Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170439 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brenda Angelita Lesmana
"Kelelahan merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan bagi operator untuk melakukan pekerjaannya, sebab kelelahan dapat menyebabkan kantuk, sulit berpikir, lelah berbicara, tidak mudah berkonsentrasi, cenderung lupa, dan merasakan ketidaknyamanan lain. Salah satu penyebab kelelahan yang diketahui adalah keadaan lingkungan kerja, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kebisingan, getaran, pencahayaan, dan lain-lain. Belum ada penelitian yang membahas mengenai pengaruh variabel tersebut secara simultan terhadap kelelahan pekerja, sehingga penelitian ini dibuat dengan tujuan menghasilkan persamaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan menggunakan alat pengukur getaran Larson Davis Human Vibration Meter 100, alat pengukur kebisingan Larson Davis Dosimeter Spark 706C, dan software pengukur waktu reaksi sebagai parameter kelelahan Design Tools, didapatkan persamaan regresi berganda , dimana Y melambangkan waktu reaksi subjek terhadap stimulus yang diberikan (s), X1 melambangkan getaran yang terdapat pada area kerja subjek (m/s2), dan X2 melambangkan kebisingan (dB). Dengan nilai adjusted R square sebesar 96,6% , dapat diartikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan sebagian besar variabel dependen waktu reaksi sebagai parameter kelelahan operator

Fatigue is one of the known nuisance factors for worker to do his job, because fatigue can cause drowsiness, difficulty thinking, tired of talking, difficulty to concentrate, inclined to forget, and other discomforts. One of the known causes of fatigue is the working environment, and the influencing factors are noise, vibration, lighting, and others. No studies have discuss the influence of these variables simultaneously to a worker‟s fatigue before, so this study was made with the purpose of generating equations to meet those needs. By using vibration gauges Larson Davis Human Vibration Meter 100, noise gauges Larson Davis Noise Dosimeters Spark 706C, and a computer software to measure reaction time as a parameter of fatigue, Design Tools, obtained multiple regression equation , where Y symbolizes the reaction time of the subject when given a stimulus (s), X1 symbolizes vibrations in the working area (m/s2), and X2 symbolizes noise (dB). With the adjusted R square value of 96.6%, it means that the independent variables in this study were able to explain most of the reaction time as the dependent variable"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resiandari
"Tesis ini membahas tentang perbandingan nilai perusahaan setelah dan sebelum dilakukan restrukturisasi internal yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur. Restrukturiasi internal tersebut dilakukan agar terjadi peningkatan kinerja perusahaan sehingga lebih mampu bersaing di Industri makanan dan minuman, salah satunya dengan cara peningkatan volume penjualan dengan cara membuka beberapa pabrik baru yang dananya didapatkan dari IPO perusahaan hasil pemekaran yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur. Untuk mengetahui nilai perusahaan pada penelitian tesis ini menggunakan metode Free Cash Flow to the Firm.

This thesis discusses the comparative value of the firm before and after the internal restructuring undertaken by PT Indofood Sukses Makmur. Internal restructuring was conducted to improve the company‟s performance so it could gain competitive advantages in the food and beverage industry. One of the expected results is the increase of sales volume inline with the additional factories that is funded by the IPO of the restructured company: PT Indofood Sukses Makmur CBP. This thesis use Free Cash Flow to the Firm method to determine the value of the firm."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29464
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thomson, William Tyrrell
Jakarta: Erlangga, 1992
531.321 THO t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maryunani
"ABSTRAK
Dalam dunia penerbangan getaran merupakan suatu hal yang tidak dapat dihilangkan, tapi mengganggu tugas penerbangan. Mata merupakan salah satu indera yang paling terganggu fungsinya karena getaran, yaitu berupa turunnya ketajaman penglihatan saat membaca obyek dan ini sangat berbahaya dalam tugas mendaratkan pesawat udara, yang memerlukan pembacaan papan instrumen yang tepat dan cepat.
