Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilya Roza Werdani
"ABSTRACT
Pemeriksaan kadar gula darah puasa merupakan salah satu cara yang
dilakukan dalam mendiagnosa diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari faktor dominan kadar gula darah puasa pegawai BPMK dan Sekretariat
Daerah Kota Depok tahun 2014. Penelitian ini juga membahas gambaran dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai BPMK
dan Sekretariat Daerah Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan peningkatan
kadar gula darah puasa pegawai BPMK dan Sekretariat Daerah Kota Depok (B=
0,328). Rata-rata kadar gula darah puasa pegawai adalah 94,07 ± 11,55 mg/dl
pada perempuan dan 96,47 ± 9,92 mg/dl pada laki-laki. Pada penelitian ini
ditemukan 2,9% pegawai mengalami diabetes melitus dan 22,9% pegawai
mengalami impaired fasting glucose. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kadar gula darah puasa memiliki hubungan yang signifikan dengan usia, asupan
karbohidrat, dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Fasting blood glucose level test is one way to diagnose diabetes mellitus.
This study was aimed to find the dominant factor of fasting blood glucose level of
employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok in 2014. This study also
discussed the discribtion and factors related to fasting blood glucose level of
employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok. Quantitative method and
cross-sectional design were used to conduct this study. The result of the research
showed that carbohydrate intake was the dominant factor of elevated fasting blood
glucose level of the employees of BPMK and Regional Secretariat of Depok
(B=0.328). The average of employees’ fasting blood glucose level is 94.07 ±
11.55 mg/dl for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study found 2,9%
employees with diabetes mellitus and 22.9% employees with impaired fasting
glucose. This result also found that fasting blood glucose level was significantly
correlated with age, carbohydrate intake, and physical activity."
2014
S56594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrine Permata Leoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Satlantas dan Sumda di Polresta Depok. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 143 responden. Penelitian dilakukan pada April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah puasa, pendidikan terakhir, suku, riwayat diabetes melitus, umur, IMT, RLPP, asupan karbohidrat, asupan serat, asupan protein, asupan lemak, pengetahuan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan cara pengukuran kadar gula darah puasa, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, dan wawancara (food recall).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, suku, RLPP, dan asupan protein dengan kadar gula darah puasa (nilai p < 0,05). Disarankan untuk melakukan intervensi melalui program pencegahan penyakit degeneratif berupa penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan konsultasi gizi terutama tentang kadar gula darah.

This study aims to know the description of fasting blood glucose levels and the factors that influence in Employees of Satlantas and Sumda Polresta Depok. The design study is a cross sectional study conducted on 143 respondents.The study was conducted from April to May 2012. Data collected were fasting blood glucose levels, the latest education, ethnicity, history of diabetes mellitus, age, BMI, WHR, carbohydrate intake, fiber intake, protein intake, fat intake, knowledge, physical activity, and smoking habits by measuring fasting blood glucose levels, anthropometric measurements, filling questionnaires, and interview (food recall).
The results of this study showed significant correlations between age, ethnicity, WHR, and protein intake with fasting blood glucose levels (p value < 0.05). It is recommended to intervene through programs of prevention of degenerative diseases of education, health, and nutrition consultation, especially on blood glucose levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Utami Putri
"Hiperglikemia merupakan kondisi medis dimana kadar glukosa darah melebihi normal dan menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes melitus. Indonesia sendiri menempati posisi ke-5 dengan penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah 19,5 juta jiwa. Kondisi diabetes melitus sering dikaitkan dengan pola makan seseorang. Penelitian menyatakan bahwa restriksi kalori dapat memberikan efek samping lebih minim dibandingkan dengan obat-obatan. Salah satu metode restriksi kalori yang memiliki efek antihiperglikemik adalah Fasting-Mimicking Diet (FMD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek perlakuan FMD terhadap penurunan kadar glukosa darah, peningkatan kolesterol, dan sensitivitas insulin sebagai gejala awal diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan menggunakan control group design dengan jumlah 16 ekor tikus, dengan 4 kelompok perlakuan (normal diet, hiperglikemia, FMD, dan metformin). Tikus-tikus diberikan pakan tinggi lemak selama 28 hari sebelum diinduksi streptozotocin (STZ). Perlakuan FMD dilakukan selama 28 hari sebelum akhirnya tikus dikorbankan untuk diambil darahnya. Oral glucose tolerance test (OGTT) dilakukan pada tikus yang telah dipuasakan selama 18 jam lalu diadministrasikan dengan glukosa (2gr/kgBB). Analisis peningkatan glukosa darah dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 60, dan 120. Tikus selanjutnya dikorbankan untuk diambil darahnya dan dilakukan uji menggunakan program SPSS versi 25 dan GraphPad versi 9.4.0 untuk MacOS. Hasilnya, terdapat penurunan kadar glukosa darah pada kelompok metformin dan FMD. Penelitian ini menyimpulkan bahwa FMD dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus hiperglikemia dan FMD tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap terapi oral metfomin.

