Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dwi Kurniawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat optik sebagai media transmisi berkecepatan tinggi untuk meningkatkan layanan yang baik kepada pelanggan berusaha terus dikembangkan kualitasnya. Salah satu yang dikembangkan adalah kapasitas trnnsmisinya, yang saat ini telah berkembang sampai dengan Dense Wavelength Division Multiplexing(DWDM). Sebagai media transmisi, serat optik dalam pengiriman sinyal dengan mempergunakan sistem DWDM juga tidak lepas dari kelemahan, yaitu kemungkinan hilangnya sinyal dalam perjalanan menuju tujuannya. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, telah dikembangkan penguat optik yang dipasang untuk menguatkan kembali intensitas sinyal yang ditransmisikan. salah satu penguat optik yang dipergunakan adalah penguat Raman. Penguat Raman ini temyata memberikan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan penguat lain khususnya erbium-doped fiber amplifier {EDFA) yang banyak dipakai oleh sistem DWDM saat ini. Hal ini ditandai dengan nilai optical signal fo noise ratio {OSNR) dan penguatan yang lebih baik, jarak antar penguat yang lebih jauh, dengan memperhatikan beberapa rugi0rugi yang muncul dalam penerapannya pada system DWDM
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laude, J.P.
New York : Prentice-Hall, 1993
621.369 2 LAU w (2);621.369 2 LAU w (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Herry
"Jaringan optik dengan dasar Wavelength Division Multiplexing (WDM) adalah jaringan optik yang menggunakan WDM sebagai teknologi multipleksingnya. WDM adalah satu teknologi multipleksing yang memultipleksing beberapa sinyal optik dengan panjang gelombang yang berbeda kedalam satu serat optik tunggal. Teknologi ini bertujuan untuk menggunakan semaksimal mungkin kapasitas dari serat optik. Untuk makin meningkatkan penggunaan kapasitas yang dimiliki oleh serat optik tersebut digunakan Wavelength Converter. Wavelength Converter adalah alat yang memungkinkan diubahnya satu panjang gelombang dalam satu jaringan tanpa mengubah isi informasi dalam sinyal tersebut.
Peningkatan kinerja dari satu jaringan optik akibat penggunaan Wavelength Converter dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya; topologi jaringan, besar jaringan, load janngan, jumlah panjang gelombang yang digunakan, jumlah hop yang diperlukan untuk satu sambungan, panjang dari path yang ada, besar dari switch dan panjang interferensi yang ada.Selain itu ada juga faktor dari acknowledgments delay, propagation delay dan processing latencies di dalam jaringan.
Skripsi ini menganalisa blocking probability dan utilisasi jaringan WDM akibat pengaruh parameter path length dan switch size. Blocldng probability adalah peluang dibloknya satu permintaan sambungan dalam jaringan, sedangkan utilisasi jaringan adalah tingkat penggunaan kapasitas yang dimilik oleh sebuah jaringan. Pada jaringan WDM path length adalah jumlah hop yang digunakan dalam melakukan satu sambungan dan switch size adalah ukuran switch yang digunakan dalam jaringan tersebut.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penggunaan wavelength converter mempengaruhi meningkatkan kinerja dari satu jaringan optik dengan dasar WDM. Dengan penggunaan WC, maka dihasilkan blocking probability yang lebih rendah dan juga utilisasi jaringan yang lebih tinggi. Selain itu, parameter path length dan switch size juga mempengaruhi kinerja dari jaringan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justin Indradjaya
"Pada era yang modern ini, perkembangan teknologi terus meningkat dengan pesat tertuama pada wilayah modern seperti kota mentropolitan. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin digital dan terhubung terhadap berbagai platform, kebutuhan akan teknologi sistem telekomunikasi dengan kapabilitas yang tinggi semakin meningkat. Teknologi hibrida antara serat optik dengan FSO (Free Space Optic) merupakan salah satu solusi yang mula diimplementasikan terutama pada wilayah metropolitan untuk menjawab tantangan kebutuhan sistem telekomunikasi yang berkapabilitas tinggi. Penelitian ini akan berpusat pada peningkatan dan pengembangan dari sistem hibrida Fiber-FSO. Terdapat beberapa metoda yang digunakan pada penelitian ini guna meningkatkan performa dan kapabilitas dari jaringan Fiber-FSO. Metoda pertama yang digunakan adalah metoda WDM (Wave Division multiplexing). Metoda ini digunakan untuk melakukan peningkatan terhadap kapasitas dari jaringan penelitian hingga mencapai 80 Gb/s pada empat kanal yang digunakan (193,1-193,4 THz). Desain jaringan penelitian yang dilakukan dapat menempuh jarak hingga 10 km serat optik pada setiap sisi jaringan dan 10 km pada jarak tempuh media FSO. