Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ngesti Mulyanah
"Peningkatan BB selama kehamilan yang tidak optimal akan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, ibu dan anak melalui mekanisme peningkatan IL-6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 dengan peningkatan BB selama kehamilan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 di Puskesmas Jatinegara, Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah potong lintang, consecutive sampling, pada 64 subyek perempuan hamil trimester 3 ≥37 minggu. Didapatkan hasil penelitian yaitu 42,2% mempunyai IMT trimester 1 BB lebih, 40,6% mempunyai asupan energi total berlebih dan sesuai anjuran serta rerata peningkatan BB 12,1 (±3,8) kg dengan 40,6% mempunyai peningkatan BB selama kehamilan sesuai rekomendasi IOM. Kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 pada penelitian ini adalah 3,067 (0,608 ? 18,207) pg/ml dengan kadar IL-6 serum pada peningkatan BB kurang (3,441 (±1,819) pg/ml) dan lebih (3,017 (1,234?14,083) pg/ml) cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok sesuai (2,707 (0,608?18,207) pg/ml). Didapatkan korelasi positif lemah tidak bermakna antara kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 dengan peningkatan BB selama kehamilan (r=0,144, p=0,257) dan analisis kadar IL-6 serum berdasarkan kelompok peningkatan BB selama kehamilan didapatkan hasil tidak berbeda bermakna (p=0,708). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah kadar IL-6 serum berkorelasi lemah dengan peningkatan BB selama kehamilan.

Gestational weight gain (GWG) that is not optimal will increase the risk of complications in pregnancy through increasing the IL-6 mechanism. This study aimes to determine the correlation of IL-6 serum levels on third trimester pregnancy with GWG. This is a cross-sectional study with consecutive sampling in 64 pregnant women ≥37 weeks. It was conducted in January-February 2014 at community health centers Jatinegara, Jakarta. The results are most subjects have overweight BMI at 1st trimester (42,2%), most of subjects have either sufficient or excessive total energy intake than the recommendation (40.6%), the majority of the subjects having sufficient GWG based on IOM guidelines (40.6%) with mean GWG is 12.1 (± 3.8) kg. Serum level of IL-6 is 3.067 (0.608-18.207) pg/ml with serum levels of IL-6 in insufficient GWG (3.441 (± 1.819) pg/ml)) and excessive GWG (3.017 (1.234-14.083) pg/ml)) tends to be higher compared with sufficient GWG (2.707 (0.608-18.207) pg/ml)). The correlation of IL-6 serum level on 3rd trimester with GWG is positive, weak and not significant (r = 0.144, p = 0.257). Analysis of IL-6 serum levels within GWG categories show no significant difference between groups (p = 0.708). In conclusion, there is weak correlation between IL-6 serum level on 3rd trimester of pregnancy with GWG."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Septi Hajar
"Prevalensi berat badan lebih dan obesitas meningkat pada wanita usia subur. Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. Pada obesitas terjadi peningkatan respon inflamasi. Interleukin-6 (IL-6) adalah salah satu mediator inflamasi yang dapat digunakan sebagai penanda inflamasi. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar IL-6 serum akibat proses inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar IL-6 serum dengan indeks massa tubuh (IMT) pada perempuan hamil trimester 1. Penelitian dilakukan di RS Budi Kemuliaan selama bulan Maret 2013 sampai April 2013. Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling, didapatkan 47 orang subyek yang dianalisis. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, asupan energi total dengan metode tanya ulang serta proporsi karbohidrat, lemak dan protein. Pengukuran antropometri yaitu IMT untuk menilai status gizi dan pemeriksaan laboratorium kadar IL-6 serum. Hasil penelitian didapatkan rerata usia 27,3±3,9 tahun, asupan energi total 95,7% subyek memiliki asupan kurang dari anjuran angka kecukupan gizi (AKG) Indonesia, 55,3% subyek memiliki berat badan lebih, rerata IMT adalah 23,8+3,7 kg/m2. Hasil pengukuran kadar IL-6 serum didapatkan rerata 1,9±1,2 pg/ml. Didapatkan korelasi positif tidak bermakna antara kadar IL-6 serum dengan IMT pada perempuan hamil trimester 1 (r=0,28, p=0,057).

