Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Khairina Masta
"ABSTRACT
Tesis ini membahas hubungan ekonomi politik media yang ada di media
lokal sumatera barat,bagaimana perkembangan televisi lokal di Sumatera Barat
dari sisi spasialisasi, bagai mana bentuk lembaga medianya, regulasinya, modus
apa yang menyebabkan televisi lokal independen akhirnya memilih untuk menjadi
anggota jaringan televisi di pulau Jawa, bentuk intergrasi apa yang terjadi
horizontal atau vertikal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan paradigma kritis. Data yang di peroleh dengan cara depth
interview, analisa dokumen dan observasi lapangan. Metode analisa menekankan
pada dua sifat: holistik dan kontekstual. Holistik artinya memberikan gambaran
secara utuh dan menyeluruh tentang kasus yang diteliti sementara kontekstual
berusaha untuk mengaitkan dengan konstek sosial, ekonomi, dan politik yang ada
saat kasus itu terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari regulasi media Penyiaran di
Sumatera Barat mengalami ketimpangan, televisi televisi lokal yang ada tidak
mampu untuk bersaing dan pada akhirnya harus rela di akuisisi oleh televisi Swasta
Jakarta. UU Penyiaran no.32 tahun 2002 yang memiliki prinsip diversity of ownership
itu sendiri tidak mampu mencegah praktik konsentrasi tersebut karena adanya celah
penafsiran terutama pada pasal 18 ayat (1) tentang pembatasan pemusatan
kepemilikan dan pasal 34 ayat (4) tentang larangan pemindahtanganan izin penyiaran.
Motif ekonomi yang menjadi faktor utama lembaga penyiaran di Sumatera Barat
kemudian melakukan afiliasi berintegrasi dengan televisi lain.

ABSTRACT
This thesis explores the political economy of media relations that exist in the
western Sumatran local media, describing the development of local television in West
Sumatra .accoriding to spatialization theory, as where the form of media institutions,
regulations, what causes the mode of independent local television eventually choose to
become members of a television network in Java, what kind of integration that occurs
horizontally or vertically. This study is a descriptive qualitative research with a critical
paradigm. The data obtained by means of depth interviews, document analysis and field
observations. Methods of analysis focus on two properties: the holistic and contextual.
Holistic means to provide a complete and comprehensive overview of the cases studied
while contextual trying to associate with the social, economic, and political case when it
happened.
The results showed that the regulation of broadcasting media in West Sumatra
suffered inequality, the local television television that there are not able to compete and
ultimately be willing in the acquisition by a private television Jakarta. Broadcasting Act
no.32 of 2002 which has the principle of diversity of ownership itself is not able to
prevent the practice of concentration because of the gap, especially in the interpretation of
Article 18 paragraph (1) of the concentration of ownership restrictions and Article 34
paragraph (4) on the prohibition of transfer of broadcasting licenses. Economic motives
were a major factor in West Sumatra broadcasters then do integrate with other television
affiliate."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylisa Badriyani
"Skripsi ini meneliti tentang pembingkaian berita dampak erupsi Merapi 26 Oktotober 2010 oleh TV One sebagai televisi swasta nasional dan Jogja TV sebagai televisi lokal di daerah bencana. Selain pembingkaian, penelitian ini juga ingin melihat penerapan jurnalisme bencana oleh kedua media tersebut. Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan kualitatif. Untuk analisis, digunakan metode framing oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Peneliti menemukan bahwa kedua stasiun televisi belum dapat sepenuhnya menerapkan prinsip jurnalisme bencana. Baik TV One maupun Jogja TV sama-sama kurang dapat menerapkan prinsip akurasi. Selain itu, TV One pun cenderu.

