Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Warini
"Komplikasi diabetes melitus terjadi pada makrovaskuler yaitu komplikasi yang mengenai pembuluh arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan atheroslerosis, akibatnya menyebabkan ulkus diabetikum. Penelitin ini bertujuan untuk membandingkan instrumen bates jensen antara langsung dan tidak langsung. Desain penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dan penelitian Crosssectional. Intrumen penelitian yang digunakan skala Bates Jensen berbentuk skala deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RS Husada, RSPI Sulianti Saroso dan Wocare Clinic Bogor berjumlah 52 responden, hasil penilaian BWAT direct ratarata 31,59 dengan standar devisiasi 9,212 (95% CI 29,03-34,16), hasil penilaian indirect observer I rata-rata 31,76 dengan standar devisiasi 8,7 (095% CI 29,3-34,1), sedangkan hasil penilaian indirect observer II rata-rata 29,4 dengan standar devisiasi 9,1 (95% CI 26,9-32,01). Dengan uji anova disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penilaian direct indirect. Penelitian ini merekomendasikan penilaian indirect sebagai alat untuk berkonsultasi pengobatan ulkus diabetikum.

Complications of diabetes mellitus that occurs in macrovascular complications of the larger arteries, causing atheroslerosis, consequently causing diabetic ulcers. This research is aimed to compare the instruments bates jensen between direct and indirect. The study design used quantitative descriptive and cross-sectional studies. Scale research instruments used Jensen Bates shaped descriptive scale. This study was conducted at Hospital Husada, Sulianti Saroso and Wocare Clinic Bogor totaled 52 respondents, direct assessment results bwat 31.59 average with standard deviation 9.212 (95% CI 29.03 to 34.16), the results of the first observer indirect assessment an average of 31.76 with a standard deviation of 8.7 (095% CI 29.3 to 34.1), while the indirect assessment observer II average of 29.4 with a standard deviation 9.1 (95% CI 26.9 -32.01). With ANOVA test concluded there was no significant difference between direct and indirect assessment. The study recommends indirect assessment as a tool to consult the treatment of diabetic ulcer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti Asbaningsih
"Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus yang memerlukan instrumen evaluasi luka yang sesuai untuk menentukan penanganan tepat agar tidak menimbulkan keadaan yang semakin parah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara instrumen penilaian luka skala Wagner dan Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel pasien ulkus diabetikum sebanyak 43 responden pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah skala Wagner yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan luka pasien ulkus diabetikum dan BWAT yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan luka pasien ulkus dekubitus. Berdasarkan uji statistik didapatkan adanya korelasi yang kuat antara intrumen skala Wagner dengan BWAT dalam menilai luka ulkus diabetikum (r = 0,789; p = 0,0005). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa BWAT dapat digunakan untuk mengevaluasi luka ulkus diabetikum dan merekomendasikan penggunaan instrumen BWAT untuk mengevaluasi skala kesembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcers are one of the complications of diabetes mellitus which require wound evaluation instruments appropriate to determine the proper treatment in order to avoid the situation more severe. The study objective was to identify the relationship between the Wagner scale wound assessment instruments and Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) in patients with diabetic ulcers. The study design was descriptive cross sectional correlation using diabetic ulcers patient samples by 43 measurement respondents. The instrument used was the Wagner scale to measure the severity of the diabetic ulcers patient's wound and the BWAT used to measure the severity of the patient's decubitus ulcer wounds. Based on statistical tests found a strong correlation between the Wagner scale instrument and the BWAT in assessing diabetic ulcer wounds (r = 0.789, p = 0.0005). The results of the study explain that the BWAT can be used to evaluate diabetic ulcer wounds and recommend the use of the instrument to evaluate the scale BWAT wound healing in patients with diabetic ulcers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Annisa Rahardhiany
"Ulkus diabetikum merupakan komplikasi Diabetes Mellitus yang membutuhkan perawatan baik dan sesuai agar luka tidak semakin memburuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara instrument skala Wagner dan instrument BWAT pada pasien dengan ulkus diabetikum. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang dengan bentuk penelitian deskriptif korelasi menggunakan sampel sebanyak 120responden yang terdiri dari grade 1 sampai dengan grade 5. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Wagner dan Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) untuk mengukur tingkat keparahan luka pada pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang sangat kuat antara instrumen skala Wagner dan BWAT dalam penilaian luka ulkus diabetikum dengan (r = 0,951; p = 0,0005). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan instrumen Bates- Jensen Wound Assessment Tool menjadi instrumen yang lebih tepat untuk digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi skala penyembuhan luka ulkus diabetikum karena memiliki karakteristik penilaian yang lebih rinci.

