Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurbaiti Marsas Prilitasari
"
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman palma dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri, salah satunya adalah Susu Kental Manis produksi PT. Indomilk. Proses oksidasi menyebabkan minyak atau lemak mudah mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan nilai gizi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang mampu menghambat proses oksidasi dan meningkatkan kestabilan minyak nabati. Pada praktik kerja lapangan ini dilakukan analisis bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dengan beberapa konsentrasi dalam minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil percobaan saat hari ke-1 diperoleh nilai yang memenuhi spesifikasi minyak kelapa sawit, yakni bilangan peroksida sebesar 0 meq/kg dan kandungan asam lemak bebas < 0,08 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku penambah lemak. Pada hari ke-15, bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0379meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0196 meq/kg sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,0794 meq/kg, 0,0588 meq/kg, 0,0398 meq/kg, 0,0195meq/kg. Pada hari ke-15, asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0859 %, 0,0843 %, 0,0732 %, 0,0594 %. Sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,01867 %, 0,0956 %, 0,0879 %, 0,0681 %. Hasil penentuan perubahan bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-10 (0,0187 meq/kg), hari ke-11 (0,0196 meq/kg), hari ke-12 (0,0196 meq/kg), dan hari ke-15 (0,0196 meq/kg). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-8 (0,0194meq/kg), hari ke-11 (0,0196meq/kg), hari ke-11 (0,0193 meq/kg), dan hari ke-12 (0,0195 meq/kg). Pada penentuan asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm,10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diluar spesifikasi pada hari ke-12 (0,0802 %), hari ke-15 (0,0843 %), hari ke-17 (0,0852%), dan hari ke-18 (0,0855%). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diatas nilai spesifikasi yang telah ditetapkan pada hari ke-8 (0,1361 %), hari ke-12 (0,0842 %), hari ke-15 (0,0879 %), hari ke-17 (0,0910 %). Dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan dapat mempengaruhi perubahan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak yang telah diproses."
2008
TA1687
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arlina Desianti
"Minyak goreng menjadi bahan yang umum digunakan daiam proses
pengoiahan berbagai jenis makanan, karena praktis sekaiigus makanan
menjadi mudah dlcerna dan memberikan rasa gurih bagi makanan yang
digoreng tersebut. Peneiitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak
goreng bekas pakai dari restoran siap saji, yaitu sebagai bahan baku
pembuatan amida asam iemak. Awainya, diiakukan penentuan sifat fisikokimia
dari minyak goreng belum pakai dan bekas pakai, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng bekas pakai dari restoran siap
saji masih cukup baik. Pada penentuan komposisi asam lemak penyusun
trigiiserida dengan kromatografi gas, hasilnya menunjukkan bahwa minyak
goreng yang digunakan pada peneiitian ini adalah benar minyak sawit, serta
kandungan terbesarnya adalah asam cleat (50,74%) dan asam paimitat
(27,13%). Kemudian diiakukan sintesis amida asam lemak dari minyak
goreng sawit bekas pakai, dengan cara menghidrolisis dahulu trigiiserida dari
minyak sehingga menghasilkan asam lemak sebanyak 94,73% dengan titik
leieh 36,8-37,6X. Kemudian melalui amonolisis klorida asam, diperoleh
amida asam iemak sebanyak 81,12% dengan titik ieleh 97,2-99,4°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhidayah bt. Pazil
"Pisang (Musa Acuminata) merupakan jenis buah yang mengandung banyak senyawa kimia yang bersifat antioksidan dan antibakteri, salah satunya adalah pisang raja (Musa AAB ?Pisang Raja'). Pisang raja merupakan kultivar lokal dan populer di Indonesia, mudah ditemukan, memiliki harga yang relatif murah, serta merupakan jenis pisang yang bisa langsung dimakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan akivitas antioksidan ekstrak daging pisang raja dengan antioksidan lain yaitu vitamin A, vitamin C, dan katekin melalui penghitungan bilangan peroksida. Bilangan peroksida ditentukan dengan cara titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada bilangan peroksida yang terbentuk pada sampel minyak saja dan minyak yang ditambah katekin jika dibandingkan dengan sampel minyak yang ditambah dengan ekstrak daging pisang raja. Namun pada sampel minyak yang ditambah dengan vitamin A dan C tidak menunjukkan adanya bilangan peroksida yang berbeda bermakna jika dibandingkan dengan sampel minyak yang ditambah dengan ekstrak daging pisang raja. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan efek antioksidan ekstrak daging pisang raja sama baiknya dengan vitamin A dan vitamin C namun tidak sebaik katekin.

Banana (Musa Acuminata) is a type of fruit that contains a lot of chemical substances that work as antioxidant and antibacterial, one of these is ?pisang raja'. ?Pisang Raja' is a local cultivar banana that is popular among Indonesian which is easy to get with relevant price, and it is a type of banana that can be served directly.
