Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Fatiha
"ABSTRAK:

Skripsi ini membahas poster propaganda Nazi dengan pendekatan semiotik. Analisis semiotik mencakup analisis pada tanda verbal, nonverbal dan paralinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana tanda-tanda verbal, nonverbal, dan paralinguistik dimunculkan dalam desain poster serta pesan apa yang ingin disampaikan Hitler melalui poster. Poster yang dianalisis adalah poster yang mewakili kambing hitam dalam propaganda Nazi, yaitu Perjanjian Versailles, kaum Komunis, dan Yahudi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dalam poster berupa teks slogan. Tanda nonverbal dalam poster terdiri atas gambar, ekspresi fasial, gestur, dan warna. Tanda paralinguistik yang lebih banyak digunakan adalah tanda seru. Terdapat tiga pesan utama yang ingin disampaikan oleh Hitler kepada masyarakat Jerman. Hitler sebagai sosok ideal pemimpin, komunis atau Bolshevisme adalah sebuah kejahatan, dan Yahudi adalah kaum yang licik, pengecut, pengkhianat serta bersalah dalam Perang Dunia II.


ABSTRACT:

The focus of this thesis is semiotic analysis of Nazi propaganda poster includes an analysis of the verbal signs, nonverbal signs, and paralinguistic signs. The purpose of this research is to describe how verbal, nonverbal and paralinguistic signs appear in poster as well as what messages that Hitler wants to deliver through posters. The corpusses that used in this research are seven propaganda posters, which representing three scapegoat in Hitler’s propaganda. The scapegoats are treaty of Versailles, Communist or Marxist, and Jews. From the results of thesis, it could be concluded that verbal sign in all posters are slogans. Nonverbal sign consist of picture, facial expression, gesture, and color. Exclamation point as paralinguistic sign is used mostly in posters. There are three main messages that Hitler wants to deliver to the German people. Hitler is the ideal figure of a leader, Communist or Bolshevism is an evil, and Jews are cunning, traitor, coward, petty and also guilty for World War II.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Yullyani
"Pada masa penjajahan di Indonesia, poster merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk melakukan propaganda. Dalam penelitian ini, penulis mengambil korpus data berupa empat buah poster Belanda yang muncul pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1944-1945. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan deskriptif-analitis. Melalui penelitian ini, penulis ingin menjelaskan makna dari komponen gambar dan kalimat yang terdapat dalam poster dan menjelaskan pesan yang terkandung di dalamnya.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa di dalam poster-poster ini terdapat ikon, simbol, dan indeks yang menunjukan bahwa Jepang sebagai penjajah atau penguasa, Hindia Belanda sebagai kaum terjajah serta Belanda sebagai kaum yang membela Hindia Belanda. Di dalam poster-poster tersebut terdapat beberapa teknik propaganda yang memperlihatkan kecerdikan bangsa Belanda guna merebut kembali hati masyarakat Hindia Belanda dengan menunjukan rasa simpati dan peduli melalui kata serta gambar dalam poster.

