Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohana Suryana
"Senyawa kalkon merupakan salah satu senyawa flavonoid yang mempunyai bermacam-macam aktivitas biologi diantaranya sebagai antibakteri dan kanker. Sintesis kalkon banyak dilakukan karena isolasi langsung senyawa dari bahan alam kurang menguntungkan dan dibutuhkan banyak tumbuhan untuk mendapatkannya, sehingga sintesis merupakan alternatif yang terbaik untuk mendapatkan kalkon dalam jumlah besar. Pada penelitian ini, kalkon disintesis dengan reaksi katalitik heterogen menggunakan padatan basa NaOH/Al2O3, dengan rasio impregnasi 1:3. Reaksi kondensasi aldol antara benzaldehida dan asetofenon dilakukan pada suhu 70 oC dan 80 oC dengan rasio molar antara benzaldehida dan asetofeon 3:2, katalis yang digunakan sebesar 7 % dan 10 % (% berat total reagen) kemudian dilakukan variasi waktu reaksi. Katalis yang telah disiapkan dikonfirmasi dengan metode XRD dan FTIR. Produk reaksi dianalisis dengan FTIR, UV-Vis dan GC-MS. Persentase yield terbesar yang diperoleh yakni 21,4 % untuk hasil sintesis kalkon dengan katalis 10% pada suhu 80 oC dan waktu reaksi 12 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indo Aribinuko
"Sinamaldehida merupakan salah satu produk bahan alam yang paling melimpah yang ditemukan pada kulit kayu spesies Cinnamomum dan terkenal karena aplikasinya dalam medis, pemberi cita rasa, industri parfum, dan sebuah intermediet berharga untuk banyak produk organik sintesis. Pada penelitian ini, sinamaldehida disintesis dengan reaksi katalitik homogen dan heterogen. Reaksi katalitik homogen dilakukan menggunakan larutan NaOH, sedangkan reaksi katalitik heterogen dilakukan menggunakan beberapa katalis padatan basa, yang mana katalis NaOH/Al2O3 yang dipreparasi dengan mencampur dan menggerus padatan NaOH dan Al2O3 (14 % berat Al2O3) telah sukses menampilkan reaksi kondensasi aldol silang dalam menghasilkan sinamaldehida. Katalis yang telah disiapkan dikonfirmasi dengan metode XRD. Reaksi kondensasi aldol antara benzaldehida dan asetaldehida dilakukan pada 70 oC dengan memvariasikan waktu reaksi. Produk reaksi dianalisis dengan GC dan GC-MS. Konsentrasi katalis = 3,5 % (% berat total reagen); rasio molar antara benzaldehida dan asetaldehida = 1,1:1; dan waktu reaksi 6 jam; distribusi produk sinamaldehida yang didapat 8,06 %.

Cinnamaldehyde is one of the most abundant natural product found in Cinnamomum sp. bark and is well known for its application in medicine, flavor, perfumery, and also a valuable intermediate compound for many synthesized organic products. In this research, cinnamaldehyde was synthesized by homogeneous and heterogeneous catalytic reactions. The homogeneous catalytic reaction was conducted using solution of NaOH, where as the heterogeneous catalytic reaction were conducted using some solid base catalysts, in which the catalyst NaOH/Al2O3 prepared by mixing and grinding solids of NaOH and Al2O3 (14 % of Al2O3 weight) has succeeded to perform the cross aldol condensation reaction of benzaldehyde and acetaldehyde in producing cinnamaldehyde. The catalyst prepared was confirmed by XRD method. The aldol condensation reaction of benzaldehyde and acetaldehyde were conducted at 70 oC by varying the reaction times. Reaction product was analyzed by GC and GC-MS. The catalyst concentration was 3,5 % (% weight of total reagents); molar ratio between benzaldehyde and acetaldehyde was 1,1:1; and time reaction was 6 hours; the distribution product cinnamaldehyde obtained was 8,06 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi kinetika reaksi reformasi CH4/C02 menggunakan katalis Ni/A1203, dengan pendekatan analisis kinetika makro (`hukum pangkat sederhana' dan 'hukum pangkat kompleks') yang kemudian dikembangkan dengan analisis kinetika mikro. Hasil studi kinetika makro menunjukkan bahwa model kinetika `hukum pangkat kompleks' dapat memperbaiki model kinetika `hukum pangkat sederhana' yang selama ini dipakai pada reaksi reformasi C02/CH4.
