Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Kartika
"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keterlambatan dalam penyelesaian klaim BPJS di RSUD Dr.Adjidarmo. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan observasi ini menemukan bahwa 85,56% berkas klaim sudah siap dalam bentuk txt file (soft copy). Namun, merujuk kepada Pedoman Implementasi JKN ternyata penyelesaian klaim rawat inap di RSUD Dr.Adjidarmo dinyatakan tidak tepat waktu. Penyebabnya adalah kurang SDM tenaga dokter dan verifikator BPJS, masalah kelengkapan dokumen klaim, tata letak ruang yang belum memadai, SIM-RS yang belum terintegrasi. Rumah Sakit memerlukan waktu untuk menyesuaikan perubahan sistem aplikasi INA-CBGs. Diperlukan kebijakan/prosedur tetap yang mengatur kepastian tugas, tanggungjawab dan wewenang setiap unit klaim. Disarankan agar meninjau kembali isi perjanjian kerjasama, menetapkan SOP dan mengembangkan monitoring dan evaluasi demi perbaikan kinerja penagihan klaim di RSUD Dr.Adjidarmo.

This research has done to respond challenge on the claim handling in RSUD Dr.Adjidarmo in the first three months of JKN implementation. This study used a qualitative approach and observation. The study revealed that 85,56% of the claims were ready in txt file. However, if we refer to MOH guideline, it is found that all claims were not timely ready. Inacuracy of the Inpatient claim settlement in Adjidarmo’s Hospital was caused by the lack of human resources/ doctors, personnel BPJS verifier, incomplete documents, layout of manager office, fragmented hospital information system, changing INA-CBGs application system and the absence of procedures and policies. It is expected that BPJS will set up policies and procedures to improve claim handling as well as develop monitoring and evaluation instruments."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Elda
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa telah terjadi pergeseran terhadap pola pembayaran pengguna jasa Rumah Sakit, dari membiayai sendiri menjadi menggunakan pihak ketiga yaitu Asuransi Kesehatan dan banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalin kerjasama dengan PT Askes terutama pada keterlambatan dokumen klaim. Keterlambatan ini berdampak pada berkurangnya target pendapatan rumah sakit untuk disetorkan pada kas daerah pada akhir tahun anggaran.
RSUD Dr. Adjidarmo adalah Rumah Sakit type C dengan kapasitas 120 tempat tidur, terletak dipusat kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis faktor-faktor input yaitu SDM, dana. material, dan metode dengan keterlambatan dokumen klaim Askes melalui proses tahapan manajemen piutang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitik yaitu melalukan pengamatan langsung pads PPATRS (Program Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit), wawancara mendalam dan telaah dokumen pada sistem manajemen Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan dilingkungan RSUD Dr. Adjidarmo dan Asissten Area Manager (AAM) PT. Askes cabang Lebak dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2006 dengan menggunakan data rekapitulasi keterlambatan dokumen klaim tahun 2005.
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu input, proses dan output sesuai dengan kerangka konsep pada metodologi penelitian. Pada pembahasan diungkapkan basil penelitian yang didapat, dibandingkan dengan teori, dengan paneliti terdahulu serta judgement dari peneliti.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya keterlambatan yang sangat bermakna pada penyelesaian dokumen klaim obat rawat jalan dan rawat imp, dimana kendalanya terdapat pads tahap pembebanan dan penataan dari unsur SDM, material dan metode. Kendala tersebut berupa kurangnya tenaga pelaksana untuk penyelesaian klaim obat rawat imp dan rawat jalan, kurangnya sarana penunjang dan belum adanya kerjasama yang baik diantara unit terkait. Tidak adanya kepastian tugas, tanggungjawab dan wewenang pada petugas penatalaksana klaim obat merupakan kendala yang cukup berarti. Dengan dibentuknya Tim Pengendali Askes, diharapkan kendala-kendala tersebut dapat diatasi.