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan dua metoda yaitu metoda amplifikasi EDFA dan penyaringan dari FBG. Penelitian ini melakukan proses penempatan komponen amplifikasi yang strategis untuk meningkatkan performa dari jaringan terutama pada jarak yang jauh. Penelitian ini juga melakukan proses penyaringan sinyal yang dimiliki dengan komponen FBG sebagai bentuk dari penanggulangan terhadap dispersi yang terjadi selama proses transmisi data.Penelitian ini melakukan uji coba desain jaringan yang dimiliki terhadap beberapa kondisi yaitu kondisi atenuasi media FSO normal (0,2-1 dB/km) dan terhadap beberapa kondisi cuaca seperti kondisi cuaca berkabut dan hujan. Performa jaringan yang dimiliki akan diukur bedasarkan standar nilai Q Factor lebih besar dari 6 dan BER minimal lebih kecil dari 10-9. Pada kondisi normal, jaringan dapat mencapai nilai Q Factor lebih dari 6,78 dan BER minimal lebih kecil dari 10-9. Jaringan pada penelitian ini mengalami penurunan performa terutama pada kondisi cuaca ekstrim. Penurunan performa yang dialami pada kondisi ini berpengaruh terhadap jarak tempuh pada media FSO jaringan. Pada kondisi terburuk yaitu hujan berat, jaringan yang dimiliki mengalami penurunan jarak tempuh media FSO hingga 90 %. Dengan ini, penelitian terhadap jaringan Fiber FSO WDM menemukan bahwa adanya pengaruh faktor atenuasi pada media FSO terutama pada nilai performa dan jarak tempuh FSO. Dapat disimpulkan juga bahwa jaringan dengan metode FBG dan amplifikasi EDFA dapat melakukan peningkatan performa terutama yang dipengaruhi oleh jarak dan atenuasi.

In this modern era, technological development is rapidly increasing, especially in metropolitan areas. With the growing advancement of technology that is increasingly digital and connected across various platforms, the demand for high-capacity telecommunications systems is rising. The hybrid technology between optical fiber and FSO (Free Space Optics) is one of the solutions being implemented, particularly in metropolitan areas, to address the challenges of high- capacity telecommunications systems. This research focuses on enhancing and developing the hybrid Fiber-FSO system. Several methods are employed in this research to improve the performance and capabilities of the Fiber-FSO network. The first method used is WDM (Wave Division Multiplexing). This method is used to increase the network's capacity to reach 80 Gb/s on four channels (193.1-193.4 THz). The network design developed can cover a distance of up to 10 km of optical fiber on each side of the network and 10 km on the FSO medium distance. This is achieved by utilizing two methods: EDFA amplification and FBG filtering. The research strategically places amplification components to enhance network performance, especially over long distances. It also filters signals using FBG components to mitigate dispersion during data transmission.The research tests the network design under several conditions: normal FSO medium attenuation (0.2-1 dB/km) and various weather conditions such as foggy and rainy weather. Network performance is measured based on a Q Factor value greater than 6 and a minimum BER of less than 10-9. Under normal conditions, the network achieves a Q Factor value of more than 6.78 and a minimum BER of less than 10-9. The network in this research experiences performance degradation, particularly under extreme weather conditions. This performance decline affects the distance covered by the FSO medium of the network. In the worst-case scenario, heavy rain, the network's FSO medium distance decreases by up to 90%. This research on the Fiber FSO WDM network finds that the attenuation factor in the FSO medium significantly impacts the network's performance and distance coverage. This affects the network design, especially under high attenuation conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Febryanti
"Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah sistem multi carrier yang popular digunakan untuk pengiriman data tingkat tinggi. Konsep OFDM adalah memecah data serial dengan kecepatan tinggi menjadi data paralel dengan kecepatan yang lebih rendah, kemudian data-data paralel tersebut dibawa oleh subcarrier yang saling orthogonal. Namun, salah satu kekurangan teknik ini adalah nilai Peak to Average Power Ratio (PAPR) yang tinggi di mana nilai daya maksimum signal OFDM akan jauh lebih besar dibandingkan daya rata-ratanya. Nilai PAPR yang besar menyebabkan sub-carrier tidak orthogonal sehingga menurunkan performansi OFDM. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa teknik yang dapat menurunkan nilai PAPR.