Hasil pengembangan kinetika mikro menunjukkan bahwa model kinetika yang terbaik adalah yang diturunkan dari mekanisme khemisorpsi, dengan tahap penentu laju reaksinya adalah reaksi permukaan yang disertai dengan disosiasi C02.
Pada umumnya model kinetika makro dapat memprediksi data dengan baik, terutama jika kondisi operasinya berada pada rentang kondisi percobaan kinetika. Akan tetapi informasi kinetika yang diberikan oleh model kinetika makro tidak selengkap model kinetika mikro. Model kinetika `hukum pangkat sederhana' hanya berlaku pada rentang kondisi percobaan kinetika saja, sedangkan model `hukum pangkat kompleks' dan model kinetika mikro dapat dipakai pada rentang kondisi operasi yang lebih luas.
Parameter kinetika energi aktivasi yang diperoleh untuk semua model kinetika, ternyata lebih rendah dari pada entalpi reaksinya. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pengaruh tahanan difusi masih ada, atau kondisi isotermal yang tidak/belum terpenuhi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP 1998 68
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Connors, Kenneth Antonio, 1932-
New York: VCH, 1990
541.394 CON c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frost, Arthur A.
New York: John Wiley & Sons, 1961
541.394 FRO k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Putra Prasetya
"Indonesia adalah negara yang kaya akan tanaman herbal untuk mengobat berbagai jenis penyakit. Tanaman herbal memiliki senyawa bioaktif Bernama asam fenolat dengan sifat anti-inflamasi, anti-penuaan, dan antioksidan,. Salah satu tanamannya adalah kejibeling atau Strobilanthes crispus. Senyawa bioaktif bekerja paling baik dengan cara diekstraksi. Proses ini dimodelkan untuk menggambarkan fenomena proses ekstraksi dengan model inti menyusut. Model ini disimulasikan dengan ekstraksi asam fenolat berdasarkan data eksperimen. Model orde dua diterapkan untuk menggambarkan kinetika. Variasi untuk simulasi adalah 30, 40, 50, dan 60°C dan konsentrasi enzim 3, 5, dan 7%. Simulasi yang dimodelkan menghasilkan konsentrasi awal (Cc), faktor pra-eksponensial (kd00), energi aktivasi (Ea), dan koefisien difusi (Dl). Parameter yang dihasilkan adalah nilai Cc sebesar 0,889 kmol/m3 dan kd00 sebesar 1,565E-03 m/s untuk semua suhu dan konsentrasi enzim. Nilai Ea adalah 1,20E+07 untuk enzim 3%, 1,145E+07 untuk enzim 5%, dan 1,07E+07 J/kmol untuk enzim 7%. Nilai Dl adalah 1,889E-06, 1,833E-06, dan 1,792E-06 m2/s pada suhu 30°C dan konsentrasi enzim 3, 5, dan 7%, 1,6746E-06, 1,5437E-06, dan 1,5267E-06 m2/s pada suhu 40°C dan konsentrasi enzim 3, 5, dan 7%. 3844E-06, 1.2495E-06, dan 1.2165E-06 m2/s pada suhu 50°C dan konsentrasi enzim 3, 5, dan 7%, serta 9.254E-07, 9.061E-07, dan 8.683E-07 m2/s pada suhu 60°C dan konsentrasi enzim 3, 5, dan 7%.