The background of this study was based on fact that have frictioned to pattern payment of Hospital service client, from out pocket became to Health Insurance as the third party and many problem faced in braiding cooperation with PT Askes especially at claim document delayed. This delay affect in decreasing hospital targets budget at end of the year.
RSUD Dr. Adjidarmo was a type C hospital with 120 beds where located in Rangkasbitung downtown, Sub-Province Lebak Province Banter'.
In this research, researcher made analysis of input factors that were man, money, material, and method with delay in claim document Askes through receivable management step process.
This research was qualitative research with analytic descriptive method by doing direct observation at PPATRS (Intire Program Administrative Services of Hospital), in-depth interviews and document study at Hospital management system. This Research was done in RSUD Dr Adjidarmo environment and Asissten Area Manager (AAM) PT. Askes branch Lebak from Februari up to April 2006 and used back up data of 2005.
The result and discussion from this research were divided in three parts, that were input, process and output according to framework concept at research methodology. The result compared with theory, previous researcher and also judgment from researcher.
Conclusion of this research was delay in drug claim document of out-patient and in-patient where the problem came from in house phase and billing phase, and from variable of human resources, material and method. The problems were lack of employees, especially in drug claim, lack of supporter medium and there was no good cooperation among related units. Inexistence certainty of duty, authority and responsibility was a meaningfull enough problem. By forming of Askes Controller Team, expected the problem could be resolved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelin Aprilianty
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya berkas klaim pasien rawat inapBPJS Kesehatan di RSUD Tanah Abang yang terlambat dalam penyelesaianklaim. Adanya penangguhan pembayaran klaim pending pasien JKN sebesarRp154,073,700 oleh BPJS Kesehatan terhadap RSUD Tanah Abang akibat adanyaberkas yang pending, menyebabkan kejadian tunda bayar. Penundaan pembayaranklaim idealnya tidak terjadi apabila berkas klaim dapat dikelola dengan baik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancaramendalam, telaah dokumen, dan observasi. Penelitian yang dilaksanakan padabulan Mei-Juni 2018 ini, menemukan bahwa proses pengelolaan berkas klaimsudah baik, namun dalam setiap tahapan proses pengelolaan klaim masih terdapatkekurangan yang terjadi baik dari segi teknis, SDM, sistem informasi, dan saranaprasarana. Saran bagi RSUD Tanah Abang adalah untuk melakukan pengawasandalam proses pengelolaan berkas klaim dan pemenuhan kebutuhan dalam prosespengelolaan berkas klaim.

Based on I Presidential Regulation number 72 of 2012 states that theNational Health System is a health management organized by all components ofthe Indonesian nation in an integrated and mutually supportive to ensure theachievement of the highest degree of public health as a manifestation of thewelfare of society according to the 1945 Constitution. This research is motivatedby the claim file of inpatient BPJS Kesehatan in RSUD Tanah Abang which is latein the settlement of the claim. The existence of suspension of payment claimspending JKN patients amounting to Rp154,073,700, by BPJS Health to RSUDTanah Abang due to the pending file, causing the delay event. The defaultpayment claim delay does not occur if the claim file can be properly managed.This research uses qualitative approach with in depth interview method,document review, and observation. The research, conducted in May June 2018,found that the claims file management process was good, but in every stage ofclaims management process there were still deficiencies in terms of technical,human resources, information system, and infrastructure. Suggestion for RSUDTanah Abang is to conduct supervision in the process of claim file managementand fulfillment requirement in process of claim file management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karleanne Lony Primasari
"Jaminan Kesehatan Nasional merupakan implementasi dari UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di bidang kesehatan dengan konsep Universal Health Coverage yang memaksa pesertanya mengikuti sistem rujukan berjenjang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, murah dan terjangkau namun berkualitas. Belum effektifnya sistem rujukan yang ada di Indonesia, membawa berbagai permasalahan dalam dunia kesehatan dan berdampak pada penumpukan pasien di fasilitas kesehatan lanjutan yang berakibat pemanfaatan tenaga terampil dan peralatan canggih secara tidak tepat guna dan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan arah penelitian pada Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD dr. Adjidarmo di kabupaten Lebak. Metode analisa yang digunakan adalah Content Analysis berdasarkan triangulasi metode, triangulasi sumber dan triangulasi teori.
