Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Eka Prasetya Efrianie
"Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan perpaduan karnaval dan fashion pertama di Indonesia mengangkat nama Kabupaten Jember hingga kancah internasional sebagai Kota Karnaval. Sebelumnya Kabupaten Jember terkenal sebagai Kota Tembakau dan Santri. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan brand Kota Karnaval yang diusung Jember di tengah keberadaan dua brand lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji pengaruh yang ditimbulkan oleh JFC. Pengaruh tersebut terdiri atas pengaruh yang tak berwujud, yaitu posisi place branding JFC dalam persepsi masyarakat Jember (brand equity) dan yang berwujud, yaitu kinerja Kabupaten Jember akibat pengaruh JFC. Persepsi masyarakat dibandingkan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya di Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember dengan metode deskriptif komparatif. Di samping itu kinerja Kabupaten Jember mengkaji perubahan bentuk pemukiman akibat pengaruh JFC, baik hanya ketika event tersebut digelar maupun tidak (temporal dan permanen). Hal ini diteliti menggunakan metode analisis deskriptif guna mendapatkan wilayah kota karnaval temporal dan permanen. Hasil penelitian didapatkan persepsi yang beragam dari tiap tingkatan brand equity atas dasar kemudahan akses dalam menyaksikan karnaval dan dasar persepsi masyarakat atas hiburannya masing-masing. Selain itu wilayah kota karnaval keduanya mencakup Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember, dengan kota karnaval temporal yang mencakup wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan yang permanen.

First in Indonesia with composite between carnival and fashion, Jember Fashion Carnaval (JFC) made Jember Regency known as International Carnival City. Jember has been knows as City of Tobacco and Santri (strict adherent of Islam). The objective of the study is to witness that the brand as the Carnival City will bring Jember in between of the other brands. It’s done with perform effects of the JFC, includes the intangible effect (brand equity study in Jember sociality) and the tangible matters (dimension of city performance due to the JFC). Public perception was examined by comparative descriptive analysis method, which compares peoples’ perception is base on the area where he lives, the City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember. Performance Carnival City that examines brand-influenced form of settlement Carnival City, studied both when the event was held or not (temporal and permanent) using descriptive analysis method to obtain the temporary and permanent area of Carnival City. The results of this study found that the perceptions of each level brand equity are different due to the ease in watching the carnival and public perception base of entertainment respectively. Besides, the Carnival City areas cover City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember, where the temporary one has a wider area than the permanent one.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Khairum Nisa
"Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka tawarkan. Saat ini pemerintah kota juga melakukan aktivitas pemasaran dengan melakukan city branding untuk mempromosikan kota mereka. Salah satu upaya yang dilakukan dalam strategi city branding adalah dengan mengangkat event sebagai city brand. Penelitian ini membahas bagaimana sebuah event mampu membangun awareness terhadap city brand serta minat berkunjung. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa awareness terhadap city brand yang dibangun oleh event pada kota tersebut diperoleh dari adanya peran media yang kerap meliput pelaksanaan event tersebut. Namun di sisi lain kedekatan juga memiliki peran terhadap awareness. Individu yang memiliki kedekatan lebih dengan kota, dengan kata lain memiliki informasi yang lebih banyak, memiliki pandangan yang berbeda tentang city brand kota yang dimaksud. Selanjutnya event yang diselenggarakan mampu membangun minat berkunjung calon wisatawan karena karakteristiknya yang mampu menarik perhatian. Tapi di sisi lain event tersebut kurang mampu membangun minat berkunjung karena dianggap kurang merepresentasikan identitas kota.