The prevalence of overweight and obesity increases in the reproductive women. Obesity is related to complication in pregnancy dan parturition. Interleukin-6 (IL-6) is one of inflammatory cell that can be used as a marker of inflammation which increases in patient with obesity. Serum IL-6 level had been found increases in pregnancy related to inflammation proccess. The aim of this cross sectional study was to find the correlation between serum IL-6 level and body mass index (BMI) in first trimester pregnancy. Data collection was conducted during March 2013 to April 2013 on Budi Kemuliaan Hospital, Jakarta. Subjects were obtained using consecutive sampling method. A total of 47 pregnant women in first trimester subjects had met the study criteria. Data were collected through interviews including age, educational status, income status, total energy intake and proportion of carbohidrat, fat, protein. Anthropometry measurements of BMI to assess the nutritional status and laboratory examination i.e blood levels of IL-6. Mean age was 27,3±3,9 years. Intake of total energy showed that 95.7% of the subjects were less than recommended dietary allowances (RDA). Overweight was occured in 55,3% of the subjects. Mean of BMI was 23,8+3,7 kg/m2. Mean of serum IL-6 levels was 1,9±1,2 pg/ml. No significant correlation was found between serum IL-6 levels and body mass index in first trimester pregnancy (r=0,28, p=0,057)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Merdina
"Zat besi merupakan mikronutrien esensial yang diperlukan tubuh seperti pertumbuhan sel darah merah dan sel otak Kebutuhan besi meningkat pada masa kehamilan Komposisi mikrobiota dapat berubah selama tahap kehidupan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya besi Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan besi dan kadar feritin serum dengan jumlah Bifidobacterium pada ibu hamil trimester ketiga Penelitian ini dilakukan di seluruh puskesmas kecamatan di Jakarta Timur dari bulan Maret sampai April 2015 Pengambilan subjek dilakukan dengan cara konsekutif dan didapatkan 52 ibu hamil yang memenuhi kriteria penelitian Data dikumpulkan dengan wawancara meliputi kuesioner data asupan besi heme dan non heme protein serta vitamin C dengan FFQ semikuantitatif Pengukuran antropometri untuk menilai status asupan gizi pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar feritin serum dan kadar CRP serta jumlah Bifdobacterium dalam tinja Didapatkan rerata usia 29 1 5 9 tahun nilai median asupan besi 66 7 3 3 144 1 mg hari kadar feritin serum 31 1 3 6 96 1 g L dan jumlah Bifidobacterium usus 7 45 5 1 9 5 log g tinja Tidak didapatkan korelasi yang bermakna asupan besi dengan jumlah Bifidobacterium usus r 0 202 p 0 152 juga tidak didapatkan korelasi bermakna antara kadar feritin serum dengan jumlah Bifidobacterium usus (r=0,116 p=0,411).

Iron is an essensial micronutrient which body needed such as for blood growth cell and brain cell Iron rsquo s requirement increases in pregnancy Microbiota composition can change in cycle of life which be affected by many factors likely iron The aim of this cross sectional study was to find the correlation between iron intake and serum ferritin with Bifidobacterium third trimester of pregnancy Data collection was conducted from March 2015 until April 2015 in all of sub district of public health centre in east Jakarta Subjects were obtained using consecutive sampling method A total of 52 pregnancy subjects had met the study criteria Data were collected through interviews including questionnare iron intake heme and non heme protein and vitamin C used semiquantitative FFQ Anthropometry measurementsto assess the nutritional status and laboratory examination i e blood levels of serum ferritin and CRP and Bifidobacterium in feces Mean age 29 1 5 9 years Median of intake of iron was 66 7 3 3 144 1 mg day serum ferritin was 31 1 3 6 96 1 g L and gut Bifidobacterium 7 45 5 1 9 5 log g feces No significant correlation was found between iron intake and Bifidobacterium in feces r 0 202 p 0 152 and negative correlations and no significant between serum ferritin and Bifidobacterium in feces (r=0, 116, p=0,411)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Grace Adriani
"Defisiensi besi selama kehamilan adalah salah satu defisiensi gizi yang prevalensinya tetap tinggi di dunia yaitu mencapai 70%. Berat badan kurang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya defisiensi besi selama kehamilan. Feritin adalah protein cadangan zat besi yang disintesis oleh hati dan dapat meningkat selama peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar feritin serum dengan indeks massa tubuh pada perempuan hamil trimester 1. Disain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Penelitian dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat Kramat Jati, Jakarta selama bulan Oktober 2013. Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling. Empat puluh tujuh perempuan hamil trimester 1 didapatkan memenuhi kriteria penelitian. Didapatkan rerata usia 27,79±4,85 tahun, diantara subyek penelitian 5 orang (10,6%) memiliki berat badan kurang, 25 orang (53,2%) berat badan normal dan 17 berat badan lebih (36,2%). Nilai tengah asupan zat besi 23,21 (8,4 ̶ 36,80) mg/hari. Asupan zat besi menunjukkan 66% subyek memiliki asupan zat besi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia. Nilai tengah kadar feritin serum 58,1 (4,9 ̶ 139,8) μg/L dan 6,4% subyek tergolong status feritin rendah. Hasil penelitian ini diperoleh korelasi positif tidak bermakna antara kadar feritin serum dengan indeks massa tubuh pada perempuan hamil trimester 1 (r=0,097, p=0,52).

