Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2002
TA1123
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Githa Ayu Hadirani
"Frekuensi peresepan obat racikan di Indonesia masih tinggi. Indonesia belum memiliki standar pembuatan obat racikan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan kapsul racikan, keseragaman bobot, dan cemaran mikroba pada kapsul racikan. Sampel sebanyak 15 apotek diambil secara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitas pelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan resep 30 kapsul racikan (bromheksin, klorfeniramin maleat, teofilin) pada masing-masing apotek. Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi informasi, dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman bobot kapsul racikan dilakukan berdasarkan keseragaman bobot kapsul (Farmakope Indonesia edisi III). Pengujian cemaran mikroba meliputi Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir dengan persyaratan menurut USP 30/NF 25 pada sediaan nonsteril, serta identifikasi bakteri patogen menggunakan media selektif (Cetrimide, Salmonella Shigella Agar, Eosin Methylen Blue, dan Manitol Salt Agar). Hasil evaluasi kualitas pelayanan resep kapsul racikan menunjukkan adanya variasi harga obat (Rp 34.000,- − Rp 115.000,-) dan waktu tunggu pasien (19-65 menit) antar apotek. Sebagian besar pemberian informasi bukan dilakukan oleh apoteker. Informasi obat yang diberikan masih terbatas. Kapsul racikan dari 3 apotek memenuhi syarat keseragaman bobot. Cemaran bakteri patogen tidak ditemukan pada seluruh sampel. Sebagian besar kapsul racikan memenuhi persyaratan jumlah bakteri dan kapang khamir. Kualitas pelayanan dan peracikan kapsul masih perlu ditingkatkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"PTLR adalah instalasi pengolahan limbah radioaktif yang berasal dari berbagai instalasi pengguna iptek nuklir. Desain PTLR telah dirancang sesuai dengan standar keselamatan, sehingga tidak akan menimbulkan dampak negative terhadap ruangan daerah kerja maupun lingkungan. Walaupun demikian perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui seberapa besar paparan eadiasi dan kontaminasi di udara di ruangan kerja sebelum tercemar ke pekerja. Dalam hal ini akan dilakukan prarancangan peralatan di daerah ruang kompaksi. Pengukuran kontaminasi menggunakan pompa pengisap yang dihubungkan melalui pipa paralon menggunakan filter sedangkan untuk mengukur paparan radiasi menggunakan dosimetri termoluminisens. "
PRIMA 7:13 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Hapsari Kusumaningrum
"Deteksi molekuler untuk identifikasi dan verifikasi gelatin asal porsin dilakukan dengan menggunakan sekuen DNA sitokrom b (cyt b) yang masih terkandung dalam gelatin (trace DNA). Trace DNA yang masih terdapat dalam gelatin di ekstraksi kemudian dilakukan amplifikasi PCR dengan target gen cyt b. Penelitian ini bertujuan untuk mengonfirmasi metode identifikasi spesies asal gelatin serta mendeteksi kandungan gelatin porsin dari sampel cangkang kapsul. Namun, DNA genomik hasil ekstraksi dari sampel kapsul memiliki konsentrasi yang terlalu rendah untuk dapat diidentifikasi sehingga keberhasilan dari ekstraksi DNA baru dapat dilihat dari hasil amplifikasi PCR. Produk hasil amplifikasi PCR gen cyt b porsin dan bovin sama-sama berukuran 360 bp. Untuk membedakan spesies hewan asal gelatin, produk hasil PCR dipotong menggunakan enzim restriksi BsaJI yang dipilih berdasarkan hasil analisis in silico sebelumnya untuk menghasilkan panjang fragmen spesifik. Hasil digesti DNA porsin menunjukkan panjang fragmen 128 bp dan 111 bp, sedangkan DNA bovin menunjukkan panjang fragmen 316 bp dan 44 bp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel kapsul lunak terverifikasi mengandung gelatin bovin dan sampel cangkang kapsul keras mengandung gelatin porsin, sedangkan sampel kapsul merah dan sampel kapsul biru teridentifikasi mengandung gelatin bovin. Hal tersebut membuktikan bahwa metode PCR-RFLP dapat digunakan untuk identifikasi dan verifikasi gelatin asal porsin dalam sampel kapsul.