Marketing activities are not only for companies to promote their products. Nowadays city government is also doing marketing activities, such as city branding to promote their city. One of efforts made in city branding strategy is to lift the event as a city brand. This study focuses on how an event is able to build awareness of the city brand and visit intention. This research uses constructivism paradigm, qualitative research approach and case study research strategy. Data collection was done through in depth interviews and field observations. The results of this study indicate that the awareness of the city brand that raised by the event was obtained by the role of media that often cover the event. But on the other hand proximity also has a role to awareness. Individuals who have more closeness to the city, in other words have more information, have different views about the city brand city in question. Furthermore, event is able to build interest in visiting potential tourists because of its characteristics that are able to attract attention. But on the other side events are less able to build interest in visiting because it is considered less represent the identity of the city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kasyfil Warits Syakirin
"ABSTRAK
Destinasi wisata dapat dikembangkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan tools hubungan masyarakat melalui Marketing Public Relations. Jember Fashion Carnaval JFC merupakan contoh dari program Marketing Public Relations dalam kategori event tourism yang merupakan cara efektif dalam mempromosikan suatu destinasi wisata. Program MPR bila dilakukan secara optimal, terbukti mampu membentuk reputasi yang baik bagi Jember. Kegiatan JFC unik dan mudah diingat khalayak sehingga menjadi jujukan wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pembentukan reputasi yang baik bagi Jember melalui JFC sebagai destinasi wisata nyatanya mampu meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Jember sehingga dapat meningkatkan kinerja sektor lainnya seperti ekonomi, transportasi, dan sumber daya manusia.Kata Kunci: Destinasi wisata; event tourism; JFC; marketing public relations; promosi; reputasi.
ABSTRACT
Tourism destination can be developed through different ways, public relations through Marketing Public Relations become one promising option. Jember Fashion Carnaval JFC is an example of Marketing Public Relations program that being categorized in event tourism. It is an effective way to promote tourism destination. This optimum Public Relations method could form an unique and remarkable branding for Kabupaten Jember so that it become popular tourism destination for traveler to be visited. In fact, Jember rsquo s good reputation that is formed through JFC could boost numbers of visitor that came to Jember. As the result, other industries such as economic, transportation, and human resources could advance and become stronger.Keywords Travel destination event tourism JFC marketing public relations promotion reputation. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gati Dwi Yuliana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Ayu Proborini
"ABSTRAK
Fenomena Jember Fashion Carnaval (JFC) yang terjadi di Kabupaten Jember menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini. Jember yang mempunyai latar belakang masyarakat pandalungan, diantara masyarakatnya terbentuk sebuah karnaval fashion yang saat ini dikenal hingga dunia. Fenomena ini menjadi hal yang menarik, karena Jember tidak mempunyai riwayat sejarah fashion dan dikenal dengan kota santri. JFC yang diprakarsai oleh Dynand Fariz telah menunjukkan eksistensinya selama 14 tahun dan telah berhasil merubah Jember menjadi kota karnaval tingkat dunia. Selain itu JFC menjadi barometer karnaval fashion di Indonesia karena menginspirasi daerah lain untuk membuat karnaval yang serupa. JFC memamerkan busana hasil kreativitas dari peserta yang mengikutinya. Peserta diberikan pelatihan untuk membuat dan memperagakan busana. Adanya proses pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta sehingga dapat membuat busana yang memiliki standart keindahan tersendiri. Proses tersebut secara tidak langsung membuat JFC mengalami proses komodifikasi, yaitu JFC bertransformasi menjadi event yang layak jual. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tumbuh dan berkembangnya JFC diantara masyarakat Jember. Adapun secara spesifik mengkaji tentang latar belakang sosial budaya terbentuknya JFC sebagai industri pariwisata di Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jember memiliki ciri khas kultural serta modal yang mendukung tumbuh dan berkembangnya JFC di Jember, sehingga Jember dapat bersaing dengan daerah lain dalam ranah sektor pariwisata. Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil penelitian."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raudiatul Jannah
"Identitas kota tidak pernah monolitik. Penelitian ini berfokus pada pembentukan identitas Kota Jember dalam konteks masyarakat jaringan sebagai kota karnaval dunia. JFC sebagai proyek identitas berusaha untuk menegosiasi identitas baru Kota Jember di samping dua identitas yang telah ada sebelumnya, yakni Jember sebagai kota tembakau dan Jember sebagai kota santri. Penelitian ini akhirnya menemukan bahwa proses pembentukan identitas kota yang sedang dikerjakan oleh JFC sangatlah kompleks. JFC yang didukung oleh pemberitaan media secara intensif berusaha untuk tertanam dalam kesejarahan masyarakat Jember dan di sisi lain masyarakat Jember sebagai masyarakat yang multietnis relatif mudah menerima perubahan di era global ini. Bagaimana akhir proses ini dan akankan Jember sebagai kota karnaval dunia mampu menjadi identitas Jember, waktu yang akan menceritakannya nanti.

