Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manami Teresa Uechi
"Terapi diet memegang peran penting dalam penatalaksanaan diabetes mellitus. Pada penyandang DM tipe 2 yang tidak terkontrol, glukosa tidak tersedia sebagai sumber utama energi, sehingga tubuh meningkatkan produksi asam lemak, dengan akibat meningkatnya produksi benda keton di hati. Salah satu komplikasi DM adalah ketoasidosis, yang merupakan akibat dari meningkatnya benda keton dalam darah.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek dari penambahan serat makanan dalam DM diet pada kadar benda keton serum penyandang DM tipe 2 di Jakarta Timur. Dua puluh penyandang diabetes tipe 2 dengan fungsi hati dan ginjal yang normal, dibagi menjadi dua kelompok dengan cara block randomization. Selama setiap tiga minggu tahapan penelitian, Kelompok Kontrol menerima diet DM sedangkan Kelompok Perlakuan menerima kudapan kedelai mengandung 6 gram serat yang tercakup dalam diet DM setiap harinya. IMT dan asupan makanan dari subjek penelitian dipantau selama penelitian. Kadar benda keton serum subjek, sebelum dan setelah setiap tahapan penelitian diukur dengan menggunakan Precision Xtra Blood Ketone Test Strips.
Subjek terdiri dari lebih banyak wanita, usia rata-rata 51 tahun, memiliki tingkat pendidikan rendah-sedang dan tingkat aktivitas fisik rendah. Sebagian besar subjek dengan berat badan lebih dan obes, dan tidak dapat mengikuti anjuran diet diabetes. Perubahan kadar benda keton serum sebelum dan sesudah intervensi tidak berbeda secara bermakna antara kelompok Kontrol dan Perlakuan. Asupan makanan dengan kandungan serat yang lebih tinggi dan penggunaan placebo disarankan untuk penelitian selanjutnya.

Dietary fibers have beneficial effects on glycemic control in type II DM. In uncontrolled DM, blood glucose as the primary energy source becomes unavailable, causing increased fatty acid oxidations and eventually an accelerated hepatic ketogenesis. One of the serious complications of type II DM is diabetic ketoacidosis, which results from an abnormally high concentration of ketone bodies in the blood.
The aim of this research was to investigate the effects of additional dietary soy fibers on serum ketone concentrations of the type II DM patients in East Jakarta. The study involved 20 diabetic patients with normal hepatic and kidney functions. Subjects were divided into two groups by a block randomization method. During three weeks of each intervention period, the Control Group received a DM diet only, while the Treatment Group received soy snacks containing 6g of dietary fibers daily in addition to the DM diet. The subjects’ BMI and dietary intake from food records were assessed. The serum ketone body concentrations of the subjects were measured before and after each intervention period using Precision Xtra Blood Ketone Test Strips.
Subjects consisted of more females with an average age of 51 years, and low educational and physical activity levels. Most subjects were either overweight or obese and they were unable to comply with their diabetic regimen diet. Changes in the serum ketone body concentrations before and after the intervention did not significantly differ between the Control and Treatment Groups. Further studies with higher fiber contents and use of placebo were suggested.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyvia Mega
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memberikan dampak pada keseimbangan cairan dalam tubuh. Poliuria akibat diuresis osmotik menyebabkan pasien diabetes rentan kekurangan cairan sehingga kebutuhan cairannya pun bertambah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan kebutuhan cairan dan status hidrasi pada pasien diabetes melitus tipe II di Kota Depok. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah pasien diabetes melitus tipe II usia dewasa di Kota Depok sebanyak 85 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan kebutuhan cairan dan grafik warna urin untuk menentukan status hidrasi. Hasil penelitian menunjukan 74.1% responden memiliki pengetahuan kebutuhan cairan yang baik dan 54.1% responden memiliki status hidrasi terhidrasi dengan baik. Hasil tersebut menunjukan pasien diabetes melitus tipe II di Kota Depok telah memiliki pengetahuan kebutuhan cairan dan status hidrasi yang baik, namun dengan kondisi diabetes yang fluktuatif maka diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi sehingga kebutuhan cairan pasien diabetes terjaga.

