Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellen Dawitri
"ABSTRAK
Tembakau diketahui memiliki potensi yang besar sebagai pestisida atau pengusir serangga. Anti nyamuk yang beredar di masyarakat, menggunakan zat aktif berupa DEET, zat kimia sintetik yang dapat terserap dalam tubuh, dan menyebabkan gangguan sensorik dan motorik, serta keracunan sistemik. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut potensi anti serangga pada daun tembakau. Bio-oil diesktrak dari daun tembakau dengan metode fast pyrolisis pada suhu 500oC, 600oC, dan 700oC untuk mengetahui pengaruh suhu pada kandungannya. Bio-oil hasil pirolisis kemudian dibuat menjadi campuran anti nyamuk berbasis biomassa. Uji kandungan bio-oil dilakukan dengan GC-MS, sementara anti nyamuk diujikan langsung pada manusia untuk mengetahui efeknya pada kulit serta efektivitasnya dalam mengusir nyamuk. Yield bio-oil optimum ditemukan pada suhu 600oC sebesar 24%. Senyawa aktif anti nyamuk yang diperoleh pada hasil pirolisis yaitu nikotin, d-Limonene, indole, dan pyridine. Bio-oil ditambahkan ke dalam anti nyamuk sebagai zat aktif dengan konsentrasi 0%; 0,5%; 1,5%; dan 3%. Anti nyamuk yang diuji ke nyamuk menunjukkan hasil yang memuaskan, dimana selain tidak menimbulkan dampak pada kulit manusia, efektifitas anti nyamuk dari berbagai konsentrasi berturut-turut adalah 38,09%; 45,82%; 46,41%; dan 57,07%.

ABSTRACT
Tobacco is known to have a big potential as a pesticide or repellent. Mosquito repellent which is used by public, contain DEET as its active compound, a synthetic substance which can be absorbed to human body and cause some systemic poisoning. This research study further potential of repellent on tobacco leaves. Bio-oil was extracted from tobacco leaves using fast pyrolysis at temperature of 500oC, 600oC, and 700oC to evaluate the effect of temperature. Bio-oil was then made into bio-mass based repellent. Bio-oil was characterized using GC-MS, while the repellent was tested directly to human to evaluate the effects on the skin and the effectivity as a repellent. Optimum yield of bio-oil was found on 600oC at 24%. The active compund of repellent found was nicotine, d-Limonene, indole, and pyridine. Bio-oil was added to repellent mixture as active compund with different concentration (0%; 0,5%; 1,5%; and 3%). Repellent tested showed a desired result, where not only the repellent didn?t take effect on human skin, the effectivity of each concentration was 38,09%; 45,82%; 46,41%; and 57,07%, respectively."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2014
T41810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Meidistira
"Sampah daun dapat dikonversi menjadi produk yang lebih berguna dengan menggunakan beberapa proses, salah satu prosesnya adalah menggunakan proses pirolisis. Proses pirolisis dapat dilakukan dengan membutuhkan beberapa parameter, yaitu bahan baku, suhu, waktu tinggal, dan juga laju pemanasan. Pada proses pirolisis, biomassa mengalami proses penyusutan. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah suhu, laju alir gas, dan rasio kombinasi katalis dengan tujuan melihat hubungan variabel-variabel tersebut dengan proses penyusutan dan produk pirolisis yang dihasilkan. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa produk cair, gas, dan padat. Dari hasil penelitian, produk padatan kemudian dikarakterisasi menggunakan analisis Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan dihasilkan bahwa terdapat beberapa perbedaan yang terdapat pada padatan pirolisis katalitik dan non-katalitik dan terdapat perbedaan intensitas pada peak-peak spektra yang menunjukan adanya penyusutan dari struktur penyusun biomassa. Produk cair yang terbentuk dianalisis dengan menggunakan alat Gas Chromatography – Mass Spectroscopy (GC-MS) dan didapatkan bahwa produk cair memiliki kandungan oksigenat dan non-oksigenat di dalamnya. Kandungan oksigenat dan non-oksigenat yang berada dalam produk cair dilakukan dengan menggunakan bantuan katalis ZSM-5 (Zeolite Socony Mobil-5) dan YSZ (Yttria Stabilized Zirconia). Katalis ZSM-5 berfungsi sebagai katalis asam yang dapat meningkatkan kandungan hidrokarbon dan katalis YSZ berfungsi untuk meningkatkan produksi non-oksigenat pada produk bio-oil yang dihasilkan. Produk distribusi yang dihasikan dengan proses katalitik memiliki produk distribusi yang lebih beragam. Penambahan katalis juga menurunkan energi aktivasi yang digunakan sebesar 5,41%.