Diabetic ulcer is a serious complication of Diabetes Mellitus that requires a good and appropriate treatment to prevent the worsening condition of the wound. The study aimed to identify the correlation between Wagner Scale and BWAT in measuring the wound grade. Design of this study was cross-sectional descriptive, involving 120 observers with diabetic ulcer varying from grade 1 to grade 5. The instruments used in this study were the scale of Wagner and Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) whichwere used to measure the severity of injuries in the diabetic ulcer patients. The result showed a very strong correlation between Wagner and BWAT scale instrument to assess (r = 0.951; p = 0.0005). The study strongly suggested to use of Bates-Jensen Wound Assessment Tool to evaluate the scale of wound healing for diabetic ulcers since it has more detail assessment characteristics than Wagner scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Yulia
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi dari diabetes mellitus yang
berdampak terhadap kehidupan pasien. Cardiff Wound Impact merupakan salah satu
instrument untuk mengukur dampak dari luka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah instrument Cardiff Wound Impact ini merupakan pengukuran
yang baik dan layak digunakan jika dikaitkan dengan budaya yang ada di Indonesia.
Disain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang
(cross-sectional) menggunakan sampel pasien ulkus diabetikum di RSPI Sulianti
Saroso dan Klinik Wocare Center sebesar 51 pengukuran yang dipilih dengan
teknik purposive. Instrumen yang digunakan adalah Cardiff Wound Impact
Questionaire . Pada uji validitas muka tidak ada masalah yang bermakna dari segi
bahasa dan makna kalimat. Uji validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor
dan didapatkan bahwa nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of sampling Adequacy
(KMO) dan Bartlet Test tiap komponen CWI berada pada rentang 0,741-0,834.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang kuat antara skala kualitas
hidup dengan kepuasan kualitas hidup (p=0005; r=0,764). Penelitian ini telah
menunjukkan bahwa CWI merupakan alat yang valid dan reliable dalam mengkaji
dampak dari luka ulkus diabetikum di Indonesia karena sudah teruji melalui
validitas muka dan konstruk. Penelitian ini merekomendasikan perlu dilakukan
penelitian ulang dengan proporsi yang merata antar ruang rawat jalan dan ruang
rawat inap