This thesis is focusing on framing of the news of Merapi eruption impact, October 26th 2010, by TV One as the national television and Jogja TV as the local television in disaster area. Besides that, this thesis wants to see the practice of disaster journalism by these two media. This research uses constructivist paradigm and qualitative approach with the framing method by Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki. As the result, the researcher finds out that both TV One and Jogja TV, have not practiced disaster journalism yet. These two media are not practicing accuracy clearly. Moreover, TV One also against the rule of humanism by dramatizing its news."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Morrissan
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009
384.5 MOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Morissan, M.A.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
384.5 MOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Morissan, M.A.
Jakarta: Kencana, 2015
384.5 MOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriyani
Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, 2016
384.5 HEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Valerie Shanaz
"Penelitian ini berusaha menjelaskan terjadinya komodifikasi pekerja media (jurnalis) dalam industri media massa televisi dengan studi kasus pada grup media MNC. Peneliti mengembangkan kerangka pemikiran dari teori ekonomi politik komunikasi, dengan menggunakan konsep utama komodifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam perkembangan MNC Media menjadi stasiun televisi terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, telah terjadi praktik komodifikasi para pekerjanya. Spasialisasi yang dilakukan MNC Media melalui integrasi empat stasiun televisi swasta menyebabkan para jurnalis mengalami komodifikasi. Pekerja media telah ditransformasikan menjadi komoditas utama dalam industri media massa sebagai alat untuk mengakumulasi modal kapital. Industri media massa yang erat kaitannya dengan kapitalisme menerapkan struktur yang menguntungkan pemodal semata kepada pekerjanya melalui waktu kerja yang tidak menentu, pemberian upah minimum, serta struktur eksploitatif lainnya seperti pengulangan kontrak kerja. Para pekerja media ini kemudian menerima komodifikasi baik secara sadar maupun tidak sadar melalui eksploitasi, alienasi, mistifikasi, reifikasi, dan naturalisasi. Kekuasaan yang berpusat pada pemilik modal membuat proses komodifikasi dapat dengan mudah dilakukan terhadap pekerja media, sementara mereka menerima bentuk komodifikasi tersebut sebagai suatu kewajaran atas profesinya.

This study seeks to reveal the commodification of media workers (journalists) in the television mass media industry with a case study on the MNC media group. The researcher develops a framework of thought from the political economy theory of communication, using the main concept of commodification. This study uses a critical paradigm with a qualitative approach and case study method. This research reveals that in the development of MNC Media into the largest integrated television station in Southeast Asia, there has been a practice of commodification of its workers. The spatialization carried out by MNC Media through the integration of four private television stations has caused journalists to experience commodification. Media workers have been transformed into a major commodity in the mass media industry as a means to accumulate capital. The mass media industry, which is closely related to capitalism, applies a structure that benefits investors only through erratic working hours, the provision of minimum wages, and other exploitative structures such as the repetition of work contracts. These media workers then receive commodification both consciously and unconsciously through exploitation, alienation, mystification, reification, and naturalization. The power that is centered on the owners of capital makes the process of commodification easy for media workers, while they accept this form of commodification as a natural thing for their profession."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Septika Nurzanna
"Akibat stasiun TV swasta tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah, stasiun TV swasta harus mencari sendiri sumber dana pemasukannya untuk menutupi biaya produksi acaranya. Salah satu sumber pemasukan stasiun TV swasta adalah melalui iklan. Hal ini lah yang melatarbelakangi stasiun TV swasta untuk membuat program acara semenarik mungkin agar penontonnya banyak, tidak terkecuali stasiun TV berita swasta. Jika dibandingkan dengan stasiun TV lain yang menyajikan beragam program acara, tentu saja stasiun TV berita swasta kalah saing hal dalam banyaknya penonton. Ini dikarenakan konten yang disajikan oleh staisun TV berita swasta tidak semenarik stasiun TV swasta lain. Padahal, stasiun TV berita swasta juga membutuhkan dana yang besar untuk biaya produksi acaranya. Hal ini lah yang membuat stasiun TV berita swasta mulai keluar dari koridor dan fungsinya untuk menyajikan berita yang penting untuk diketahui masyarakat luas, media menjadi sebuah industri. Demi untuk mendapatkan rating dan share yang tinggi, terjadi komodifikasi isi dan khalayak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akibat industrialisasi media, stasiun TV berita swasta jadi melupakan idealismenya untuk menyajikan berita yang penting dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Metode yang digunakan adalah analisis isi pemberitaan dan studi literatur. Hasilnya adalah tidak semua program acara TV berita swasta meninggalkan idealismenya, ini terjadi karena mereka masih percaya bahwa ada segmen penonton tertentu yang melihat berita berdasarkan manfaat dan kualitas.