Hyperglycemia is a medical condition in which the blood glucose levels are higher than normal, and is a characteristic of several diseases, particularly diabetes. Indonesia ranks 5th in the number of diabetic patients in the world, with the number of approximately 19.5 million people. Diabetes is frequently associated with dietary habits, and research shows that calorie restriction can give fewer side effects compared to medications. One of the calorie restriction methods that have anti-hyperglycemic effects is Fasting-Mimicking Diet (FMD). The aim of this study is to determine the effect of Fasting-Mimicking Diet on lowering blood glucose level, increasing cholesterol levels, and insulin sensitivity as an early sign of diabetes mellitus. This study was conducted using a control group design with a total of 16 mice grouped into 4 treatments (normal diet, hyperglycemia, FMD, and metformin). The mice were given one week acclimation period and fed a high-fat diet (HFD) for 28 days before injected with streptozotocin (STZ). The treatment of FMD was carried out for another 28 days before the mice is sacrificed for blood collection. Oral glucose tolerance test was performed a week after the treatmet of FMD, following 18 hours of fasting and administration of glucose (2 g/kg). The increase of blood glucose levels were monitored at 0, 15, 30, 60, and 120 minutes. The mice is then sacrificed for blood collection and analysis was done using SPSS Statistics version 25.0 and GraphPad version 9.4.0 for MacOS. The result of FMD given was decreased of glucose level on FMD and metformin groups. This study concludes that FMD can significantly decrease blood glucose level in hyperglycemic rats and did not provide a significant difference to oral metformin therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setiawan Ananta Putera
"Gula darah puasa yang tidak normal merupakan suatu masalah yang serius dan dapat berujung ke penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit ini sering ditemukan di Indonesia dan masih dibutuhkan sebuah metode untuk menilai risiko seseorang terkena Diabetes Mellitus yang cepat akurat dan mudah untuk dilakukan sehingga peneliti ingin mencari tahu apakah pengukuran persentase lemak tubuh menggunakan skinfold method memiliki hubungan dengan gula darah puasa. Pengambilan data berlangsung dari periode Juli 2018 hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi mencakup responden-responden berumur 19-50 tahun yang secara sukarela mengikuti penelitian ini dan berasal dari sekitar Jakarta. Kriteria eksklusi mencakup perempuan yang sedang hamil, menyusui, dan menstruasi serta seluruh subjek yang sedang sakit atau sedang meminum obat rutin. Dari kriteria tersebut, didapatkan responden total dimana 126 orang dianalisis dari jumlah total sebanyak 277 orang. Sisa 151 responden tidak dianalisis karena tidak memiliki data lengkap untuk skinfold, gula darah puasa, dan asupan nutrisi.
Hasil analisis ditemukan bahwa persentase lemak tubuh yang diukur berkorelasi positif secara tidak signifikan dan lemah p=0,064, r=0,165. Setelah dianalisis lebih lanjut dan dilakukan penyesuaian terhadap usia, asupan karbohidrat dan kalori, serta jenis kelamin, ditemukan bahwa persentase lemak tubuh berhubungan secara signifikan sebesar 9,7 % terhadap gula darah puasa p=0,005, Adjusted b=0,542, 95 % CI=-0,167-0,917. Bila disimpulkan, terdapat hubungan yang bermakna antara persentase lemak tubuh dengan gula darah puasa namun diperlukan penelitian lanjut menggunakan ukuran sampel yang lebih besar sebelum dapat digunakan secara luas sebagai metode skrining gula darah puasa tidak normal.

