Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Varianto
"Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi hidrogen melalui proses steam reforming bio-oil dari tandan kosong kelapa sawit dengan katalis Ni-Ce/La2O3-γAl2O3. Penelitian ini menggunakan variasi rasio cerium terhadap nikel (Ce/Ni) pada katalis, yaitu sebesar 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,00. Steam reforming dilakukan dengan fixed bed reactor pada suhu 700oC dengan tekanan atmosferik. Bio-oil yang digunakan merupakan bio-oil aqueous fraction dengan rumus empirik CH1,47O0,27. Senyawa yang paling banyak dikandung dalam bio-oil yang digunakan adalah asam asetat dan fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis Ni-0,25Ce mampu menghasilkan yield hidrogen tertinggi dan karbon terdeposisi terendah. Yield hidrogen tertinggi yang dicapai katalis Ni-0,25Ce adalah 18,53% pada menit ke-10 sedangkan karbon terdeposisi yang dicapai katalis Ni-0,25Ce adalah sebesar 0,0959 gram. Semakin banyak loading cerium dari suatu katalis akan mengurangi yield hidrogen karena luas permukaan inti aktif semakin berkurang karena dispersi nikel yang rendah.

This research has a purpose to produce hydrogen by steam reforming of bio-oil from empty fruit bunch with Ni-Ce/La2O3- γAl2O3 catalyst. Variation used in this research is cerium to nickel ratio (Ce/Ni) = 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,00. Steam reforming is operated in a fixed bed reactor with 700oC temperature and atmospheric condition. Bio-oil used is bio-oil aqueous fraction with CH1,47O0,27 as its empirical formula. Major components contained inside bio-oil aqueous fraction are acetic acid and phenol. The results of this research shows that Ni-0,25Ce catalyst can produce hidghest hydrogen yield until 18.53% in minute 10. Moreover, deposited carbon resulted by Ni-0,25Ce is 0.0959 gram. The more cerium contained in a catalyst can lead to the decreasing of hydrogen production due to the decreasing of specific surface area because of low disperse of nickel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Riana Saputri
"ABSTRAK
Produksi biohidrogen melalui reformasi kukus bio-oil berperan penting dalam perkembangan energi terbarukan yang berasal dari biomassa dalam memproduksi bahan bakar yang bersih. Walaupun demikian, kehadiran coke dan rendahnya konversi karbon merupakan permasalahan yang sering terjadi. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pembentukan deposit karbon dan meningkatkan konversi karbon dengan menggunakan core shell. Core shell akan meningkatkan luas permukaan, interaksi terhadap support katalis dan aktivitas katalitiknya. Core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru disintesis dengan metode mikroemulsi dalam sistem larutan CTAB/n-heksanol/sikloheksana/aquades. Katalis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, BET, FESEM-EDS dan TEM. Fraksi aqueous bio-oil dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yield hidrogen tertinggi dihasilkan dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru adalah sebesar 16,34 pada menit ke-10. Jumlah deposit karbon terendah diperoleh dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru yaitu 1,234 g. Konversi karbon dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat 11,27 dibandingkan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Produksi yield hidrogen dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat sebesar 4,56 dibandingkan dengan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Sehingga, core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru lebih baik digunakan untuk produksi hidrogen dan mengurangi deposit karbon melalui reformasi kukus bio-oil dibandingkan dengan katalis Ni/CaO-?-Al2O3.

ABSTRACT
Biohydrogen production through bio oil steam reforming plays an important role in the development of renewable hydrogen from biomass to produce the cleanest fuel. However, the existence of coke and low carbon conversion are problems that have been found in some studies. The purposes of this study were to reduce coke formation and to enhance carbon conversion by using core shell. Core shell can improve surface area, support interaction and its catalytic activity. Ni CaO Al2O3 Ru core shell catalysts were prepared by CTAB n hexanol cyclohexane water micro emulsion system. The catalysts were characterized by means XRD, BET, FESEM EDS and TEM. Bio oil aqueous fraction was analyzed by using GC MS. Based on experiment, the highest hydrogen yield was produced by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 16.34 in minute 10. The lowest coke deposit production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 0.1234 g. Gas product carbon conversion by using core shell Ni CaO Al2O3 Ru enhanced more 11.27 than using Ni CaO Al2O3. Hydrogen yield production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell enhanced more 4.56 than using Ni CaO Al2O3 catalyst. The result showed that the effect of Ni CaO Al2O3 Ru core shell was more efficient for hydrogen production and to decrease coke deposit through steam reforming bio oil compared to Ni CaO Al2O3 catalyst."
