Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Rahmawati
"Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan Keadaan khawatir,gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kecemasan keluarga pasien saat menunggu anggota keluarga yang sedang dirawat di icu. Metodelogi yang digunakan adalah total sampling dari penelitian ini, yaitu keluarga yang mempunyai hubungan inti dengan pasien. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian sebanyak 33 orang. Hasil dari penelitian ini adalah dapat terpotret gambaran kecemasan pada keluarga pasien di ICU.

The state of worry, anxiety, fear, unrest accompanied by various physical complaints. That situation can occur in various situations of life and pain disorders. This study aimed to know the overview of the family’s member anxiety while waiting patient who are being treated in the ICU. Methodology of this study used total sampling. The core families who have a relationship with the patient. The total respondents in the study as many as 33 people. The results of this study to photographed the overview of family's anxiety of the patients in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyatul Kiptiyah
"Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal akibat ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan yang bersumber dari pikiran yang tidak jelas dan tidak teridentifikasi. Kecemasan dimanifestasikan dengan respon fisiologis, afektif, perilaku, dan kognitif. Tujuan penelitian mengetahui tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU. Desain penelitian menggunakan deskriptif dengan jumlah sampel penelitian 36 responden.
Hasil penelitian tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU RSUD Cibinong termasuk sedang (77,8%). Respon keluarga dalam menghadapi anggota keluarganya di ruang ICU masih dalam rentang adaptif. Perawat perlu menggunakan komunikasi terapeutik untuk menurunkan tingkat kecemasan keluarga pasien di ICU.

Anxiety is a universal experience due to the feeling of uncertainty and helplessness that comes from thoughts that cannot identified clearly. Anxiety is manifested by physiological, cognitive, affective, and behavioral responses. This study aimed to determine the level of anxiety in the family who's their family member was cared in the ICU. Research design was simple descriptive and total sample was 36 respondents.
The results showed that the level of anxiety in the family of patient's cared in Intensive Care Unit, District Hospital of Cibinong was moderate (77.8%). The family also responded in the range of adaptive behavior during the care of their family member in the ICU. Nurses need to use therapeutic communication to decrease the anxiety level of family of patients cared in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Lestari
"Perawatan kritis yang rumit meningkatkan kecemasan pada keluarga pasien. Spiritualitas memiliki potensi untuk mengurangi tingkat kecemasan pada keluarga pasien kritis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ICU IGD RSCM. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian ini adalah keluarga inti dari pasien yang terpasang ventilator sebanyak 72 orang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas keluarga pasien memiliki spiritualitas rendah sebesar 66,7%, kecemasan sedang sebanyak 59,7%, dengan hasil uji spearman rank nilai korelasi tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan keluarga pasien r = -710 serta nilai signifikan p = 0,0001* < 0,05. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU IGD RSCM.

Complicated critical care can increases anxiety in family of patient's. Spirituality has the potential to reduce levels of anxiety in the families of critical patients. This study aims to determine the relationship level of spirituality with anxiety level in patient's family member at Intensive care unit of emergency unit RSCM hospital. The design of this research was cross sectional. The sample of this study was nuclear family of patients on ventilator with a sample number of 72 people. Sampling technique with non probability sampling. The results showed that the majority of patient's family had low spirituality of 66,7%, moderate anxiety of 59,7%, with a test result of the spearman rank of correlation value between spirituality level and the patient's family anxiety level was r = -710 as well as significant value P = 0.0001 * <0.05. The conclusion of this study shows indicates that there is a significant relationship between level of spirituality with level anxiety of family member treated in ICU room of Emergency unit RSUP Cipto Mangunkusumo."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecemasan merupakan suatu keadaan individu/kelompok mengalami perasaan yang sulit dan
aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik.
Kecemasan adalah respon kesehatan pada suatu yang pasti, unik dan pcngalaman yang tidak
biasa. Sikap merernehkan saat dimulainya cemas akan meningkatkan keadaan pesepsi, emosi
dan psikologi. Respon ini meningkatkan seseorang dalam penampilan, pembelajaran,
pemecahan masalah, kepuasan dan kesenangan. Keluarga klien yang dirawat di ruang ICU
akan merasakan kecemasan karena kondisi klien, kurangnya kemandirian, perpisahan,
masalah biaya, kurang informasi ataupun ancaman penyakit. Penelitian ini menggunakan
desain deskripsi korelasi bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan keluarga klien yang dirawat di ruang ICU. Penelitian ini dilakukan di RSUP
Fatmawati Jakarta pada bulan Mei 2008. Jumlah responden sebanyak 30 orang dengan cara
pengambilan sampel melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan penyebab kecemasan
karena perpisahan dengan keluarga sebanyak 73,3%, ingin tahu kondisi klien sebanyak
66,7%, masalah biaya sebanyak 53,3%, penjelasan perugas membuat keluarga berdebar-debar
sebanyak 53,3%, tidak dapat mandiri sebanyak 50%, dan karena takut kehilangan klien
sebanyak 33,3%. Tingkat kecemasan yang dialami oleh keluarga klien adalah cemas ringan
8,%, cemas sedang 11,5%, cemas berat 41%, dan panik 39%. Maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan terbesar pada keluarga klien yang dirawat di
ruang ICU adalah karena perpisahan dengan keluarga. Dan kecemasan yang paling tinggi
dialami keluarga klien adalah kecemasan berat"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5600
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Khoirunnisa
"ABSTRAK
Kebersihan diri merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ketika anak
sakit, umumnya masalah kebersihan tubuh kurang diperhatikan baik oleh anak itu
sendiri maupun oleh orang tua. Jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat
mempengaruhi status kesehatan secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kebersihan diri anak di ruang rawat di RSAB Harapan Kita.
Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling pada beberapa anak yang dirawat di ruang rawat RSAB Harapan Kita.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur gambaran kebersihan diri pada
anak. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kebersihan diri anak yang dirawat
di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita adalah 50,5% berada dalam kategori
kurang dan 49.5% dalam katagori baik. Rekomendasi: Petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan hendaknya memiliki perhatian besar terhadap kebersihan
diri anak yang dirawat dan mengkaji kemampuan orang tua dalam membantu
memenuhi kebutuhan dasar tersebut.

