Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995
306.44 CRI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009
410 PES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hartono
"Kajian tentang bagaimana mengukur kompleksitas pertuturan (stylistic complexity) seseorang berdasarkan analisis linguistik merupakan salah satu kajian yang dipandang kompleks dalam analisis linguistik. Kajian ini secara linguistik sangat penting untuk dilakukan. Melalui kajian ini diharapkan dapat menemukan ukuran yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan tingkat kesulitan pemahaman suatu pertuturan.
Penelitian ini ingin menjawab masalah (1) bagaimanakah pola kalimat berdasarkan konstituen klausa dan proporsi kemunculannya di dalam wacana anak usia fase operasional konkret berusia 7-12 tahun? (2) bagaimanakah kompleksitas kalimat wacana anak usia tersebut? (3) apakah kompleksitas kalimat wacana anak usia tersebut berbeda secara bertahap dalam setiap tahun? (4) apakah kompleksitas kalimat wacana anak usia tersebut menunjukkan peningkatan yang berarti dalam setiap peningkatan tahun usia? Untuk itu, dilakukan (1) deskripsi pola kalimat wacana anak fase operasional konkret berusia anak usia 7-12 tahun, (2) deskripsi sebaran tingkat kompleksitas kalimat wacana anak itu berdasarkan rata-rata panjang kalimat, rata-rata panjang blok informasi, dan rata-rata kedalaman klausa sematan, (3) pengukuran variasi kompleksitas kalimat wacana anak usia itu, dan (4) pengukuran peningkatan kompleksitas kalimat wacana anak usia itu.
Untuk mencapai tujuan itu direkamlah tuturan lisan Bahasa Indonesia anak fase operasional konkret berusia 7-12 tahun, yang didapat dari pengamatan alamiah maupun dengan pemancingan tuturan. Korpus data wacana penelitian ini berupa transkripsi 48 tuturan lisan-yang terdiri atas 1053 kalimat-terbagi dalam 6 tingkatan usia. Tiap-tiap tingkatan usia terwakili 8 wacana. Dari 8 wacana setiap tingkatan usia ditemukan 249 kalimat untuk tingkat usia 7 tahun, 169 kalimat tingkat usia 8 tahun, 194 kalimat tingkat usia 9 tahun, 156 kalimat tingkat usia 10, 147 kalimat tingkat usia 11, dan 138 kalimat tingkat usia 12 tahun.
Berdasarkan hasil analisis data, di dalam wacana anak fase operasional konkret berusia 7-12 tahun ditemukan 34 pola kalimat. Pola kalimat yang paling banyak muncul adalah pola A, diikuti pola A+A, AB, dan BA, sedangkan pola yang lain hanyalah pola variasi. Pada wacana anak usia 7 tahun, ditemukan 9 pola kalimat dan pola yang paling banyak muncul adalah pola A, disusul pola A+A, A+A+A, dan AB. Pada wacana anak usia 8 tahun ditemukan 7 pola kalimat dan poles kalimat yang paling banyak muncul adalah A, disusul pola A+A, AB. Pada wacana anak usia 9 tahun ditemukan 14 pola kalimat dan pola yang paling banyak muncul adalah A, diikuti pola A+A, BA, dan AB. Pada wacana anak usia 10 tahun ditemukan 19 pola kalimat dan pola kalimat yang paling banyak muncul adalah pola. A, diikuti pola A+A, AB, dan BA. Pada wacana anak usia 11 tahun ditemukan 16 pola kalimat dan pola. kalimat yang paling banyak muncul adalah pola BA, diikuti pola A+A, A, dan AB. Pada wacana anak usia 12 tahun ditemukan 23 pola kalimat dan pola kalimat yang paling banyak muncul adalah pola A+A, diikuti pola A, AB, dan BA.
Hasil analisis kompleksitas kalimat wacana anak usia fase operasional konkret berusia 7-12 tahun menunjukkan bahwa kompleksitas kalimat, baik berdasarkan rata-rata panjang kalimat, rata-rata panjang blok informasi, maupun rata kedalaman klausa sematan itu berbeda. Perbedaan tingkat kompleksitas ini menunjukkan perbedaan yang signifikan. Di samping itu, jika usia anak itu bertambah, kompleksitas kalimat wacana pun ikut bertambah. Dengan kata lain, semakin tinggi usia anak, semakin tinggi kompleksitas kalimat wacananya. Peningkatan kompleksitas kalimat itu menunjukkan peningkatan kompleksitas kalimat yang signifikan. Adapun berdasarkan golongan tingkatan kompleksitasnya, kompleksitas kalimat wacana anak usia face operasional konkret berusia 7﷓12 tahun berdasarkan rata-rata panjang kalimat adalah 1,86 tergolong kompleksitas tingkat II atau sedang; berdasarkan rata-rata panjang blok informasi adalah 1,32 tergolong tingkat II atau sedang; dan berdasarkan rata-rata kedalaman klausa sematan adalah 1,24 tergolong tingkat II atau sedang.