Teknik yang diajukan pada penelitian ini adalah penggunaan teknik kombinasi metode Transformasi Wavelet dan Partial Transmit Sequence (PTS). Penggunaan transformasi wavelet pada sistem OFDM memberikan beberapa keunggulan dari teknik multicarrier. Keunggulan tersebut seperti efisiensi tinggi yang dikarenakan hilangnya guard interval (GI). Pada Wavelet-OFDM, GI bisa dihilangkan karena sifat antar subband-nya sudah saling ortogonal, sehingga dengan dihilangkannya GI maka efisiensi bandwidth pun dapat ditingkatkan.
Konsep metode PTS adalah membagi deret simbol OFDM ke dalam beberapa subblock, kemudian masing-masing subblock dikalikan dengan faktor phasa tertentu. Kemudian memilih hasil kombinasi subblock dengan nilai PAPR terendah untuk ditransmisikan. Dari hasil simulasi perbandingan PAPR, teknik kombinasi Wavelet-PTS yang diusulkan dapat mengurangi reduksi PAPR secara signifikan, yaitu dapat mencapai pengurangan PAPR sebesar 9 dB yang lebih baik daripada skema OFDM Konvensional.

Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) system is a multi carrier system use to transfer data at high rate. The concept of OFDM is to split a high speed serial data into parallel data at a lower speed, then the parallel data are carried by mutually orthogonal subcarriers. The drawback of OFDM system is the high value of Peak to Average Power Ratio (PAPR) in which the value of the maximum power OFDM signal will be far greater than the average power. Large PAPR values cause the subcarriers are not orthogonal so that the OFDM performance be lower.
The technique proposed in this thesis is the use of a combination based on Wavelet transformation and Partial Transmit Sequence. The use of wavelet transformation on the OFDM system provides several advantages of multicarrier techniques. These advantages such as high efficiency due to the loss of guard interval (GI). On Wavelet-OFDM, GI can be eliminated because of the nature of inter-subband its own mutually orthogonal, so that with the removal of the GI, the bandwidth efficiency can be improved.
The concept of PTS method is to split OFDM symbol into several subblock, then each subblock is multiplied by particular factors phase. Then select the combined result subblock with the lowest PAPR value to be transmitted. The proposed Wavelet-PTS technique reduces the PAPR significantly, which can achieve a reduction of 9 dB PAPR better than conventional OFDM system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endang Susilowati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2980
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilowati
"Konsep Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) adalah membagi aliran data input serial ke dalam sejumlah aliran data paralel dan mengirimkan aliran data paralel dengan rate rendah tersebut secara bersamaan. Salah satu keuntungan penggunaan OFDM dibandingkan dengan jenis modulasi lain adalah penggunaan lebar pita yang tersedia dengan lebih efisien.
Simulasi dan analisa dilakukan terhadap performansi sistem OFDM pada beberapa mapper modulasi 16-my pada kondisi kanal AWGN dan kanal fading lambat. Jenis konstelasi yang digunakan adalah 16-QAM rektangular, 16-QAM star dan 16-PSK.
Hasil pada kondisi kanal AWGN memperlihatkan bahwa sistem OFDM yang menggunakan 16-QAM rektangular memberikan performansi BER terbaik dibandingkan penggunaan 16-QAM star atau 16-PSK.
Performansi OFDM pada kanal fading multipath dianalisa menggunakan respons impuls kanal statik. Hasil pada kedua model kanal fading multipath yang digunakan menunjukkan performansi yang relatif buruk. Algoritma forward error correction atau estimasi kanal perlu digunakan untuk mengurangi probabilitas kesalahan bit.
Hasil akhir pada penggunaan kedua algoritma tersebut membuktikan bahwa pengaruh fading kanal multipath dapat dihilangkan sehingga meningkatkan performansi BER sistem OFDM.

The concept of OFDM is to divide the serial input data stream into a number of parallel streams and to transmit these low-rate parallel streams simultaneously. One advantage of using OFDM compared to other types of modulation is better use of the available bandwidth.
The performance of the OFDM system under various 16-ary modulation mappers in AWGN and slowly fading channels are analyzed. It considers three candidate constellations : 16 rectangular-QAM, 16 star-QAM and 16-PSK.
The results for AWGN channel shows that the OFDM system using 16 rectangular-QAM gives the best BER performance compared to the same system using 16 star-QAM or 16-PSK mapper.
The performance of OFDM on multipath fading channels is analyzed using static channel impulse responses. The results of system in the two models of multipath fading channels indicate a relatively poor performance. Forward error-correcting or channel estimation algorithm is necessary to reduce the bit error probability.
The final results obtained after the use of both algorithms : convolutional coding and channel estimation, prove that fading effects can be removed, reducing almost totally the effects of the multipath channel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>