2017
T49740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research has the effort to develop catalyst for steam reforming of bio oil. The bio oil is liquid
product that iv produced _from biomass pyrolysis. The reforming of bio oil produces hydrogen gas. The main
challenge in reforming of organic compound especially aromatic, in bio oil as phenol, is carbon formation
at the catalyst surface resulted in uncomplete reaction. The catalyst formulation resulted is expected to have
high resistance to catalyst deactivation because of carbon formation. Beside that, it is expected too to have
high stability and activity, compared to commercial nickel based catalyst. For those purposes, research of
steam reforming of m-cresol in bench scale has been done. m-cresol is one of phenol compounds in bio oil,
that has stable properties, difficult to react and disturb the catalyst activity. The catalyst formulation used is
Ru-Ni/MgO.La;O3.Al2O3 mixture. This research has succeed to develop catalyst of reforming from Ni-Ru
metal combination that having the good stability and activity to reform m-cresol. The best catalyst
composition resulted is 2%Ru-15%Ni. In Ni and Ru catalyst combination, Ni catalyst is the mainly active
component in reforming of oxygenated aromatic compound in bio oil The Ru catalyst function is to increase
Ni metal dispersion on support, by then increasing the catalyst stability.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 20 (3) Maret 2006 : 215-220, 2006
JUTE-20-3-Sep2006-215
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yandy
"Biosolar merupakan salah satu bahan bakar diesel yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia. Biosolar memiliki kandungan senyawa sulfur yang sangat tinggi. Senyawa sulfur dalam Biosolar dapat menyebabkan dampak negatif bagi mesin, lingkungan, dan kesehatan manusia sehingga perlu diturunkan untuk memenuhi standar internasional maupun untuk efisiensi penggunaan mesin diesel. Salah satu metode untuk menurunkan kadar sulfur adalah desulfurisasi oksidatif katalitik (Cat-ODS) yang memiliki keunggulan dapat dilakukan pada suhu dan tekanan rendah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Pada penelitian ini, proses Cat-ODS terhadap senyawa sulfur di dalam Biosolar menggunakan oksidator hidrogen peroksida dan katalis Co-Fe/γ-Al2O3. Proses Cat-ODS dilakukan pada wadah berpengaduk menggunakan Biosolar 25 mL, katalis dengan loading inti aktif 24,63%, promotor 0 sampai 6,64%, dan penyangga katalis 72,05% serta rasio molar oksidator dengan sulfur (O/S) 120:1. Kondisi operasi Cat-ODS dilakukan pada waktu oksidasi 30 menit dan dioksidasi pada suhu 40 sampai 70°C. Setelah proses oksidasi, senyawa sulfur dalam Biosolar berubah menjadi senyawa sulfone yang dipisahkan menggunakan metode sentrifugasi. Kandungan senyawa sulfur pada Biosolar setelah Cat-ODS dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR. Persen desulfurisasi terbaik pada penelitian ini didapat pada suhu 50°C, katalis Co-Fe/γ-Al2O3 5 gram, waktu reaksi oksidasi selama 30 menit, dan rasio O/S 120:1 dengan nilai sebesar 9,787%.