During the colonial period in Indonesia, the poster is one of medium that was widely used for propaganda. In this study, the author takes data corpus in the form of four Dutch poster that appeared during the occupation of Japan in 1944-1945. The method of this research is studying the literature and descriptive analyzing. Through this study, the author would like to explain the meaning of the images component and words component which are contained in the posters and to explain the message contained therein.
The results of the analysis conclude that in these posters, there are icons, symbols, and the indexes which show that the Japanese as occupiers or ruler, Dutch East Indies as the colonized as well as the Dutch as a defender for Dutch East Indies. In the posters mentioned, there are some propaganda techniques that show the ingenuity of the Dutch to regain the hearts of the Dutch East Indies people by showing sympathy and care through words and images in the poster.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Sem Sahala
"Manusia berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan tanda-tanda. Untuk menyampaikan tanda-tanda itu, digunakan berbagai media - salah satunya poster, yaitu media visual pengumuman yang dicetak dan dipasang di tempat publik untuk memperkenalkan produk, acara, atau sentimen. Partai Komunis Uni Soviet menggunakan poster untuk menyampaikan informasi dalam bentuk propaganda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang disampaikan oleh PKUS dengan mengidentifikasi tanda-tanda dan fungsi bahasa apa raja yang terdapat dalam desain poster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan teori semiotik Peirce, yaitu sintaktika, semantika, dan pragmatika dan fungsi bahasa menurut Roman Jakobson. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data berupa 33 poster propaganda Uni Soviet periode 1980-1990. Dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam poster propaganda ditemukan tanda verbal berupa teks, tanda nonverbal berupa gambar, dan fungsi bahasa yang membentuk satu kesatuan wacana informasi dalam bentuk propaganda pemerintah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Jati Natyakalyana
"Sejak tahun 1944 pemerintah Belanda di London sudah membuat rencana untuk mengirim tentara ke Hindia Belanda untuk mengambil kembali Hindia Belanda dari Jepang. Pada 1 Oktober 1944, dikeluarkan Dekrit Kerajaan mengenai perekrutan sukarelawan perang (oorlogsvrijwilliger). Untuk memastikan adanya pendaftar yang cukup, pemerintah Belanda menerbitkan sejumlah buklet dan poster propaganda untuk menarik minat pemuda Belanda. Penelitian ini berfokus pada delapan poster propaganda oorlogsvrijwilliger untuk melihat bagaimana strategi Belanda dalam membangun motivasi ideologi pemuda Belanda. Metode analisis sumber visual sejarah oleh Marga Altena (2003) diterapkan pada penelitian ini. Di samping itu, konsep Cultural Studies juga diterapkan untuk memaknai teks dan gambar visual pada poster. Setelah menganalisis kedelapan poster, ditemukan bahwa Belanda berupaya untuk membangun motivasi ideologi dengan menggunakan gambar visual serta pesann singkat yang membentuk sebuah narasi. Narasi-narasi yang dibangun di antaranya adalah bahwa posisi Belanda sebagai yang superior; Jepang sebagai pihak antagonis dan lebih lemah; serta Hindia Belanda yang dilihat masih ‘milik’ Belanda dan
perlu diselamatkan.

Since 1944 the Dutch government in London had plans to send troops to the Dutch East Indies to take back the Dutch East Indies from Japan. On October 1, 1944, a Royal Decree was issued concerning the recruitment of war volunteers (oorlogsvrijwilliger). To ensure that there were sufficient registrants, the Dutch government published several booklets and propaganda posters to attract the interest of Dutch youth. This study focus on eight oorlogsvrijwilliger propaganda posters to see how the Dutch strategy builds the ideological motivation of Dutch youth. This research will apply the historical visual source analysis method by Marga Altena (2003). In addition, the interpretation of the text and visual images on posters will use the concept of Cultural Studies. After analyzing the eight posters, it was found that the Dutch government tried to build ideological motivation by using visual images and short messages that form narratives. The built narratives include that the Dutch position is superior; Japan as the antagonist and weaker; and the Dutch East Indies were still owned by the Dutch and needed to be saved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sri Indah Suryani
"Sastra merupakan institusi sosial yang tidak terlepas dari politik dan ideologi. Politik dan ideologi tersebut dapat menjadikan sastra sebagai media propaganda. Der Giftpilz merupakan salah satu hasil karya sastra yang menjadi media propaganda. Buku anak itu memiliki ideologi dan tujuan politik Nazi. Dalam upaya mengetahui bentuk propaganda yang terdapat dalam buku ini, teknik-teknik yang digunakan dapat membantu menggambarkan bentuk propaganda yang digunakan pengarang pada buku ini. Propaganda dalam sastra memperlihatkan bahwa sastra adalah media komunuikasi massa yang dapat membentuk opini masyarakat luas.

Literature is a social institution that can not be separated from politics and ideology. Politics and ideology can make literature as a medium of propaganda. Der Giftpilz is one of literature works which became a medium of propaganda. This children's book has Nazi ideology and political goals. In an effort to determine the form of propaganda in this book, the techniques that are used bye author can help to describe the form of propaganda. Propaganda in the literature shows that literature is the mass communication media whom can shape the public opinion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retina Regitasari
"Dalam kehidupan berkomunikasi tidak hanya dalam bentuk bahasa namun juga visual. Poster adalah gambar yang merupakan bagian dari komunikasi visual. Penelitian ini membahas tentang makna poster dalam kategori film Avant-garde Uni Soviet yang dikaji secara semiotika oleh Charles Sanders Peirce. Semua Poster yang digunakan sebagai data memperlihatkan objek yang terfragmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna poster film Avant-garde dengan menguraikan tanda-tanda yang terdapat dalam poster film avant-garde. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan semiotik Peirce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Simpulan menunjukan bahwa kesinambungan antara tanda-tanda ikon, indeks dan simbol yang menunjukan keterkaitan satu sama lain dan terdapat ikon manusia sebagai pusat yang ditampilkan sebagai alat propaganda.