Molecular detection for gelatin porcine identification and verification was done by employing cytochrome b (cyt b) DNA sequence. Extracted DNA from gelatin were extracted after gelatin precipitation, and were subjected to PCR amplification targeting the cyt b gene. The aim of this study was to confirm the origin of gelatin species identification method and to identify and verify porcine in gelatin from capsules samples. Genomic DNA derived from gelatin reference and sample (capsules) have very low concentration to be identified, therefore the result of DNA extraction is only visible after PCR amplification. PCR products of cyt b gene porcine and bovine have the same length of approximately 360 base pair (bp). To distinguish between species, PCR products were cut with restriction enzyme BsaJI which was choosen by in silico analysis resulting in specific fragment length polymorphism (RFLP). Digestion product of porcine shows 128 bp and 111 bp whereas bovine shows 316 bp and 44 bp. Result revealed that soft capsule sample was verified contain bovine and hard capsule sample was verified contain porcine, while red capsule and blue capsule sample identified contain bovine. This was proven that PCR- RFLP can be used to identify and verifiy porcine gelatin in capsule shells."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitriah Afianti
"ABSTRACT
High anthropogenic activity in Jakarta Bay is believed to contribute a fairly high contamination as evidenced by microbial contaminants such as Coliform and Escherichia coli. The high density of Coliform and E. coli indicators of domestic contamination in Jakarta Bay as a result of an increase in the resident number who bring the flow of water to the springhead of the Jakarta Bay. It can be said that the polluted waters of Jakarta Bay and marine biota should be cultivated in this area as green shell should not consumed, because it can infect and cause gastrointestial disease. For that purpose, a research of microbial pollutants was conducted in Jakarta Bay in July 2015, and the results showed a very high density, expecially in the West."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dekaria Alamanda
"Asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah salah satu jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega-3. DHA merupakan salah satu pengisi pada suplemen makanan sediaan kapsul cangkang lunak yang beredar. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum DHA agar diperoleh metode yang valid untuk digunakan pada penetapkan kadar DHA dalam produk suplemen makanan sediaan kapsul cangkang lunak. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1(v/v) dan katalis asetil klorida pada suhu 100ºC selama 60 menit. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 140ºC-180ºC, kenaikan 2ºC/menit, lalu 180ºC-200ºC, kenaikan 5ºC/menit, dan dipertahankan selama 20 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230ºC dan 250ºC; laju alir gas helium 0,80 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 µl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi metil dokosaheksaenoat adalah 14,821 menit dengan faktor ikutan 1,797. Metode yang diperoleh valid dengan presisi (KV) antara 0,67-1,43%, dan uji perolehan kembali 98,02-101,76%. Sampel A rata-rata kesesuaian kadar terhadap label adalah 90,32% dan sampel B rata-rata kesesuaian kadar terhadap label adalah 95,58%.

Docosahexaenoic acid (DHA) is one of the long chain omega 3 unsaturated fat. DHA is contained in capsule type food supplement that circulates around the market. A direct analysis with cromotography gas requires a very long time, due to the high melting point of the fatty acid,thus derivatization is needed before analysis. The aim of this research is to obtain the perfect condition for DHA analysis in order to achievea valid method to determine the right level of DHA in capsul supplement product. Derivatization is done through esterification Lepage using reagen metanol-toluen 4:1(v/v) and acetyl chloride catalyst at 100ºC for 60 minutes. The analysis is done using chromatography gas with VB-wax column (60 m x 0,32 mm) the column is program to 140ºC-180ºC and an increase of 2ºC/minute then 180ºC-200ºC with an increase of 5ºC/minute and mantained for 20 minutes. The temperature of injector and the detector temperature are both 230ºC and 250ºC; the flow rate of the gas helium 0,80 mL/minute, the injection volume 1,0 µl and detected by flame ionization detector. In the optimum condition the time of the methyl docosahexaenoic retention is 14,1821 minute with tailing factor 1,797. The obtained method is valid with a 0,67-1,43% precision, and recovery test 98,02-101,76%. The average compatibility rate of sample A towards the lable is 90,32%, while the average compatibility rate B towards the lable is 95,58%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Sitti Khayyira
"Optimasi deteksi molekuler kandungan gelatin asal porsin berbasis DNA Deoxyribonucleic Acid genomik dilakukan dengan metode duplex PCR Polymerase Chain Reaction . DNA yang diamplifikasi adalah trace DNA genomik porsin yang masih terkandung dalam gelatin asal porsin. Trace DNA yang terdapat dalam gelatin jumlahnya sangat sedikit karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga diperlukan optimasi metode ekstraksi DNA.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang sensitif dalam identifikasi gelatin asal porsin serta mendeteksi kandungan porsin dari gelatin cangkang kapsul. Metode yang dipilih adalah duplex PCR, yaitu PCR dengan dua target sekuens DNA, yaitu DNA cyt b dan ATP8. Untuk reaksi PCR, dipilih dua pasangan primer yang spesifik mengamplifikasi DNA genomik porsin.