ABSTRACT
Diabetic foot ulcer is one of the diabetes mellitus complications that impact on the
patients life. Cardiff Wound Impact is one of instrument that can measure the
impact of chronic wounds. The purpose of this study was to evaluate and validate
the Cardiff Wound Impact in diabetic foot ulcer in Indonesia population. This
research was used cross-sectional method and used 51 sample of diabetic foot
ulcers patients in Sulianti Saroso hospital, Wocare Clinic and Husada hospital.
The respondents filled the Cardiff Wound Impact Questionar. In the face validity
there was no significant problems in terms of language and meaning of a sentence.
Construct validity was performed by factor analysis and found that the value of
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) and Bartlet Test of
each component of CWI are in the range 0.741 to 0.834. The results of this study
also showed a strong correlation between the scale of quality of life and
satisfaction of quality of life (p = 0005; r = 0.764). This study has shown that the
CWI is a valid and reliable tools to assess the impact of the diabetic foot ulcer in
Indonesia because it has been tested through the face and construct validity.
Researcher suggested for this research need to be done again with the same
proportion between outpatients and inpatients wards"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farabi
"Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Selama proses pemeriksaan pre-diagnosis hingga pengobatan tuberkulosis, banyak biaya yang dikeluarkan pasien tuberkulosis, mulai dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dapat berdampak terhadap kondisi ekonomi penderita tuberkulosis. Selain itu, pada penyakit tuberkulosis dapat timbul permasalah berupa resistensi terhadap obat anti-tuberkulosis multi-drug resistance tuberculosis yang membutuhkan regimen pengobatan yang berbeda dengan tuberkulosis sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pasien tuberkulosis sensitif dan pasien tuberkulosis resistensi obat pada aspek biaya tidak langsung maupun biaya langsung non-medis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional, sebanyak 156 pasien tuberkulosis diwawancarai dengan mengunakan kuesioner tentang pembiayaan selama mengalami tuberkulosis. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p pada variabel biaya suplementasi p=0,031 , transportasi pre-diagnosis.
Tuberculosis is one of the disease with high prevalence in Indonesia. Through out the inspection process pre diagnostic to the treatment process of tuberculosis, the patients need to spend a lot of money for the costs, consist of the direct costs and indirect costs that may have an impact for the patients rsquo economic conditions. In addition, many problem may arise in the form of resistance to anti tuberculosis drugs multi drug resistance which require another treatment regimens. The aim of this study is to compare between drug sensitive tuberculosis patients and multi drug resistance tuberculosis patients in the aspect of indirect and direct non medical cost. This research was conducted in a cross sectional model and 156 tuberculosis patients were interviewed by using a questionnaire to know their financing during tuberculosis treatment process. In the statistical test, p values was obtained for different variables, consist of cost supplementation p 0.031, transportation during pre diagnostic phase."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Erviana
"Tulisan ini membahas mengenai perbandingan pemahaman, kepercayaan, dan ketaatan anak terhadap tuturan langsung dan tidak langsung 10 gugon tuhon yang berkaitan dengan adab makan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner survei. Subjek dalam penelitian ini adalah 64 anak di Kota Kediri, yang terdiri dari kelas 1, 3, dan 5 Sekolah Dasar SD . Berdasarkan penelitian, ditemukan gugon tuhon dengan tuturan tidak langsung cenderung lebih dipahami dan ditaati anak. Akan tetapi, gugon tuhon dengan tuturan langsung cenderung lebih dipercaya oleh anak. Dengan demikian gugon tuhon dengan tuturan tidak langsung cenderung lebih efektif disampaikan kepada anak dari pada tuturan langsung.

This thesis describes about comparison of children rsquo s understanding, faith, and obedience toward 10 gugon tuhon direct and indirect speech acts which are dealing with eating habit. This research uses quantitative approach. The researcher conduct a survey with questionnaire as the instrument. The participants were 64 children who lived in Kediri, East Java, which were consisted of grade 1st, 3rd, and 5th of elementary school. In addition, it is also found that gugon tuhon with indirect speech more easy to be understood and obeyed by children. However, gugon tuhon with direct speech act tends to be more believed by children. In conclusion, gugon tuhon with indirect speech act tends to be more effective delivered to the children than direct speech act.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Presialia
"Kultur sampai saat ini masih merupakan standar emas pemeriksaan diagnosis tuberkulosis. Metode yang sering dilakukan adalah menggunakan Medium Lowenstein-Jensen dan BACTEC MGIT 960, namun kontaminasi oleh bakteri lain maupun jamur dapat terjadi dan dapat mengganggu hasil interpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kontaminasi kultur Mycobacterium tuberculosis pada Medium Lowenstein-Jensen dan BACTEC MGIT 960. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan 204 sampel dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM yang memenuhi kriteria penelitian. Data dianalisis menggunakan uji McNemar untuk data komparatif kategorik berpasangan. Dari 204 subjek, mayoritas berada pada rentang usia 26-35 tahun 34,3 dan merupakan laki-laki 62,8. Dari hasil uji McNemar, didapatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat kontaminasi pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960 p=1.000. Proporsi hasil kultur positif pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960 juga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p=1.000. Tidak ada perbedaan proporsi tingkat kontaminasi pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960. Kata kunci: tingkat kontaminasi, Mycobacterium tuberculosis, Lowenstein-Jensen, BACTEC MGIT 960.

