Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ragil Yuli Atmoko
"Jumlah penderita gangguan mental di negara berkembang seperti Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada tahun 2006, dari 222 juta penduduk Indonesia, sebanyak 0.7% atau berkisar 2,8 juta merupakan penyandang cacat. Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa orang tua yang memiliki anak dengan penyandang cacat seperti retardasi mental, menelantarkannya atau menempatkannya di Panti Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap pengasuh terkait retardasi mental. Disain penelitian ini adalah deskriptif menggunakan sampel semua pengasuh di wisma tuna ganda Palsigunung dengan menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pengasuh dan sikap pengasuh terkait retardasi mental tergolong tinggi. Penelitian ini memberikan gambaran kepada FIK UI untuk terkait mata kuliah keperawatan jiwa serta terhadap yayasan Palsigunung terkait pengetahuan pengasuh dan sikap pengasuh dalam memberikan pelayanan kepada anak asuh.

The number of people with mental disorders in developing countries such as Indonesia is increasing year after year. The survey of Badan Pusat Statistik (BPS) showed that in 2006, of Indonesia?s population of 222 million, 0,7% or approximately 2,8 million of them are categorized as mentally disabled. Some studies and research showed that patents who have children with disabilities such as mental retardation abandon or put them in Social Institution. This study aims to describe the level of knowledge and attitudes of the caregivers relating to mental retardation in Wisma Tuna Ganda Palsigunung. The design of this study is descriptive research with samples of all caregivers in Wisma Tuna Ganda Palsigunung (N = 32) by using total sampling technique.
The result of this study indicates that the levels of caregiver?s knowledge and attitude related to the mental retardation are high. This study gives an overview to FIK UI for the course of Psychiatric Nursing, and as well to the Palsigunung Foundation in the matter of caregiver?s knowledge and attitude in providing care to the children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Istiqomah
"ABSTRAK
Retardasi mental merupakan salah satu gangguan mental di Indonesia, yang memunculkan stigma negatif di masyarakat sehingga orangtua menelantarkan atau menitipkan anaknya ke panti sosial. Pengasuh di panti sosial memerlukan pengetahuan mengenai retardasi mental, motivasi tinggi dalam bekerja, dan sikap positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi dengan sikap pengasuh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 28 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Fisher rsquo;s Exact dan memperlihatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pengasuh p=1,00 dan ?=0,05 . Hasil penelitian juga memperlihatkan ada hubungan antara motivasi dengan sikap pengasuh p=0,020 dan ?=0,05 . Dari hasil tersebut, maka diperlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan sikap pengasuh yang positif terhadap pasien retardasi mental. Peran perawat diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan, sharing ilmu, dan memberikan pelatihan untuk pengasuh.

ABSTRACT
Mental retardation is one of the most leading mental disorders in Indonesia that has increase many negative stigmas in the community so that parents tend to neglect or put his son to the workhoses. Caregivers in workhouses need knowledge about mental retardation, high motivation in working, and positive attitude. This research aims to know the relatonship between the level of knowledge and motivation with caregivers attitude. This study use descriptive analytic method with cross sectional approach. These samples included 28 individuals who have been selected with a total sampling technique. The result are analyzed using Fisher rsquo s Exact Test and showed no relationship between the level of knowledge with caregiver attitude p 1,00 dan 0,05 . The other result showed there is a relationship between motivation with caregivers attitude p 0,020 dan 0,05 . From the result, then the necessary training to increase knowledge, motivation, and attitude possitive towards caregivers of patient with mental retardation. The role of nurse are providing the required nursing care, sharing knowledge, and provide training for caregivers."
2017
S67461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Nurhamidah
"Pengasuh yang merawat individu yang memiliki tuna ganda kemungkinan akan mengalami stress yang dipengaruhi oleh karakteristik pengasuh dan individu yang diasuh. Pengasuh harus menggunakan mekanisme koping yang adaptif untuk mengatasi stres agar perawatan yang tepat dapat diberikan kepada individu yang memiliki tuna ganda. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik pengasuh dengan mekanisme koping pengasuh di Wisma Tuna Ganda Palsigunung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah pengasuh yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik (usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan lama kerja) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan mekanisme koping pengasuh. Mayoritas pengasuh menggunakan mekanisme koping maladaptif. Peneliti merekomendasikan kepada pihak Wisma Tuna Ganda Palsigunung untuk melanjutkan pertemuan rutin satu kali sebulan dalam kelompok yang kecil dan menggunakan metode yang berbeda setiap pertemuan, agar pengasuh dapat lebih terbuka mengenai masalah yang dihadapi kepada lingkungan sekitar.