City identity never been monolithic. This research focus on construction Jember identity in network society context as world city carnival. Jember Fashion Carnaval as project identity try to negotiate the new identity beside of two another identity previously: Jember as tobacco city and Jember as Islamic city. This research findings that process of construction Jember identity as world city carnival are complex, JFC that supported by media intensively try to embedded in Jember history and the other side Jember society have multiethnic population (Javanese and Maduranese ) that makes the change process easily receives as part of Jember in global era. How the end of this process, and shall Jember as world city carnival become a new identity of Jember, time will tell."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27547
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Izzuddin
"Dalam beberapa tahun terakhir berbagai brand fashion mewah melakukan rebranding terhadap brand mereka demi memperluas target khalayak menuju konsumen yang lebih muda. Mereka melakukan perubahan yang sama terhadap logonya menjadi lebih sederhana dengan menggunakan tipografi sans-serif yang terlihat mirip satu sama lain. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang disebut sebagai blanding. Blanding disebut sebagai salah satu cara bagi brand-brand lama untuk melakukan digitalisasi dan menyesuaikan dengan pasar di era modern. Tulisan ini menganalisis bagaimana brand fashion mewah melakukan rebranding dan blanding serta bagaimana penyesuaian komunikasi pemasaran yang mereka lakukan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas melalui media online maupun offline setelahnya. Dalam pengaplikasiannya, tiga brand fashion mewah yang dibahas telah melakukan rebranding dan blanding serta komunikasi pemasaran melalui media sosial, cellebrity endorsement, kolaborasi dengan perusahaan lain, gamifikasi, serta penempatan editorial untuk menjangkau khalayak tersebut.

In recent years, various luxury fashion brands have rebranded their brands in order to broaden their target audience towards younger consumers. They made the same logo changes to be simpler by using sans-serif typefaces that look similar to each other. This has become a phenomenon known as blanding. Blanding become a way for old brands to digitalize and adapt to the market in the modern era. This paper analyzes how luxury fashion brands carry out rebranding and blanding alongside how the adjustments made to their marketing communications are carried out to reach a wider audience through online and offline media afterwards. In its application, the three luxury fashion brands discussed have carried out rebranding and blanding as well as marketing communications through social media, celebrity endorsements, collaboration with other companies, gamification, and editorial placement to reach these audiences."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marshanda Nasya Widyarso
"Tesis ini mengeksplorasi kompleksitas industri fashion premium di era digital , dengan penekanan khusus pada pengaruh konsumen Generasi Z. Penelitian ini menonjolkan fokus mereka (gen z) pada nilai, keberlanjutan, dan personalisasi. Penelitian ini juga menyelidiki peran nilai-nilai Gen Z, kesadaran merek, dan niat perilaku dalam membentuk persepsi mereka terhadap merek fashion premium. Lebih lanjut, tesis ini membahas struktur hierarki merek fashion , dengan fokus pada tingkat hirarki merek fashion premium, yang memiliki makna khusus bagi Gen Z karena kesadaran sosial dan fokus pada nilai. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model–Partial Least Square (SEM-PLS) pada SMARTPLS untuk menganalisis 194 responden. Semua jawaban juga terkait dengan pertanyaan perilaku yang mereka jawab berdasarkan pengalaman mereka. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa niat berperilaku dipengaruhi secara signifikan oleh nilai-nilai terminal dan instrumental secara tidak langsung tanpa adanya mediator.