Diabetes mellitus is a chronic disease that has an impact on fluid balance in the body. Polyuria due to osmotic diuresis leaves diabetic patients prone to lack of fluids so that their fluid needs also increase. The purpose of this study was to identify the level of knowledge of fluid needs and hydration status in patients with type II diabetes mellitus in Depok City. The study was conducted with a quantitative approach and descriptive research design. The sample used was adult type II diabetes mellitus patients in Depok as many as 85 people. The instrument used was a fluid needs knowledge questionnaire and urine color chart to determine hydration status. The results showed 74.1% of respondents had good knowledge of fluid needs and 54.1% of respondents had a well hydrated hydration status. These results show that patients with type II diabetes mellitus in Depok City already have good knowledge of fluid needs and good hydration status, but with fluctuating diabetes conditions, further research is needed to assess knowledge at a higher level so that the fluid needs of diabetic patients are maintained."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Rachmat Kurniawan
"Kekuatan otot adalah salah satu tanda vital yang dapat menentukan risiko fungsi fisik serta risiko mortalitas. Laju penurunan kekuatan otot terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju penurunan massa otot. Kami menghubungkan salah satu faktor yang dapat memengaruhi penurunan kekuatan otot dengan fase awal diabetes, yang juga terkait dengan resistensi insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan pada wanita dewasa di Jakarta. Kami menggunakan metode cross sectional dan diperoleh 68 subjek. Data diperoleh melalui handgrip dynamometry, sampel darah, food recall 3 x 24 jam, pengukuran antropometri, dan kuesioner aktivitas fisik. Median nilai HOMA-IR 2,765 (0,62 – 6,12). Rerata kekuatan absolut genggaman tangan 25,32 ± 2,27 kg. Hasil kekuatan relatif genggaman tangan melalui perhitungan kekuatan absolut genggaman tangan dibagi berat badan diperoleh median 0,39 (0,22 – 0,61). Hasil uji statistik regresi linier dengan metode Enter menunjukkan tidak ada asosiasi yang signifikan antara HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan setelah dikontrol dengan IMT sebagai faktor perancu.

Muscle strength is one of the vital signs that can determine the risk of physical function and overall mortality. The rate of decline in muscle strength occurs faster than the rate of decline in muscle mass. We relate one of the factors that can influence the decrease in muscle strength to the early phase of diabetes, which is also associated with insulin resistance. We aim to determine the association between HOMA-IR value and relative hand grip strength in adult women in Jakarta. We used a cross-sectional method and obtained 68 subjects. Data were obtained through handgrip dynamometry, blood samples, 3 x 24 hours food recall, anthropometric measurements, and IPAQ-SF questionnaires. The HOMA-IR value was obtained with a median of 2.765 (0.62 - 6.12). An average of 25.32 ± 2.27 kg resulted from absolute hand grip strength. While the results of the relative handgrip strength are dividing the absolute handgrip strength by body weight, a median of 0.39 (0.22 - 0.61) was obtained. The linear regression statistical test using the Enter method showed no significant relationship between HOMA-IR and relative hand grip strength after controlling for BMI as a confounding factor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louise Kartika Indah
"Asupan serat pada penyandang DM tipe 2 maupun orang sehat di Indonesia rendah, meskipun berbagai penelitian membuktikan bahwa serat bermanfaat dalam memperbaiki profil lipid. Uji klinis acak menyilang ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan serat makanan terhadap profil lipid penyandang DM tipe 2 usia 20−64 tahun, dengan kadar serum kolesterol total >150 mg/dL, atau kolesterol LDL >100 mg/dL, atau kadar HDL < 45 mg/dL, atau trigliserida >150 mg/dL.
Setiap subyek penelitian menjalani dua macam perlakuan diet selama 3 minggu, dengan wash out selama 1 minggu: diet DM sesuai rekomendasi PERKENI dengan makanan selingan berserat 5,88 g/hari. Dilakukan wawancara karakteristik demografi, pengukuran tinggi dan berat badan, penilaian asupan zat gizi dengan metode food record 3 x 24 jam serta pemeriksaan profil lipid sebelum dan setelah perlakuan.
Rentang usia subyek penelitian 47-61 tahun, sebagian besar subyek adalah perempuan, dan tingkat pendidikan rendah, serta tingkat aktivitas fisik ringan, dengan status gizi obes I sebanyak 66%. Subyek dapat mengonsumsi makanan selingan berserat sebanyak 90% dari anjuran. Makanan selingan berserat dapat ditoleransi dengan baik, tanpa ada keluhan yang berarti. Sebagian besar subyek penelitian tidak dapat mengikuti anjuran diet DM nya, terutama dalam hal asupan protein, lemak, dan serat. Terlihat penurunan yang bermakna pada kadar serum kolesterol total (p=0,03) dan trigliserida (p=0,04) setelah konsumsi makanan selingan berserat.
Kesimpulan: diet DM dengan konsumsi serat sebagai makanan selingan sebesar 5,88 g/hari menurunkan kadar serum kolesterol total dan trigliserida serum dibandingkan dengan diet DM pada penyandang DM tipe 2. Penelitian lanjutan dianjurkan dengan menambah serat dalam makanan selingan.