As the caregivers of individuals who have multiple disabilities, stress may occur to most of the caregivers that triggered by factors the individual that given care and the characteristic of the caregiver. Caregivers should use adaptive coping mechanisms to cope stress so that appropriate treatment can be given to individuals who have multiple disabilities. This research aims to determine the relationship between caregivers characteristic and caregivers coping mechanism in Wisma Tuna Ganda Palsigunung. The research using cross sectional study design. The research used total sampling method and the total of the sample is 30 caregivers.
The outcome of this research showed that the characteristics (age, sex, marital status, educational background, and length of employment), does not have a significant relation with the coping mechanism that used by the caregiver. Majority of caregivers using maladaptive coping mechanism. Based on that outcome, it is highly recommended for Tuna Ganda Palsigunung to continue a routine meeting once a month in a small grup every meeting, and using the different method every meeting. So that the caregiver can be more open about the problem to around.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Kusumawardhani
"

Skripsi ini membahas mengenai aspek intimasi yang terjalin di dalam proses perawatan penyandang disabilitas ganda oleh pengasuh.  Profesi pengasuh disabilitas ganda dilihat sebagai profesi yang beresiko serta memiliki beban fisik dan mental. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu melalui observasi dan wawancara mendalam oleh empat orang pengasuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, profesi pengasuh disabilitas bukan hanya dilihat sebagai pekerjaan yang memiliki resiko, beban fisik, dan mental saja, upah minim juga harus mereka terima dalam menekuni pekerjaan mereka. Kondisi tersebut juga berdampak pada kehidupan pribadi pengasuh di luar pekerjaan mereka. Namun, meski pengasuh dihadapkan dengan berbagai macam kondisi sulit, tidak membuat mereka meninggalkan pekerjaan mereka. Para pengasuh justru melakukan berbagai macam strategi koping sebagai upaya untuk tetap bertahan menajalani profesi pengasuh bagi penyandang disabilitas ganda. Alasan pengasuh untuk bertahan dari profesi mereka dilatar belakangi oleh keinginan pribadi para pengasuh, yaitu berupa rasa nyaman dan aman ketika berada di lingkungan wisma, menjadikan wisma sebagai tempat belajar dan memperbaiki kualitas hidup, serta tempat untuk beribadah dan mengumpulkan pahala. Selain itu, pada prosesnya, profesi ini juga melibatkan aspek intimasi yang terjalin antara pengasuh dengan penyandang disabilitas ganda. Aspek intimasi tersebut diantaranya, sentuhan atau kontak fisik, kedekatan atau keakraban, afeksi, serta pengetahuan yang bersifat pribadi. Sehingga profesi pengasuh disabilitas ganda dapat dikategorikan sebagai intimate labor.

 


This thesis discusses the aspects of intimacy that are interwine in the process of caring for people with multiple disabilities by caregivers. The caregiver profession is seen as a risky profession and has a physical and mental burden. This study uses qualitative methods, namely through observation and in-depth interviews with four caregivers. The results showed that, the profession of disability caregivers was not only seen as occupations that had risks, physical and mental burdens, they also had to receive a minimum wage in pursuing their work. This condition also affects the caregivers personal life outside their work. However, even though caregivers are faced with a variety of difficult conditions, it does not make them leave their jobs. The caregivers do a variety of coping strategies in order to endure the caregiver profession for people with multiple disabilities. The caregivers reason for surviving their profession is motivated by the personal desires of the caregivers, namely in the form of a sense of comfort and safety when in the guesthouse environment, making the guesthouse as a place to learn and improve quality of life, as well as a place to worship and gain merit. In addition, during the process, this profession also involves aspects of intimacy that exist between caregivers and people with multiple disabilities. These aspects of intimacy include physical touch or contact, closeness or intimacy, affection, and personal knowledge. So that the profession of multiple disability caregivers can be categorized as an intimate labor.

