Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185164 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahdania Rosyada
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dan perilaku efisiensi energi rumah tangga di Indonesia. Data yang digunakan adalah Susenas 2012 dan Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013. Berdasarkan hasil analisis inferensial diketahui, pola konsumsi energi rumah tangga selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, juga dipengaruhi faktor demografi seperti ART berusia produktif dan komposisi jenis kelamin ART. Adapun untuk model perilaku efisiensi energi, hasil penelitian menunjukkan rumah tangga yang rentan berperilaku kurang efisien adalah rumah tangga yang didominasi ART laki-laki, berusia produktif, berpendidikan tinggi dan berpendapatan tinggi.

The aim of this research is to study the factors that influence consumption patterns and behavior of household energy efficiency in Indonesia. This research uses data Susenas 2012 and SPPLH 2013. Based on the results of inferential analysis is known, household energy consumption patterns are influenced by demographic factors other than the economic, such as productive age and sex composition of household members. As For the energy efficiency behavior?s model, the results showed that vulnerable households are less efficient behavior is dominated by household with more man as household members, productive age, highly educated and high income."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto
"Penelitian ini mencoba untuk mengukur pengaruh determinan dari sosio-ekonomi dan demografi terhadap konsumsi energi rumah tangga di Indonesia. Di dalam penelitian ini membagi konsumsi energi menjadi dua bagian yaitu konsumsi listrik dan konsumsi Liquid Petroleum Gas LPG rumah tangga. metode analisis yang digunakan Ordinary Least Squares OLS, data sampel berjumlah 555.446 rumah tangga untuk analisis konsumsi listrik dan 403.244 rumah tangga untuk konsumsi LPG yang tersebar di 34 provinsi, data tersebut diambil dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 2016 dan 2017.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas determinan faktor sosio-ekonomi dan demografi berasosiasi positif terhadap konsumsi energi sektor rumah tangga. Pendapatan rumah tangga adalah faktor yang paling menentukan konsumsi energi listrik tangga di samping faktor nonekonomi lainnya seperti lokasi tempat tinggal jumlah ruangan rumah dan jumlah anggota rumah tangga.

This study attempts to find the influence of the determinants of socio-economic and demographic on household energy consumption in Indonesia. This study divides energy consumption into two section, that is electricity consumption and Liquid Petroleum Gas LPG consumption. The analytical method used is Ordinary Least Squares OLS, the sample data is 555,446 households for electricity consumption analysis and 403,244 households for LPG consumption, spread in 34 provinces in Indonesia, the data conducted by National Social Economic Survey SUSENAS BPS years 2016 and 2017.
The results of this study shows that socio-economic and demographic determinants have a positive relationship with household energy consumption. Household income is the most determining factor energy consumption by household besides other non-economic factors other non-economic factors such as location of residence, number of rooms and number of household members."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Zulhakim
"Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel sosial ekonomi terhadap pengeluaran dan proporsi pengeluaran energi, listrik dan bensin rumah tangga di Indonesia dengan menggunakan data survei sosial ekonomi nasional Susenas tahun 2014. Hasil analisa deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran energi rumah tangga Indonesia yaitu sebesar 9,17 persen dari total pengeluarannya dan pengeluaran energi rumah tangga masih didominasi oleh pengeluaran untuk listrik 29,61 dan bensin 47,79 . Hasil analisis regresi dengan metode ordinary least square OLS menemukan bahwa variabel sosial ekonomi mempengaruhi signifikan terhadap pengeluaran energi rumah tangga adalah kepemilikan mobil, motor dan AC. Pemerintah dapat mendorong rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran energi dengan memperbaiki infrastruktur transportasi umum agar rumah tangga dapat meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi. Selain itu Pemerintah juga dapat mendorong industri elektronik untuk memproduksi barang elektronik hemat energi terutama AC.

This research analyzes the influence of socio economic variables on expenditure and proportion of expenditure spending on energy, electricity and gasoline household in Indonesia by using the national socio economic survey data Susenas in 2014. The results of the descriptive analysis shows that the average household energy expenditures Indonesia, amounting to 9.17 percent of the total energy expenditure and household expenditure is still dominated by spending on electricity 29.61 and gasoline 47.79 . Regression analysis by the method of ordinary least squares OLS found that socio economic variables affect significantly on household energy expenditure is the ownership of cars, motorcycles and air conditioner. The Governments can encourage households to reduce energy expenditures by improving public transport infrastructure so that households can minimize the use of private vehicles. In addition Governments can also encourage the electronics industry to manufacture energy efficient electronic goods, especially air conditioner."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Syahril Iryanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi dampak perubahan harga energi pada konsumsi energi rumah tangga,  kelompok masyarakat berdasarkan karakteristik rumah tangga akibat adanya perubahan harga energy, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumsi energi rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, serta menggunakan metode analisis ekonometrika data panel untuk mengestimasi sistem permintaan. Penelitian menggunakan teknik analisis regresi panel data. Hasil studi dengan menggunakan metode random effect model dapat dilihat dampak perubahan harga energi terhadap konsumsi energi rumah tangga, dimana konsumsi energi rumah tangga untuk bbm dan listrik sangat dipengaruhi oleh harga energi itu sendiri dan pendapatan rumah tangga. Untuk elastisitas kedua jenis energi yang di estimasi (bbm dan listrik) mempunyai nilai elastisitas pendapatan (pengeluaran)  yang kurang dari satu (<1) yang berimplikasi bahwa kedua barang energi tersebut merupakan barang normal atau barang pokok.