.....Biodiesel is one of the most widely used diesel fuels in Indonesia. Biodiesel contains very high sulfur compounds. Sulfur compounds in biodiesel can cause negative impacts on engines, the environment, and human health, so they need to be reduced to meet international standards and for the efficiency of using diesel engines. One method to reduce sulfur content is catalytic oxidative desulfurization (Cat-ODS) which has the advantage that it can be carried out at low temperatures and pressures and does not require large costs. In this study, the Cat-ODS process for sulfur compounds in biodiesel used hydrogen peroxide as an oxidant and a Co-Fe/γ-Al2O3 catalyst. The Cat-ODS process was carried out in a stirred container using 25 mL biodiesel, a catalyst with an active core loading of 24.63%, a promoter of 0 to 6.64%, and a catalyst support of 72.05% and a molar ratio of oxidizing agent to sulfur (O/S) 120:1. Cat-ODS operating conditions were carried out at an oxidation time of 30 minutes and oxidized at a temperature of 40 to 70°C. After the oxidation process, the sulfur compounds in biodiesel turn into sulfone compounds which are separated using the centrifugation method. The content of sulfur compounds in biodiesel after Cat-ODS was analyzed using FTIR spectroscopy. The best desulfurization percentage in this study was obtained at a temperature of 50°C, 5 grams of Co-Fe/γ-Al2O3 catalyst, an oxidation reaction time of 30 minutes, and an O/S ratio of 120:1 with a value of 9.787%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fitri Widyasari
"Kandungan senyawa sulfur pada bahan bakar Biosolar dapat menyebabkan berbagai dampak buruk seperti kerusakan mesin. Kadar sulfur pada bahan bakar Biosolar di Indonesia masih sangat tinggi sehingga perlu diturunkan untuk memenuhi regulasi internasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin diesel. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur dengan menghilangkan senyawa sulfur aromatik pada bahan bakar Biosolar menggunakan metode Oxidative desulfurization (ODS). Hidrogen peroksida (H2O2) digunakan sebagai oksidator dengan katalis molibdenum oksida sebagai inti aktif berpenyangga gamma alumina (MoO3/γ-Al2O3). Proses ODS dilakukan pada wadah berpengaduk pada suhu 40°C sampai 70°C dengan loading inti aktif katalis 5% sampai 20%, waktu oksidasi 15 menit sampai 60 menit, dan rasio molar oksidator dengan sulfur (O/S) 90:1 sampai 240:1. Setelah proses oksidasi, senyawa sulfur dalam Biosolar berubah menjadi senyawa sulfone kemudian dipisahkan dari Biosolar menggunakan metode sentrifugasi. Kandungan senyawa sulfur pada Biosolar setelah melewati proses ODS dianalisis menggunakan metode FTIR. Nilai desulfurisasi terbaik pada penelitian ini didapat pada suhu 50°C, loading inti aktif katalis 10%, waktu reaksi oksidasi 30 menit, dan rasio O/S 120:1 dengan desulfurisasi sebesar 7,7%.

The content of sulfur compounds in biodiesel fuel can cause various bad effects such as diesel engines damage. Sulfur content in biodiesel fuel in Indonesia is still very high, so it needs to be reduced to meet international regulations and improve the efficiency of diesel engines. This study aims to reduce sulfur content by removing aromatic sulfur compounds in biodiesel fuel using Oxidative desulfurization (ODS) method. Hydrogen peroxide (H2O2) will be used as an oxidizing agent with molybdenum oxide as an active core supported by gamma alumina (MoO3/γ-Al2O3). The ODS process is carried out in a stirred vessel at a temperature of 40 to 70°C with an active catalyst loading from 5 to 20%, oxidation time 15 to 60 minutes, and molar ratio of oxidator with sulfur (O/S) 90:1 to 240:1. After the oxidation process, the sulfur compounds in the biodiesel will turn into sulfone compounds which will be separated using the centrifugation method. The content of sulfur compounds in biodiesel after passing through the ODS process will be analyzed using the FTIR method. The best desulfurization rate in this study was obtained at temperature of 50°C, 10% active catalyst loading, oxidation reaction time of 30 minutes, and O/S ratio of 120:1 with desulfurization of 7.7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindita Larasati
"ABSTRACT
