderung tidak berbeda antara anak pertama dengan bukan anak pertama menurut klasfikasi usia dan tempat tinggal anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>