Abnormal fasting blood glucose is one of the serious medical problems faced upon us that can lead to Diabetes Mellitus. This disease could be found commonly in Indonesia and it is still needed a fast, accurate, and easy to use method of to find the risk of someone having diabetes mellitus hence the author wanted to know whether measuring body fat percentage using skinfold thickness as a screening method is viable for predicting fasting blood glucose. Data is gathered starting from July 2018 until August 2018. Inclusion criterias are defined as volunteers with age ranged from 19-50 years old and are from Jakarta which mostly came from East Jakarta. Exclusion criteria includes women that are having their period, pregnant, or breastfeeding. Volunteers that are sick or taking routine medications are also excluded. The results were 126 people that are accepted for data analysis out of a total of 277 people. The rest of the volunteers were not analysed since they didnt account for the inclusion and exclusion criteria and some of them also didnt have data for either skinfold, fasting blood sugar, nor nutritional intake.
Results shows that a borderly significant positive correlation is present between body fat percentage and fasting blood glucose p=0.064, r=0.165. Further analysis and adjustments show that body fat percentage affects fasting blood glucose by 9.7 % when confounding variables were not accounted p=0.005, Adjusted b=0.542, 95 % CI=-0.167-0.917. Hence, it is found that an increase in body fat percentage may increase an amount of fasting blood glucose after adjustment for calorie and carbohydrate intake. Despite this result, a study with a larger sample size must be done before body fat percentage can be used as a comparative scale against fasting blood glucose.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Basuki
"ABSTRAK
Latar Belakang dan tujuan: Pemeriksaan MRI T2 pankreas merupakan pemeriksaan yang lebih akurat dalam menilai hemosiderosis pankreas, namun memiliki keterbatasan karena hanya tersedia di kota-kota besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi nilai T2 pankreas dengan kadar glukosa darah, karakteristik T2 pankreas dan kadar glukosa darah subyek penelitian, serta pengaruh letak ROI terhadap nilai T2 pankreas. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 52 subyek anak dan 12 subyek dewasa antara September 2015-Juni 2016. Hasil: Nilai T2 pankreas anak antara 2,71-48,77 ms dan dewasa 6,49-41,82 ms. Kadar glukosa darah puasa anak rerata 87,31 11,01 mg/dL dan dewasa 88,00 10,27 mg/dL. Korelasi nilai T2 pankreas terhadap kadar glukosa darah puasa anak r=0,198 p=0,160 dan dewasa r=0,004 p=0,991 . Hubungan nilai T2 pankreas dengan letak ROI didapatkan p=0,105. Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi nilai T2 pankreas dengan kadar glukosa darah puasa pada anak dan dewasa. Tidak terdapat perbedaan signifikan nilai T2 pankreas menurut letak ROI.

ABSTRACT
Background and Objective T2 MRI examination is more accurate in assessing pancreatic hemosiderosis but lack of availability to be used routinely in daily practice. This study aimed to determine the correlation value of T2 pancreas with blood glucose levels in thalassemic children and adults. Methods Cross sectional study that held in September 2015 June 2016, involving 52 children and 12 adults. Results Pancreatic T2 values of children are 2.71 to 48.77 ms and values of adults are from 6.49 to 41.82 ms. Mean of fasting blood glucose levels in children are 87.31 11.01 mg dL and mean of adults are 88.00 10.27 mg dL. Correlation r between value of pancreatic T2 against children rsquo s fasting blood glucose levels was 0.198 p 0.160 and adults was 0.004 p 0.991 . Significancy value p of relationship between pancreatic T2 and ROI of pancreas was 0.105. Conclusion There was no significant correlation between pancreatic T2 values with fasting blood glucose levels in children and adults, nor significant difference in T2 values according to ROI of pancreas."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siskawati Suparmin
"Komplikasi kronik diabetes, seperti penyakit kardiovaskular, ulkus diabetikum, penyakit ginjal, dan kerusakan mata dapat disebabkan oleh merokok. Akhir-akhir ini dikatakan bahwa merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2. Meskipun mekanisme pastinya belum dipahami sepenuhnya, diduga bahwa resistensi insulin yang disebabkan oleh nikotin, pada orang yang merokok tembakau berhubungan dengan peningkatan jumlah orang yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dirancang untuk meneliti beda kadar glukosa darah pada pria perokok dan bukan perokok tembakau usia 20-60 tahun di Salemba tahun 2009-2010.