An extensive search of clean energy is the main drive for hydrogen production technology advancements. Hydrogen is an appealing energy source as an alternative to fossil fuels due to its carbon neutral lifecycle, making it more environmental friendly. Gasification technology is one of the most sought-after method of hydrogen production due to its efficiency and flexibility of the feedstock options. This research intends to bridge the gap where current literature is lacking by presenting a thermodynamic equilibrium model through simulation of non-catalytic steam gasification of oil palm kernel shell using Aspen Plus v10.0 software. A couple of operating parameters that have adverse effect on gasification efficiency, namely temperature of gasifier and steam-to-biomass (S/B) ratio were investigated in this study. The simulation results show that the optimum operating condition to get the highest hydrogen yield is obtained at temperature of 800 oC and S/B ratio of 1.0 wt/wt. Temperature enhances hydrogen content up to 82.54 vol% at the range of 750 to 800 oC while the highest margin of the incline of hydrogen composition is observed from 0.5 to 1.0 wt/wt at  80.90 vol% to 82.24 vol%. Based on the results, temperature has more impact on hydrogen yield compared to S/B ratio due to endothermic reactions being favored at high temperature such as water gas reaction and steam methane reforming reaction. Although hydrogen yield increases with an increase in S/B ratio, it is not beneficial to introduce too much excess steam since it does not have great impact to hydrogen yield with less than 1% increase per kg steam introduced. Different feedstocks were used as comparison to test the applicability of the model. It is found that pine sawdust and oil palm kernel shell are proven to be the most suitable feedstock as they give high hydrogen yield and high hydrogen content in syngas due to high volatile matter and fixed carbon content in addition to low moisture and ash content compared to municipal solid wastes (MSW), green wastes, food wastes, and straw.

ABSTRAK
Penelitian mengenai energi bersih adalah dorongan utama dari kemajuan teknologi produksi hidrogen. Hidrogen adalah sumber energi yang menarik sebagai alternatif dari bahan bakar fosil dikarenakan oleh siklus yang netral dari karbon, menjadi lebih ramah lingkungan. Teknologi gasifikasi adalah salah satu metode yang paling terkemuka akibat efisiensi dan fleksibilitas pemilihan bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dimana literatur terkini kurang mendalami dengan mengajukan model ekuilibrium termodinamika melalui simulasi gasifikasi uap non-katalis dengan bahan baku cangkang kelapa sawit menggunakan perangkat lunak Aspen Plus versi 10.0. Beberapa parameter operasi yang berpengaruh terhadap efisiensi gasifikasi seperti temperatur dari reaktor dan rasio uap-biomassa telah diteliti dalam studi ini. Hasil simulasi menunjukkan kondisi operasi optimal untuk mendapatkan hasil produksi hidrogen tertinggi dicapai pada temperatur 800 C dan rasio uap-biomass 1.0 wt/wt. Temperatur menaikkan komposisi hidrogen sehingga 82.54 vol% pada kisaran 750 sampai 800 C sedangkan margin kenaikan komposisi hidrogen paling tinggi didapat dari 0.5 sampai 1.0 wt/wt dari 80.90 vol% menjadi 82.24 vol%. Berdasarkan dari hasil, temperatur memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan rasio uap-biomass diakibatkan oleh reaksi endotermik yang lebih spontan pada temperatur tinggi seperti reaksi air-gas dan reaksi reformasi metana dan uap. Walaupun hasil hidrogen meningkat seiring kenaikan dari rasio uap-biomass, memasukkan uap terlalu banyak tidak efisien sebab efeknya tidak signifikan dengan kenaikan kurang dari 1% per kilogram uap tambahan. Bahan baku berbeda digunakan sebagai perbandingan untuk menguji penerapan model ini. Hasil menunjukkan bahwa serbuk kayu pinus (pine sawdust) dan cangkang kelapa sawit terbukti menjadi bahan baku yang paling cocok untuk gasifikasi karena menghasilkan hasil dan komposisi hidrogen yang paling tinggi disebabkan oleh konten zat mudah menguap dan karbon tetap yang tinggi dengan konten kelembaban dan abu yang rendah dibandingkan limbah padat, limbah hijau, limbah makanan, dan jerami."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanty
"Reaksi oksidasi parsial metana mulai diminati sejak 1990-an, karena reaksinya yang bersifat eksotermik dan juga rasio H2/CO yang dihasilkan adalah 2 yang cocok untuk reaksi Fischer Tropsch dan praduksi metanol. Proses ini menguntungkan dibandingkan dengan proses pembentukan sintesis gas dengan metode konvensional (reformasi kukus) yang sangat endotermik dan rasio H2/CO≥3 yang tidak sesuai untuk proses Fischer Tropsch. Katalis Ni/A1203 telah banyak digunakan untuk reaksi oksidasi parsial metana. Namur terjadinya deposit karbon dan deaktivasi katalis menjadi kendala utama pada proses ini.