The study how to measure stylistic complexity of a person based linguistic analysis is one of the complicated study in linguistic analysis. This study is worth doing linguistically. Through this study, it is expected that standard of measurement for comprehension level of difficulties of style is found out.
The research aims to answering the following problems (1) What sentence patterns, based on clause constituent and the frequency of occurrence in the discourse of concrete operational phase age of children of 7 to 12 years old? (2) How complex is the discourse sentence in those ages? (3) Are the complexities of the discourse sentences for every difference of one year's age? (4) Is there any improvement in the complexities that are significantly seen as their age increasing of their age? For those purposes the following steps are taken (1) Describing discourse sentence patterns concrete operational phase children of 7 - 12 years. (2) Describing the distribution of children discourse sentence complexities based on sentence length, information block length, embedded clause depth averages. (3) Measuring the children discourse sentence complexities, and. (4) Measuring the improvement/increase the complexities of the children sentence discourse.
To achieve the goals the oral style of the children was re corded, by means of natural observation or by probing questions. The corpus of this research discourse consists of transcription of 48 says of oral style--consisting of 1053 sentences--divided into 6 levels based in the age of the children. Each level of ages is represented in 6 discourse. In those levels can be found out the following, 249 sentences in 7 year level, 169 in 8 year level, 194 in 9 year level, 156 sentences in 10 years old level, 147 sentences in 11 years old level, and 138 sentences in 12 years old level.
Based on the data analysis, 34 sentence patterns are found out in the concrete operational phase children discourse of the age 7 - 12 years. The sentence patterns frequency in their order of their frequencies is, A pattern, A+A pattern, AB and BA, and the frequency are patterns of variation. In the children discourse of 7 year old 9 sentence pattern are found, and their order of frequency is A, A+A, AB, and A+A+A. In the children discourse of 8 years 7 sentence patterns, in the order of A, A+A, and AB. Fourteen sentence patterns are for found in the 14 years old children discourse with the order of frequency A, A+A, BA, and BA. From the 10 years old children discourse, 19 sentence patterns are found with their order of frequency, A, A+A, AB, and BA. In the discourse of 11 years old children, 16 patterns are found out with the order of frequency BA, A+A, A and AB. From the discourse of 12 year old children, 23 patterns are found with the order of frequency A+A, A, AB, and BA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garret, Peter
"Just about everyone seems to have views about language. Language attitudes and language ideologies permeate our daily lives. Our competence, intelligence, friendliness, trustworthiness, social status, group memberships and so on are often judged from the way we communicate. Even the speed at which we speak can evoke reactions. And we often try to anticipate such judgements as we communicate. In this lively introduction, Peter Garrett draws upon research carried out over recent decades in order to discuss such attitudes and the implications they have for our use of language, for social advantage or discrimination and for social identity. Using a range of examples that includes punctuation, words, grammar, pronunciation, accents, dialects and languages, this book explores the intricate and fasci- nating ways in which language influences our everyday thoughts, feelings and behaviour."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2010
e20372260
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : UPT MKU Universitas Tarumanegara 2006,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"This is a morphophonemic analysis on Nias,an Austronesian language spoken by the about 700.000 people.Most of them live on the island of Nias.Morphophonemic process in the vocalic language accurs in nouns and verbs...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
J.B. Legiman Karjawidjaja
Den Haag: N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve, 1969
421 KAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"ABSTRAK
Penelitian mengenai redupilkasi dalam bahasa-bahasa Austronesia merupakan suatu keharusan jika hendak mendeskripsikan bahasa-bahasa tersebut secara lengkap. Reduplikasi di dalam bahasa-bahasa Austronesia, merupakan suatu unsur yang hampir selalu ada. Sebenarnya gejala reduplikasi merupakan gejala umum yang ada dalam banyak bahasa di dunia.
Bahasa Manggarai sebagai bagian dari bahasa-bahasa Austronesia juga mempunyai bentuk reduplikasi. Namun, bagaimana wujudnya belum belum diketahui. Itulah yang menjadi masalah utama mengapa penelitian ini perlu dilakukan.
