Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cyntia Claudia
"Tulisan ini membahas mengenai ruang transit merupakan bagian yang penting saat ini pada kota kontemporer yang muncul dari ruang-ruang pergerakan oleh mobilitas masyarakat urban. Ruang transit merupakan ruang yang berada di antara asal dan tujuan, dihidupi dan disinggahi dalam waktu sementara. Sayangnya, ruang ini kurang didesain sebagai ruang yang penting, dimana memungkinkan segala aktivitas manusia untuk muncul dan berkembang. Hal ini dikaji lewat keberadaan ruang transit saat ini serta pemaknaannya oleh para pengguna. Keberadaan ruang transit mencakup fungsi ruang dan bagaimana ruang digunakan. Sedangkan pemaknaan dilihat lewat aktivitas yang aktor lakukan, penggunaan rambu maupun tanda, serta motivasi interaksi. Sehingga dengan mengaitkan keseluruhan elemen tersebut dapat dihasilkan analisis yang komprehensif terhadap keberadaan ruang transit dan pemaknaannya.
Berdasarkan studi kasus yang dibahas, fungsi utama ruang transit sebagai ruang sirkulasi dan pergerakan tetap menjadi yang terutama. Tetapi, ruang transit ternyata juga dimaknai lebih dari itu lewat kemunculan aktivitas yang berkembang saat terdapat aksi pause dan stop. Hal ini menunjukkan adanya motivasi lain yang terbentuk. Hanya saja, saat ini ruang-ruang ini kurang memberikan kualitas yang sepadan untuk pemaknaan di luar sirkulasi sehingga munculnya interpretasi berbeda untuk rambu dan tanda pada ruang transit untuk mendukung aktivitas tersebut.

Nowadays, transit space has a very important role in the contemporary city which is appeared from space of movement by urban society's mobility. Transit space is a space located in between the arrival and destination point, lived and stayed for a temporary period. Unfortunately, this space lacks of design intentions as a potential space which allows all human activities to develop. This concern is assessed through the existence of the current transit space and synthesizing its meaning. These are done by examining the function and how it is used, while the meaning seen through the actor's activities, the use of signs or marks, and motivational interactions. So that by linking all the elements, a comprehensive analysis of the existence of transit space and its significance can be produced.
Based on the case studies discussed, the primary functions of the transit space as circulation and movement space remain still. However, the transit space is also interpreted more than that. It is proven from the variety of activities which emerge when there is any pause and/or stop action. However, current transit space does not provide the quality that meets for other activities outside circulating, thus reinterpretation towards sign or elements that inhabit the transit space is unavoidable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldilla Annisa
"Sentuhan merupakan salah satu indera manusia yang kaya karena memiliki perangkat taktil yang berfungsi untuk mendeteksi rangsangan yang timbul dari interaksi fisik dengan lingkungannya. Dalam kajian ini saya ingin mencari tahu apakah aspek sentuhan dapat berperan dalam usaha manusia menentukan tindakan ketika menempati suatu ruang. Oleh karena itu, saya mencoba untuk melihat apakah perilaku dan pergerakan manusia yang terjadi di ruang transit terjadi karena pengaruh aspek taktil yang ada di dalamnya. Untuk kedepannya, kajian ini saya harapkan dapat berkembang ke arah perencanaan ruang untuk menciptakan keefektivitasan program ruang.

Touch is one of the rich human senses which has a tactile device that serves to detect the arousal arising from the physical interaction with the environment. In this study I want to find out whether touch aspects can play a role in human effort to determine action when occupying a space. Therefore, I try to see whether the behavior and movement of humans that occur in the transit space occurs due to the influence of tactile aspects that are in it. For the future, I hope this study can evolve toward spatial planning to create space program effectiveness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Amelia
"[ABSTRAK
Kecepatan adalah sebuah dimensi yang tercipta antara jarak yang ditempuh suatu benda serta lamanya waktu yang dibutuhkan dari titik awal menuju ke titik akhir Proyek ini melibatkan bagaimana sistem kerja kecepatan dan bagaimana hal ini mempengaruhi site serta gerak tubuh manusia Aktivitas dalam ruang transit dibagi dalam kecepatan setiap aktivitas yang terjadi di dalamnya Pembagian tersebut dikelompokkan berdasarkan waktu t dan seberapa jauh aktivitas itu dilakukan r Titik stop adalah jawaban dari sistem kerja kecepatan terjadi di site Hal ini menandai bagian bagian ruang dimana aktivitas harus dipercepat atau dibekukan Pada titik stop pergerakan melambat hingga berhenti membentuk sebuah interioritas sendiri Eksplorasi fleksibilitas ruang yang dituangkan dalam bentuk nyata berupa permukaan interaktif Adanya reaksi mutual antara tubuh dan ruang melalui permukaan interaktif menjadi interioritas baru yang akan terjadi di masa depan.