Data dari 32 orang pria perokok dan 32 orang pria bukan perokok yang diambil secara consecutive sampling diperoleh dari pengisian angket dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dengan teknik tindik jari . Hasilnya adalah nilai rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok bukan perokok adalah 102,0 (86-150) mg/dL, sedangkan rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok perokok adalah 118,6 (SD 25,2) mg/dL. Dengan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p=0,002. Dengan demikian, terdapat perbedaan bermakna kadar glukosa darah kelompok perokok dan bukan perokok tembakau.

Chronic complications of diabetes such as cardiovascular disease, diabetic ulcers, kidney disease, and retinopathy can be caused by smoking. Recently, it has been said that smoking can increase the risk of diabetes type 2. Although the mechanism has been not clear, it has been suspected that insulin resistance caused by nicotine in tobacco smokers is related with increasing number of people who have type 2 diabetes mellitus. This research was designed to investigate the difference of blood glucose level in 20-60 years old male tobacco smokers and non-smokers in Salemba in 2009-2010.
The data from 32 male smokers and 32 male non-smokers taken by consecutive sampling was collected from questionnaire and measuring fasting blood glucose level by finger prick technique. The average value of fasting blood glucose in non-smokers group was 102,0 (86-150) mg/dL and in smokers group was 118,6 (SD 25,2) mg/dL. With Mann-Whitney test, it was known that p=0,002. So, there was a significant difference of blood glucose level in male tobacco smokers and non-smokers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Asrini Noor
"Tujuan: Membandingkan kadar vascular endothelial growth factor VEGF dan placental growth factor PlGF plasma dan vitreus pada tikus diabetes dengan kontrol gula darah GD buruk, dengan perbaikan kontrol gula darah, dan tikus nondiabetes, dan melihat pengaruh perbaikan kontrol gula darah terhadap kadar VEGF dan PlGF.
Metode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental pada hewan coba tikus strain Sprague Dawley. Sebanyak 18 ekor tikus disertakan dalam penelitian dan secara acak dibagi ke dalam kelompok perlakuan n=14 dan kontrol n=4 . Kelompok perlakuan diberikan injeksi Streptozotocin untuk menginduksi diabetes. Tikus dengan kadar GD 72 jam pasca induksi lebih dari 300 mg/dL didiagnosis diabetes. Kadar GD diperiksa secara berkala pada seluruh subyek. Setelah 4 mingu, kelompok perlakuan dibagi ke dalam kelompok I untuk terminasi dan kelompok II untuk perbaikan kontrol GD dengan injeksi insulin selama 4 minggu berikutnya, begitu pula dengan kelompok kontrol. Saat terminasi, sampel plasma darah dan vitreus diambil untuk analisis kadar VEGF dan PlGF melalui pemeriksaan enzyme-linked immunosorbent assay ELISA.
Hasil: Sebanyak 17 ekor tikus bertahan hidup hingga akhir penelitian dengan 1 ekor tikus mati dari kelompok perlakuan. Kadar GD kelompok perlakuan II menurun drastis dan mencapai normoglikemia. Pemeriksaan ELISA bulan pertama menunjukkan kadar VEGF vitreus kelompok perlakuan I cenderung lebih tinggi dibandingkan kontrol I, yakni 196,36 65,24 pg/dL dan 123,64 44,99 pg/dL p=0,20 . Pemeriksaan ELISA bulan kedua menunjukkan kadar PlGF vitreus kelompok perlakuan II lebih tinggi dibandingkan kontrol II, yakni 59,04 2,48 dan 51,93 3,15 p=0,01. Kadar VEGF vitreus dan plasma kelompok perlakuan I dan II tidak berbeda bermakna, sedangkan kadar PlGF vitreus dan plasma lebih tinggi pada bulan kedua.
