Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Adiwijaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2420
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2399
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2390
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismady Supardjo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2418
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2403
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Martunus Haris
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk
menghindari kemacetan operasi baik produksi ataupun penjualan,
Pentingnya persedjaan bila ditinjau dan Segi operasional.
merupakan hal yang mutlak bagi hampir semua jenis industri
terutama dalam operasi yang mementingkan kontinunitas.
Operasi perminyakan di Indonesia dilaksanakan dengan
menggunakan bentuk Kontrak Production Sharing (KPS) yang
sesuai dengan Undang?undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(Pertamina) Pasal 12 yaitu mengadakan kerjasama dengan pihak
lain dalam rangka pencarian, pengeboran dan produksi minyak dan
gas bumi.
Manajemen persediaan untuk KPS Pertamina ini tidak dapat
lepas dari karakteristik barang untuk keperluan operasional
yaitu :
- Barang-barang untuk operasi pengeboran (drilling).
- Barang-barang untuk operasi produksi.
Barang-barang untuk keperluan operasi produksi umumnya
berupa suku cadang mesin-mesin serta barang-barang penunjang
kelancaran operasi seperti bahan kimia. Barang?barang ini tidak
secara langsung mempunyai korelasi dengan output (crude oil)
tapi dapat mempengaruhi jalannya operasi.
Pola penyediaan barang dapat dianggap ?independent demand?
sehingga dapat dianalisa dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan model-model persediaan yang ada.
Model model untuk Dynamic-Certain merupakan model dasar
untuk pengelolaan persediaan yang dibuat berdasarkan keadaan
untuk mengatasi masalah-masalah :
- Kapan kita harus membuat atau membelj suatu barang ?
- Berapa banyak yang harus kita beli atau dlbuat ?
liga model dasar yang dapat digunakan adalah :
- Economic lot size model
- Fixed time replenishment model
- Optional replenishment model
Model?model serta formula pengelolaan persediaan yang
digunakan oleh beberapa KPS Pertamina hampir semua KPS
Pertamina tidak menggunakan model EOQ (Economic Lot Size)
karena berbagai alasan Paling tidak ada tiga alasan mengapa
model EOQ tidak digunakan oleh kebanyakan KPS Pertamina yaitu
alasan teoritis, finansil dan operasionil.
Penerapan model Fixed Time Replenishment? merupakan
alternatif optimal untuk KPS-KPS Pertamina. Dengan periode
pemeriksaan satu bulan sekali. model ini mempunyai keuntungan
yang sarna dengan model optional replenishment yaìtu tidak
diperlukan parameter biaya-biaya.
Untuk dapat mendukung terlaksananya manajemen persediaan
yang effektif diperlukan perangkat lunak yang mempunyai
karakteristik :
1. Mampu melayani seketika keperluan barang untuk operasi
produksi pada tingkat pelayanan yang ditetapkan oleh manejemen.
2 Mampu menekan biaya Operasional pengelolaan persediaan
dengan cara menekan biaya-biaya :
- pembelian barang untuk persediaan.
- Biaya pergudangan baik untuk barang-barang aktif maupun
barang?barang yang tak hergerak (slow moving & dead stock).
3. Mampu memberikan informasi yang akurat baik pada tingkat
operasjional maupun tingkat manajemen mengenai keadaan barang
yang ada dalam persediaan.
Alternatif pilihan model & formula dipengaruhi oleh
kondisi operasional perusahaan dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan mengenai manajemen persediaan.
Aspek finansil operasi perminyakan rnenyebabkan manajemen
KPS melihat biaya pembelian barang-barang persediaan sebagai
bagian dan biaya operasional yang akan segera dimintakan
kembali (cost?recovery), karena itu diusahakan agar biaya
tersebut tidak mempengaruhi biaya produksi minyak (per barrel)
dengan cara biaya tersebut harus dibebankan secara merata.