Iron deficiency during pregnancy is one of nutritional deficiency with high prevalence in the world, reaching up to 70%. Underweight is one of the main risk factors for iron deficiency during pregnancy. Ferritin is an iron storage protein which synthesized in the liver and can be increased during inflammation. The aim of this study was to find out the correlation between serum ferritin levels and body mass index (BMI) in pregnant woman in their first trimester. The design of the study is cross-sectional. Data collection was conducted at Kramat Jati Primary Health Care, Jakarta during October 2013. Subjects were obtained by consecutive sampling method. A total of 47 pregnant women in their first trimester subjects had met the sudy criteria. The mean of maternal age was 27,79±4,85 years, among them are 5 underweight (10,6%), 25 normal weight (53,2%) and 17 overweight (36,2%). Median of iron intake was 23,21 (8,4 ̶ 36,80) mg/day. Intake of iron showed 66% of the subjects had intake of iron less than Indonesian recomended dietary allowance (RDA). Median of serum ferritin levels was 58,1 (4,9 ̶ 139,8) μg/L, while 6,4% of the subjects were catagorized as low ferritin status. No significant correlation was found between serum ferritin levels and BMI in pregnant women in their first trimester (r=0,097, p=0,52)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Joy Herlambang
"Status gizi pada ibu hamil mempengaruhi komposisi mikrobiota usus ibu yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pembentukan mikrobiota usus anak. Penelitian ini adalah suatu studi potong lintang yang mencari korelasi peningkatan berat badan dan lingkar lengan atas dengan jumlah Bifidobacterium dan Lactobacillus pada 52 ibu hamil trimester ketiga. Penelitian dilaksanakan di 10 Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur selama bulan Februari?April 2015. Uji korelasi peningkatan BB dengan jumlah Bifidobacterium (r = 0,119, p = 0,4) dan dengan jumlah Lactobacillus (r = -0,009, p = 0,951). Korelasi LLA dengan jumlah Bifidobacterium (r = -0,211, p = 0,134) dan dengan jumlah Lactobacillus (r = - 0,013, p = 0,926). Dengan demikian, penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa terdapat adanya korelasi antara peningkatan BB dan LLA dengan jumlah Bifidobacterium dan Lactobacillus pada kehamilan trimester ketiga.

Maternal nutritional status influences maternal gut microbiota composition, which in turn shapes the infant?s gut microbiota composition. Recent studies have shown that gut microbiota regulates obesity by increasing energy harvest from diet and by regulating peripheral metabolism. This cross-sectional study reports the correlation of maternal weight gain and mid-upper arm circumference with Bifidobacterium and Lactobacillus on 52 third-trimester pregnant women. The study was done on February?April 2015 in 10 Primary Health Care Centres in East Jakarta. Correlation of maternal weight gain with Bifidobacterium (r = 0.119, p = 0.4) and with Lactobacillus (r = -0.009, p = 0.951). The correlation of MUAC with Bifidobacterium (r = -0.211, p = 0.134) and Lactobacillus (r = -0.013, p = 0.926). Thus, this study has not proven any correlation between maternal weight gain and MUAC with Bifidobacterium and Lactobacillus count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grentina Dwi Prawesti
"Latar belakang: Pada trimester ketiga terjadi peningkatan patogen yang dapat disebabkan oleh gangguan kerja imunitas usus akibat defisiensi seng, sehingga menekan pertumbuhan Bifidobacterium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar seng serum dan jumlah Bifidobacterium usus pada kehamilan trimester ketiga.
Desain: Studi potong lintang pada 52 wanita hamil ≥32 minggu, berusia 19–44 tahun dan memenuhi kriteria penelitian di 10 Puskesmas Kacamatan Jakarta Timur. Dinilai asupan seng dan besi menggunakan SQ-FFQ. Asupan protein, lemak dan total kalori menggunakan 2x24 hours food recall. Dilakukan pengukuran seng serum dan penghitungan Bifidobacterium usus.
Hasil: Didapatkan asupan seng kurang dengan rerata 8,74±3,90 mg/hari. Defisiensi seng didapatkan pada 75% subjek. Jumlah Bifidobacterium usus subjek memiliki median sebesar 7,7 (5,12–9,50) log sel/gram. Kelompok defisiensi seng memiliki nilai median yang lebih rendah. Uji korelasi didapatkan nilai r=0,04 dengan p=0,81.
Kesimpulan: Tidak ditemukan korelasi antara kadar seng serum dan jumlah Bifidobacterium usus kehamilan trimester ketiga.