Culture is remaining a gold standard for tuberculosis diagnostic test. Lowenstein Jensen and BACTEC MGIT 960 are two mediums that are recently used, however, contamination by other bacteria or fungal may interfere the result rsquo s interpretation. This study aims to find out the contamination rate comparison between Lowenstein Jensen media and BACTEC MGIT 960. This is a cross sectional study with 204 samples from Clinical Microbiology Laboratory of FKUI RSCM which meet the research criteria. Data were analyzed using McNemar test for paired proportion data. Out of the 204 subjects, the majority are male 62,8 between the age group of 26 35 years 34,3. Based on McNemar test, there is no significant difference of contamination rate between LJ media and BACTEC MGIT 960 p 1.000. Significant difference in the proportion of positive culture result between samples cultivated with LJ media and BACTEC MGIT 960 was not shown either p 1.000. In conclusion, there is no significant difference of contamination rate between LJ media and BACTEC MGIT 960. Keywords contamination rate, Mycobacterium tuberculosis, Lowenstein Jensen, BACTEC MGIT 960"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada pasien diabetes mellitus. Bertahan dengan penyakit dalam jangka waktu seumur hidup tentu menjadi stressor bagi penderita. Berbagai macam strategi koping akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi memperoleh kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan pada pasien diabetisi dengan ulkus diabetikum. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional pada 81 pasien di Praktik Keperawatan wilayah Jabodetabek, Indonesia. Instrumen yang digunakan yaitu Brief-Cope dan Discomfort Evaluation of Wound Instrumen. Hasil penelitian menujukan tidak ada perbedaan bermakna penggunaan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan p = 0,141; p>? . Strategi problem focused coping dan emotional focused coping merupakan satu kesatuan jenis strategi koping yang tidak bisa dipisahkan. Peneliti merekomendasikan bahwa penting untuk melihat koping secara holistik. Peningkatan kemampuan strategi koping sangat penting untuk memperoleh kenyamanan.

ABSTRACT
Diabetic ulcers are the most common complications in patients with diabetes mellitus. Persisting with illness in a lifetime of time is certainly a stressor for the sufferer. Various coping strategies will be done to overcome the problems faced in order to gain comfort. This study aims to see the comparison of problem focused coping strategies with emotional focused coping on comfort levels in diabetic patients with diabetic ulcers. The method used a cross sectional study design in 81 patients at wound care homes in Jabodetabek area, Indonesia. The instruments used are Brief Cope and Discomfort Evaluation of Wound Instruments. The results showed no significant difference in the use of problem focused coping strategy with emotional focused coping on comfort level p 0,141 p . The strategy of problem focused coping and emotional focused coping is an integral type of coping strategy that can not be distinguished. Researchers recommend that it is important to look at coping in a holistic way. Improving the ability of coping strategies is essential for comfort. "
2017
S69113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S32332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dian Puspita
"Masalah kesehatan di masyarakat perkotaan terkait erat dengan gaya hidup tidak sehat. Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang cenderung terjadi pada lansia perkotaan komunitas. Diabetes jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti tukak diabetik. Tugas Akhir Ilmiah ini berfokus pada pasien diabetes lansia dengan kesehatan yang rentan risiko tingkah laku. Intervensi dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan dalam keluarga, yaitu dengan intervensi pijatan kaki untuk mencegah terjadinya ulkus diabetes. Kaki Pijatan bisa mengembalikan sensasi kaki seperti yang dibuktikan dengan hasil pre-test dan posttest menggunakan monofilamen. Dengan kunjungan rumah tujuh kali, pijat kaki rutin dilakukan bersama teknik yang tepat dan durasi 15 hingga 30 menit setidaknya seminggu sekali selama sebulan dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien diabetes. Perawatan kaki dengan pijat kaki bisa meningkatkan sirkulasi darah kaki penderita diabetes seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan sensitivitas kaki dan bisa langsung mencegah terjadinya ulkus diabetik.

Health problems in urban communities are closely related to unhealthy lifestyles. Diabetes mellitus is a chronic disease that tends to occur in urban elderly the community. Diabetes if left untreated can cause complications such as diabetic ulcers.
This Scientific Final Project focuses on elderly diabetes patients with risk-prone health behavior. Interventions conducted to overcome nursing problems in the family,
namely with foot massage intervention to prevent diabetes ulcers. Legs Massage can restore foot sensation as evidenced by the results of the pre-test and post-test using monofilament. With seven home visits, regular foot massage is done together proper technique and duration of 15 to 30 minutes at least once a week for a month can increase foot sensitivity in diabetic patients. Foot care with foot massage can improve blood circulation in diabetics as indicated by an increase sensitivity of the foot and can directly prevent the occurrence of diabetic ulcers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>