Dalam proses pemllihan formula dan model untuk KPS
Pertamina (khususnya ARII) perhatian lebib diarahkan kepada
pemenuhan persyaratan-persyaratan diatas, yaitu dengan
menghindari biaya pembelian yang fluktuatif. memperbaiki
tingkat pelayanan (service level), memperpendek lead time serta
menekan biaya?biaya operasional."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2436
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2386
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Qisti Mathriul
"Inspeksi visual merupakan metode untuk mendeteksi keberadaan partikel terlihat dalam produk injeksi yang dilakukan oleh personel yang terkualifikasi. Namun seiring bertambahnya usia terjadi penurunan ketajaman visual dan kemampuan untuk mendeteksi kontras pada manusia, hal ini mempengaruhi kinerja dari operator. Oleh karena itu, diperlukan rekualifikasi untuk operator inspeksi visual untuk menunjukan bahwa operator masih terkualifikasi untuk menjalankan inspeksi visual. Pada laporan ini akan dibahas mengenai hasil rekualifikasi dua operator inspeksi visual di PT CKD-OTTO Pharmaceuticals. Proses ini dilakukan sesuai protokol ““Visual Inspector Qualification Protocol – Semi-Automatic Visual Inspection Process” yang berlaku di PT CKD-OTTO Pharmaceuticals. Hasil rekualifikasi operator inspeksi visual mesin semi-otomatis menunjukan bahwa operator X telah terkualifikasi untuk menjalankan inspeksi visual mesin semi-otomatis untuk semua sediaan injeksi yang diproduksi. Sedangkan operator Y terkualifikasi untuk melakukan inspeksi visual terhadap injeksi sediaan cair dan liofilisasi vial bening.

Visual inspection is a method for detecting the presence of visible particles in injectable products which is carried out by qualified personnel. However, along with time there is a decrease in visual acuity and the ability to detect contrast in humans, this affects the performance of the operator. Therefore, it is necessary to requalify the visual inspection operator to show that the operator is still qualified to carry out the visual inspection. This report will discuss the results of the requalification of two visual inspection operators at PT CKD-OTTO Pharmaceuticals. This process is carried out according to the "Visual Inspector Qualification Protocol - Semi-Automatic Visual Inspection Process" protocol that applies to PT CKD-OTTO Pharmaceuticals. The results of the requalification of semi-automatic machine visual inspection operators show that operator X has been qualified to carry out semi-automatic machine visual inspections for all injection preparations produced. Meanwhile, operator Y is qualified to carry out visual inspection of liquid preparation injection and clear vial lyophilization."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pianaung, Tomyones
"Kegiatan Inspeksi merupakan salah satu upaya yang bersifat "proactive" bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas kerja yang ada dilapangan telah dikelola dengan baik (well managed). Dengan inspeksi kita akan memperoleh umpan balik yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencanakan tindakan perbaikan.
Ada beberapa alasan mengapa manajemen memerlukan umpan balik mengenai keadaan operasi dilapangan, baik tentang kondisi fisik, maupun tindakan para personilnya. Faktor-faktor yang paling esensial mungkin adalah yang berkaitan dengan sistem dan faktor kesalahan manusia, pengaruh dari suatu perubahan, dan faktor-faktor lain untuk menjamin dapat tercapainya kinerja keselamatandan kesehatan kerja pada tingkat seperti apa yang diinginkan perusahaan.
Tesis ini mengevaluasi tingkat Implementasi program inspeksi K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) dilihat dari aspek input, proses dan output di North Business Unit CNOOC SES Ltd., tahun 2001 -- 2003.
Aspek output Key Performance Indicator adalah menunjukan status atau tingkat pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari fasilitas maupun perlengkapan yang sedang dioperasikan, dimana dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberhasilan aspek output (Key Performance Indicator) sangat tergantung dari apa yang dilakukan pada aspek input (dukungan & komitmen manajemen) dan aspek proses (imlementasi program inspeksi K3).
Implementasi program inspeksi K3 menunjukan hasil yang baik ditahun 2001, sedangkan ditahun 2002 dan 2003 menunjukan hasil cukup. Perbedaan ini berkaitan dengan diserahkannya pelaksanaan inspeksi ini dari departemen K3LL ke North Business Unit sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.

Evaluation The Implementation of Occupational Safety & Health Inspection Program at North Business Unit, CNOOC SES Ltd. Year 2001-2003.
The activity of inspection represent one of proactive effort. Aim to ensure is existing facility in field has well managed. Through inspection, we will obtain feed back which very worth for the management in planning a remedial action.
There are some reason why management need feed back concerning situation of field operation, about the condition of physical, and also personnel behavior. An important is possible related to system and personal factor, influence from a change, and other factors to achieve the safety and health performance, as well as the company expectations.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>