Background: Numbers of pathogen were increases in the third trimester of pregnancy that can be caused by impairment of gut immune function due to zinc serum deficiency, thereby suppressing the growth of Bifidobacterium. This study was conducted to investigate the relationship between zinc serum levels and gut Bifidobacterium numbers in the third trimester of pregnancy.
Design: A cross-sectional study recruited 52 pregnant women among 19–44 years old with gestational age ≥32 weeks and met the study criteria were conducted in 10 Community Health Center at East Jakarta. Dietary intake such as zinc and iron through SQ-FFQ, protein, fat and total calories using 2x24 hours food recall were assessed. Measurement of serum zinc level and quantification of gut Bifidobacterium numbers were generated.
Results: The entire subject had poor zinc intake with mean value 8,74±3,90 mg/day. Zinc deficiency was found in 75% subjects. Median number of gut Bifidobacterium was 7,7 (5,12–9,50) log cell/gram and subjects with zinc deficiency had lower median value. Correlation test score r=0,04 and p=0,81.
Conclusion: There was no correlation between serum zinc levels and gut Bifidobacterium numbers in the third trimester of pregnancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isa Rosalia Ruslim
"Hipovitaminosis D selama masa kehamilan dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan dan pada janin. Selain itu data mengenai status vitamin D pada ibu hamil terutama trimester 1 di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar kalsidiol serum pada ibu hamil trimester 1 dan korelasinya dengan asupan vitamin D dan skor paparan sinar matahari.
Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang pada ibu hamil sehat usia 20-35 tahun dengan usia kehamilan <12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan rerata usia subyek 27,36+3,91 tahun dengan median usia kehamilan 9 minggu. Sebagian besar subyek berpendidikan tinggi (68,1%), status bekerja (70,2%) dengan pendapatan >UMP (59,6%) dan rerata IMT 23,74+3,83 kg/m2. Asupan lemak, protein, dan kalsium subyek
Median skor paparan sinar matahari adalah 14 (0-42) dengan median lama paparan 17,41 (0-85,71) menit. Terdapat perbedaan bermakna antara kadar kalsidiol serum dengan kelompok lama paparan sinar matahari 5-30 menit dan >30 menit (p=0,033). Rerata kadar kalsidiol serum 39,26+10,25 nmol/mL (insufisiensi) dengan 100% subyek memiliki kadar kalsidiol serum < 80 nmol/L yang menggambarkan keadaan hipovitaminosis D.
Tidak terdapat korelasi antara kadar kalsidiol serum dengan skor paparan sinar matahari (r=0,087; p=0,562), dan asupan vitamin D (r=-0,049; p=0,745). Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester 1 di Jakarta mengalami hipovitaminosis D sehingga perlu segera diatasi melalui konseling dan edukasi gizi.