Dietary fiber intake of type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) patients and general Indonesian population were lower than recommendation, despite proven beneficial effect of dietary fiber on serum lipid profile. This randomized cross-over clinical trial aims to investigate the effect of 5,88 g/day fiber snack supplementation for 3 weeks on serum lipid profile among 20−64 years old T2DM patients with either serum concentration cholesterol total >150 mg/dL, cholesterol LDL >100 mg/dL, cholesterol HDL <45 mg/dL, or triglyceride >150 mg/dL.
Every subject underwent two treatments for 3 weeks with 1 week wash out: 5.88 g/day dietary fiber in snack bars integrated in diabetic diet recommended by Indonesian Diabetic Association (PERKENI). Assessments of sociodemographic, body height and weight, dietary intake using food record 3x24 hours method during study period, and lipid profile before and after intervention were performed.
Subjects age ranged 47-61 years, majority was female, low educational level, sedentary physical activity, and 66% obese. Subjects managed to consume 90% of the dietary fiber snack bars, without experiencing any side effects. Majority of subjects could not follow their diabetic dietary regimen, especially consumption of protein, fat and fiber. There were significant decreases total cholesterol (p=0.03) and triglyceride (p=0.04) serum concentrations after consumption of dietary fiber in snack bars.
Conclusion : diabetic diet with 5.88 g/day fiber snack decreases total cholesterol and triglyceride serum concentrations compared to diabetic diet alone in patients with T2DM. Further study to increase the amount of fiber in snack is proposed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap kejadian hiperglikemia pada PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok yang berusia < 40 tahun di Kota Depok tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan disain studi kasus kontrol, dilaksanakan pada bulan Maret - Mei rabun 2009. Populasi kasus adalah PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok tahun 2009 usia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah menderita hiperglikernia dimana kadar gula darah > !26 mg/dl. Populasi kontrol adalah PNS di lingkungan pamerintah daerah Kola Depok tahun 2009 yang berusia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah tidak menderita hiperglikemia dimana kadar gula darah S 126 mg/dl. Data yang dikumpulkan adalah data kadar gula darah yang merupakan data sekunder basil pemeriksaan PT Askes dengan metode GO D-PAP (Glukosa Dehydrogenase Oxidize Phosphate); tinggi hadan diukur dengan menggunakan microtoice ketelitian 0,1 em; berat badan dengan timbangan digital SECA ketelitian 0,1 kg; karakteristik responden diketahui melalui wawancara menggunakan kuesioner; Pola konsumsi diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner FFQ; tekanan darah diukur dengan tensi meter jenis air raksa dengan merk Nova Presameter. Data dlanalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan program perangkat Iunak komputer. Jenis uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (Kai Kuadrat) dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil pengolahan dan analisis data membuktikan bahwa lndeks Massa Tubuh (IMT) berpengaruh terhadap kejadian hiperglikernia pada PNS usia <= 40 tahun."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32438
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Tri Juli Edi
"Latar belakang: Hipomagnesemia berhubungan dengan kejadian pre-diabetes, konversi ke diabetes tipe 2 dan juga komplikasi kronik diabetes, termasuk albuminuria. Hasil studi hubungan antara kadar magnesium dengan kejadian albuminuria pada diabetes melitus tipe 2 masih kontroversial. Untuk itu perlu dilakukan penelitian hubungan tersebut.
Metode: Potong lintang dengan consecutive sampling pada pasien DM tipe 2 yang sudah terdiagnosis nefropati diabetes. Dilakukan anamnesis faktor risiko, pemeriksaan fisik, kadar magnesium, albumine creatinine ratio dan A1C.
Hasil: Tiga puluh delapan subjek ikut dalam penelitian yang sebagian besar berusia lebih 50 tahun dan memiliki kontrol glikemik yang buruk (81,6%). Pada subjek penelitian yang memiliki kadar Mg <1,7 mg/dl 80% mengalami albuminuria, sementara subjek yang memiliki kadar Mg ≥ 1,7 mg/dl didapat 63,6% subjek penelitian yang mengalami albuminuria. Pada penelitian ini didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,006 yang menunjukkan hubungan yang lemah antara kadar magnesium dalam darah dengan albuminuria.
Kesimpulan: Secara statistik tidak ditemukan korelasi antara kadar magnesium dengan albuminuria.