Dengan menganalisis aspek yang terdapat didalamnya, hasil penelitian dan pembahasan dibagi dalam 2 komponen, yaitu Karakteristik Sistem Rujukan Medis dan Sistem Rujukan Berjenjang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada Karakteristik Sistem Rujukan Medis implementasi Jaminan Kesehatan Nasional membawa perbaikan dalam sistem rujukan di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak walaupun belum signifikan dan dari komponen Sistem Rujukan Berjenjang, perbaikan baru nampak pada aspek kebijakan dan prosedur, sehingga masih diperlukan upaya yang keras untuk meningkatkan aspek lainnya untuk menciptakan sistem rujukan yang lebih baik.

National Health Insurance is an implementation of the Law No. 40 of 2004 on National Social Security System in the field of healthcare with the concept of Universal Health Coverage that forced participants to follow a tiered referral system for health services are comprehensive, affordable, cheap and quality.
The ineffectiveness of the existing referral system in Indonesia, bringing a variety of health problems in the world and have an impact on the accumulation of patients in healthcare facilities resulting in continued utilization of skilled personnel and sophisticated equipment is not appropriate and the declining quality of health care.
By analyzing aspects contained therein, the results obtained and the discussion is divided into two components, namely the Medical Referral System Characteristics and Referral System Tiered,. From the results of the study showed that the implementation of the Medical Referral System Characteristics of National Health Insurance to bring improvements in the referral system in Public Hospital of dr. Adjidarmo Lebak although not significant and tiered referral system components improvements just occured in both policy and procedures, so that a strong effort is still needed to improve other aspects of creating a better referral system. It is expected that the results of this study may be one of the input for the management of hospitals and related institutions in improving various aspects related to the successful implementation of a tiered referral system in Lebak district in order to achieve Universal Health Coverage in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Cahya Hadmawati
"Rumah Sakit sebagai tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit mempunyai potensi bahaya, salah satunya adalah bahaya biologi. Adanya banyak pasien TBC dengan pcmeriksaan DTA posit if di RS A mcmungkinkan terjadinya penularn terhadap pekerja di RS khususnya perawat yang bertugas merawat pasien pasien TBC. Di RS ini belum ada SMK3 dan PK 3RS dan tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan berkala. Desain awal penelitian ini adalah cross sectional yang bersifat deskriptif, dilakukan terhadap 65 sampel yang didapal dari perhilungan rumus estimasi, dan karena hasil yang terdeteksi tbc hanya 5 orang, maka dilanjutkan dengan studi kasus dengan wawancara mendalam terhadap kelima orang tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tbc pada perawat di RS ini adalah 7,7 % dengan umur bervariasi, pendidikan D3 (>50 %) dan lama kerja bervariasi, minimal 1 tahun, maksimal 16 tahun. Gambaran factor risiko pada perawat ini adalah tingkat pengetahuan perawat tentang tbc yang kurang (20 %), belum mendapat vaksinasi BCG (80%), status gizi kurang (20%), dan hanya kadang-kadang memakai masker waktu kerja (100%) dan pemakaian ruang isolasi yang belum tepat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah prevalensi perawat tersangka tbc adalah 7,7% dan ini dipengaruhi oleh banyak factor antara lain status gizi, vaksinasi BCG, pemakain masker pada saat kerja. Selain itu adanya ruang isolasi juga memegang peranan penting. Pendidikan dan pengetahuan yang tinggi tidak menjamin seseorang terhindar dari penyakit tuberculosis, harus diimbangi dengan fasilitas dan upaya pencegahan melalui perilaku dehat dan aman.