ABSTRACT
Personal hygiene is part of basic human needs.Inadequate attention of this area
could affect the general status, specially in children. The aims of this study was to
identify personal hygiene of hospitalized children in RSAB Harapan Kita. The
design of this study was descriptive quantitative with cross-sectional approach.
Accidental sampling was used as sampling technique with children who being
treated in RSAB Harapan Kita. Observation sheet was used to measure the
children's personal hygiene overview. Results of this study showed that the
children’s personal hygiene was 50.5% in the category less and 49,5% was good.
Therefore: Health staff/nurses should have adequate attention in children’s
personal hygiene and identify parents’s ability to involved in the meeting of this
basic needs."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denura Nanda Pertiwi
"ABSTRACT
Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu pelayanan terpenting di rumah sakit karena itu perlu ditingkatkan dan dievaluasi secara berkala. Pengukuran kualitas pelayanan ICU di rumah sakit dapat dilihat dari tingkat kepuasan keluarga pasien yang menjaga pasien di ICU terkait. Pada penelitian ini tingkat kepuasan keluarga pasien akan dinilai terhadap pelayanan dokter, pelayanan perawat, biaya pelayanan kesehatan, pelayanan medis, pelayanan administrasi, dan fasilitas. Akan dianalisis perbedaan mean tingkat kepuasan antara pengguna BPJS dan non-BPJS dan perbandingan tingkat kepuasan keluarga pasien ICU antar rumah sakit tipe A di Jakarta, serta faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tingkat kepuasan keluarga pasien ICU. Data diperoleh dari 150 responden pada 8 rumah sakit tipe A di Jakarta. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney, Partial Least Square (PLS), dan Net Promoter Score (NPS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat kepuasan keluarga pasien ICU yang menggunakan BPJS berbeda dengan tingkat kepuasan keluarga pasien ICU yang menggunakan non-BPJS hanya pada tingkat pelayanan administrasi. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan keluarga pasien ICU terhadap perlakuan dokter dan
perawat adalah lama waktu perawatan sedangkan adanya rujukan menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan keluarga pasien ICU terhadap biaya dan pelayanan administrasi. Rumah Sakit S menjadi rumah sakit yang diberi penilaian tertinggi secara keseluruhan oleh para responden.