Metode yang dioptimasi berupa metode ekstraksi DNA genomik dan metode duplex PCR. Duplex PCR dilakukan terhadap campuran DNA reference porsin dan bovin dengan variasi konsentrasi 100 ; 50 ; 10 ; 1 ; 0,5 ; 0,1 ; 0,05 ; dan 0,01 untuk meneliti sensitivitas metode serta pada sampel cangkang kapsul gelatin.
Pada sampel positif mengandung trace DNA porsin diperoleh produk hasil amplifikasi PCR yang berukuran 212 bp dan 398 bp sedangkan pada sampel negatif porsin tidak diperoleh produk amplifikasi. Metode duplex PCR dapat digunakan sebagai metode deteksi awal untuk mengidentifikasi kandungan porsin pada gelatin dari cangkang kapsul dengan sensitif.

Optimization of genomic DNA Deoxyribonucleic Acid based molecular detection of gelatine derived from porcine was carried out by performing duplex PCR Polymerase Chain Reaction method. Trace of porcine genomic DNA that remained in porcine derived gelatine were amplified. Optimization of DNA extraction method was carried out in consideration of the very low concentration of genomic DNA derived from gelatine capsule samples that have gone through various manufacturing conditions.
The chosen method, duplex PCR, is a PCR method where two target sequences of DNA, cyt b and ATP synthase F0 subunit 8 DNA, are amplified simultaneously. Two sets of porcine specific primers were chosen for the duplex PCR. Genomic DNA extraction method and duplex PCR method were optimized.
Duplex PCR was carried out to mixtures of porcine and bovine DNA reference in various concentration 100 50 10 1 0,5 0,1 0,05 and 0,01 to confirm sensitivity of the method and to gelatine capsule shell samples. PCR products with the length of 212 bp and 398 were obtained in porcine positive samples only. Duplex PCR method has been optimized as sensitive intial method for molecular detection of porcine in gelatin capsule shells.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ratna Sari
"Penelitian tentang bahan baku pembuatan cangkang kapsul mengalami perkembangan, terlebih lagi dengan sadarnya masyarakat mengenai bahan baku untuk memproduksi kapsul gelatin yang mayoritas terbuat dari kulit babi. Dengan adanya permasalahan tersebut, diperlukan bahan baku pengganti kapsul gelatin dengan menggunakan karagenan. Namun penggunaan karagenan dinilai masih kurang efektif sebagai agen pembawa obat, maka dari itu dilakukan modifikasi dengan menambahkan mikroalga Spirulina platensis sebagai bahan tambahan untuk mengoptimalkan kinerja sebagai agen pembawa obat dan juga menambahkan crosslinker CaCl2. Formulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi S. platensis (10,52%, 15%, 19,04%, 22,7%, 26,08%) dan konsentrasi CaCl2 dengan konsentrasi (8,1%, 10,52%, 26,08%, 37%, 45%). Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji bobot, kadar air, ketahanan dalam air, derajat keasaman, ketahanan dalam asam, dan uji kelenturan. Setelah menemukan formulasi terbaik maka dilakukan analisis formulasi optimum dengan melakukan uji disolusi dan uji SEM.  Formulasi terbaik yang diperoleh pada penelitian ini adalah kapsul dengan penambahan S. platensis 26,08% dan CaCl2 45%, dengan bobot 0.2433 g, kadar air 13%, ketahanan dalam air 38 menit, kelarutan dalam larutan asam 44 menit, dan kelenturan yang fleksibel dan tidak mudah pecah. Hasil uji disolusi kapsul yang mengandung obat ketoprofen pada pH 1,2; 4,5; dan 6,8 selama 90, 2, dan 4 menit secara berturut-turut adalah 61,30%, 54,90%, 89,58%. Dengan demikian, kapsul dengan bahan S. platensis dengan bantuan tambahan CaCl2 dapat digunakan sebagai cangkang kapsul pengganti gelatin.