ABSTRACT
This project is about experiment of velocity v and how it works on the site and human 39 s body movement Velocity is a dimention between range time and vector or direction Activities of this transit space group according to time t that body used and how far they went through Stop point is the answer of the experiment It marking the place where velocity have to be freeze At the stop point there are spots where the movement slowing down until it stop Playing with the flexibility of space and interactive surface is the answer of how body can be move fast or slow The space and body have real time mutual reaction that will be the new interiority of the space in the future., This project is about experiment of velocity v and how it works on the site and human 39 s body movement Velocity is a dimention between range time and vector or direction Activities of this transit space group according to time t that body used and how far they went through Stop point is the answer of the experiment It marking the place where velocity have to be freeze At the stop point there are spots where the movement slowing down until it stop Playing with the flexibility of space and interactive surface is the answer of how body can be move fast or slow The space and body have real time mutual reaction that will be the new interiority of the space in the future ]"
2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah Harry Adnan Tanassal
"[ABSTRAK
Murmuration merupakan suatu fenomena alam yang dilakukan oleh
sekelompok burung dengan menggunakan ruang vertikal sebagai lingkungan
aktivitanya. Sebuah order terbentuk di dalam murmuration memiliki suatu sistem
yang membuat burung-burung yang membentuk crowd chaos di dalamnya dapat
terbang secara berkelompok tanpa menabrak satu sama lain. Dalam tugas akhir ini,
akan dijabarkan implementasi murmuration untuk membuat ruang vertikal yang
dapat mengalihkan crowd chaos yang dibentuk oleh manusia di dalam suatu ruang yang dalam kasus ini adalah ruang transit.

ABSTRACT
Murmuration is a natural phenomenon that created by flocks of
starlings with using vertical space as its activity surroundings. An order that created
inside the murmuration is having a system that making the starlings that create
crowd chaos, can fly without bumping each other. This final project will describing
implementation of murmuration to crate a vertical space that can divert crowd chaos that crated by human inside a space, which in this case is a transit space., Murmuration is a natural phenomenon that created by flocks of
starlings with using vertical space as its activity surroundings. An order that created
inside the murmuration is having a system that making the starlings that create
crowd chaos, can fly without bumping each other. This final project will describing
implementation of murmuration to crate a vertical space that can divert crowd chaos that crated by human inside a space, which in this case is a transit space.]"
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Permatasari Iswandi
"Permukaan merupakan sebuah figur 2 dimensi yang melapisi suatu massa. Suatu wujud dapat dimanifestasikan dengan adanya permukaan dan material. Permukaan material sangat mempengaruhi suatu kualitas bentuk, terlebih dalam mewujudkan suatu wujud dengan bentuk arsitektur tertentu seperti ruang amorphous. Ruang amorphous merupakan bentuk ruang arsitektur yang tidak mempunyai bentuk yang jelas (multitafsir). Pembentukkan ruang amorphous membutuhkan material yang tepat guna agar dapat menghasilkan permukaan amorphous yang unik. Pemaknaan mengenai permukaan dan material akan menjadi sedikit berbeda bila ditelusuri melalui studi ruang amorphous. Dalam prosesnya, studi menghasilkan bahwa peran permukaan dan material pada ruang amorphous yang beragam, menunjukkan perbedaan-perbedaan pada aspek peran permukaan material sebagai pembentuk wujud, identitas, kualitas, dekorasi, program, dan dalam pengembangan materialnya.

Surface is a 2 dimensional figure which covers the mass. A form can be manifested with the influence of surface and material. The surface of the material greatly affects the quality of form, especially in realizing a form with a certain architectural form such as amorphous space. Amorphous space is a form of architectural space that does not have a clear form (multi-interpretation). The formation of amorphous space requires appropriate materials in order to produce a unique amorphous surface. The meaning of the surface and the material will be slightly different when traced through the study of amorphous space. In the process, the study resulted in the role of surfaces and materials in various amorphous spaces, showing differences in aspects of the role of material surfaces as forming form, identity, quality, decoration, program, and in the development of the material itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryantiningrum
"ABSTRAK
Pembahasan yang ada di tulisan ini adalah bagaimana kesadaran ruang yang dialami manusia pada saat menyaksikan film dapat dialami di dunia nyata, seperti kota. Film merupakan meta-relasi dari realita, sehingga dianggap sebagai salah satu seni yang paling diminati manusia. Film memiliki narasi yang dikemas dengan aspek-aspek sinematik sehingga menghadirkan ruang sinematik, dan ruang inilah yang menciptakan kesadaran ruang manusia terhadap film. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek sinematik apa saja yang mampu menciptakan suatu kesadaran ruang yang tinggi bagi manusianya, dan apakah aspek-aspek tersebut terdapat di ruang kota. Dengan studi kasus kota Bali, disimpulkan bahwa beberapa aspek sinematik seperti narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, dan sonic qualities dapat ditemukan di ruang kota. Dengan menyaksikan kota selayaknya menyaksikan film, manusia dapat menemukan suatu kesadaran ruang yang lebih tinggi terhadap ruang kota.