Keywords: Aspects of intimacy, caregivers of multiple disabilities, coping strategies.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Perwita Intansari
"Intervensi posisi prone penting bagi pasien yang mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sehingga perawat ICU yang menangani pasien ini harus memiliki pengetahuan dan motivasi untuk menerapkan posisi prone dengan benar. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Responden berjumlah 101 perawat ICU di Jakarta yang dipilih dengan teknik random sampling menggunakan rumus Lemeshow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang posisi prone (97%) dan motivasi yang baik dalam memberikan posisi prone (86,1%). Sebagian besar dari mereka berusia antara 21 hingga 35 tahun, memiliki pendidikan Vokasi (D3), dan memiliki pengalaman kerja selama 1 hingga 10 tahun. Namun, penelitian juga mengungkapkan adanya kendala dalam memberikan posisi prone, seperti kurangnya tenaga perawat dan beberapa prosedur yang tidak berjalan secara maksimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar gambaran perawat ICU dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dengan memberikan posisi prone kepada pasien ARDS di unit ICU.

Prone positioning intervention is important for patients suffering from Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), ICU nurses should have the knowledge and motivation to apply prone positioning correctly. The research design used was a descriptive method. Respondents totaled 101 ICU nurses in Jakarta who were selected by random sampling technique using the Lemeshow formula. The results showed that the majority of nurses had good knowledge about prone position (97%) and good motivation in providing prone position (86.1%). Most of them were between 21 to 35 years old, had a vocational education (D3), and had work experience for 1 to 10 years. However, the study also revealed obstacles in providing the prone position, such as nursing shortage and some procedures that did not run optimally. The results of this study are expected to serve as basic data for ICU nurses in an effort to provide effective nursing services by giving prone positions to ARDS patients in the ICU unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurlaela
"Metode kontrasepsi merupakan suatu cara merencanakan kehamilan pada primipara. Sehingga penting bagi primipara untuk mengetahui dan bersikap positif sebelum memilih salah satu metode kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi pada primipara. Desain penelitian ini deskriptif sederhana dengan convenience sampling dengan jumlah responden 48 primipara di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang (85,4%) tentang metode kontrasepsi, namun sebagian besar bersikap negatif (58,3%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahaun dan sikap yang lebih baik tentang metode kontrasepsi pada primipara.

Contraception is one of methods for pregnancy planning among primipara women. Therefore, they need to have sufficient understanding about contraception before choosing one of the methods for themselves. The purpose of this research was to identify primipara women?s knowledge and attitude about contraception. This research was a simple description design with total sample of 48 primipara women in Gatot Soebroto Ditkesad Hospital Jakarta. The sample was collected with convenience sampling technique. The result showed that 85,4% respondents about contraception methods. It also found that 58,3% of the respondents had negative attitude on contraception methods. It is recommended to provide health education to improve primipara women level of knowledge and attitude about contraception."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sari Andayani
"Anak yang dirawat di rumah sakit sering mengalami ketakutan, kecemasan dan stress karena adanya perubahan aktifitas dari yang biasa dilakukan dan merasa tidak nyaman pada saat dirawat di rumah sakit. Sikap regresi merupakan fenomena pada anak yang sedang mengalami rawat inap di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik pada anak. Desain penelitian deskriptif korelatif ini melibatkan 66 perawat dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tentang perawatan atraumatik pada anak.
Analisis univariat menyimpulkan mayoritas responden memeliki pengetahuan baik (95%) tentang perawatan atraumatik pada anak. Analisis bivariat menjelaskan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia,jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dengan nilai p berturut-turut (p=0,41, p=0,3, p=0,35, dan p=0,89). Pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik perlu ditingkatkan melalui perilaku caring kepada anak, sehingga anak tidak merasa terbebani secara psikologis ketika berhadapan dengan tim kesehatan khususnya perawat.