Leaf waste can be converted into more useful products by using several processes, one of which is using a pyrolysis process. The pyrolysis process can be carried out by requiring several parameters, namely raw material, temperature, residence time, and also the rate of heating. In the pyrolysis process, biomass undergoes a shrinkage process. In this study, the variables used are temperature, gas flow rate, and catalyst combination ratio with the aim of seeing the relationship of these variables with the shrinkage process and the resulting pyrolysis product. The pyrolysis process produces products in the form of liquid, gas and solid products. From the results of the study, solid products were then characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) analysis and it was found that there were some differences found in catalytic and non-catalytic pyrolysis solids and there were differences in intensity in the spectral peaks that showed shrinkage of biomass. The liquid product formed was analyzed using the Gas Chromatography - Mass Spectroscopy (GC-MS) tool and it was found that the liquid product contained oxygenate and non-oxygenate in it. Oxygenate and non-oxygenate content in liquid products is increased by using ZSM-5 catalysts (Zeolite Socony Mobil-5) and YSZ (Yttria Stabilized Zirconia). ZSM-5 catalyst serves as an acid catalyst that can increase the hydrocarbon content and the YSZ catalyst serves to increase the production of non-oxygenate in the resulting bio-oil product. Distribution products produced by catalytic processes have a more diverse distribution of products. The addition of catalysts also reduced the activation energy used by 5.41%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kristianto
"ABSTRAK
Penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk masih sering terjadi di Indonesia, terutama demam berdarah dengue. Penggunaan minyak cengkeh yang dienkapsulasi berpotensi sebagai insektisida alami yang aman bagi penggunanya. Pemilihan kain sebagai media pengaplikasian, dikarenakan susunan serat kain yang sesuai, serta permukaan kain yang bersifat polar sehingga dapat dimodifikasi dengan TiO2 untuk menghadirkan kemampuan swabersih. Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk memperoleh loading optimum dari dopan CuO pada TiO2 sebagai upaya meningkatkan performa fotokatalis TiO2, serta mendapatkan kain dengan kemampuan swabersih dan antinyamuk yang optimum. Proses deposisi dopan dilakukan dengan metode Photo Assisted Deposition (PAD) yang dilanjutkan dengan kalsinasi. Karakterisasi yang dilakukan pada komposit CuO/TiO2 adalah SEM-EDX dan UV-Vis DRS, sementara karakterisasi yang dilakukan pada kain yang termodifikasi minyak cengkeh-CuO/TiO­2 adalah FTIR dan GC-FID. Uji kinerja yang dilakukan pada komposit CuO/TiO2 adalah degradasi metilen biru, serta uji kinerja swabersih terhadap lumpur dan kemampuan antinyamuk pada kain termodifikasi minyak cengkeh-CuO/TiO2. Hasil SEM menunjukkan bahwa jumlah agregat yang lebih banyak ditemukan sampel CuO/TiO2 dibandingkan TiO2. Kemudian, hasil UV-Vis DRS menunjukkan bahwa keberadaan dopan CuO dapat menurungkan band-gap energy. Hasil tersebut dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas fotokatalitik pada sampel 3%CuO/TiO2 yang optimum dalam mendegradasi metilen biru mencapai 95% dalam waktu irradiasi 30 menit. Di sisi lain, sampel katun 38%MC-3%CuO/TiO2 memiliki persentase kemampuan swabersih sebesar 83% terhadap lumpur, karena keberadaan dopan CuO yang meningkatkan jumlah oxygen vacancies dan terdeteksinya ikatan Ti-O-Si pada karakterisasi FTIR sehingga kain yang termodifikasi semakin bersifat hidrofilik. Kemampuan antinyamuk yang optimum diperoleh pada sampel 38%MC-3%CuO/TiO2 dengan rata-rata jumlah nyamuk yang hinggap terkecil, yaitu 4, serta didukung oleh hasil GC-FID dan ikatan aromatik C=C pada FTIR yang menunjukkan adanya eugenol sebagai agen antinyamuk.