ABSTRACT
This paper discusses about how some spatial awareness that is experienced while watching a movie could be applied in a real world, like cities. Movie is a meta relation of reality and is considered one of the most popular form of art. Movie consists of narration that is packed with cinematic aspects to form a cinematic space which creates spatial awareness to its audiences. This papers objective is to understand what kind of cinematic aspects that is capable to create such heightened lsquo spatial awareness rsquo to its audience, and to find out whether those aspects could be found in cities. With Bali as the case study, it can be concluded that cinematic aspects such as narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, and sonic qualities could be found in cities. By watching rsquo cities as if we were watching movies, we shall too find a heightened spatial awareness of the city. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haasse, Hella S., 1918-2011
Amsterdam Querido 1994
839.36 Haa t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haasse, Hella S., 1918-2011
Amsterdam: querido's uigeverij, 1994
BLD 839.36 HAA tr
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Destiana Ritaningsih
"Interioritas, merupakan hal yang paling mendasar dalam menciptakan sebuah pengalaman ruang. Dengan adanya pengalaman ruang maka dengan sendirinya keberadaan ruang serta kondisi sekelilingnya akan diakui oleh penggunanya. Mess sebagai metode, merupakan salah satu cara untuk menciptakan sebuah pengalaman ruang tertentu. Dengan adanya mekanisme mess tersebut, tercipta distorsi interioritas yang bertujuan untuk meingkatkan kepekaan pengguna terhadap ruang dan sekitarnya. Melalui penerapan mekanisme mess yang disajikan dalam sebuah konteks past-future, interioritas, dan narasi, mess menjadi sebuah metode baru dalam mendesain.

Interiority, is the most fundamental thing in order to creating an experience of the space. With space experience, the space existence and its surrounding conditions will be automatically recognized by the user. Mess as method, is the way to create an experience of a particular space. With the mechanism of mess, created interiority distortions that aims to increase the users sensitivity about the space and its surrounding. Through the implementation of the mechanism of mess that is presented in a past-future, interiority, and narrative context, mess becomes a new method of designing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sagita Devi
"Gejala suburbanisasi atau urban sprawl menjadikan kawasan perkotaan meluas secara acak dan tidak terkendali ke kawasan di sekitar kota. Hal ini menyebabkan kawasan terbangun menjadi lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan penduduk sehingga jarak pergerakan yang harus ditempuh penduduk kota menjadi lebih panjang. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketergantungan penduduk yang tinggal di pinggiran kota terhadap kendaraan pribadi yang akhirnya menyebabkan masalah lain seperti kemacetan lalu lintas, peningkatan konsumsi energi, hilangnya waktu karena terlalu lama berada di perjalanan bagi penduduk komuter, semakin sedikitnya lahan untuk berjalan kaki dan bersepeda, serta pencemaran udara yang menurunkan kualitas ruang kota.
Sebagai jalan keluar, diperlukan peningkatan terhadap fasilitas transportasi umum yang ada sehingga penduduk dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Untuk mempermudah penduduk mencapai lokasi yang mereka tuju, terciptalah modamoda transportasi yang menjadi titik pertemuan beberapa angkutan umum yang ada. Selain itu, konsep penataan kota dengan sistem TOD (Transit Oriented Development) juga dikembangan dengan mengutamakan perbaikan di sekitar titik transit sehingga menjadi ruang publik yang nyaman.
Area transit yang menjadi ruang publik kota menjadi sebuah tempat berkegiatan bagi penduduk kota dari berbagai latar belakang. Permasalahan yang terjadi adalah seringkali terjadi privatisasi terhadap bagian dari ruang transit yang seharusnya menjadi ruang publik. Selain itu seringkali terdapat disorder seperti penyalahgunaan fungsi ruang dan penempatan sesuatu yang tidak pada tempatnya sehingga membuat ruang transit menjadi tidak teratur dan tidak nyaman bagi para penggunanya.

Suburbanisation or urban sprawl makes urban areas expanded randomly and uncontrolled into the region around the city. It causes the built area becomes greater than the population growth rate, so the distance of movement of city dwellers becomes longer. This led to the increasing dependence on private vehicles for the people who are living in the suburbs, that eventually lead to another problems such as traffic congestion, increased energy consumption, loss of time due to spending long hours in travel for commuter population, the least land for walkers and cyclists, as well as air pollution that degrade the quality of urban space.
As a way out, we need some improvements to the existing public transport facilities so that people switch to using public transportation and reduce their dependence on private vehicles. To facilitate the population reaching their destination, there are some modes of transportation which become a meeting point of several public transportations. In addition, the concept of urban settlement system with TOD (transit Oriented Development) is also developed by giving priority to transit improvements that it becomes a comfortable public space.
Transit area as a public space in the city becomes a place to do some activities for the city residents from different backgrounds. But, in public space, there are many people who place their private space in public space, and make that space as disorder space. In addition, there are also some disorder such as the transition function of space and the placement of something that is not in its place and make a transit area become irregular and inconvenient for its users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>