Katalis serbuk Ni/ γ -A1203 dipreparasi dengan metode sol gel menggunakan aluminium isopropoksida sebagai prekursor untuk mendapatkan penyangga dengan luas permukaan tinggi dan lebih berpori, metode impregnasi dengan Ni(NO3)3.6H2O sebagai prekursor untuk mendapatkan inti aktif nikel dengan variasi penambahan promotor CeO2, La2O3, dan MgO alau kombinasinya. Perlakuan ultrasonik diberikan pada saat proses impregnasi dengan frekuensi 18 - 22 kHz selama 60 menit.
Katalis Nily-A1203 dengan variasi promotor CeO2 dari MgO (SG 5NCT--CeMg) dengan loading Ni 5% berat memiliki aktivitas katalitik yang tinggi dan stabil dalam waktu reaksi hingga 48 jam. Konversi metana rata-rata sebesar 97,06 % dan selektivitas produk H2 dan CO berturut-turut sebesar 83.38% dan 73,14% dengan rasio produk H2/CO adalah 2,28. Penambahan promotor CeO2 meningkatkan chemisorption H2 sedangkan promotor penambahan MgO meningkatkan jumlah inti aktif nikel dengan mencegah terbentuknya spinel NiA12O4 yang merupakan fasa tidak aktif dengan terbentuknya spinel MgAl2O4 sehingga kombinasi keduanya dapat meningkatkan kinerja katalis. Reaksi tersebut dilakukan pada kondisi tekanan atmosferik, pada temperatur 800°C, rasio reaktan CH4 : O2 = 2 : 1,2 dan WIF = 0,2 g.detiklml. Perlakuan ultrasonik yang diberikan dapat menaikkan selektivitas produk H2 dan CO hingga 9% dan 12% berturut-turut, karena memiliki diameter partikel yang lebih kecil dan komposisi yang lebih seragam dibandingkan dengan katalis tanpa perlakuan ultrasonik.

Partial oxidation of methane has been an interested process since 1990s, because of the reaction is mildly exothermic and also the syngas obtained a suitable H2/CO ratio of 2 for Fischer Tropsch process and production of methanol. This process is more valuable than the process of syngas production through conventional method (Steam Reforming) which is a highly endothermic reaction and the H2/CO≥3ratio of 3 is not suitable for Fischer Tropsch process. Ni/Al2O3 catalyst has been widely used for partial oxidation of methane reaction. Nevertheless the carbon deposit and catalyst deactivation has become the main obstacle in this process.
The powder of Nily-Al2O3 catalyst was prepared by sol gel method using aluminum isopropoxide as a precursor to get a support with high surface area and more porous, impregnation method with Ni(N03)3.6H2O as precursor to get the active site of nickel with addition of various promoters CeO2, La2O3, and MgO or the combination of them. Ultrasonic treatment when impregnation process has been done with 18 - 22 kHz frequency for 60 minutes.