ABSTRACT
Diseases that are caused by the mosquito as the vector still often happens in Indonesia, especially dengue hemorrhagic fever. The application of encapsulated clove oil is potentially becoming a natural insecticide without any negative side effects. This research chose cotton fabric as application media due to the suitable fiber structure and the polarity of fabric surface which can be developed by TiO2 to produce self-cleaning properties. The purposes of the research are to get the optimum loading of CuO on TiO­2 to improve photocatalytic performance and producing cotton fabric with optimum self-cleaning and anti-mosquito performances. The dopant deposition process is carried out using the Photo Assisted Deposition (PAD) method, followed by calcination. Characterizations of CuO/TiO2 composite are SEM-EDX and UV-Vis DRS, while on modified cotton by clove oil-CuO/TiO2 composite are FTIR and GC-FID. The performance tests that have been done are degradation organic compound which is modeled by methylene blue for CuO/TiO2 composite and self-cleaning performance test using sludge and anti-mosquito performance for modified cotton with clove oil-CuO/TiO2 composite. SEM results show the morphological differences between CuO/TiO2 and TiO2 are the amount of aggregate, which CuO/TiO2 has higher amount of aggregate. Then, UV-Vis DRS shows the presence of dopant CuO can lower band-gap energy. The result is also confirmed by the increased photocatalytic activity in 3%CuO/TiO2 sample which is optimum in degrading methylene blue reaching 95% in 30 minutes irradiation. This is also in line with the results of the performance of self-cleaning to sludge with a percentage of self-cleaning ability by 83% for cotton 38%MC-3%CuO/TiO2 sample because the existence of CuO dopant which increases the number of oxygen vacancies and Ti-O-Si bond is detected using FTIR, so the modified fabric is increasingly hydrophilic. The optimum anti-mosquito performance is obtained in cotton 38%MC-3%CuO/TiO2 sample with the smallest average of mosquitoes perched at amount of 4, and supported by GC-FID results and aromatic C=C bond in FTIR results that confirm the existence of eugenol as an anti-mosquito agent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Dawitri
"Produksi tembakau selama ini digunakan untuk bahan baku dalam industri rokok yang merupakan salah satu industri yang terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2011, produksi rokok di Indonesia mencapai 270,3 milyar batang. Hal ini menjadikan tembakau sebagai salah satu komoditi yang sangat penting di tanah air. Tembakau yang selama ini hanya diketahui fungsi utamanya sebagai bahan baku rokok, ternyata memiliki potensi lain sebagai biopestisida yang aman terhadap lingkungan. Selama ini pestisida yang digunakan untuk mencegah hama dan penyakit pada tanaman, kebanyakan meninggalkan residu di dalam tanah dan pada gilirannya dapat mencemari lingkungan perairan dan tanah.
Penelitian ini memproduksi pestisida dan meneliti kandungan dan sifat biopestisida yang dihasilkan dari pirolisis tembakau. Pirolisis dilakukan pada tekanan atmosfir. Uji kandungan dianalisis dengan metode GC-MS. Hasilnya, terdapat kandungan nikotin, d-limonene, indol, dan pyridine yang merupakan bahan aktif dalam pestisida. Senyawa yang paling dominan pada bio-oil adalah nikotin dengan jumlah 31,5%. Biopestisida yang diuji ke serangga dan tanaman terbukti efektif untuk membunuh serangga, namun tetap aman bagi tanaman.