Children admitted to hospital often experience fear, anxiety and stress due changed from the usual activities, uncomfortable when hospitalized or called with atraumatic care . Attitude was a phenomenon or regression in children who were experiencing inpatient in the hospital. Descriptif correlation study design involving 66 respondents had a good knowledge 95% about atraumatic care in children . Bivariat analysis expalined that there was no relationship between age, sex, education, and years of service with the level of knowledge (p=0,8, p=0,3, p=0,89, p= 0,9). Knowledge of atraumatic care nurses need to be enhanced through child caring behavior to the patient, so that the child does not feel overwhelmed when dealing with psychological health team particularly nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Klien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selama di rumah
sakit, klien membutuhkan seseorang sebagai pemberi informasi bagi mereka. Perawat
sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan diharapkan mampu menjadi orang tersebut
melalui peran perawat sebagai advokat klien, untuk membel dan melindungi hak-hak
klien. Namun peran perawat sebagai advokat klien belum optimal dilakukan disebabkan
kurangnya pengetahuan perawat tentang peran advokat klien. Oleh karena itu, peneiiti
tertarik untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang peran
advokat klien. Peran advokat adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien dengan melindungi hak ldien dan bertindak atas nama
klien. Dalam menjalankan peran advokat, perawat bertanggung jawab untuk menjadi
pendukung klien dalam pengambilan keputusan, mediator antara klien dan orang-orang
di sekitar klien, dan bertindak atas nama klien. Di samping itu, perawat wajib memiliki
nilai-nilai dasar dan sikap yang asertif agar perannya sebagai advokat klien lebih efektii
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta. Desain penelitian yang
dipergunakan adalah desain penelitian deskriptif sederhana. Tingkat pengetahuan dibagi
menjadi dua kategori, yaitu tingkat pengetahuan tinggi dan tingkat pengetahuan rendah.
Sampel penelitian adalah perawat di Rumah sakit PGI Cikini yang beljumlah 86 orang.
Data penelitian diolah dengan menggunakan metode statistik sederhana yaitu proporsi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa 95,3 % perawat memiliki tingkat pengetahuan
tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan menjadi bahan untuk
penelitian selanjutnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5549
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Winarni
"[ABSTRAK
Sasana Tresna Werdha (STW) merupakan salah satu pelayanan lansia yang ada di perkotaan. Permasalahn yang sering dialami pada lansia diperkotaan adalah masalah risiko jatuh, karena adanya perubahan pada sistem muskuloskeletal seiring dengan pertambahan usia dan gaya hidup. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada salah satu lansia dengan masalah risiko jatuh di STW Budi Mulia 1 Ciracas. Penulis yang berperan sebagai perawat melakukan asuhan keperawatan dengan risiko jatuh kepada klien NH di Wisma Melati STW Budi Mulia 1 Ciracas mulai tanggal 10 Mei -12 Juni 2015. Nenek NH berumur 81 tahun, pernah mengalami jatuh 1x dalam 2 bulan terakhir, postur tubuh bungkuk, fungsi pendengaran dan penglihatan berkurang. Intervensi yang dilakukan latihan keseimbangan dan modifikasi lingkungan. Hasil dari latihan keseimbangan yang dilakukan ialah adanya peningkatan nilai skala keseimbangan Berg (BBS), yaitu dari 35 menjadi 49. Implementasi terkait risiko jatuh yang dilakukan menunjukkan hasil positif yaitu tidak terjadi jatuh selama pemberian asuhan keperawatan. Rekomendasi untuk pihak STW ialah adanya latihan keseimbangan minimal satu kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit dan adanya pengukuran MFS dan BBT tiap tiga bulan pada lansia yang berisiko jatuh serta memodifikasi lingkungan secara berkala yang aman bagi lansia sehingga risiko jatuh pada lansia dapat menurun atau meminimalkan angka kejadian jatuh.