ABSTRACT
Intensive Care Unit (ICU) is one of the best central services in the hospital that should be improved and evaluated periodicly. When measuring the ICU service in the hospital, patient family satisfaction level is one of the indicator. In this study patient family satisfaction level is rated by the doctor services, the nurse services, the medical services fee, the medical services, the administration services, dan facility. This study aimed to analysis the differences about mean of satisfaction level between patient with BPJS and Non-BPJS and to compare the ICU patient family satisfaction between the type A
hospitals in Jakarta, also to identify factors that affect the patient family satisfaction level also. The collected data is 150 respondents from 8 type A hospitals in Jakarta. The methods that will be used in this study are Mann-Whitney Test, Partial Least Square (PLS), and Net Promoter Score (NPS). The results of this study claimed that the ICU
patient family satisfaction level with BPJS is different with The ICU patient family satisfaction level with Non-BPJS towards the administration services only. The factor that give an affect to the ICU patient family satisfaction towards the doctor and the nurse services is the length of treatment while reference letter is the factor that affect the ICU patient family satisfaction towards the medical services fee and the administration services. Hospital S is the best hospital for the respondents."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Satrio
"Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan suatu unit pelayanan di Rumah Sakit (RS) yang diperuntukkan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan cepat dan tepat, khususnya pada pasien dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan di ruang ICU.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum waktu tunggu pasien dengan kondisi kritis di IGD, faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien ICU, serta hubungan waktu tunggu pasien ICU dengan mortalitas pasien ICU, lama rawat di ICU, dan lama rawat di RS.
Jenis penelitian merupakan cross sectional retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Data didapatkan dengan mengolah rekam medis pasien dengan kondisi kritis yang memerlukan ICU melalui IGD, laporan kekhadiran/absensi analis dan radiografer, serta biodata/isian singkat yang diberikan pada dokter-dokter di IGD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien ICU di IGD sebesar 140 menit. Sebagian variabel yang diteliti tidak ada hubungan bermakna dengan waktu tunggu. Variabel yang berhubungan adalah jumlah radiografer, status rujukan pasien, umur pasien, cara bayar dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah status rujukan.
Disarankan untuk RS agar dapat meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan dan memperpendek waktu tunggu pasien yang memerlukan ICU melalui IGD. Hal yang dapat dilakukan adalah membuat SOP khusus dalam penanganan pasien dengan kondisi kritis khususnya pada pasien dengan status non rujukan serta mengevaluasi manajemen SDM pada layanan-layanan penunjang medis. Selain itu juga pemerintah atau rumah sakit dapat memperbaiki sistem komunikasi dalam rujukan berjenjang sehingga mempercepat persiapan dan pemindahan pasien-pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap.

This research is motivated that the Emergency Care Unit/Emergency Room (ER) is a service unit at the Hospital that intended to provide services to patients with a life-threatening condition and requires prompt and appropriate treatment, especially in patients with critical conditions that require treatment in the ICU.
The purpose of this study was to determine the general description of the waiting time of patients with critical conditions in the ER, the factors that influence the ICU patient waiting time, and the relationship of ICU patient waiting time with ICU mortality, length of stay in the ICU, and length of stay in hospital.
The type of research was a cross-sectional retrospective study with a quantitative approach. Data obtained by processing the medical records of patients with critical conditions that require intensive care through the emergency room, reports attendance of laboratory analyst and radiographer, as well as bio / short answer given to the doctors in the ER.
The results showed that the average ICU patients waiting time in the ER was 140 minutes. Variables showed significant relationship with the waiting time was the number of radiographers, patient referral status, age of the patient, patient paying way and gender. While most related factor is the status of the referral.
In order to improve the overall service quality and shorten the waiting time of patients who require ICU through IGD, it is recommended for hospital to make a specific SOP in handling patients with critical conditions particularly in patients with a non referral status, also evaluates the human resources management in medical support services. Besides that, government or hospital can improve communication in referral tiered system to expedite the preparation and transfer of those patients requiring referral to hospital with better amenities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turiman
"Dukungan peralatan canggih dan tenaga kesehatan yang terlatih di ICU tentunya keluarga sangat mengharapkan pasien segera sembuh. Pada kenyataanya pasien bisa lama dirawat di Ruang ICU. Pasien kritis yang dirawat di Ruang ICU dalam kurun waktu yang cukup Iama dapat menjadi stresor bagi pasien atau keluarga, sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Mencermati keadaan seperti diatas peneliti tertarik untuk mengetahui dengan jelas tentang hubungan lama rawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di ICU / ICCU RS Haji Jakarta.
Penelitian dilakukan terhadap responden dengan menggunakan desain deskripsi korelasi / cross sectional. Pengumpulan sampel penelitian dilaksanakan di Ruang ICU / ICCU RS Haji Jakarta. Dari perhitungan sampel didapatkan jumlah sampel penelitian adalah 110 orang. Untuk mengetahui tingkat kecemasan dapat digunakan skala Hamilton Anxiety Scale yang dapat dimodifikasi Analog Anxiety Scale (AAS), Manifest Anxiety Quistionary dari Sarasor ( Hidayat, 2007). Sehingga kuesioner tersebut mengacu pada kuisener yang berasal dari RRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gratik selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Chi Squar didapatkan P Value 0,000 < a 0,1 berarti ada hubungan yang bermakna antara lamanya hari rawat dengan keeemasan keluarga pasien.
Hasil perhitungan risk estimasi menunjukkan prevalensi ratio sebesar 47 kali artinya keluarga yang dirawat lama heresiko 47 kali pada keluarga yang dirawat cepat. Saran untuk institusi pelayanan agar memperhatikan peran keluarga dalam memberikan pelayanan. Untuk penelitian selanjutnya diharapan ada melakukan penelitian kecemasan pasien selama dirawat di ICU.