Tobacco has been used as main raw material in the cigarette, and the industry is one industry that continues to increase each year. In 2011, cigarette production in Indonesia had reached 270.3 billion cigarettes. This makes tobacco as one of the most important commodities in the country. Tobacco is so far only known as a raw material cigarette, appeared to have another potential as an environmentally safe biopesticide. Pesticides used to prevent pests and diseases in crops, mostl y leave residues in the soil and in turn can contami nate water and soil.
This study observed the manufacture of pesticides and biopesticides properties by the pyrolysis of tobacco. Pyrolysis performed at atmospheric pressure. Composition of bio-oil was analyzed by GC-MS method. As a result, there are nicotine, d-limonene, indole, and pyridine which is the active ingredient in the pesticide. The most dominant compounds in bio-oil is the amount of nicotine with amount of 31.5%. Biopesticides are tested to insects and plants proved effective at killing insects, but still safe for plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugiarti
"Salah satu minyak nabati yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak jarak pagar (Jatropha curcas), karena memiliki komponen yang mirip dengan minyak bumi. Minyak jarak tidak dapat dikonsumsi karena beracun, sehingga tidak terjadi kompetisi antara penggunaannya sebagai bahan bakar atau bahan pangan. Namun, minyak jarak memiliki viskositas sepuluh kali lebih tinggi daripada solar, sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk menurunkan viskositasnya.
Penelitian sebelumnya menggunakan metode perengkahan thermal pada tekanan 18 bar dengan sistem batch, menunjukkan bahwa hidrokarbon rantai panjang minyak jarak dapat direngkah menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek sehingga menghasilkan bio-oil dengan viskositas yang lebih rendah. Namun, viskositas bio-oil tersebut belum setara dengan solar komersial. Di samping itu, tekanan operasi yang tinggi sulit untuk diaplikasikan pada kendaraan bermotor. Agar sesuai dengan sistem yang ada pada kendaraan, maka pada penelitian ini akan dilakukan pirolisis minyak jarak fasa cair secara batch dengan sirkulasi. Pemilihan proses ini dilakukan juga untuk memperoleh kondisi optimum yang diperlukan agar minyak jarak dapat dipirolisis menjadi setara solar.
Pirolisis minyak jarak dilakukan dengan menggunakan reaktor dari bahan stainless steel dengan ukuran diameter = 2,44 cm dan tinggi = 20 cm. Suhu reaksi 320, 340 dan 360 0C dan waktu reaksi 3,47; 4,79; 8,56 dan 13,89 menit. Produk yang diperoleh kemudian dianalisis densitas, viskositas, angka setana, FTIR dan GC ? MS. Hasil analisis menunjukkan viskositas minyak jarak mengalami penurunan dari 63,3052 cSt290C menjadi 56,4448 s/d 60,9578 cSt290C pada suhu 3200C . Hal ini menandakan bahwa hidrokarbon rantai panjang yang terdapat pada minyak jarak mengalami perengkahan. Selain itu viskositasnya juga mengalami peningkatan pada suhu 340 dan 3600C, yang menandakan telah terjadi reaksi propagasi.
Hasil analisis densitas juga menunjukkan tren yang sama. Pada hasil analisis angka setana menunjukkan minyak jarak mengalami peningkatan dari 37 menjadi 41. Pirolisis pada penelitian ini merupakan reaksi orde 2 dengan konstanta laju reaksi 1,74 x 10-5 s/d 0,0053 min-1 dan energi aktivasi 4,40 x 105 s/d 4,49 x 105 J/grmol. Konversi tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 15,28%. Perhitungan simulasi untuk konversi pirolisis 100% diperoleh pada suhu 320, 340 dan 3600C dengan waktu reaksi berturut?turut 38.48, 35.6 dan 30.65 menit. Viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini berturut ? turut adalah sebesar 34,17;37,16 dan 38,14 cSt(270C). Agar viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini dapat setara dengan solar, maka sebelum masuk ke ruang pembakaran, bio-oil harus mengalami pemanasan awal pada suhu 230 s/d 2500C. Setelah mengalami pemanasan awal, diperoleh bio-oil dengan viskositas berturut ? turut 4,7; 5,67 dan 4,29 cSt(290C).