This thesis explores the complexities of the premium fashion industry in the digital age, with a particular emphasis on the influence of Generation Z (Gen Z) consumers. This research highlights their focus on values, sustainability, and personalization. This research also investigates the role of Gen Z's values, brand consciousness, and behavioral intentions in shaping their perception of premium fashion brands. Furthermore, this thesis discusses the hierarchical structure of fashion brands, with a specific focus on the premium tier, which holds particular significance for Gen Z due to their social consciousness and focus on value. Behavioral The study used Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) on SMARTPLS methodology to analyze 194 respondents. All the answers are also related to behavioral questions that they answered based on their experience. The research result proves that behavioral intention is significantly influenced by terminal and instrumental values indirectly without any mediator."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yanci
"ABSTRAK
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian mengenai brand telah memperoleh perhatian banyak pihak. Hal-hal yang berkaitan dengan brand, seperti brand love dan brand engagement merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari brand love, brand image dan brand personality terhadap brand engagement dengan ethnocentrism sebagai faktor moderasi dengan menggunakan studi kasus brand fashion lokal di Indonesia. Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang pernah membeli brand fashion lokal spesifik pada pakaian atau clothing. Metode pengolahan data yang digunakan adalah Structural Equation Model SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa excitement tidak memiliki pengaruh positif terhadap brand love, dan brand image tidak memiliki pengaruh positif terhadap WOM. Namun, dengan adanya moderasi ethnocentrism maka pengaruh excitement terhadap brand love dan brand image semakin besar. Brand love memiliki pengaruh positif terhadap WOM yang akhirnya menciptakan brand advocacy.

ABSTRACT
In the last few decades, research on the brand has gained the attention of many parties. Matters related to the brand, such as brand love and brand engagement is one of the interesting things to be studied further. This study was conducted to analyze the effect of brand love, brand image and brand personality on brand engagement with ethnocentrism as a moderating factor by using case studies of local fashion brand in Indonesia. Respondents in this study were people who has ever buy a specific brand of local fashion on clothing. Data processing method used is Structural Equation Model SEM . The results of this study indicate that the excitement does not have a positive influence on brand love and brand image does not have a positive effect on WOM. However, the presence of ethnocentrism moderating the influence of excitement to the brand love and brand image even greater. Brand love to have a positive effect on WOM finally creating brand advocacy. "
2017
S66518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Yektiomi
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai pengaruh penggunaan celebrity endorsement pada brand image dalam industri
fashion. Celebrity endorsement adalah salah satu strategi pemasaran yang paling banyak digunakan pada saat
ini. Daya tarik yang dimiliki oleh para selebriti memberikan banyak pengaruh untuk membangun dan
menyampaikan brand image yang kredibel dan selaras dengan minat konsumen dan memberikan peluang bagi
perusahaan atau brand untuk dikenal secara lebih luas agar memengaruhi tingkat pembelian. Keterkaitan yang
dimiliki oleh para selebriti dengan industri fashion secara umum menjadikan strategi ini banyak digunakan oleh
setiap brand, mulai dari brand kecil hingga yang telah dikenal secara internasional dengan setiap model
bisnisnya yang berbeda-beda. Industri fashion adalah salah satu bagian dari bidang bisnis manufaktur yang
berkembang dengan sangat pesat di dunia. Untuk terus bertahan dengan banyaknya jumlah kompetitor yang
terus bertambah, brand secara kompak menggunakan dukungan para selebriti untuk menonjolkan dirinya.
Walaupun demikian, penggunaan strategi celebrity endorsement pada kenyataannya tidak hanya memberi
keuntungan tetapi juga membawa kerugian yang besar.

ABSTRACT
This journal analyzes the influence of using celebrity endorsement on brand image in the fashion industry.
Celebrity endorsement is one of the most widely used marketing strategies at the moment. The appeal that
celebrities have has a lot of influence in building and delivering a credible brand image thats suitable with the
consumers interests and provides an opportunity for the company or brand to be extensively known to increase
the level of purchase. The relationship between the celebrities and the fashion industry in general make this
strategy widely used by every brand, from independent brands to those that are known internationally with their
respective business models. The fashion industry takes part of a rapidly growing manufacturing business in the
world. To continue and survive from the growing number of competitors, brands simultaneously uses the
support of celebrities to assert themselves. Nevertheless, the use of celebrity endorsement strategies in fact not
only gives benefits but also brings huge possibility of loses."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>