Kesimpulan: Kadar VEGF dan PlGF vitreus mengalami peningkatan pada kelompok tikus diabetes dibandingkan nondiabetes, dan perbaikan kontrol gula darah selama 1 bulan belum dapat menurunkan kadar VEGF dan PlGF.

Aim: To compare plasma and vitreous level of vascular endothelial growth factor VEGF and placental growth factor PlGF in diabetic rats with poor blood glucose BG control, reconstitution of good BG control, and nondiabetic rats, and to investigate the effect of reconstitution of good BG control to VEGF and PlGF plasma and vitreous level.
Methods: This is an experimental study using Sprague Dawley rats. Eighteen rats were divided into intervention group n 14 and control group n 4. Intervention group were given Streptozotocin STZ injection to induce diabetes. Rats with BG level more than 300 mg dL at 72 hours after injection were considered diabetes and successful models. BG levels were monitored periodically in all subjects. After 4 weeks, intervention group was randomly divided into group I for termination and group II for reconstitution of good BG control with insulin for following 4 weeks, and so was the control group. Plasma and vitreous samples were taken. VEGF and PlGF levels were detected with enzyme linked immunosorbent assay ELISA.
Results: Seventeen rats survived and one rat died in intervention group. BG level of intervention group II decreased dramatically to normoglycemia. ELISA at month 1 showed that VEGF vitreous level tend to be higher in intervention group I compared to control I, 196.36 65.24 pg dL and 123.64 44.99, respectively p 0.20. ELISA at month 2 showed that PlGF vitreous level of intervention group I were significantly higher compared to control I, 59.04 2.48 and 51.93 3.15, respectively p 0.01. Vitreous and plasma VEGF of intervention group I and II were not different, while vitreous and plasma PlGF were significantly higher in group II.
Conclusions: Vitreous levels of VEGF and PlGF were increased in diabetic rats compared to nondiabetic, and reconstitution of good BG control for 1 month were unable to reduce VEGF and PlGF levels.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mahavira
"Latar belakang: Hubungan antara kadar gula darah yang tinggi dan thrombolysisin myocardial infarction TIMI flow pra/pascaprosedur angioplasti primerterhadap mortalitas 1 tahun belum banyak dieksplorasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan kadar gula darahsaat admisi dan TIMI flow pra/pascaprosedur terhadap mortalitas 1 tahun pasieninfark miokard akut disertai elevasi segmen ST IMA-EST yang menjalaniintervensi koroner perkutan primer IKPP .Metode: 856 pasien IMA-EST yang dilakukan IKPP pada Januari 2014 hinggaJuli 2016 dianalisis secara retrospektif. Cut-off yang digunakan untuk kadar guladarah tinggi pada studi ini adalah ge;169 mg/dL. Kesintasan 1 tahun dinilai denganmetode Kaplan-Meier.Hasil: Pasien dengan kadar gula darah ge;169 mg/L N=307 mempunyai proporsiTIMI flow akhir 0 ndash; 1 yang lebih tinggi [3.3 vs. 0.5 ; adjusted odds ratio OR = 5.58, 95 confidence interval CI 1.30 ndash;23.9; p=0.02] dan mortalitas 1 tahun lebih tinggi [16.3 vs. 6 ; adjusted hazard ratio HR = 1.9, 95 CI1.12 ndash;3.23, p=0.017] dibanding pasien dengan kadar gula darah rendah N=549 .TIMI flow akhir 0 ndash; 1 merupakan prediktor independen mortalitas 1 tahun HR= 7.0, 95 CI 3.23 ndash;15.15;

Background The association of high blood glucose level and Thrombolysis InMyocardial Infarction TIMI flow before after primary angioplasty with 1 yearmortality has not much been explored.Objective This study sought to determine the association of blood glucose level BGL on admission and pre post procedural TIMI flow with 1 year mortality inpatients with ST segment elevation myocardial infarction STEMI undergoingprimary percutaneous coronary intervention PCI .Methods 856 patients with STEMI and treated with primary PCI betweenJanuary 2014 and July 2016 were retrospectively analyzed. The cut off used for ahigh BGL in this study was ge 169 mg dL. Survival at 1 year was assessed byKaplan Meier method.Results Patients with BGL ge 