The hospital as the place where healthy and sick people meet has the potential hazards and one of them is biological hazard. The presence of many TBC patients witb medical,examination of positive smear BTA in the Dr. Adjidarmo's Hospital enable the happening of contagion to all workers in ihe hospital, particularly to the nurses who take care of tbc palienls in direct contact In this hospital, thew is neither "System of Management of Occupational Health and Safety" nor "Committee of Hospital's Occupational Health and Safety" and examinations of heaith have never been held yet pre work and periodically. The initial design of this research is descriptive cross section of 65 samples obtained from lhe formulation estimate, and since there are only 5 samples that have been infected with tbc, the following step therefore should be continued in case study by interviewing them intensively and thoroughly.
The results of the research indicate that tbc disease is prevalent among the nurses of this hospital and the prevalence is 7,7% those who are examined vary in age (from 25 up to 49 years), education attaintment (more than 50% hold D3 diplomas), years of service (at least 1 year and at most 16 years). The accounts of the risk factor are as follows : insufficient knowledge of tbc disease (20%), getting no BCG-vaccination (80%), bad nutrition status (20%), using masks rarelyin working (100%), and improper usage of isolation wards.
In conclusion of this research, the prevalence of tbc disease for the suspected nurses reaches 7,7%, and it’s caused by influence of many factors, for axamples nutrition status, BCG vaccination, and the use of msks when working. Besides the matters mentioned above, the isolation wards for the hospitas will play the important role. Further more, either appropriate knowledge or education in medical field is no guarantee of being protected from tbc disease without keeping a balance between those mentioned above and preventive measures as well asa facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T11539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saly Salim Saleh Alatas
"Pemerintah Indonesia membentuk Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menjamin kesehatan warga negara Indonesia. Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan selanjutnya bekerjasama dengan rumah sakit untuk mewujudkannya. Rumah Sakit Ummi Bogor adalah rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan dan menerima dana pembayaran klaim dari tarif yang sudah ditetapkan BPJS Kesehatan berdasarkan berkas bukti pelayanan yang didapatkan pasien. Ketidaksesuaian hasil verifikasi klaim akan mengakibatkan klaim pending. RS Ummi Bogor merupakan RS tipe C yang sebagian besar pasiennya merupakan pasien BPJS, sehingga adanya klaim pending sangat berpengaruh terhadap cash flow rumah sakit terutama di unit rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab klaim pending BPJS Kesehatan di unit rawat inap RS Ummi Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan jumlah klaim pending di unit rawat inap pada bulan Maret sebesar 93 dari total 1412 berkas (6,58%) dengan biaya pending klaim sebesar Rp. 660.261.900. atau 11,37 % dari total biaya klaim layak. Klaim pending disebabkan oleh ketidaklengkapan berkas klaim, ketidaksesuaian resource (pemakaian obat dan indikasi rawat) dengan diagnosa, ketidaksesuaian tindakan medis dengan diagnosa, kesalahan koding, dan ketidaksesuaian pemeriksaan penunjang dengan diagnosa umum. Permasalahan utama adalah kurangya sosialisasi tentang peraturan terbaru BPJS kesehatan mengenai persyaratan penerimaan klaim kepada dokter yang memeriksa sehingga diperlukan sosialisasi, perekrutan dokter umum untuk menelaah kelengkapan berkas klaim, pelatihan coding untuk semua staff koder maupun rekam medis, membuat surat keputusan dari direksi yang mengatur waktu pemberian jasa medis kasus pasien klaim yang terpending, bridging sistem teknologi informatika  antara Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) dengan e-klaim update kapasitas random excess memory untuk server dan database SIM-RS, dan monitoring serta evaluasi rutin untuk seluruh staf yang terlibat.