ABSTRACT
Sasana Tresna Werdha (STW) is one of the elderly services in urban areas. Permasalahn often experienced in the elderly is a problem in urban risk of falls, due to changes in the musculoskeletal system with age and lifestyle. This scientific work aims to present the results of nursing care given to one of the elderly with risk issues falling in STW Budi Mulia 1 Ciracas. Writers who act as nurses perform nursing care at risk of falling to clients NH at Wisma Budi Mulia Bed STW 1 Ciracas began on May 10 -12 June 2015. The 81-year-old grandmother NH, have experienced falling 1x in the last 2 months, stooped posture, hearing and vision is reduced. Balance training interventions and environmental modifications. Results of balance exercises done is an increase in the value of Berg balance scale (BBS), ie from 35 to 49. Implementation of associated risk of falls have shown positive results which do not occur crashed during nursing care. Recommendations for the STW is their balance exercises at least once a week with a minimum duration of 30 minutes and the MFS and BBT measurement every three months on the elderly at risk of falling as well as periodically modifying a safe environment for the elderly so that the risk of falls in the elderly can decrease or minimize the incidence of falls., Sasana Tresna Werdha STW is one of the elderly services in urban areas Permasalahn often experienced in the elderly is a problem in urban risk of falls dueto changes in the musculoskeletal system with age and lifestyle This scientific workaims to present the results of nursing care given to one of the elderly with risk issuesfalling in STW Budi Mulia 1 Ciracas Writers who act as nurses perform nursing careat risk of falling to clients NH at Wisma Budi Mulia Bed STW 1 Ciracas began onMay 10 12 June 2015 The 81 year old grandmother NH have experienced falling1x in the last 2 months stooped posture hearing and vision is reduced Balancetraining interventions and environmental modifications Results of balance exercisesdone is an increase in the value of Berg balance scale BBS ie from 35 to 49 Implementation of associated risk of falls have shown positive results which do notoccur crashed during nursing care Recommendations for the STW is their balanceexercises at least once a week with a minimum duration of 30 minutes and the MFSand BBT measurement every three months on the elderly at risk of falling as well asperiodically modifying a safe environment for the elderly so that the risk of falls inthe elderly can decrease or minimize the incidence of falls ]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat konsentrasi perawat shift malam ICU. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat ICU di empat rumah sakit yaitu RS. Pantai Indah Kapuk, RS Umum Bekasi, RS. Haji dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan teknik pengambilan sampel quota sampling dengan kriteria perawat ICU yang bertugas shift malam pada periode penelitian berlangsung yaitu dari tanggal 1 Mei sampai dengan 21 Mei 2010.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat (65%) merniliki konsentrasi yang tinggi serta pendokumentasian yang Iengkap, dan hampir setengah dari responden (35%) memiliki konsentrasi rendah Serta pendokumentasian yang tidak Iengkap. Hal ini harus menjadi perhatian bagi manajemen keperawatan di rumah sakit untuk menjaga konsentrasi perawat shift malam di ICU tetap tinggi sehingga dapat mempertahankan kualitas asuhan keperawatan tetap baik pada malam hari khususnya dalam hal keselamatan pasien (patient safety).

The purpose of this research is to describe the concentration level of night shift nurses in ICU Research metode was descriptive. Population for this research is ICU nurses in four hospital in Jakarta i.e. Pantai Indah Kapul: Hospital, Bekasi General Hospital, Hajj Hospital and Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Sample was taken by quota samppling technic and the criteria for the responden was all ICU nurses who on night shy? during this research periode from May 1st to May 21st 2010.
Research results show that 65% respondens have high concentration level with complete nursing documentation, and 35% respondens have low concentration level with uncomplete nursing documentation. This result need attention from nursing manager to keep the concentration of ICU night shift nursees in high level, so it can maintain good quality in nursing care, especially for the patient safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5933
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>