169 mg dL N 307 had higher proportion of finalTIMI flow 0 1 3.3 vs. 0.5 adjusted odds ratio OR 5.58, 95 confidenceinterval CI 1.30 to 23.9 p 0.02 and higher 1 year mortality 16.3 vs. 6 adjusted hazard ratio HR 1.9, 95 CI 1.12 to 3.23, p 0.017 compared withlower BGL patients N 549 . Final TIMI flow 0 1 was an independent predictorof 1 year mortality HR 7.0, 95 CI 3.23 to 15.15 p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Okvitasari Purbowati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh campuran ekstrak tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan. Tikus dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Kelompok kontrol normal tidak diinduksi aloksan dan diberi larutan Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Kelompok lainnya diinduksi aloksan dosis 100 mg/kg bb secara intraperitoneal dan masing-masing diberi larutan CMC (kelompok kontrol negatif), Glibenclamide® (kelompok kontrol positif), ekstrak binahong dosis 250 mg/kg bb (kelompok perlakuan ekstrak binahong), ekstrak sambiloto dosis 500 mg/kg bb (kelompok perlakuan ekstrak sambiloto), dan campuran ekstrak dosis 750 mg/kg bb (kelompok perlakuan campuran ekstrak dosis 1); dosis 375 mg/kg bb (kelompok perlakuan campuran ekstrak dosis 2); serta dosis 187,5 mg/kg bb (kelompok campuran ekstrak dosis 3). Pemberian bahan uji dilakukan secara oral selama 21 hari berturut-turut. Hasil uji Kruskal-Wallis dan Anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa ketiga dosis campuran ekstrak berpengaruh nyata terhadap penurunan rerata kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah terbesar dicapai oleh kelompok dosis 750 mg/kg bb dengan rerata kadar glukosa darah mendekati nilai kelompok normal, yakni pada hari ke-15 sebesar 121,36 mg/dl dan pada hari ke-22 sebesar 85,37 mg/dl.

The research was done in order to determine the effect of a mixture of extract binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and sambiloto (Andrographis paniculata Nees) on blood glucose levels of male white rats (Rattus norvegicus L.). The male rats were divided into eight groups. Normal control group was not induced alloxan and given Carboxy Methyl Cellulose (CMC) solution. The others were induced alloxan at dose of 100 mg/kg body weight intraperitoneally and each of them was given CMC solution (negative control group), Glibenclamide® (positive control group), binahong extract at dose of 250 mg/kg body weight (binahong group), sambiloto extract at dose of 500 mg/kg body weight (sambiloto group), and mixture extract at dose of 750 mg/kg body weight; 375 mg/kg body weight; and 187,5 mg/kg body weight. The test materials were administrated for 21 consecutive days orally. The result of this experiment showed that statistically both single and mixture extract could decrease blood glucose levels significantly (P < 0,05). The highest decrease of blood glucose levels was achieved by the mixture extract at dose of 750 mg/kg body weight with an average value of blood glucose level 121,36 mg/dl (14 days after treatment) and 85,37 mg/dl (21 days after treatment). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S828
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lisnawati
"Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakitnya. Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan diabetes. Keberhasilan pemeriksaan gula darah secara teratur di pengaruhi oleh motivasi klien.Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi klien untuk memeriksakan gula darah secara teratur. Pengumpulan data di lakukan dengan cara pembagian kuesioner Iangsung kepada responden di poliklinik Endokrin RS. PELNI Petamburan Jakarta. Data yang telah terkumpul di analisis dengan menggunakan analisis uji statistik deskriptif sederhana dengan menggunakan tendensi Sentral yang meliputi mean, modus, median, standar deviasi. Hasii penelitian menunjukkan bahwa gambaran motivasi klien DM untuk memeriksakan gula darah di RS. PELNI Petamburan Jakarta adalah tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5407
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>