Nily-Al2O3 catalyst with promoters CeO2 and MgO (SG 5NU-CeMg) with 5 wt. % loading of Ni has high catalytic activity and stable for 48 hours time reaction. The mean methane convert-ion is 97,06 % and the product selectivity of H2 and CO is 83.38% and 73,14% respectively, with product H2/CO ratio of 2,28. The addition of CeO2 promoter increase the H2 chemisorptions while the addition of MgO promoter increase the active site of nickel with decreasing the formation inactive NiAl2O4 spine' by forming a stable MgAI2O4 spinel, therefore the combination of these two kind promoters increase the performance of the catalyst. These reaction was studied at atmospheric pressure, with temperature 800°C, CH4:O2 ratio is 211,2 and WIF ratio is 0,2 g.second/ml. Ultrasonic treatment increase the product selectivity of Hz and CO up to 9% and 12% respectively, because of has a smaller particle diameter and more homogeneous composition than the catalyst without ultrasonic treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiko Satiawan
"Parameter dari kualitas pembakaran pada motor pembakaran dalam dapat dilihat dari perfomanya dan emisi gas buang yang dihasilkan. Salah satu faktornya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan memberi katalis pada bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar mengikat oksigen, sehingga dapat meberikan efek pembakaran yang lebih baik. Tujuan lainnya adalah penggunaan katalis diharapkan dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Pengujian ini menggunakan bahan bakar dasar pertamax plus. Katalis yang digunakan antara lain type a (sebut tablet), yaitu katalis dimasukan kedalam tangki bahan bakar. Sedangkan katalis yang kedua type b, katalis yang dipasang pada saluran bahan bakar yang terletak diantara pompa bahan bakar dan karburator. Pegujian juga dilakukan dengan melakukan perpaduan antara kedua katalis. Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan perpaduan kedua katalis tidak menghaslkan performance yang baik jika dipadukan dengan bahan bakar pertamax plus. Dari hasil yang ada, penggunaan pertamax plus lebih baik daripada menggunakan katalis ini.

The parameters of the combustion quality of the internal combustion engine can be seen from perfomanya and exhaust emissions produced. One factor is the quality of fuel used. Methods to improve the quality of the fuel is to provide a catalyst to fuel. it aims to improve fuel bind oxygen, so it can not give a better burning effect. Other goal is the use of catalysts is expected to save fuel consumption and exhaust emissions better. This test uses the base fuel plus pertamax. Catalysts used include type A (called tablet), the catalyst is inserted into the fuel tank. While the second catalyst type b, a catalyst installed in the fuel line located between the fuel pump and carburetor. Test of also be done through a combination of the two catalysts. Test results show that use of a blend of the two catalysts not menghaslkan good performance when combined with fuel pertamax plus. Of the existing results, use pertamax plus better than using this catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S58399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi yang cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mengkonversi karbon pada senyawa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Disamping diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi issu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (greenhouse effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau Iarutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangat rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO2 menjadi metanol.
Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposisi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCk yang dilanjutkan dengan kalsinasi pada berbagai temperatur. Modifikasi katalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau silika, menggunakan metode sol-gel dan dip-coating. Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 clan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakan serbuk TiO2 Degussa P25. CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, AAS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika, dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania. karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sistem cair-padat rnaupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol, dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan 1 M KHCO3 paling optimal diamati te1jadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, rnempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kine1:janya menjadi Iebih baik.
Katalis tembaga/Ti02 dcngan loading tertcntu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO2, baik pada sislem cair-padat maupun gas-padat. Hasil inYestigasi menunj ukkan bahwa Cu11O adalah spcsi do pan yang paling signi fikan dalan1 1neningkatkan kine1ja TiO2 pada reduksi CO2 menjadi metanol. loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO2 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencan1puran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l % berat untuk dopan CuO.
Peningkatan efisiensi reduksi CO2 1nenjadi metanol yang signifikan oleh dopan ten1baga (terutan1a dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai inti aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper~ dopan tembaga secara efektif dapat n1enghambat laju rekombinasi pasangan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan 1nekanisme melalui pen1bentukan intermediate forn1at dan metoksida.
Uji kinetika yang dilakukan pada rentang te1nperatur 43 -l 00 °C menunjukkan bahwa dopan CuO dapat n1eningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramti (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3% CuO/TiO2 adalah sebesar + 12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H20 dengan katalis 3%CuO/TiO2. "
Universitas Indonesia Fakultas Teknik , 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Molybdenum oxide (MoO3) have been introduced to titanium silicalite (Ts-1) by impregnation methode and have been characterized with X-ray diffraction (XRD), infrared spectroscopy,nitrogen and pyridine adsorption...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>