Tujuan pokok penulisan laporan penelitian ini adalah membahas reduplikasi dalam bahasa manggarai, dialek manggarai Barat: Kempo. Sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa Manggarai perlu dikenal dengan baik. Dengan rampungnya penelitian ini, diharapkan diperoleh gambaran yang jelas mengenai bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai dan dapat dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif. Berdasarkan pengetahuan saya mengenai teori reduplikasi dan bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia, saya mencoba menguraikan bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai.
Sumber data yang tersedia cukup banyak terdapat dalam teks-teks dan kamus bahasa Manggarai yang telah disusun oleh peneliti terdahulu. Disamping menggunakan teks-teks bahasa Manggarai tersebut, sebagai penutur asli bahasa tersebut data juga digali secara intuitif.
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelusuran teori tentang reduplikasi pada umumnya. Berdasarkan teori tersebut, saya mencoba mengumpulkan data-data bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai dalam teks-teks berbahasa Manggarai-- yaitu "Manggarai Text" jilid XVI. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan dengan menggunakan kriteria penggolongan tertentu. Kemudian data yang terklasifikasi, dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk reduplikasi dalam bahasa tersebut.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. Ada enam bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai Kempo. Makna yang didukung masing-masing reduplikasi adalah BANYAK, SEMAKIN KE, EKSLUSIFITAS, KOLEKTIFITAS, INTENSITAS, KETIDAK-SENANGAN, DENGAN LEBIH, LEBIH DARI BIASANYA, PERBUATAN YANG DILAKUKAN DALAM WAKTU YANG RELATIF LAMA, dan KEBIASAAN MELAKUKAN PERBUATAN. Makna-makna ini berpadu dengan kelas atau kategori kata dasar setiap reduplikasi"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Santiar
"ABSTRAK
Dalam proses mengajar bahasa Jepang terutama di Perguruan Tinggi, pengajar dituntut untuk dapat selalu mengajarkan hal-hal yang merupakan hasil penelitian terbaru. Hal ini tentunya sejalan dengan tuntutan seorang pengajar yang juga sekaligus peneliti. Sehubungan dengan hal ini, saya tergerak untuk mengali, perubahan apa saja yang telah terjadi dalam bahasa Jepang, agar sedapat mungkin menyampaikan bentuk perubahan maupun gejala atau kecenderungan perubahan bahasa Jepang. Hal ini sesuai dengan sifat bahasa, yatu alat komunikasi yang dinamis, berubah sesuai dengan perubahan zaman.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah dengan meneliti perubahan yang telah dialami oleh bahasa Jepang, selain dapat menyampaikan hal ini sebagai materi pengajaran untuk menambah wawasan para mahasiswa, saya berharap akan dapat mendapat gambaran arah perubahan yang sedang dialami bahasa Jepang.
Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Selanjutnya sebagai tambahan informasi, saya juga mengamati gejala yang terjadi dalam bahasa Jepang yang dipakai sehari-hari dalam percakapan maupun media massa.
Dengan mengambil beberapa contoh perubahan yang telah terjadi maupun yang tengah terjadi dalam bahasa Jepang, ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik. Pertama, bahwa sejalan dengan perkembangan zaman, bahasa Jepang ternyata juga dituntut untuk menjadi bahasa yang lebih sederhana dan lebih sistematis. Zaman yang telah berubah sedemikian rupa sehingga waktu dirasakan amat berharga dan singkat, menimbulkan dampak bergesernya kepentingan untuk menyampaikan rasa hormat yang berlebihan. Rasa hormat yang disampaikan melalui pilihan kata selama ni sangat dipentingkan, anak tetapi kelihatannya akan mengalami pergeseran sehingga dalam forum-forum tertentu cukup disampaikan melalui bentuk-bentuk ujaran formal.
Selain itu, ada juga hal yang masih bertahan seperti sistem penulisan (ortografi) Jepang, yaitu Kanji, pemakaian kanji memang mengalami penyederhanaan, seperti kosa kata yang sulit penulisan kanji-nya dihindari pemakaiannya, dan digantikan dengan kosa kata serapan yang seringkali tidak lagi ditulis dalam aksara Jepang Katakana, melainkan langsung dituliskan dengan huruf Latin (Romaji), bahkan dalam bentuk singkatan sekalipun. Untuk jangka waktu yang cukup panjang dari sekarang, penggunaan aksara kanji kelihatannya masih akan terus dipertahankan, karena bagaimanapun juga kanji adalah aksara yang merupakan aksara pelambang arti sehingga bagi orang yang mengerti kanji, huruf ini seringkali membantu menentukan makna dengan rinci. Kerumitan penulisan kanji secara umum kelihatannya masih belum dirasa mengganggu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>