In life communicate not only in the form of language but also visually. Posters are images that are part of visual communication. This study discusses the meaning of posters in the category of Avant-garde films of the Soviet Union which was studied semiotically by Charles Sanders Peirce. All posters used as data show fragmented object. This study aims to determine the meaning of Avant-garde film posters by deciphering the signs contained in avant-garde film posters. The method used in this study is descriptive analytical semiotic Peirce which includes icons, indices and symbols. the conclusion shows that the continuity between the signs of icons, indices and symbols that show the relationship to each other and there is a human icon as the center that is displayed as a propaganda tool."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Rakhma Putri
"Skripsi ini secara khusus membahas dan menganalisis tanda-tanda akan Jepang dalam film animasi era Perang Dunia II yang berjudul The Ducktator 1942 dan Tokio Jokio 1943 yang diproduksi oleh Looney Tunes. Tanda yang dianalisis dibagi menjadi tanda verbal dan tanda visual. Kerangka teori yang digunakan adalah teori semiotik Peirce dengan proses semiosisnya.
Analisis juga tidak terbatas dengan mengetahui makna dari tiap tanda yang muncul saja, tetapi juga mengaitkannya dengan konteks historis, sosial, dan budaya yang menyebabkan tanda tersebut muncul, yaitu Perang Dunia II, yang di dalamnya termasuk perang ras dan perang propaganda.
Hasil analisis keseluruhan dari tanda Jepang dalam kedua data film adalah meskipun berdasarkan pada latar belakang yang riil, karena konteks besar dibuatnya kedua data film adalah Perang Dunia II yang sedang berkecamuk, tanda Jepang yang muncul merupakan pesan propaganda Amerika Serikat mengenai gambaran Jepang, membentuk persepsi akan Jepang, dan mendorong untuk membenci Jepang kepada masyarakatnya pada saat itu.

This thesis is focusing to discuss and analyze the signs of Japan in the US World War II animation movies, The Ducktator 1942 and Tokio Jokio 1943 by Looney Tunes. The signs of Japan are divided into two categories there are verbal signs and visual signs. The frame of theories in this thesis is Peircean Semiotics with its semiosis process.
The analysis process in this thesis is not limited by only knowing the meaning of each signs, furthermore connect it within the historical, social, and cultural context of which those sign are arose. These contexts are the World War II with its race war and propaganda war included in it.
The whole result of the analysis process in the data movies is all the signs of Japan in the movies contains propaganda messages which gave the image of Japan, created perception of Japan, and encourage the US people at that time to hate Japan as the enemy, regardless all the real backgrounds because the war is the main event at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Anisyafira
"Penelitian ini membahas representasi pribumi yang dijadikan sebagai figur utama pada poster-poster Pasar Gambir 1926. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi pribumi yang ditampilkan pada poster Pasar Gambir tahun 1926. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Poster-poster yang dianalisis adalah poster utama dan juga empat poster terbaik dari kompetisi poster Pasar Gambir 1926. Analisis dilakukan mulai dari makna denotasi, makna konotasi, hingga didapatkan mitos dari setiap poster. Hasil dari penelitian ini adalah pribumi direpresentasikan sebagai golongan yang ikut berperan dalam mengisi dan meramaikan acara Pasar Gambir. Pribumi juga direpresentasikan sebagai golongan yang ikut berperan dalam perkembangan perekonomian Hindia Belanda pada awal abad ke-20 melalui kerajinan lokal yang dihasilkan.