With sophisticated equipment support and well trained medical support in ICU, of course the family expecting the patient immediately recover. In fact, the patient can be old for take care in ICU Room. Critical Patient which taken care in ICU Room in sufficient range of time can become strcsor to family or patient, so that can generate anxiety. Have attention of situation like above, researcher interest to know the link about duration of take care with anxiety level of the patient family in ICU / ICCU RS Haji Jakarta.
Research conducted to responder by using correlation/ cross sectional description. Collection of research sample executed in ICU I ICCU Room of RS Haji Jakarta. From calculation of sample, the amount of research is people. To know about anxiety level can be used Hamilton Anxiety Scale which able to modify by Analog Anxiety Scale (AAS), Manifest Anxiety Quistionary fiom Sarasor (Hidayat, 2007). So that the questionaire related at questionnaire from RRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety). The Data Obtained to be presented in form of graph and tables hereinafter analyzed by using Chi Square test has got the P Value 0,000 < 0,1 ) meaning there is relation between the duration day take care with anxiety of patient family.
Result of calculation of risk estimation show the prevalency ratio equal to 47 times its
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5796
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecemasan adalah perasaan yang umum terjadi sebagai reaksi keluarga terhadap penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya. Masuknya klien ke dalam ancaman peran sakit dalam rentang hidup-mati mengancam dan mengubah homeostasis keItiarga. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan kluarga klien post craniotomy di ruang ICU. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Jumlah sampel 30 orang dengan menggunakan tehnik convenience sampling dengan kriteria: orangtua, suami/istri, anak, dan saudara kandung. Hasil analisa data menunjukkan 60% keluarga klien mengalami cemas sedang dan 40% mengalami cemas berat. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata keluarga klien post craniotomy di ruang ICU RS Siloam Lippo Karawaci mengalami cemas sedang sampai dengan cemas berat. Berdasarkan hasil tersebut perawat pers memfasilitasi dalam pemberian informasi yang jelas tentang prosedur tindakan dan keadaan setelah tindakan kepada keluarga agar dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan keluarga.
Kata kunci: ICU, kecemasan, keluarga, post craniotomy"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5569
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Perwita Intansari
"Intervensi posisi prone penting bagi pasien yang mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sehingga perawat ICU yang menangani pasien ini harus memiliki pengetahuan dan motivasi untuk menerapkan posisi prone dengan benar. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Responden berjumlah 101 perawat ICU di Jakarta yang dipilih dengan teknik random sampling menggunakan rumus Lemeshow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang posisi prone (97%) dan motivasi yang baik dalam memberikan posisi prone (86,1%). Sebagian besar dari mereka berusia antara 21 hingga 35 tahun, memiliki pendidikan Vokasi (D3), dan memiliki pengalaman kerja selama 1 hingga 10 tahun. Namun, penelitian juga mengungkapkan adanya kendala dalam memberikan posisi prone, seperti kurangnya tenaga perawat dan beberapa prosedur yang tidak berjalan secara maksimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar gambaran perawat ICU dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dengan memberikan posisi prone kepada pasien ARDS di unit ICU.

Prone positioning intervention is important for patients suffering from Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), ICU nurses should have the knowledge and motivation to apply prone positioning correctly. The research design used was a descriptive method. Respondents totaled 101 ICU nurses in Jakarta who were selected by random sampling technique using the Lemeshow formula. The results showed that the majority of nurses had good knowledge about prone position (97%) and good motivation in providing prone position (86.1%). Most of them were between 21 to 35 years old, had a vocational education (D3), and had work experience for 1 to 10 years. However, the study also revealed obstacles in providing the prone position, such as nursing shortage and some procedures that did not run optimally. The results of this study are expected to serve as basic data for ICU nurses in an effort to provide effective nursing services by giving prone positions to ARDS patients in the ICU unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>