Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu Prawestri
"Saigō Takamori adalah seorang samurai yang datang dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ia bukan berasal dari keluarga samurai tingkat atas, ia hidup sederhana tiap harinya. Saigō bersekolah di sekolah lokal yang membentuk pemikirannya sedari kecil. Iapun tumbuh menjadi seorang samurai yang loyal dan mengabdi kepada pemimpinnya. Selama hidupnya, Saigō mengalami berbagai peristiwa yang membawanya menjadi seorang tokoh yang memiliki peranan penting di dalam restorasi Meiji. Skripsi ini mengaitkan peranan Saigō Takamori dan restorasi Meiji.

Saig Takamori is a samurai that came from ordinary family His family was not top ranked samurai and he lived as simple as possible day by day Saig was studying at local school that made his thinking pattern He also grew to be a loyal samurai to his leader In his life Saig experienced many kinds of event that brought him to become a figure that had an important meaning in Meiji restoration This minithesis is linked between Saig Takamori rsquo s role and Meiji restoration
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh A.
"Selama kurang lebih 250 tahun kepulauan Jepang menutup diri dari dunia luar dengan pelaksanaan politik sakoku(isolasi) di bawah rezim keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa mengelompokkan masyarakat Jepang ke dalam 4 kelas sosial yaitu pedagang, pengrajin, petani dan yang paling tinggi kedudukannya adalah kelas samurai. Hanya kelas samurai lah yang mempunyai hak-hak istimewa di dalam masyarakat, bisa dibilang bahwa mereka adalah kelas yang paling elit dalam strata sosial pemerintahan feudal Tokugawa. Kedudukan kelas samurai berubah sejak dimulainya peristiwa Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji pada saat itu melakukan restorasi dan reformasi besar-besaran dalam bidang politik, sosial, kebudayaan dan ekonomi; seluruh rakyat Jepang dari berbagai kalangan mengalami efek positif maupun efek negatifnya pada saat itu. Perubahan ini pun berdampak pada posisi dan kedudukan kelas samurai pada saat itu. Pemerintah Meiji menganggap keberadaan kelas samurai selama masa damai hanya menjadi gangguan saja yang otomatis berdampak pada hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kelas samurai sejak era sebelumnya. Makalah ini berusaha membahas secara lebih detil efek-efek modernisasi di Jepang selama peristiwa Restorasi Meiji kepada kelas samurai dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi.

For more than 250 years, the islands of Japan isolated themselves from the outside world by implementing the politic of sakoku (isolation) under the regime of Tokugawa. Tokugawa regime grouped the Japanese society into 4 social classes, i.e merchants, craftsmen, farmer and the highest of all the samurai. Only the samurai class had special privileges in the society. It can be said that they are the elite class in the feudal Tokugawa government. The position of samurai class changed since the beginning of Meiji Restoration. The Meiji government in those time greatly restored and reformed the political, social, cultural and economic areas; the whole Japanese people from all classes of society experiences positive as well as negative effects at that time. Their change also affected the positive and power of the samurai class. The Meiji government considered the presence of the samurai class during the peace era, only as disturbance that automatically affected the special privileges that the samurai class had once in the previous era. This paper attempt to discuss in more detail the modernization effect in Japan during the occurance of meiji Restoration to the samurai class, in the area of politic, social, culture and economy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Beasley, W.G.
California: Stanford University Press, 1972
952.031 BEA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erytreeanto Adi Nugroho
"Dari sejumlah 260 han yang ada di Jepang pada masa Shogun Tokugawa berkuasa, beberapa han seperti Han Chooshuu mampu bangkit dari krisis yang untuk kemudian berperan sebagai pemimpin perjuangan Restorasi Meiji. Tujuan dari perjuangan ini ialah membawa bangsa Jepang menuju kemajuan di segala bidang pada Era Meiji,Tentu saja Han Chooshuu memiliki faktor-faktor penentu keberhasilannya sebagai pelopor Restorasi Meiji. diantaranya ialah luas han, jumlah pasukan samurai, kemajuan tingkat sumber daya manusia yang diakibatkan dari adanya proses belajar ilmu barat dan lahirnya faham sonnoo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pramesti Shinta Dewi
"ABSTRAK
Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku-buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah. Data-data mengenai kakuatan Choshu berdasar pada buku The Restoration Movement in Choshu (Pergerakan Resstarasi di Choshu). Pemberontakan awal mereka berawal dari kekalahan mereka dalam perang Sekigahara yang mengakibatkan dipersempitnya wilayah mereka oleh pemerintahan Tokugawa Bakufu. Sebagai akibat dari penyempitan wilayah tersebut, kekuatan ekonomi dan militer mereka pun melemah sehingga semakin sulit bagi para pemimpin Choshu untuk melakukan perlawanan terhadap Tokugawa Bakufu. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, mereka melaksanakan reformasi yang tujuannya untuk memperbaiki nasib petani yang merupakan tulang punggung dari kesejahteraan seluruh rakyat han. Reformasi ini berhasil mengembalikan kekuatan dan persatuan di Choshu yang memungkinkan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Tokugawa Bakufu yang pada saat itu telah bergabung dengan pihak barat untuk melenyapkan perlawanan dari han-han yang menentangnya, dengan menyerang kapal-kapal pihak barat yang melewati selat Shimonoseki yang akan melakukan perundingan dengan pemerintah Bakufu. Namun demikian, kemenangan ini tidak berlangsung lama karena kemudian pihak barat mengirimkan pasukannya untuk menggempur pasukan Choshu