In this study we estimate the impact of changes in energy prices on household energy consumption, community groups based on household characteristics due to changes in energy prices, and analyze the factors that influence household energy consumption. This study uses a quantitative approach and panel data econometric analysis methods to estimate the demand system. The study used panel data regression analysis techniques. The results can be seen the impact of changes in energy prices on household energy consumption, household energy consumption for fuel and electricity is strongly influenced by the energy price itself and household income. For the elasticity of the two estimated types of energy (fuel and electricity) they have an income (expenditure) elasticity value of less than one (<1) which implies that the two energy goods are normal goods or basic goods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Sundari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah tangga menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia dengan analisis deskriptif dan analisis multinomial logit, serta menentukan karakteristik rumah tangga yang perlu intervensi Raskin di Indonesia Tahun 2011. Hasil analisis deskriptif dan analisis multinomial logit menemukan bahwa rumah tangga lebih tahan pangan bila pendidikan kepala rumah tangga semakin tinggi, jumlah anggota rumah tangga kecil, pekerjaan kepala rumah tangga di non pertanian, pendapatan per kapita besar, dan daerah tempat tinggal di perkotaan. Raskin relatif tepat sasaran. Raskin sebaiknya diprioritaskan pada rumah tangga yang dikepalai perempuan, berpendidikan dasar, dan bekerja di pertanian maupun non pertanian. Rumah tangga di perdesaan memiliki probabilitas rawan pangan terbesar, sedangkan rumah tangga di perkotaan memiliki probabilitas tahan pangan terkecil. Karakteristik rumah tangga yang tidak berhak menerima Raskin adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki, berpendidikan tinggi, dan bekerja di pertanian maupun non pertanian.

This study aims to analyze the food security of households by household characteristics in Indonesia with descriptive analysis and multinomial logit analysis, and determine the characteristics of households that need intervention of Raskin in Indonesia in 2011. Descriptive analysis and multinomial logit analysis found that households more food secure if the education of household head is higher, number of household members is smaller, the household head work in the non-agricultural, income per capita is larger, and the area where household live in urban areas. Raskin relatively on target. Raskin should be prioritized on womenheaded households, basic education, and and work in agriculture and nonagriculture. Households in rural areas have the largest probability of food insecurity, while urban households had the smallest probability of food security. Characteristics of households that are not eligible to receive Raskin are households headed by men, highly educated, and work in agriculture and nonagriculture."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkania Choirin Tameema
"Energi karbon kini menjadi isu penting yang menjadi perhatian dunia. Di Indonesia, industri tenaga listrik menjadi sektor penghasil emisi karbon terbesar. Konsumsi listrik per kapita yang kian meningkat seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada kerusakan lingkungan dan perubahan iklim di masa mendatang. Masyarakat Indonesia memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Tingkat religiositas dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam mengambil keputusan, salah satunya konsumsi energi. Dengan menggunakan data IFLS 5, penelitian ini hendak menguji penagruh dari tingkat religiositas terhadap konsumsi energi rumah tangga muslim di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam. Mengingat terdapat permasalahan endogenitas pada variabel tingkat religiositas, studi ini menggunakan metode estimasi two-stage least squares (2SLS) dengan jumlah sampel sebanyak 21.023 individu yang berasal dari rumah tangga muslim. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif tingkat religiositas dengan konsumsi listrik rumah tangga. Artinya, semakin tinggi tingkat religiositas seseorang, maka konsumsi energi listrik pada rumah tangganya akan semakin berkurang. Hal ini didasari oleh teori bahwa aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan akan mengurangi alokasi waktu seseorang untuk mengonsumsi energi.