Indonesia is a country rich with herbal plants for the treatment of a variety of diseases. Herbal plants contain bioactive compounds called phenolic acids with anti-inflammatory, anti-aging, and antioxidant properties. One of the herbal plants is kejibeling or Strobilanthes crispus. The bioactive compounds work best by being extracted. The process is modelled for describing the phenomena of extraction process with the shrinking core model. The model is simulated with the extractions of phenolic acids based on experimental data. The second-order model is applied for describing kinetics. The variations for the simulation are 30, 40, 50, and 60°C and enzyme concentrations of 3, 5, and 7%. The modelled simulation yields initial concentrations (Cc), pre-exponential factor (kd00), activation energy (Ea), and diffusion coefficient (Dl). The resulting parameters are Cc values of 0.889 kmol/m3 and kd00 of 1.565E-03 m/s for all temperature and enzyme concentrations. The Ea value is 1.20E+07 for 3% enzyme, 1.145E+07 for 5% enzyme, and 1.07E+07 J/kmol for 7% enzyme. The Dl values are 1.889E-06, 1.833E-06, and 1.792E-06 m2/s at 30°C and enzyme concentrations of 3, 5, and 7%, respectively, 1.6746E-06, 1.5437E-06, and 1.5267E-06 m2/s at 40°C and enzyme concentrations of 3, 5, and 7%, respectively, 1.3844E-06, 1.2495E-06, and 1.2165E-06 m2/s at 50°C and enzyme concentrations of 3, 5, and 7%, respectively, and 9.254E-07, 9.061E-07, and 8.683E-07 m2/s at 60°C and enzyme concentrations of 3, 5, and 7%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamim
"Kinetika dan mekanisme reaksi pembentukan kompleks M(II) : Co(II), Ni(II) dan Zn(II) dengan ligan 2-(5-bromo-2-piridilazo)-5 dietilaminofenol (5-Br-PADAP atau HL) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari melalui pengukuran spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode batch dan metode centrifugal liquid membrane (CLM) spektrofotometri. Molar rasio pembentukan kompleks Co(II), Ni(II) dan Zn(II) yang diperoleh adalah sama yaitu [M] : [HL] = 1 : 2, sehingga kompleks yang terbentuk adalah kompleks Co(II)L2, Ni(II)L2 dan Zn(II)L2.Melalui pembentukan kompleks dengan metode batch diketahui bahwa kompleks Co(II)L2 yang terbentuk akan terlarut dalam fasa air dengan ëmaks = 586 nm, kompleks Ni(II)L2 dapat terekstrak dalam fasa organik dengan ëmaks = 508 nm, sedangkan Zn(II)L2 terbentuk sangat sedikit pada fasa air. Kelarutan kompleks Zn(II)L2 pada kedua fasa sangat kecil. Pembentukan kompleks dengan metode CLM dapat diamati melalui spektra absorpsi pada waktu tertentu. Metode CLM menghasilkan spektra absorpsi monomer kompleks Co(II)L2 dengan ëmaks 574 nm, monomer kompleks Ni(II)L2 dengan ëmaks 550 nm serta kompleks Zn(II)L2 dengan ëmaks 566 nm, spektra yang berbeda dengan metode batch ini menunjukkan bahwa kompleks-kompleks tersebut berada pada antarmuka. Pembentukan kompleks M(II) ? 5-Br-PADAP yang diamati menggunakan metode CLM dipengaruhi oleh konsentrasi ion logam M(II), konsentrasi ligan dan pH.
Dari hasil kinetika reaksi pembentukan monomer kompleks, dapat diketahui mekanisme reaksi yang terjadi pada antarmuka sistem heksana-air. Untuk pembentukan kompleks Co(II)L2 diperoleh nilai Kkmp rata-rata sebesar (7,87 ±1,5) x101 M-1 s-1. Untuk pembentukan kompleks Ni(II)L2 diperoleh nilai kkmp rata-rata sebesar (1,72 0,26) x10±2 M-1 s-1, sedangkan untuk pembentukan kompleks Zn(II)L2 tidak diperoleh nilai konstanta laju reaksinya dikarenakan laju reaksi yang terlalu cepat. Penggunaan ligan dengan konsentrasi tinggi pada pembentukan kompleks dapat menghasilkan J-aggregat kompleks (kumpulan kompleks), yang ditunjukkan dengan pergeseran panjang gelombang ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah atau batokromik). Bilangan aggregasi kompleks (Neff) yang diperoleh untuk kompleks Co(II)L2 adalah Neff = 3 sedangkan untuk kompleks Ni(II)L2 diperoleh nilai Neff = 4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.027/08 Ham k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Espenson, James H.
New York: McGraw-Hill, 1995
541.394 ESP c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Houston, Paul L
Boston: McGraw-Hill , 2001
541.394 HOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Entelis, S.G.
New York: John Wiley & Sons, 1976
541.394 ENT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>