"
1996
S13542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Kathrin Octiana
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini, yang dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sastra pada tahun 1996, ialah memaparkan serta mengkaji pemikiran dari seorang politikus pada zaman Meiji, yaitu Mori Arinori dalam memodernisasikan Jepang. Kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian seorang tokoh Mori Arinori adalah bagaimana dia dapat mencetuskan pemikirannya untuk memodernisasikan Jepang, dengan gaya dan pikirannya yang berani dan gigih. la memiliki tekad yang tinggi untuk memajukan Jepang dengan hasil pemikirannya yang modern. Latar belakang keluarga dan pendidikan yang dipelajarinya menjadikan Mori Arinori memiliki pemikiran bergaya Eropa. Negara Jepang yang pada saat itu menurut Mori sangat ketinggalan zaman, sehingga tidak akan mengalami kemajuan jika tidak melakukan tindakan modernisasi seperti penghapusan kebiasaan menyandang pedang pada kaum samurai, pemakaian bahasa Inggris, dan mengajarkan pendidikan bergaya militer. Karena dinilai pemikirannya terlalu berani dan...

"
1996
S13993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansar Anwar
Bogor: Maharini Press, 1999
370.952 A 303 p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Ekayani R.M.L.
"Pergerakan wanita adalah proses perjuangan dari kaum wanita guna mencapai status dan peranannya yang wajar dalam masyarakat, atau lazim juga disebut dengan emansipasi wanita. Pergerakan ini telah timbul dan terjadi di banyak negara. Pergerakan wanita ini juga telah berlangsung sejak lama di Jepang yang kemudian menghasilkan kemajuan bagi wanita Jepang seperti dapat dilihat sekarang ini. Dalam konteks ini tentu tidak dapat dilupakan jasa dan peranan seorang tokoh pejuang emansipasi wanita Jepang yang bernama Fukuda Hideko yang sejak masa mudanya telah dengan aktif membaktikan tenaga dan pengetahuannya bahkan dirinya sendiri yang untuk itu ia harus mendekam dan menjalani kehidupan yang serba sulit dan keras di dalam penjara dalam waktu yang relatif panjang selama 1,5 tahun. Latar belakang kehidupan Fukuda Hideko ini pun menarik, sebab tokoh pejuang ini dilahirkan dan dibesarkan tidak dalam suasana keluarga yang serba cukup melainkan dalam suatu keluarga miskin yang serba kekurangan. Namun kesulitan-kesulitan yang dihadapinya tidak pernah membuat ia berhenti berjuang untuk bangsanya khususnya bagi kaum wanita yang saat itu masih sangat terbelenggu oleh berbagai macam keterbatasan dan keterikatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravena Retnadi Moenadjat
"Pokok masalah dari pembaharuan Meiji adalah dengan diruntuhkannya pemerintah feodal melalui perjuangan yang luar biasa. Salah seorang pelopor Restorasi Meiji adalah Saigo Takamori, dimana iawafat dengan cara yang menyedihkan setelah Restorasi Meiji dengan memikul nama sebagai penghianat. Hal tersebut sangat menarik perhatian penulis untuk membahasnya. Dimana keberadaan dari manusia seperti Saigo Takamori bagaimanapun juga mempunyai arti pada saat Jepang memasuki jaman baru yang disebut dengan Restorasi Meiji.Di dalam membuka jaman baru ada orang yang hilang lenyap begitu saja di tengah jalan, ada pula orang yang dipuji kehormatannya dengan menyanjung kejayaannya sampai terakhir kalinya. Semua orang-orang ini dapat dianggap sebagai orang penting yang mempunyai anti yang sama. Dimana mereka semua telah menjalankan pekerjaan yang mulia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>