The aim of this research is to compare the antioxidant effect of Pisang Raja's pulp extract with other antioxidant such as vitamin A, vitamin C and catechin by calculating the peroxide number. Peroxide number was determined by iodometri titration method.
The result showed that there is a significance difference in peroxide number which formed in oil sample and in oil which has been added with catechin if it is compared to oil which has been added with Pisang Raja's pulp extract sample. However, in oil which has been added with vitamin A and C showed no significance difference in their peroxide number if it is compared to oil which has been added with Pisang Raja's pulp extract sample. Based on this result, it can be concluded that the antioxidant effect of Pisang Raja's pulp extract is as good as vitamin A and C but not as good as catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusron Effendi
"Pisang adalah buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Satu dari lima jenis pisang lokal yang terbanyak dikonsumsi adalah pisang ambon (Musa AAA `Pisang Ambon`). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang ambon dan membandingkan hasilnya dengan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan katekin dengan mengukur bilangan peroksida. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yakni minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan Vitamin A, vitamin C, katekin, dan ekstrak daging pisang ambon. Tiap kelompok akan dioksidasi dengan cara pemanasan 60oC selama 1 hari dilanjutkan oksidasi udara terbuka pada suhu kamar (27oC) selama 7 hari, dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Peroksida yang terbentuk dari oksidasi tersebut akan dihitung dengan melakukan titrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Peroksida yang dihasilkan minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang ambon secara bermakna (p < 0.05) lebih sedikit dibandingkan peroksida yang dihasilkan minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan vitamin A, dan minyak goreng yang ditambahkan vitamin C, namun masih lebih besar dibandingkan minyak goreng yang ditambahkan katekin. Sebagai kesimpulan, ekstrak daging pisang ambon terbukti memiliki aktivitas antioksidan karena mampu mengurangi pembentukan peroksida. Aktivitas antioksidan tersebut lebih baik daripada vitamin A, dan vitamin C, namun tidak sebaik katekin.

Banana is the most consumed fruit by Indonesian. One of the top five most consumed species of the banana is Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`). The objectives of this research were to discover if there was antioxidant effect in the pulp of Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`) and to compare the result with some antioxidant substances, such as vitamin A, vitamin C, and catechin by measuring the peroxide number. There were five experiment groups, which were cooking oil , cooking oil added with vitamin A, cooking oil added with vitamin C, cooking oil added with catechin, and cooking oil added with Ambon banana pulp extract. Sample of each group was oxidized by heating at 60oC for one day continued with open air oxidation at room temperature (27oC) for seven days. This experiment was repeated six times. Peroxide formed by this oxidation reaction was measured by titrating the samples with Natrium tiosulphate (Na2S2O3) 0,1 N. Peroxide formed by oxidation of cooking oil added with banana pulp extract was significantly (p < 0.05) less than those formed by oxidation of cooking oil , cooking oil added with vitamin A, and cooking oil added with vitamin C, but still more than cooking oil added with catechin. As the result, it was proven that there was antioxidant activity in Ambon banana pulp extract due to the capability of reducing peroxide formation. This antioxidant activity was better than the activity of vitamin A and vitamin C, but was still worse than the activity of catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09051fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Dinagunata
"Di Indonesia, pisang memiliki nilai konsumsi tinggi dan dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat serta diketahui memiliki kandungan antioksidan didalamnya. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang mas dengan senyawa lain yang telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi eksperimental dengan sampel pisang mas yang diambil dari Pasar Rawasari, Jakarta Pusat melalui penghitungan bilangan peroksida. Dari hasil penelitian, nilai penghitungan bilangan peroksida pisang mas lebih tinggi dari nilai penghitungan bilangan peroksida katekin namun lebih rendah dibandingkan nilai penghitungan vitamin A dan vitamin C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam ekstrak daging pisang mas terdapat aktivitas antioksidan.