One of potential bio oil used for alternative fuel in Indonesia is Jatropha oil (Jatropha curcas), because it has similar components with crude oil. Jatropha oil cannot be consumed because poisonous, therefore no usage competition whether it be used as fuel or food. However, viscosity of jatropha oil is ten times higher than diesel fuel, thence a specific method is required to decrease its viscosity.
Previous research was using gas phase - thermal cracking method at high pressure (18 bar) batch system, showed that long chain hydrocarbon of jatropha oil can be cracked into shorter chain hydrocarbon which produced lower viscosity of biooil. The viscosity of bio-oil produced has equal grade with commercial diesel fuel if heated up to 1000C, but application of high pressure system (18 bar) on vehicle is difficult. In order to achieve the suitable fuel for vehicle application, this research will conduct pyrolysis of liquid phase jatropha oil in batch system with circulation.
This process is selected to provide required optimum condition for pyrolysis process
in reactor. Pyrolysis process is performed in stainless steel reactor with 2,44 cm diameter and 20 cm height. Reaction is carried out at temperature 320, 340 and 360 0C within 3.47, 4.79, 8.56 and 13.89 minutes of reaction time. Reaction product will then be analyzed with density, viscosity, cetane number, FTIR and GC ? MS. Viscosity product is have decrease from 63.3052 cSt290C to 56.4448 s/d 60.9578 cSt290C in 3200C. Its mean the hydrocarbon longchain is cracking. Expect to the viscosity is increase in 340 and 3600C, its mean is the radical reaction is begin. Density is the same tren. Cetane number is increase from 37 to 41. The maximum convertion is 15.28% is the required in 3200C and 3.47 minutes. To obtained the convertion 100%, pyrolysis in 320, 340 and 3600C with time pyrolysis is 38,48; 35,6 and 30,65 minutes.
The obtained viscosity in optimum condition is 34,17; 37,16 and 38,14 cSt(290C). to get the viscosity is diesel like fuel, bio-oil is heated until 2500C. after heating, bio-oil viscosity is 4,7; 5,67 and 4,29 cSt(290C).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T30805
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chunairil Wijaya
"Levoglucosan adalah sebuah komponen utama yang berbentuk cairan kental dari hasil pirolisis biomassa yang banyak dimanfaatkan sebagai pestisida buatan, growth regulators, macrolide antibiotics dan lain-lain. Biomassa tersusun atas hemisellulosa, sellulosa, lignin dan sejumlah kecil komponen organik yang masing-masing dapat terpirolisis dan terdegradasi dengan laju yang berbeda, mekanisme dan jalur yang berbeda.
Diketahui bahwa, levoglucosan adalah produk yang paling banyak diperoleh dalam pirolisis selulosa dari biomassa. Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit. Pemilihan biomassa tersebut didasarkan dari komposisi biomassa tersebut yang mengandung > 30 % selulosa. Faktor kondisi operasi pirolisis yaitu holding time dan suhu optimum, telah diteliti sebelumnya dapat mempengaruhi yield levoglucosan.
Pada penelitian ini, metode pirolisis yang dipilih adalah fast pyrolysis. Pemilihan ini dikarenakan levoglucosan akan terbentuk dari depolimerasi selulosa pada tahap awal fast-pyrolysis pada rentang  suhu 315°C-400°C dan setelah itu akan terjadi secondary reaction menghasilkan turunan levoglucosan yaitu furan dan piranosa terdehidrasi.
Dalam penelitian ini, fast pyrolysis dilakukan dalam reaktor unggun tetap dengan konfigurasi looping system pada rentang suhu (450 - 550)°C, laju alir N2 adalah 1500 ml/menit dan 3000 ml/menit serta variasi biomassa adalah 51.3 gram dan 81.3 gram. Analisis levoglucosan didukung dengan instrumen GC-MS.