Indonesian Government established the National Health Insurance organized by Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan to guarantee the health of Indonesian citizens. Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan cooperates with hospitals to make it happen. Rumah Sakit Ummi Bogor is a hospital that cooperates with BPJS Kesehatan and receives claim payment funds from the rates set by BPJS Kesehatan based on the proof of service obtained by the patient. Inconsistencies in the results of claim verification will result in claims pending. Rumah Sakit Ummi Bogor is a type C hospital where most of the patients are BPJS patients, so that pending claims are very influential to the cash flow hospitals, especially in inpatient units. The purpose of this study is to analyze the causes of BPJS Kesehatan claims pending in the inpatient unit of . Rumah Sakit Ummi Bogor. This research is a qualitative study. Data collection was carried out through in-depth interviews and document review. The results of the study show that the number of claims pendingin the inpatient unit in March twere 93 files out of a total of 1412 (6.58%) with a claim pending fee of Rp. 660,261,900 or 11.37% of the total cost of claims received caused by incomplete claim files, resource discrepancies (use of drugs and indications for treatment) with diagnoses, discrepancies between medical procedures and diagnoses, errors in coding, and incompatibility of investigations with general diagnoses. The main problem is the lack of socialization regarding the latest BPJS Kesehatan regulations regarding the requirements for accepting claims to edoctors so that socialization is needed, recruiting general practitioners to review completeness of claim files, coding training for all coders and medical record staff, making a regulation from the directors that regulates the time of providing medical services for pending claims patient cases, bridging information technology system between management information system of hospital and e-claim, update RAM capacity for the management information system of hospital’s server and database, and routine monitoring and evaluation for all staff involved"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Sri Wahyuni
"Rumah Sakit Ari Canti kerap terjadi keterlambatan pengajuan klaim olehpihak rumah sakit kepada BPJS Kesehatan yang mengganggu cash flow. Rumahsakit perlu melakukan kajian lebih lanjut melalui penelitian ini mengenaiketepatan waktu penyelesaian klaim pasien rawat inap JKN.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruhterhadap ketepatan waktu penyelesaian klaim pasien rawat inap JaminanKesehatan Nasional. Pendekatan yang dilakukan dengan kuantitatif dankualitatif mix methods yang menggunakan desain potong lintang. Sampelberjumlah 209 dari berkas klaim dan 6 orang informan.Ketepatan waktu klaim pasien rawat inap JKN sebesar 65,4 yang tidaktepat 34,6 . Faktor ndash; faktor yang berpegaruh secara signifikan terhadap ketepatanwaktu klaim adalah ketersediaan SEP, kelengkapan berkas rekam medis, ketepatanwaktu pengembalian berkas rekam medis, kesesuaian entri data berkas danketepatan waktu entri data.

Ari Canti Hospital often happens delay in filing claims by the hospital toThe Organizer of Social Health Insurance that interfere with cash flow. Thehospitals need to conduct further study through this research on the timeliness ofsettlement of claims of inpatients of National Health Insurance.This study aims to analyze the factors that affect the accuracy of thesettlement of claims of inpatients of the National Healthcare. The research using aquantitative and qualitative approach mixed methods with using cross sectionaltechniques. Research sample was 209 of claim files and six informants.The time punctuality of National Health Insurance inpatient claim rsquo s was65.4 and not punctual around 34.6 . Factors significantly influencing thetimeliness of claims are the availability of letters of patient eligibility, medical filecompleteness, the timeliness of the returning the medical record, the suitability ofthe data entry files and the timeliness of the data entry."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Sakinah Utami
"Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat pengguna BPJS merasa puas dengan inovasi pelayanan kesehatan melalui program BPJS. Namun, masalah justru terjadi pada pihak instansi kesehatan yang merupakan pihak pendukung program BPJS Kesehatan yang mengalami masalah pending claim. Permasalahan pending claim ini harus segera diatasi karena pending claim menyebabkan kerugian akibat pembiayaan pelayanan lebih besar daripada jumlah klaim yang dibayarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor input, faktor proses, faktor hasil (output) dalam prosedur pengajuan klaim rawat inap pasien BPJS di RS Hermina Ciputat, dan mendapatkan gambaran yang menyebabkan pending claims (output) di RS Hermina Ciputat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan observasional deskriptif dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitan menunjukkan bahwa faktor input yang mengakibatkan banyaknya pending claims di RS Hermina Ciputat antara lain: faktor Man (kompetensi ataupun pengetahuan dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga koder yang kurang terkait klaim BPJS); Money (belum dilaksanakannya secara berkelanjutan evaluasi kinerja kepada dokter spesialis); Methods (belum semua ada dan maksimal untuk panduan praktik klinis/clinical pathways); Materials (aplikasi SIMRS tidak praktis dan lambat, jaringan internet lama); dan Machine (kurangnya sarana dan prasarana). Hasil lain dari penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mengakibatkan pending claims di RS Hermina Ciputat antara lain: kesulitan dalam melengkapi bukti administrasi klaim dan kesalahan pengisian administrasi dengan tepat; pengisian berkas rekam medis yang tidak lengkap; kualitas pengisian resume medis dan pengisian resume medis yang tidak sesuai; kurang lengkapnya bukti-bukti penunjang klaim; pemberian kode untuk diagnosa primer dan sekunder yang tidak tepat; dan kesalahan pengentrian jenis perawatan.

BPJS users are satisfied with the innovation of health services through the BPJS program. However, the problem occurred on the health agencies which are supporter institutions of the BPJS Health program which experienced pending claims problem. This problem of pending claims must be addressed immediately because pending claims cause losses due to service costs are greater than the number of claims paid. This study aims to identify input factors, process factors, output factors in the procedure for submitting claims for BPJS inpatient claims at Hermina Ciputat Hospital and to obtain an overview of the causes of pending claims (output) at Hermina Ciputat Hospital. This study uses descriptive observational approach with qualitative methods through in-depth interviews and document review. The results of the study show that the input factors that result in the number of pending claims at Hermina Ciputat Hospital include: Man factor (competence or knowledge of specialist doctors, general practitioners, and coding staff who are not competent handling BPJS claims); Man factor (competence or knowledge of specialist doctors, general practitioners, and coding staff who are lacking in relation to BPJS claims); Money (no continuous performance evaluation or specialist doctors); Methods (not maximal impelementation of practice guidelines/clinical pathways); Materials (the SIMRS application is not user-friendly and slow, slow internet connection); and Machine (lack of facilities and infrastructure).Other results of the study show that the factors resulting in pending claims at Hermina Ciputat Hospital include: difficulties in completing proof of claim administration and administrative filling errors; incomplete filling of medical record files; the quality of filling out medical resumes and filling out medical resumes that are not appropriate; incomplete evidence supporting the claim; inappropriate coding for primary and secondary diagnoses; and errors in determining treatment type."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Doris
"Berdasarkan UBA pasien di RS Siloam Kebon Jeruk, didapat komentar mengenai pemulangan pasien, yaitu : waktu tunggu penyelesaian administrasi pulang pasien masih cukup lama, terutama menggunakan asuransi. Dari uji petik didapatkan rata-rata waktu tunggu yang menggunakan jaminan perusahaan/asuransi 5 jam 45 menit dan non jaminan 3 jam 4 menit. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan administrasi pulang pasien rawat inap dengan jaminan perusahaan/asuransi di RS Siloam Kebon Jeruk. Desain penelitian menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Data primer didapat dari wawancara dan observasi dan data sekunder didapat dari telaah dokumen dan laporan pasien pulang. Dari hasil penelitian didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pengisian resume medis, jumlah sumber daya manusia, kebijakan dan alur proses rumah sakit yang sudah ada perubahan dengan proses yang dilaksanakan di lapangan. Dapat disimpulkan dengan efisiensi waktu pada tahap admin, tahap farmasi dan tahap gudang satelit dapat memperpendek waktu proses di rumah sakit. Efisiensi proses mempersingkat penyelesaian administrasi pulang pasien rawat inap dengan jaminan perusahaan/asuransi menjadi 2 jam. Saran peneliti yaitu sosialisasi mengenai pentingnya peran dokter spesialis, pengkajian ulan tenaga staf admin ruangan, revisi kebijakan dan alur proses administrasi pulang pasien dengan jaminan perusahaan/asuransi dan uraian tugas staf yang berperan, revisi MoU dengan pihak penjamin untuk masalah konfirmasi.