Research of raw material for making capsule shell has developed, especially with the public awareness about the raw material for producing capsule shell, which mostly are made from pig skin. With these problem, raw material for gelatin capsule is replaced by using carrageenan. However by using carrageenan is still less effective as a drug delivery agent. The purpose of this study was to use microalgae Spirulina platensis because it contains polyhydroxybutyrate (PHB) which are the kind of polymer to improve performance as a drug delivery agent and also use cross-linker CaCl2. The formulation used in this study was the variation of the concentration of Spirulina platensis (10,52%, 15%, 19,04%, 22,7%, and 26,08%) and the concentration of CaCl2 (8,1%, 10,52%, 26,08%, 37%, and 45%). Characterization carried out included weight test, water content, water resistance, acidity, acid resistance, and flexibility test. After finding the best formulation, the optimum formulation analysis was carried out by conducting a dissolution test and SEM test. The best formulation obtained in this study were capsules with the addition of Spirulina platensis 26,08% and  CaCl2 45%, weighing 0,2433 g, water content 13%, water resistance 38 minutes, solubility in acidic solution is 44 minutes, and has flexible capsule. The capsule dissolution test results containing the ketoprofen drug at pH 1.2; 4.5; 6.8 for 90, 2, and 4 minutes are 61.3%, 54.9%, and 89.58%, respectively. Thus, capsules with Spirulina platensis and CaCl2 can be used for replace gelatin capsule shell."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Zaman
"ABSTRAK
Program PJPT II di Indonesia telah memasuki era industri. Pemaparan sebagian uap logam merkuri anorganik di udara lingkungan kerja merupakan masalah pokok kesehatan kerja di industri pertambangan. Akan diteliti berapa tinggi tingkat pemaparan merkuri anorganik pada pekerja tambang emas dan bagaimana hubungan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine dengan faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini dibatasi pada hubungan indeks pemaparan, tempat kerja dan lama kerja dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine pekerja tambang emas di Kampung Lerokis Kabupaten Maluku Selatan. Pemantauan biologik di gunakan untuk melakukan analisa urine pekerja terhadap konsentrasi logam merkuri anorganik. Kegiatan pemantauan biologik dilakukan pada penelitian ini sebanyak empat kali.
Penelitian ini menggunakan data sekunder pada PT Prima Lirang Mining secara cross sectional retrospektif dani tahun 1991-1993. Unit analisis adalah 76 orang pekerja tambang emas dan 6 orang penduduk lokal. Metode analisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan uji beda mean dan Chi-Square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Variabel bebas yang diteliti adalah indeks pemaparan, tempat kerja dan lama kerja. Variabel terikat konsentrasi merkuri anorganik dalam urine. Hasil penelitian dari 81 responden, konsentrasi merkuri anorganik masih berada dibawah Indeks Pemaparan Biologik.
Dari 3 variabel yang terbukti ada hubungan secara statistik dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine adalah tempat kerja. Pekerja yang bekerja di tempat yang terpapar uap logam merkuri anorganik lebih besar risiko terpapar dibanding pekerja di tempat yang tidak terpapar. Tidak terbukti ada beda proporsi indeks pemaparan dan lama kerja dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine pekerja tambang emas. Pemantauan biologik telah berhasil memperlihatkan adanya pemaparan yang meningkat pada pekerja. Kegiatan ini dapat digunakan pada industri yang terdapat pemaparan uap logam merkuri anorganik di Indonesia. Disarankan agar pihak perusahaan lebih memperhatikan upaya menurunkan konsentrasi pemaparan di udara dan optimalisasi pemantauan biologik. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>