In Indonesia, banana have high consume value and can be consume by all of people, and it is known to be contain of antioxide in it. The aim of this research is compare antioxide effect of "Mas" banana pulp extract with other substance that known as antioxidant. The method of reseach is eksperimental study with "Mas" banana samples, were collected on "Pasar Rawasari" , Central Jakarta. From this research, value of peroxide number "Pisang Mas" higher than value of peroxide number catechin but lower than value of vitamin A and vitamin C. As a conclusion, there is antioxidant activity in ?Mas?banana pulp extract."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Darmawan
"Tengkawang (Shorea sp) adalah tanaman endemik Kalimantan yang memiliki potensi besar, namun hingga saat ini hasil olahannya masih diproduksi secara tradisional. Profil asam lemak dari empat tengkawang didominasi oleh asam palmitat (16 - 24%), asam stearat (40 - 47%), dan asam oleat (31 - 33%). Nilai keasaman (%) dan angka peroksida (meq O2/kg), adalah 6,88 dan 0,41 untuk Bengkayang, 9,68 dan 0,56 untuk Nanga Yen, 10,7 dan 4,33 untuk Sintang, dan 15,94 dan 8,27 untuk Kapuas Hulu. Titik leleh (oC) dan SFC pada 35 oC (%) dari tengkawang Bengkayang, Nanga Yen, Sintang dan Kapuas Hulu masing-masing adalah 36,8 dan 0,03; 36,7 dan 0,97; 36,6 dan 0,03; dan 36,7 dan 3,11. Bilangan asam (mg NaOH / g lemak) dapat dikurangi dari 11,00 menjadi 3,36 dengan pemutihan aktivasi termal dan 3,61 dengan pemutihan aktivasi asam. Angka peroksida (meq O2 / kg) dapat dikurangi dari 9,45 menjadi 4,84 dengan pemutihan aktivasi termal dan 3,47 dengan pemutihan aktivasi asam. Kinetika model asam dan peroksida lemak tengkawang mengikuti reaksi orde nol dengan nilai energi aktivasi masing-masing sebesar 11,139 kJ.mol-1 dan 12,320 kJ.mol-1 . Model prediksi keasaman adalah Acidity = 4,417 – 7,903t exp (-11,139/RT) dan model peroksida adalah peroksida = 2,155 – 10,998t exp (-12,320/RT). Nilai OSI pada suhu 22 oC dan Q10 lemak tengkawang (TB), lemak tengkawang dengan asam askorbat (TB+AA), lemak tengkawang dengan tokoferol (TB+TC) dan lemak tengkawang dengan lignin (TB+Lignin) masing-masing adalah 66.896 dan 2,815; 224.680 dan 1,993; 106.120 dan 2,725; 81.658 dan 2,961. Peningkatan nilai SPF Calignosulfonate, Mg-lignosulfonate dan Na-lignosulfonate masing-masing adalah 13,12 ± 0,26 (224%), 13,05 ± 0,11 (223%) dan 16,98 ± 0,95 (320%). NPV sebesar 4.055.000 USD untuk aktivasi termal dan 3.634.000 USD untuk aktivasi asam. IRR sebesar 45,86 % untuk aktivasi termal dan 39,92 % untuk aktivasi asam dengan nilai MARR sebesar 17,07%. ROI sebesar 66,66% untuk aktivasi termal dan 59,71 % untuk aktivasi asam. PBP sebesar 1,5 tahun untuk aktivasi termal dan 1,67 tahun untuk aktivasi asam.

Tengkawang (Shorea sp) is a potential endemic plant of Kalimantan, anyhow its production process is currently still carried out traditionally. The fatty acid profile of the four tengkawang was dominated by palmitic acid (16 - 24%), stearic acid (40 - 47%), and oleic acid (31 - 33%). The acidity values (%) and peroxide value (meq O2/kg), were 6.88 and 0.41 for Bengkayang, 9.68 and 0.56 for Nanga Yen, 10.7 and 4.33 for Sintang, and 15.94 and 8.27 for Kapuas Hulu, respectively. Melting points (oC) and SFC at 35 oC (%) of tengkawang Bengkayang, Nanga Yen, Sintang and Kapuas Hulu are 36.8 and 0.03; 36.7 and 0.97; 36.6 and 0.03; and 36.7 and 3.11, respectively. The acid number (mg NaOH/g fat) can be reduced from 11.00 to 3.36 by thermal activation bleaching and 3.61 by acid activation bleaching. The peroxide value (meq O2/kg) can be reduced from 9.45 to 4.84 by thermal activation bleaching and 3.47 by acid activation bleaching. The kinetics of the tengkawang fatty acid and peroxide model followed a zero-order reaction with activation energy values of 11.139 kJ.mol-1 and 12.320 kJ.mol-1, respectively. Acidity prediction model is Acidity = 4.417 – 7.903t exp (-11.139/RT) and peroxide model is peroxide = 2.155 – 10.998t exp (-12.320/RT). The OSI values at 22 oC and Q10 of tengkawang fat (TB), tengkawang fat with ascorbic acid (TB + AA), tengkawang fat with tocopherol (TB + TC) and tengkawang fat with lignin (TB + Lignin) were 66,896 and 2.815; 224,680 and 1.993; 106,120 and 2.725; 81,658 and 2.961, respectively. The increase in SPF values of Ca-lignosulfonate, Mg-lignosulfonate and Na-lignosulfonate were 13.12 ± 0.26 (224%), 13.05 ± 0.11 (223%) and 16.98 ± 0.95 (320%). NPV of 4,055,000 USD for thermal activation and 3,634,000 USD for acid activation. IRR of 45.86% for thermal activation and 39.92% for acid activation with a MARR value of 17.07%. ROI of 66.66% for thermal activation and 59.71% for acid activation. PBP is 1.5 years for thermal activation and 1.67 years for acid activation"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>