Because of private tv station doesn't get subsidy from government, they should look for their own revenue to cover their production cost. One of the biggest revenue for private tv station is from advertising. It becomes the background why private tv station makes program as interesting as they can in order to attract audience, include news channel. If compare to other tv station which provides variety program, news channel got lower number of audience. It is because of the content that provided by news channel not as interesting as other tv station which provides variety program. Whereas, news channel needs huge fund to cover their production cost. That's why nowadays news channels start to out of their basic function to tell what is important for audience, and media (especially news) becomes an industry. Commodification occurs in order to get the high number of rating and share.
The objective of this research is to know whether media industrialization becomes the reason why news channels start to out of their basic functions. This research using news content analysis and literature study method. The result of this research is not all of news program influenced by media indutrialization, several programs still on the right track to tell what's important for audience. It happens because they believe there are some segments who still want hard news instead of controversial issues.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Kardiman
"Munculnya media televisi swasta di Indonesia membawa dampak perkembangan di bidang pertelevisian, terutama dalam bentuk persaingan untuk memperebutkan khalayak pemirsanya. Persaingan antar media televisi tersebut, justru membawa dampak positif bagi peningkatan mutu sajian program siarannya dan memberi alternatif pilihan terhadap pares pemirsa.
Persaingan program acara penyajian informasi di antara media televisi di Indonesia, terutama media televisi pemerintah (TVRI) dan media televisi swasta (RCTI), menarik perhatian penulis untuk dijadikan obyek penelitian tesis. Jika kita lihat pada masa sebelum munculnya media televisi swasta, TVRI sangat mendominasi pemberitaan informasi dan merupakan sumber utama informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena TVRI sebagai media televisi yang mengemban misi pemerintah.
Yang menarik dalam persaingan tersebut ialah gejala perubahan pola penggunaan media televisi, khususnya di bidang siaran berita dalam negeri. Pemirsa tv dihadapkan pada alternatif pilihan untuk mendapatkan informasi yang berasal dari media TVRI atau RCTI.
Gejala perubahan pola penggunaan media televisi yang berkaitan dengan isi media, pencarian kepuasan (gratifications sought) dan perolehan kepuasan (gratifications obtained) ini merupakan keaktifan khalayak dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Blumler, aktivitas khalayak tidaklah lama aktifnya dalam mengkonsumsi media. Levy dan Irlindahl (1984, 1985) mengembangkan temuan Blumler bahwa aktivitas khalayak bervariasi melintasi dimensi temporal, yakni: before, during, dan after exposure terhadap media yang dikonsumsinya.
Bertolak pada permasalahan tersebut di atas, penelitian tesis ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak.
Dalam penelitian ini digunakan metode survai. Daftar pertanyaan dikirimkan kepada 350 khalayak sasaran penelitian, yakni: pemirsa televisi yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas, dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah dengan menggunakan peralatan komputer SPSS PC+.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Dan hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya.
Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv! dengan variabel Kepuasan yang diperolehnya (gratifications obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan).
Selanjutnya pada tahap analisis faktor atas variabel Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan pada variabel tersebut mencerminkan factor Gratifications Obtained responden, terutama: pada level kognitif dan afektif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weyland, Paul
"For the right person, a career in media sales can be glamorous, rewarding, and lucrative. But without the right guidance, it can also be challenging. Author Paul Weyland has decades of experience working with local direct clients. Now, in "Successful Local Broadcast Sales" he shares his hard-won wisdom, showing television, radio, and cable salespeople how to get more sales. Honest, practical, and accessible, this is the one handbook that shows novice and veteran salespeople how to thrive - not just survive - in the media business."
New York: American Management Association, 2008
e20441536
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>