Hasil levoglucosan pada biomassa tandan kosong sawit tidak diperoleh karena proses pirolisis tidak terjadi sampai lapisan selulosa biomassa sedangkan pada biomassa cangkang sawit diperoleh yield levoglucosan tertinggi pada suhu 500°C dengan holding time 2.4 s yaitu sebesar 2.33 % (g/g) biomassa.

Levoglucosan is a major component in the form of thick liquid from the results of biomass pyrolysis which is widely used as artificial pesticides, growth regulators, macrolide antibiotics and others. Biomass is composed of hemicellulose, cellulose, lignin and a small amount of organic components which each can be hydrolyzed and degraded at different rates, different mechanisms and pathways.
It is known that levoglucosan is the product most obtained from cellulose pyrolysis of biomass. The biomass used in this study is  palm kernel shell and empty palm fruit bunches. The choice of biomass is based on the composition of the biomass containing > 30% cellulose. The factors of pyrolysis operating namely holding time and optimum temperature conditions that have been studied previously, can affect levoglucosan yield.
In this study, the pyrolysis method chosen was fast pyrolysis. This selection is because levoglucosan will be formed from cellulose depolymerization in the early stages of fast-pyrolysis at a temperature range of 315°C-400°C and after that a secondary reaction will occur resulting in levoglucosan derivatives namely furan and dehydrated pyranose.
In this study, fast pyrolysis was carried out in a fixed bed reactor with a looping system configuration in the temperature range (450-550)°C, the flow rate of N2 was 1500 ml/minute and 3000 ml/minute and the biomass variation was 51.3 grams and 81.3 grams. Analysis of levoglucosan was supported by the GC-MS instrument.
The results of levoglucosan in the empty palm fruit bunches biomass were not obtained because the pyrolysis process did not occur until the cellulose layer of biomass while in palm kernel shell biomass was obtained the highest levoglucosan content at 500°C with a holding time of 2.4 s which was 2.33 % (g/g) biomass.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Academic Press, 1983
660.296 PYR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Yadani
"Biomassa adalah produk organik dari makhluk hidup dan berasal dari perkebunan atau pertanian, hutan, ternak atau bahkan sampah, juga dapat disediakan karena kandungan karbon yang tinggi dari kompon. Biomassa lebih lanjut dapat disajikan ke dalam bahan bakar dan pengawet, namun dari sudut pandang ekonomi, bahan bakar yang didapat dari penawaran biomassa kontras dengan pemanfaatannya sebagai pengawet, sehingga biomassa sebagai pengawet adalah Asap Cair. Asap cair diperoleh dari pendinginan uap proses pirolisis.
Pirolisis adalah metode termokimia untuk mendekomposisi senyawa kimia dengan menaikkan suhu bahan baku. Proses pirolisis memerlukan tiga alat utama, ada pemanas, pipa penghubung yang biasa dikenal dengan Neck Reactor, dan LCS (Liquid Collecting System). Setelah bahan baku dan berubah menjadi uap, itu akan mengalir melalui kredit untuk didinginkan, sehingga asap cair bisa diperoleh. Pada suatu sudut tertentu reaktor leher akan mengubah suhu dan kecepatan uap.
Untuk mengirimkan uap LCS melalui perlu pipa bengkok untuk menghubungkan mereka. Namun, data kinerja pipa masih belum diketahui bengkoknya. Oleh karena itu, simulasi menggunakan Ansys CFX adalah hasil dari mengoptimalkan pengiriman uap. Alasan menggunakan Ansys CFX adalah karena telah ditulis sebelumnya. Variasi reaktor leher diperlukan. Akan ada tiga jenis reaktor leher untuk disimulasikan yaitu 70° seperti aslinya dari percobaan, 60° dan 85°.
Hasil dari simulasi ini dapat dihasilkan dalam dua jenis, tampilan samping dan fokus pada Reaktor Leher dan Outlet Pipa. Setelah mengumpulkan hasil dengan data dari Ansys CFX, dari tabel yang menunjukkan kondisi reaktor leher dibuat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan desain reaktor leher di masa depan.