This study discusses the representation of indigenous that were used as the main figure depicted in Pasar Gambir 1926 poster. The purpose of this study is to describe the indigenous representation in Pasar Gambir 1926 poster. This study uses theory of semiotics by Roland Barthes . The posters that are analyzed are the main poster and the four best posters from the Pasar Gambir 1926 poster competition. The analysis starts from the denotative meaning, connotative meaning, and the myths that exists from every poster. The result shows that the indigenous are represented as a group that played a role in Pasar Gambir. The indigenous are also represented as a group that played a role in the economic development of the Dutch East Indies in the early 20 centuries through local handicrafts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harliza Dea Sakinah
"Penelitian ini membahas propaganda Card Stacking dalam poster pendidikan anak Uni Soviet pada zaman kekuasaan Joseph Stalin dengan membuka realita yang sebenarnya di balik poster bernuansa utopis dan ideal. Poster mulai dikenal dan berkembang di masyarakat Rusia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Poster perlahan muncul setelah beredarnya plakat cetak, papan toko bergambar, dan lubok.
Dalam membahas poster pendidikan anak Soviet tersebut, digunakan teori propaganda Card Stacking, yaitu upaya menutupi hal-hal yang faktual seraya mengemukakan bukti-bukti palsu, sehingga banyak orang yang tertipu. Data yang digunakan adalah poster-poster bertema pendidikan pada zaman Uni Soviet saat era kekuasaan Joseph Stalin (1925-1953) dalam buku kumpulan poster Uni Soviet yang berjudul «Материнство и Детство в Русском Плакате» /Materinstvo i Detstvo v Russkom Plakate/.
Penelitian ini menggunakan metode analisis konten dengan materi visual. Temuan penelitian ini adalah tiga atribut yang melekat pada poster bertema pendidikan pada zaman Uni Soviet saat era kekuasaan Joseph Stalin, yaitu subjek anak, dasi merah, dan buku.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun pemerintah Uni Soviet menggunakan anak sebagai subjek beserta simbol-simbol organisasi kepanduannya, yaitu kacu merah dan buku dalam poster dengan nuansa utopis dan ideal, tetapi pada kenyataannya, kondisi sosial kehidupan mereka pada masa Stalin justru tidak bahagia.

This article discusses the Card Stacking technique in propaganda from Soviet Union`s children education posters during Joseph Stalin`s reign by revealing the realities behind posters with utopian nuances and ideals. Posters had been developed and became popular in Russian society in the late 19th century and early 20th century. Posters slowly appeared after the circulation of printed placards, shop signs, and lubok.
In discussing the Soviet Union`s children education poster, the Card Stacking propaganda theory is used to cover up factual (real) things while presenting false evidence, so that many people are deceived. The data used are educationalthemed posters in the Soviet Union era during Joseph Stalin`s reign (1925-1953) in a book collection of Soviet Union posters entitled «Материнство и Детство в Русском Плакате» /Materinstvo i Detstvo v Russkom Plakate/.
This article uses content analysis method with visual material. The findings of this article are three attributes attached to educational-themed posters in the Soviet era during Joseph Stalin's reign, the three subjects are children, red ties, and books.
This study concludes that although the Soviet Union government used children as a subject along with the symbols of its scouting organization, namely red ties and books in posters with utopian and ideal nuances, but in reality, the social conditions of their lives during Stalin's time were actually unhappy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Primasanti
"Artikel ini membahas tentang sosok wanita patriotik dalam poster propaganda Uni Soviet pada tahun 1920-1936 dengan pendekatan semiotik dan nilai patriotisme. Dari sekian banyak poster propaganda yang menjadikan wanita sebagai tokoh utama, penelitian ini mengambil empat poster yang diproduksi dalam kurun waktu 1920-1936 yang diteliti untuk memaknai tanda-tanda semiotik dengan menggunakan teori semiotik oleh Charles Sanders Pierce. Dengan menggunakan segitiga semiotik, pada tiap-tiap poster diteliti makna dari aspek-aspek ikon, indeks, dan simbol yang terdapat. Kemudian dilakukan juga penelitian atas kandungan nilai patriotisme di dalamnya. Dari hasil penelitian ini, fasilitas pemerintah yang mendukung, dihilangkannya pemikiran bahwa wanita itu budak, keinginan untuk memiliki kehidupan yang baru, dan dukungan pemerintah yang kuat menjadikan sosok wanita yang tergambar pada poster propaganda ini terlihat patriotik.

This article discusses about the patriotic figure of Soviet Union women featured on propaganda posters in the period of 1920-1936 with the approach of semiotic analysis and patriotism values. From a wide range of poster producted, this research took only four posters that are producted circa 1920-1936 to be researched to find the mean of semiotic signs using Charles Sanders Pierce's semiotic theory. With the usage of semiotic's triangle, means of the icon, index, and symbols from the posters are researched. Then, the patriotism value from the women's figure also being researched. From the research, government facilities, women is no longer pronounced as slaves, the needs of having a new life, and also a strong government's support forms patriotical impression on those women featured on the propaganda posters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>