Penelitian terhadap 120 subyek calon penerbang di Lakespra Saryanta ini bertujuan untuk mengetahui akibat getaran terhadap ketajaman penglihatan serta manfaat lensa kolimasi terhadap tajam penglihatan yang dipengaruhi oleh getaran. Penelitian dilakukan dengan memberi simulasi getaran terhadap subyek menggunakan kursi getar pada frekuensi 15 Hz dan 25 Hz dengan jarak obyek 75 cm dan 6 m dan dibandingkan efisiensi ketajaman penglihatan sebelum dan sesudah menggunakan lensa kolimasi saat mendapat getaran.
Hasil penelitian :
Pada penelitian ini ditemukan bahwa penurunan ketajaman penglihatan akibat getaran tergantung kepada frekuensi getaran dan jarak obyek, dari analisis statistik didapatkan bahwa frekuensi 15 Hz menurunkan ketajaman penglihatan lebih besar dibanding 25 Hz, pada jarak 75 cm maupun 6 m (P< 0.05). Sedangkan pada frekuensi 15 Hz, penurunan' ketajaman penglihatan pada jarak obyek 75 cm lebih besar dari pada 6 m (P < 0.05). Faktor umur, tinggi badan, dan berat badan pada penelitian ini secara statistik tidak mempengaruhi penurunan ketajaman penglihatan (CI melalui 1 dan uji P > 0.05) dengan analisa multivariat pengaruh umur, tinggi badan dan berat badan tersebut juga tidak bermakna ( P < 0.05 ). Sedang penggunaan lensa kolimasi dapat menghilangkan akibat getaran terhadap ketajaman penglihatan ( P < 0.05 ).
Kesimpulan :
Terbukti bahwa getaran menurunkan ketajaman penglihatan dan penggunaan lensa kolimasi dapat menurunkan akibat tersebut.

The Effect of Whole Body Sinusoidal Vertical and Horizontal Vibration Upon Visual Acuity and Its Correction by the Use of Collimation Lens on Pilot Candidates in Lakespra In aviation vibration is one of the obligatory effect in the air craft , and it can altere visual acuity for pilots in flight. Visual acuity may diminish due to vibration particularly in the approach and landing phases of flight. A 120 pilot candidates were subjects of this research as an effort to study the effect of vibration on visual acuity and the prospect of collimation lens as a correction device to improve the visual acuity under flight) vibration environment.
Subjects were sitting on a vibratory chair to simulate whole body vibration at 15 Hz and 25 Hz with 75 cm and 6 m object distances to the eyes. The above values were then compared to the efficiency of visual acuity before and after using collimation lens during vibration.
Results:
The degree reduced of visual acuity depended on the frequency of vibration and the visual distance. Statistical analysis indicated that 15 Hz frequency reduced visual acuity more than 25 Hz at 75 cm or 6 m distance ( P < 0.005 ). At 15 Hz and 75 cm distance visual acquity reduced more than 6 m distance ( P < 0.05 ).
Age, height, and body weight statistically did not give influence on visual acuity in this research and using multivariate analysis the above variables also gave insignificant relation ships ( P?0.05 ). The use of collimation lens was able to reduce the effect of vibration on visual acuity ( P < 0.05 ).
Summary:
It is concluded that vibration reduced visual acuity and the use of collimation lens can reduce the effect of vibration.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vierck, Robert K.