Biomass is organic product of living things and come from plantation crops or agriculture, forests, livestock or even garbage, also can provide heat because of the hdycarbon content of the compond. Further biomass can be serve into fuel and preservative, however at the point when seen from the economic viewpoint, fuel got from biomass has an offering worth contrasted with its utilization as an preservative, Thus biomass as preservative is Liquid Smoke. Liquid smoke is obtained from the steam cooling of the pyrolysis process.
Pyrolysis is a thermochemical method for decomposing chemical csompounds by rising the temperature on raw materials. Pyrolysis process is need three major tools, there are heater, connecting pipe or usually known as Neck Reactor, and LCS ( Liquid Collecting System). After raw material is heated and change into vapor, it will flow through neck reactor than goes to LCS to be cooled, thus the liquid smoke can be obtain. At some angle of neck reactor will change the temperature and velocity of the vapor.
To deliver the vapor through LCS need a bend pipe to connect them. However, the data for performance bend pipe still unknown. Therefore simulation using Ansys CFX is needed to simulate and gather the results to make optimation of deliver the vapor. The reason of using Ansys CFX is because this application is able to simulate flow with the effect of ambient temperature and can get the details of data for each notes that has been specify beforehand. By trying to get a good amount of yield at the product, the variation of neck reactor is needed. There will be three type of neck reactor to simulate which is 70° as the original from experiment, 60° and 85°.
The results from this simulation can be generated in to two type, side view and focus on Neck Reactor and Outlet Pipe. After collected the results with data from Ansys CFX, than the table that shows the condition of neck reactor is created. The data obtained may be utilized to improve the better and safer  designs for neck reactor in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Zonster Maurits
"Etilena dan propilena merupakan bahan baku yang panting bagi industri petrokimia. Kedua produk ini dihasilkan dari pirolisis terhadap nafta ataupun heavy gas oil. Kelemahan dari pirolisis terhadap nafta atau heavy gas oil adalah kecilnya yield dari etilena dan propilena yang diperoleh, serta banyaknya produk samping lain yang dihasilkan. Salah satu cara yang cukup potensial adalah dengan mengganti umpan dengan etana dan propana.
Dalam tulisan ini disusun model-model persamaan matematis dalam bentuk persamaan diferensial biasa orde satu yang menggambarkan keadaan nyata proses pirolisis terhadap etana dan propana secara simultan. Model matematis yang terbentuk tersusun atas 10 persamaan neraca massa, 1 persamaan neraca energi dan 1 persamaan neraca momentum. Model matematis ini diselesaikan dengan teknik numeris yaitu metode Runge-Kutta-Gill. Untuk mendapatkan kondisi operasi yang sesuai, maka dilakukan variasi pengujian terhadap beberapa variabel masukan (dalam model persamaannya) seperti suhu, tekanan, laju umpan, komposisi umpan dan rasio steam terhadap umpan.
Hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan bahwa konversi etana dan propana naik apabila terjadi kenaikan suhu, begitu pula bila tekanan Kenaikan konversi etana dan propana memiliki nilai optimum, akan tetapi konversi yang lebih tinggi akan menghasilkan kuantitas produk samping yang lebih banyak. Selain itu, perubahan komposisi propana sampai sebesar 50% dalam umpan etana tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap yield etilena.
Contoh hasil kondisi operasi yang cukup menarik adalah apabila laju umpan sebesar 0,80 kg/kg, rasio steam terhadap umpan 0,8 kg/kg suhu keluaran reaktor 920 °C, tekanan umpan 2 atm serta komposisi etana dan propana masing-masing sebesar 70% dan 30% (mol). Pada kondisi operasi ini diperoleh konversi etana dan propana sebesar 72,7% dan 92,3%, selektivitas etilena dan propilena sebesar 53,9% dan 3,1%, serta yield etilena dan propilena masing-masing sebesar 59,9% dan 3,3%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>