Background: Hypomagnesemia associated with occurance of prediabetes, convertion to type 2 diabetes and also chronic complication of diabetes, including albuminuria. Studies that look for correlation magnesium concentration with albuminuria in type 2 diabetes still controvensial that?s why we need to do this research.
Method: Cross sectional study done in type 2 diabetes who have been diagnosed with nephropathy. Correlation Pearson test used to prove correlation between magnesium level with albuminuria.
Result: Thirty eight subjects follow this study, majority of them age more than 50 years old, mostly having bad glycemic control (81,6%).There are 80 % subject with hypomagnesemia (Mg <1,7 mg/dl) suffered from albuminuria while subject with normomagnesia (Mg ≥ 1.7 mg/dl) only 63.6% suffered from albuminuria. This study result in no correlation between magnesium level in type 2 diabetes.
Conclusion: No correlation between serum magnesium concentration with albuminuria.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thibodeau, Gary A., 1938-2013
London: Elsevier, 2005
613 THI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Shambhala, 1999
R 611.022 IMA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Viesca Ayu Vandila
"Pekerja sebagai agregat berisiko rentan mengalami bahaya kesehatan seperti Gangguan Otot Tulang dan Rangka. Perawat kesehatan kerja mempunyai peran untuk mencegah terjadinya masalah tersebut. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan intervensi pengaturan mekanika tubuh dengan latihan posisi ergonomi untuk mengatasi masalah nyeri akut pada pekerja di keluarga Ibu D di Cimanggis, Depok. Hasil intervensi menunjukan bahwa terjadi penurunan keluhan nyeri secara signifikan, penurunan nyeri terjadi 1-2 poin dengan visual analogue scale (VAS) dan sampai tidak ada keluhan lagi. Hasil tersebut membuktikan bahwa penerapan latihan posisi ergonomi terbukti dapat membantu mencegah munculnya nyeri punggung bawah pada pekerja. Intervensi ini disarankan menjadi program pengembangan upaya kesehatan bagi perawat komunitas di Puskesmas dan perawat kesehatan kerja di Klinik tempat kerja.

Workers as aggregates are at risk of experiencing health hazards such as bone and skeletal muscle disorders. Occupational health nurses have a role to prevent the occurrence of these problems. This final scientific work aims to provide an overview of the application of body mechanics regulation interventions with ergonomics position exercises to overcome acute pain problems for workers in Ms. D family in Cimanggis, Depok. The results of the intervention showed that there was a significant decrease in pain complaints, a decrease in pain was measured around 1-2 points using the visual analogue scale (VAS) and until there were no more complaints. These results prove that the application of ergonomics position exercises can help prevent the emergence of low back pain in workers. This intervention is suggested to be a health effort development program for community nurses at Puskesmas and occupational health nurses in workplace clinics."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamaluddin
"Berat badan merupakan ukuran antropometri yang penting digunakan untuk beberapa prosedur medis dan gizi, tetapi dalam beberapa kondisi seperti remaja dengan disabilitas atau pasien tirah baring menyebabkan pengukuran berat badan yang akurat sulit untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada remaja di Bogor. Pengukuran berat badan (BB), lingkar lengan atas (LiLA) dan tinggi lutut (TL) dilakukan pada 130 siswa di SMA Budi Mulia Kota Bogor (14-18 tahun) pada bulan April 2016. Analisis korelasi dilakukan antara prediktor dengan berat badan aktual, serta dilakukan analisis regresi linier ganda untuk mendapatkan hasil rumus prediksi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara BB dengan LiLA (r = 0,881) serta terdapat korelasi sedang antara BB dengan TL (r = 0,506). Model prediksi yang didapatkan pada remaja laki-laki adalah: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 70,1 dan pada remaja perempuan: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). Rumus yang didapatkan dalam penelitian berhasil memprediksi berat badan remaja secara akurat dan rumus ini direkomendasikan untuk digunakan dalam mengestimasi berat badan remaja.

Body weight is an important anthropometric measurement for many medical and nutritional procedures, but in some conditions like people with disability or bedridden patients, it is difficult to be weighed accurately. The aim of this study is to create a simple body weight predicting equations for Bogor adolescents. body weight (BW), mid-upper arm circumference (MUAC), and knee height (KH) measurements were taken from 130 SMA Budi Mulia students (14-18 years) on April 2016. A correlation analysis was performed between predictors and actual body weight, and a multiple linear regression was performed for analysis of the results. The result showed that there were a perfect correlation between BW and MUAC (r = 0,881), and a medium correlation between BW and KH (r = 0,506). The resulting equation for adolescent boys was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 70,1 and for adolescent girls was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). The developed equations predicted accurately Bogor adolescents? body weight and recommended to be used for estimating body weight in Bogor Adolescents."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>