Scranton: International Textbook, 1967
620.101 VIE v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bustanul Arifin
"Pemberian gangguan berupa vibrasi pada saat pembekuan cairan logam diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanis logam tersebut. Hal itu disebabkan antara lain karena adanya efek penghalusan butir. Di bawah kondisi parameter seperti yang dilakukan dalam penelitian ini, vibrasi yang diberikan terhadap paduan aluminium AC 2 B ( Al - Si - Cu ) menghasilkan efek penghalusan butir yang cukup jelas, tetapi porositas yang terjadi pada logam hasil cor semakin bertambah. Semakin besar kondisi vibrasi yang diberikan, ukuran butir yang dihasilkan semakin kecil dan porositas yang terjadi semakin besar. Kedua fenomena ini memberikan akibat yang berlawanan terhadap sifat kekuatan tarik dan kekerasan dari logam hasil cor. Kekuatan tarik yang tertinggi akan diperoleh jika logam cair divibrasi dengan amplitudo 0.9 mm dan frekuensi 15 Hz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Huda
"ABSTRAK
Pengelasan merupakan salah satu proses yang penting dalam produk manufaktur, dimana pengelasan merupakan proses dengan banyak pilihan variasi proses seperti (soldering, brazing, arc welding resistance welding dll.) serta melibatkan disiplin ilmu yang luas untuk penyelesaian masalah yang ada. Disisi lain sering kali produk manufaktur mengalami kegagalan pada daerah lasnya, hal ini terjadi karena biasanya kampuh las diletakkan pada daerah yang mengalami tegangan tinggi. Untuk meningkatkan kekuatan pada daerah las dilakukan pengelasan dengan disertai getaran pada torch yang bertujuan untuk memperoleh deposit butir las yang lebih halus sehingga kekuatannya meningkat. Secara teoritis , penghalusan deposit butir las terjadi karena pada pengelasan dengan disertai getaran pada torch timbul pembangkitan tekanan puncak, pengembangan tegangan geser, tenaga densitas dan adanya aliran laminer disekitar lengan dendrit sehingga terjadi perpotongan lengan dendrit yang menyebabkan terjadinya penghalusan butir.
Untuk mencermati pengaruh frekuensi dan amplitudo getaran torch dalam pengelasan terhadap besar butir deposit las yang diperoleh, dilakukan penelitian pengelasan dengan frekuensi getaran torch 5 Hz dan 10 Hz dan amplitudo getaran torch (0,25 ; 0,50 ; 0,75 ; 1,10 ; 1,60 ; dan 2,00 ) mm serta kecepatan las 100mm/menit dan 200 mm/menit. Sebagai pembanding sejauh mana pengaruh atau efektifitas getaran pada torch terhadap besar butir deposit las yang dihasilkan, dilakukan pengelasan tanpa vibrasi dengan kecepatan las (100; 150; 200; 250 dan 300) mm/menit. Hasil yang diperoleh adalah bahwa pada pengelasan tanpa vibrasi kecepatan las 100 mm/menit besar butir yang diperoleh 0,01916 mm sedangkan pada kecepatan las 200 mm/menit diperoleh besar butir 0,01542 mm. Sementara itu pada pengelasan dengan disertai vibarasi pada torch dalam kecepatan yang soma ( 100 dan 200 mm/mennit) dan frekuensi 10 Hz diperoleh besar butir rata-rata 0,0138 mm dan 0,0129 mm atau mengalami penghalusan kira-kira 38 % dan 19 %.jika dibandingkan dengan yang tanpa getaran. Kekerasan maksimum yang diperoleh 18 Hv dicapai pada besar butir 0,006591 mm sebagai hasil dari pengelasan dengan kecepatan 200 mm/menit, frekuensi 10 Hz dan amplitudo 1,234 mm. Hasil ini meningkat 12,5 % jika dibandingkan dengan kekerasan logam induk sebesar 16 Hv. Yang tidak menguntungkan adalah ketangguhan deposit las turun dart 6,869 J/cm2 pada logam induk menjadi 3,332 J/cm pada deposit las paling halus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tungga BK
Yogyakarta: Andi, 2011
531.32 TUN d (1);531.32 TUN d (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
McConnell, Kenneth G.
Hoboken: John Wiley & Sons, 2008
620.3028 MCC v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jackson, Charles
Houston: Gulf Pub. Co., Book Division, 1979
620.3 JAC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>