Based UBA hospital inpatients in Siloam Kebon Jeruk , gained criticism and suggestions regarding the discharge of patients, namely: the waiting time of patients still settling administrative home long enough, especially the use of insurance. From the test results obtained quotes the average waiting time of patients who use the guarantee is 5 hours 45 minutes and non warranty is 3 hours 4 minutes. The study aims to determine the factors that influence waiting times administrative services to inpatients home insurance in Siloam Kebon Jeruk Hospital. Design using both quantitative and qualitative research. The primary data obtained from interviews and observations and secondary data obtained from the study of documents and reports patient's home. From the results, the factors that affect the length of time patients wait for completion of home administration is charging inpatient medical resume, the amount of human resources, policies and workflow processes existing hospitals with process changes implemented in the field. It can be concluded in less time on admin stage, stage pharmaceutical and satellite warehouses stage can shorten the processing time in the hospital. The efficiency of the process beyond the administrative processes to shorten hospital inpatients with insurance to 2 hours. Suggestions researchers that the socialization of medical importance to specialist resume, review of workforce, policy revisions and return patient administration process flow with insurance and job descriptions of staff whose role, revised MoU with an insurer to issue a confirmation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Oni Isnenti
"Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematin ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan mellenium yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan 11 % kematian ibu disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia.
Penelitian ini bertujuan untuk memperolah gambaran kejadian Preeklampsia dan Eklampsia berdasarkan karakteristik ibu hamil di RSUD Dr.Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain studi laporan serial kasus yang dilakukan pada bulan November Tahun 2012. Sampel penelitian adalah pasien ibu hamil di ruang bersalin yang tercatat di rekam medis pada bulan Januari sampai dengan September tahun 2012 dan terdiagnosa preeklampsia dan eklampsia.
Hasil penelitian kejadian Preeklampsia dan Eklampsia berdasarkan karakteristik ibu didapatkan proporsi kejadian preeklampsia sebesar 83,1% (157 ibu hamil) dan pada Eklampsia 16,9% (32 ibu hamil). Pada proporsi ibu yang mengalami Eklampsia lebih banyak pada ibu hamil yang berumur <20 tahun dan antara 20-35 tahun, yang bekerja, riwayat menggunakan KB dan tidak menggunakan KB, juga pada ibu yang primigravida dibandingkan dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia.

Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicators to look at the health status of women. Figures kematin mother is also one of the targets specified in the mellenium development goals aim to 5 to improve maternal health in which the targets to be achieved by 2015 is reduce by three quarters the maternal mortality risk is equal to 102 per 100,000 live births. And 11% of maternal deaths caused by preeclampsia and eclampsia.
This study aims to gain an overview Preeclampsia and Eclampsia events based on maternal characteristics in hospitals Dr.Adjidarmo Rangkasbitung Lebak Banten Province in 2012.
The design of this research study reported case series conducted in November 2012.The research sample was pregnant patient in the delivery room was recorded in the medical record in January to September in 2012 and diagnosed with preeclampsia and eclampsia.
The results Preeclampsia and Eclampsia events based on maternal characteristics obtained proportion of 83.1% incidence of preeclampsia (157 pregnant women) and in Eclampsia 16.9% (32 pregnant women). On the proportion of women who experienced more Eclampsia in pregnant women aged <20 years and between 20-35 years old, who work history using family planning and do not use family planning, as well as a primigravida mothers compared with mothers who had preeclampsia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>