Carbon emissions have now become an important issue of global concern. In Indonesia, the electricity industry is the largest carbon emitter sector. The increasing per capita electricity consumption over time may potentially have an impact on environmental damage and climate change in the future. Indonesian society has a high level of religiosity. The level of religiosity can influence a person's attitudes and decision-making, including energy consumption. Using IFLS 5 data, this research aims to examine the influence of religiosity on household energy consumption among Muslim households in Indonesia, a country with a majority of Islamic population. Considering the endogeneity issue in the variable of religiosity, this study employs the two-stage least squares (2SLS) estimation method with a sample size of 21,023 individuals from Muslim households. The results of this study indicate a negative relationship between religiosity and household electricity consumption. This means that the higher the level of religiosity, the lower the electricity energy consumption in their households. This is based on the theory that religious activities reduce a person's allocation of time for energy consumption."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Arfiyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor demografi, sosial, dan ekonomi, serta living arrangement terhadap kemiskinan dalam rumah tangga menggunakan data Susenas Triwulan 1 tahun 2013. Berdasarkan hasil regresi logistik biner menggunakan responden 263.813 rumah tangga, diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga, kepemilikan aset, dan living arrangement pada rumah tangga dengan usia muda dan lansia mempunyai pengaruh terkuat terhadap kecenderungan miskin dalam rumah tangga. Implikasinya adalah bahwa kebijakan program perlindungan sosial pemerintah perlu mempertimbangkan living arrangement. Temuan lainnya adalah bahwa bahwa daerah tempat tinggal rumah tangga dan jenis kelamin kepala rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan miskin rumah tangga.

This research aims to study the effect of demographic, social, and economic factors, and the living arrangement on household poverty using the Susenas 2013 data. Based on the regression results of 263.813 households, it is found that the number of household members, asset ownership, and household living arrangement with the young and the elderly members have the strongest influence on the likelihood of poverty. It implies that living arrangement should be considered in formulating social protection policies. The area of residence and the gender of household head have no significant effect on tendency to be poor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunan Nasikhin
"Konsumsi listrik sektor rumah tangga (residential) tahun 2014 sebesar 84,1 TWh (42% terhadap total konsumsi semua sektor), dengan pola konsumsi tiap tahun yang kurang lebih sama maka diproyeksikan pada tahun 2024 akan mencapai 464,2 TWh. Hasil studi Ditjen EBTKE ESDM, BPPT, JICA menyebutkan konsumsi energi listrik residential (R1: 450VA-900VA) khususnya untuk lampu pencahayaan sekitar 26% dan studi JICA sebelumnya pada sektor residential (R1-R2: 450VA-4.400VA) sekitar 5-14%. Sedangkan jenis lampu yang banyak digunakan sektor residential di Indonesia adalah Compact Flourecent Lamp (CFL) swabalast (50,3%), pijar (25%), Tube Lamp atau TL (24,4%) dan lainnya 0,35% dengan durasi pemakaian lampu rata-rata 9-16 jam perhari (sesuai hasil survei dan kajian BRESL). Berdasarkan referensi dari US Department of Energy, teknologi pencahayaan yang memiliki efisiensi tinggi dengan tingkat efikasi sekitar 131 lm/W dan umur pemakaian 30.000 - 75.000 jam atau lebih adalah lampu light emitting diode.
Penggunaan lampu LED memerlukan biaya awal (first cost) yang sedikit lebih besar dibandingkan jenis lampu lain, namun efisiensi yang lebih tinggi dan umur pakai yang lebih lama (akan mengurangi biaya penggantian lampu) sehingga bisa diyakinkan bahwa pencahayaan dengan lampu LED memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi. Penggunaan lampu LED untuk menggantikan CFL akan memberikan keuntungan ekonomis yang didapat dari penghematan setiap tahun sehingga akan menutupi biaya pembelian awal. Penerapan penggunaan lampu LED khususnya pada konsumen residential yang masih memperoleh subsidi akan didapat penghematan yang cukup besar sampai tahun 2024 dengan potensi penghematan energi antara 396-3.314 GWh dan penghematan subsidi listrik sekitar 0,34-2,83 triliun pertahun.

