Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zhang, Xinguo
London: Minerva, 1995
365.450 9 ZHA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yen, Chia-Chi
Teipei: Institute of Current China Studies, 1988
951.056 YEN ct
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ning Kasih Abduh Putri
"Skripsi ini membahas tentang penerapan konsep kritik dan kritik-diri yang terjadi pada era Revolusi Kebudayaan RRT (1966-1976). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apakah sebenarnya kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi yang terjadi di PKT menjelang Revolusi Kebudayaan. Melalui metode kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan dengan memaparkan Pemikiran Mao serta kontradiksi antara kelompok Maois dan Liuis yang terjadi di era tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi tersebut meskipun penerapannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.

The focus of this study is Criticism and Self-Criticism Concept Implementation in Chinese Cultural Revolution (1966-1976). The purpose of this study is to find the answer of whether criticism and self-criticism concept could truly solve the contradiction which was happened in Chinese Communist Party towards Chinese Cultural Revolution. Through descriptive qualitative method, this study explains Mao Zedong?s Thought and the contradiction between Maoist and Liuist which occured in that era. The result of this study shows that criticism and self-criticism concept could solve the contradiction, although the implementation was not executed as what it is meant to be."
2016
S62434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pan, Stephen
New York: Twin Circle Pub. Co., 1968
951.056 PAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Butterfield, Fox
Toronto: Bantam Books, 1983
951.056 BUT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dutt, Gargi
New York : Asia Pub. House, 1970
320.951 DUL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Erastiany
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Karya sastra Cina terjemahan melalui telaah terhadap perwatakan tokoh dan titik tinjau Tujuan penelitian ini untuk mengetahui amanat dari Nanren de yiban shi nuren Metode penulisan yang digunakan adalah metode analisa intrinsik yang hanya terbatas pada analisa perwatakan dan titik tinjau/sudut pandang (point of view).

"
1996
S12983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Ika M. Sukarno
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menggambarkan secara jelas mengenai Lin Biao, menitikberatkan pada peranan Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan dan sepak terjangnya sesudah revolusi berakhir hingga ia meninggal dunia. Lin Biao adalah seorang panglima perang yang tangguh, di mana ia dikenal ahli dalam strategi peperangan. Titik awal karir Lin Biao dimulai setelah ia lulus dari Akademi Militer Whampoa tahun 1926. Selama Revolusi Kebudayaan berlangsung, Lin Biao selalu berada di belakang Mao. Pidato-pidato dan perkataan-perkataan Mao selalu ia dengungkan dalam setiap pertemuan massa. Dengan cara ini, ia menarik massa untuk turut serta dalam Revolusi Kebudayaan. Lin Biao juga merupakan orang yang menggerakkan Pengawal Merah. Setelah keadaan negara menjadi sangat kacau, Lin Biao menggunakan Tentara Pembebasan Rakyat yang berada di bawah pengaruhnya untuk mengamankan situasi. Hasilnya adalah kepercayaan Mao padanya bertambah dan Lin Biao diangkat secara resmi menjadi ahli waris dan penerus Mao. Setelah pengangkatan itu, Mao merasa pengaruh Lin Biao terlalu besar, sehingga ia merasa perlu menantangnya dengan maksud agar pengaruhnya berkurang. Di lain pihak, Lin Biao merasakan kekuatannya cukup kuat untuk dapat menggeser Mao. la dan kelompoknya menyusun rencana dan membangun kekuatan untuk menggulingkan Mao. Rencana ini rupanya tercium oleh Mao, sehingga sebelum Lin Biao melaksanakan impiannya, Mao sudah terlebih dahulu memusnahkan Lin Biao pada tanggal 12 September 1971"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yu, Hua, 1960-
"A soaring literary achievement from internationally acclaimed writer Yu Hua, whose novels are now appearing in English for the first time, Chronicle of a Blood Merchant provides an unflinching portrait of China under Chairman Mao, as a factory worker must sell his blood to overcome every crisis. Xu Sanguan is a Chinese everyman-a cart-pusher in a silk mill struggling under the cruelty and hardships of Mao's leadership. His meager salary is not enough to sustain his family, so he pays regular visits to the local blood chief, followed by stops at the Victory Restaurant, where he pounds on the table and demands his ritual meal: "A plate of fried pork livers and two shots of yellow rice wine. And warm the wine up for me." But fried pork livers and yellow rice wine are not enough to restore Xu Sanguan. With the country in the throes of the Cultural Revolution, his visits to the blood chief become lethally frequent and his obligations to his family press against him mercilessly. At the height of famine, the Xu family lies motionless in bed, rising twice a day to consume increasingly watery rations of corn gruel. Xu Sanguan's wife is forced to stand on a stool in the center of town wearing a sandwich board that reads "prostitute". Yile, his wife's bastard son, forever haunts Xu Sanguan's sense of honor. And when Xu Sanguan sells his blood so he can take his family out to a proper meal, he does not invite Yile, who paces the town, famished and in tears, offering himself as a son to any man who will buy him a bowl of noodles. In a series of heartbreaking reversals, Xu Sanguan decides to risk his own life to save Yile and comes to understand that in a society ravaged by suspicion, hostility, and poverty, blood money not only pays debts, but forgives them as well. With rare emotional intensity, grippingly raw descriptions of place and time, and clear-eyed compassion, Yu Hua gives us a stunning tapestry of human life in the grave particulars of one man's days."
Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 2017
895.1 YUH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Noviyanti
"ABSTRAK
Dazibao telah mengukuhkan posisinya sebagai sebuah sarana komunikasi dan propaganda politik utama pada era Revolusi Kebudayaan. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat terhadap dazibao dan upaya pemerintah dalam menjadikan dazibao sebagai sarana untuk memobilisasi massa. Dampak pemanfaatan dazibao sebagai sarana untuk memobilisasi massa terlihat paling signifikan pada perkembangan salah satu elemen paling penting dalam Revolusi Kebudayaan, yaitu Pengawal Merah. Berangkat dari hal tersebut, artikel ini berupaya menganalisis dua dazibao yang berhasil meningkatkan jumlah dan gerakan Pengawal Merah secara signifikan. Analisis terhadap dua dazibao tersebut dilakukan untuk mendeskripsikan dazibao sebagai sarana penggalangan Pengawal Merah, yang disertai dengan analisis pengaruh Mao Zedong dan perkembangan sosial-politik saat itu. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sejarah yang mencakup tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dazibao memiliki peran yang sangat signifikan sebagai sarana dalam penggalangan Pengawal Merah pada Revolusi Kebudayaan.

ABSTRACT
Dazibao has confirmed its position as the main political communication and propaganda medium during the Cultural Revolution. This can be seen from the enthusiasm of the mass towards dazibao and the government's attempt to make it as a mass mobilizing medium. The impact of the utilization of dazibao was seen to be the most significant on the development of one of the most important elements in the Cultural Revolution, the Red Guards. Based on that point, this article analyzed the two dazibao that emerged at the beginning of the Cultural Revolution and significantly increased the number and movement of the Red Guards. Analysis of the two dazibao conducted to describe dazibao as a Red Guards mobilizing medium, which followed by an analysis of the influence of Mao Zedong and socio-political developments at that time. This article was carried out through historical approach that contains heuristic, verification, interpretation, and historiography steps. The analysis showed that dazibao has a very significant role as a Red Guards mobilizing medium during the Cultural Revolution.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>