Vitamin D deficiency could be related to several complications to pregnancy`s outcomes, both for mother and fetus. Besides, there is limited data regarding to vitamin D status among pregnant women in Indonesia especially during the first trimester. Therefore this study was performed to determine serum calcidiol on the first trimester of pregnancy and its correlation to vitamin D intake and sun exposure score.
The methode in this study was cross-sectional study among healthy pregnant women aged 20-35 years old on their first trimester of pregnancy. Average age of the subjects was 27.36±3.91 years old with median gestational age of 9 weeks. Most of the subjects was well educated (68.1%), working (70.2%) with monthly income equal and more than the province minimum salary (59.6%), and with BMI average of 23.74±3.83 kg/m2. Mostly the subjects had fat, protein, and calcium intake below its RDA with the average intake of 44.49±22.22 g/day; 45.07±19.35 g/day; 661.93±405.91 mg/day, respectively. Vitamin D intake was mostly below its RDA with a median of 2.9 mcg/day and ranged from 0.3 to 15.6 mcg/day.
The median score of sun exposure score was 14 that ranged from zerro to 42, with a median for its duration of 17.41 minutes that ranged from zerro to 85.71 minutes. In this study, there was significant differences between serum calcidiol and sun exposure duration in 5-30 minutes and more than 30 minutes groups (p=0,033). As the main finding, it reveals that the average of serum calcidiol was 39.26±10.25 nmoL/mL or classified as insufficient where all of the subjects (100%) had serum calcidiol less than 80 nmol/L (hypovitaminosis D).
However, there were no significant correlations between serum calcidiol with sun exposure score and vitamin D intake (r=0.087 and p=0.562; r=-0,049 and p=0.745, respectively). In conclusion, all of the pregnant women in Jakarta, especially in their first trimester had low vitamin D status. Therefore, intervention is needed, i.e. through prenatal counselling and nutrition education regarding to natural sources of vitamin D.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalda Ardheliza Ekawijaya
"Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan selama kehamilan yang dapat menyebabkan berbagai dampak, salah satunya adalah dapat memperburuk kualitas tidur serta menimbulkan kecemasan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur serta tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengumpulkan total 115 sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik pasien atau data demografi, kuesioner Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS), Sleep Quality Index (PSQI), dan Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). Mayoritas responden mengalami ketidaknyamanan fisik sedang (53,9%), kualitas tidur yang buruk (55,7%), serta tingkat kecemasan ringan (51,3%). Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur (p value = 0,004) dan tingkat kecemasan (p value = 0,00). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan asuhan keperawatan maupun program kesehatan pada ibu hamil terutama yang sudah memasuki trimester III yang berkaitan dengan ketidaknyamanan fisik, kualitas tidur, serta kecemasan selama kehamilan.

The physical discomfort felt during pregnancy can cause various impacts, one of which is that it can worsen sleep quality and cause anxiety in pregnant women. Therefore, this study aims to determine the relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality and anxiety levels in third trimester pregnant women in DKI Jakarta. This research is a quantitative cross-sectional study with consecutive sampling method to collect a total of 115 samples. The questionnaire used in this study consisted of patient characteristics or demographic data, the Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS) questionnaire, the Sleep Quality Index (PSQI), and the Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). The majority of respondents experienced moderate physical discomfort (53.9%), poor sleep quality (55.7%), and mild anxiety (51.3%). Based on the results of the Spearman correlation test, it was found that there was a significant relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality (p value = 0.004) and anxiety levels (p value = 0.00). The results of this study can be used as a reference for developing nursing care and health programs for pregnant women, especially those who have entered the third trimester related to physical discomfort, sleep quality, and anxiety during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
"Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu.
Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rishka Purniawati
"Saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan berbagai mikronutrien salah satunya adalah seng. Asupan seng yang adekuat selama kehamilan berperan dalam kesehatan janin. Namun, defisiensi seng sebagai akibat dari asupan yang tidak adekuat atau bioavailabilitas seng yang rendah masih menjadi masalah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan seng dalam diet dengan kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam rangka menurunkan angka defisiensi seng di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah subjek penelitian adalah 62 ibu hamil trimester satu dipilih melalui simple random sampling.
Dari penelitian ini diperoleh nilai media asupan seng pada ibu hamil trimester satu adalah 2.26 (0.3-51.8) mg/hari. Sebanyak 90.3% subjek penelitian tidak memenuhi asupan seng sesuai rekomendasi AKG. Nilai median kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam penelitian ini adalah 61.29 (39.0-102.0) ug/dL.
Terdapat korelasi negatif lemah dan bermakna secara statistik antara kadar seng serum dan asupan seng dalam diet ibu hamil trimester satu (r = -0.266, p = 0.037). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar seng serum perlu dipertahankan dalam interval normal, antara lain dengan kecukupan asupannya dari makanan dan suplementasi, khususnya selama masa kehamilan

There is an increasing need in micronutrient including zinc as adequate zinc intake plays role in fetal health. Nevertheless, zinc deficiency as a result of insufficient intake or low bioavailability is a problem in developing countries including Indonesia. This research observe the association between zinc intake and the serum level of zinc in first trimester pregnancy with the goal to reduce zinc deficiency in Indonesia. There are 62 subjects of first trimester pregnant women and this study is done using cross-sectional design with simple random sampling.
It is found that the median of zinc intake in first trimester pregnant women is 2,26 (0,3-51,8) mg/day. This research found that 90,3% of subjects did not fulfill the recommended dietary allowances for zinc intake. The median serum level of zinc in first trimester pregnant women is 61,29 (39,0-102,0) ug/dL. There is weak inverse correlation that is significant statistically between zinc serum level and zinc intake in first trimester pregnant women (p = 0,037, r = -0,266). It is concluded that zinc serum level must be maintained in the normal interval, such as an adequate intake and supplementation, especially during pregnancy
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>