Electricity consumption of the household sector (residential) in 2014 amounted to 84,1 TWh (42% of the total consumption of all sectors), the consumption patterns of each year approximately the same then in 2014 is projected to reach 464,2 TWh. The study by DGEBTKE, BPPT, JICA mention the electrical energy consumption in residential (R1: 450VA-900VA) especially for lighting about 26% and the previous JICA study on the residential sector (R1-R2: 450-4.400VA) of about 5-14%. Types of lamps are widely used in the residential sector of Indonesia is the Compact Flourecent Lamp (CFL) (50.3%), Incandescent (25%), Tube lamp (TL) (24.4%) and another 0.35% with average light usage duration of 9-16 hours per day (according to survey and study of BRESL). By reference to the US Department of Energy, lighting technology which has high efficiency with efficacy levels about 131 lm/W and a service life between 30.000 - 75.000 hours or more is a light emitting diode lamp.
The use of LED lights require an initial cost (first cost) that is slightly larger than the other lamp types, but higher efficiency and longer service life (reducing the cost of replacement bulbs) so that it can be assured that the lighting with LED lights have a higher gain value. The use of LED lights to replace the CFL will provide economic benefits derived from savings each year so that it will cover the cost of the initial purchase. Application of the use of LED lights especially on residential consumers are still obtain the subsidy will get considerable savings until 2024 with the annual potential energy savings between 396 - 3314 GWh and annual electricity subsidy savings of about 0.34 - 2.83 trillion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunaefi
"Intensitas energi merupakan salah satu indikator yang umumnya digunakan dalam menilai keberhasilan pelaksanaan efisiensi energi di suatu negara. Intensitas energi didefinisikan sebagai besarnya jumlah energi yang digunakan untuk meningkatan aktifitas ekonomi (energi/GDP)
Pada level makro, penilaian efisiensi energi dengan melihat indikator intensitas energi berpotensi menghasilkan kesimpulan yang bias. Penurunan intensitas energi tidak langsung dapat diartikan teijadi peningkatan efisiensi energi, namun bisa saja dikarenakan adanya faktor perubahan struktur penggunaan energi.
Dengan metode Divisia, perubahan intensitas energi dapat didekomposisi ke dalam bentuk perubahan struktur penggunaan energi dan efisiensi energi. Dengan memisahkan komponen struktur penggunaan energi, analisis efisiensi energi dapat lebih mudah dilakukan.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa selama tahun 1990-2007 telah teijadi pergeseran struktur penggunaan energi dari sektor padat energi (industri, transportasi) ke sektor rendah energi (komersial/jasa). Selain itu pada periode setelah krisis ekonomi (tahun 2000-2007) penggunaan energi oleh masyarakat cenderung lebih hemat.
Berdasarkan model regresi juga menunjukkan hubungan positif antara harga energi dan efisiensi energi, serta hubungan negatif antara pendapatan per kapita dan efisiensi energi.

Energy intensity is one of indicator commonly used to assess energy efficiency in a country. Energy intensity defined as amount of energy used to increase economic activity (energy/GDP).
Assessment of energy efficiency through energy intensity often can potentially bias the results. Decline of energy intensity is not direct meaning occurs improvements in energy efficiency, however caused structural energy consumption change.
By Divisia methodL, energy intensity change can be decomposed into structural economy change and energy efficiency. By isolating the importance structural energy consumption, analysis of energy efficiency can be easier done.
The result of this study show that during year 1990-2007 occur shift of structural energy consumption from energy intensive sector (industry, transportation) to energy non intensive sector (commercial/service). In periode of after economic crisis (year 2000-2007), the using of energy tend more efficient.
Based on result of regression model too show positive relation between energy price and energy efficiency, as well as negative relation between income per capita and energy efficiency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26440
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsidin R.
"Penulisan tesis ini mencoba memberikan gambaran faktor-faktor apa saja yang menjadi determinan pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan status pekerjaan utama sebagai buruh/karyawan di Indonesia pada tahun 2000.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengeluaran konsumsi tersebut dikelompokan menjadi dua bagian yaitu variabel ekonomi (gaji/upah) dan variabel non ekonomi (karakteristik demografi, pendidikan, dan kesehatan). Data yang digunakan dalarn penelitian ini bersumber pada Survei Ekonomi Sosial Nasional (Susenas) KOR tahun 2000, sedang metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan inferensial dengan model regresi double log.
Berdasarkan analisis deskriptif ditemukan bahwa sekitar 53,5 persen dari 54.051 kepala rumah tangga buruh/karyawan di Indonesia berpendidikan dibawah SLTA, selanjutnya sebesar 4,8 persen dari jumlah kepala rumah tangga tersebut masih menerima gaji/ upah kurang dari Rp. 200.000,- atau dibawah standar LIMP yang berlaku. Sementara dari analisis inferensial ditemui bahwa elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi tergantung dari pendidikan, usia dan daerah tempat tinggal kepala rumah tangga.
Nilai elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran konsumsi lebih besar dari satu terdapat pada karakteristik kepala rumah tangga berpendidikan SD hingga S3, berusia produktif (20-60 tahun) dan bertempat tinggal di daerah perkotaan sebaliknya untuk kepala rumah tangga berpendidikan tidak tamat SD, berusia tidak produktif (61 tahun keatas) dan bertempat tinggal di desa nilai elastisitasnya lebih kecil dari satu."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>