Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1995
TA1176
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diasti Lastarini
"ABSTRAK
Dewasa ini pengendalian persediaan dalam suatu perusahaan
dilakukan bukan hanya demi kepentingan jawab fungsi logistik maupun manufaktur
saja, tetapi sudah menjadi salah satu penunjang peningkatan daya saing perusahaan
tersebut. OIeh sebab itu, perhatian perusahaan terhadap bidang ini juga semakin
bertambah agar dapat dilaksanakan dengan baik. PeIaksanaan yang baik
membutuhkan kerjasama seluruh fungsi, balk fungsi marketing & sales, planning,
manufacturing, warehouse, human resource, finance, engineering, maupun fungsi
technology development, yang terintegrasi dengan baik pula. Salah satu alat
pengendalian persediaan yang telah berhasil mengintegrasikan seluruh fungsi yang
ada pada perusahaan adalah MRP II system.
MRP II system kemudian berkembang tidak lagi hanya merupakan
alat logistic management saja, melainkan sudah digunakan sebagai suatu game plan
bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya untuk memenangkan persaingan.
Dalam pelaksanaan MRP II, seluruh Lapisan manajemen perusahaan akan bergabung
untuk menyusun Sales & Operations Planning (S&OP). Dengan S&OP ini,
perusahaan dapat mengalokasikan sumber dayanya secara optimal, sehingga dapat
memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan-kesempatan yang ada di pasar untuk
menjadi yang unggul di antara para pesaingnya.
MRP II memiliki manfaat tangible, antara lain: penurunan persediaan
bahan baku, penurunan harga bahan baku, dan peningkatan tingkat pelayanan
pelanggan (customer service level), serta manfaat intangible antara lain:
meningkatan kepuasan pelanggan, memberikan kemampuan untuk cepat bereaksi
terhadap berbagai perubahan ekonomi negara, serta meningkatkan kualitas hidup
karyawan perusahaan tersebut.
Menyadari banyaknya manfaat yang dihasilkan oleh MRP II system,
maka pada tahun 1997, PT, Warner-Lambert Indonesia (PT. WLI) menerapkan
sistem tersebut dengan tujuan akhir memberikan ?better cutomer service?. Karena
penerapan MRP II sangat membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik dan
terlatih dengan baik, maka PT. WLI menyewa jasa konsultan Productivity and
Quality Management Consultants untuk memberikan pendidikan dan pelatihan MRP
II system pada karyawannya. Untuk memahami program komputer penunjang
pelaksanaan MRP II, PT. WLI menyewa jasa konsultan CSSL Indonesia.
Setelah lebih kurang empat tahun pelaksanaannya, MRP II teLah
memberikan dampak nyata bagi kinerja PT. WLI. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
peningkatan customer serwce level by value, yang sebelum penerapan MRP II (data
tahun 1996) hanya mencapai 79,94%, sementara tahun 2000 customer service level
yang dicapai adalah 90,86%. Bahkan pada tiga bulan terakhir, yaitu bulan
September. Oktober dan November, sudah berhasil dicapai angka 100%.
Kunci sukses penerapan MRP II pada PT WLI adalah team work dan
seluruh fungsi yang ada di dalam perusahaan. Setiap fungsi menyadari, bahwa satu
satunya tujuan yang harus dicapai adalah tujuan perusahaan secara keseluruhan,
bukan hanya tujuan masing-masing fungsi saja. Kunci sukses lainnya adalah,
kerjasama yang baik dengan distributor sebagai pelanggan pertama mereka. Saat ini
ada dua distributor yang menjadi partner PT. WLI, yaitu PT. Parit Padang dan PT.
Dos Ni Roha. Kerjasama dengan kedua distributor ini, sudah mencapai tingkat di
mana para distributor turut membantu memberikan data yang diperlukan untuk
penyusunan forecast.
Walaupun begitu, pelaksanaan MRP II path PT. WLI masih
mempunyai beberapa hambatan, yaitu: kurangnya keterlibatan top level management
yang lebih memusatkan perhatiannya pada masalah strategis lainnya, serta merger
perusahaan ini dengan Pfizer membentuk perusahaan bernama New Pfizer dengan
struktur saham Warner-Lambert : Pfizer = 49%: 51%. Dengan demikian, keputusan
manajemen akan lebih banyak dipegang oleh manajemen Pfizer. Sementara ini,
Pfizer belum menerapkan MRP II, dan tampaknya tidak berrninat untuk
menerapkannya.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Christoffel William Putra Untu
"Seorang Apoteker memiliki peran yang vital dalam bidang industri farmasi dan farmasi komunitas (apotek). Apoteker hendaklah memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalankan praktik profesi. Standar kompentensi Apoteker Indonesia terdiri dari sepuluh (10) standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan oleh Apoteker saat lulus dan masuk ke tempat praktik kerja profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon Apoteker untuk dapat memahami peran Apoteker dan meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT. GlaxoSmithKline Indonesia dan Apotek Atrika periode bulan Februari-April 2020. Selama PKPA, diharapkan calon Apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk menjalanakan pekerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi.

A Pharmacist has a vital role in the pharmacy industry and community pharmacy. Pharmacists should meet competency standards as a requirement for get into the professional work and carrying out professional practices. Indonesian Pharmacist competency standards consist of ten (10) competency standards as abilities expected by Pharmacists when graduating and entering professional work practices. As a preparation and experience of prospective pharmacists to be able to understand the role of pharmacists and improve competence, the Pharmacists' Professional Work Practices are implemented at PT. GlaxoSmithKline Indonesia and Atrika Pharmacy in the February-April 2020 period. During the Pharmacists' Professional Work Practices, it is expected that Pharmacist candidates can expand their insights, understandings and experiences to carry out pharmaceutical work in professional workplaces."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Ahmad Idrus Salam
"ABSTRAK

Laporan ini membahas proses validasi atau pemeriksaan dokumen Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dilakukan oleh PT LT. Pemrosesan SKBDN yang dimulai dari penerimaan SKBDN hingga pencairan SKBDN dilakukan dengan berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/6/PBI/2003 dan Standar serta Instruksi Kerja PT LT. Dalam penerimaan SKBDN, ada tahap yang tidak sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, yaitu tahap Penerimaan SKBDN. PT LT seharusnya hanya menerima SKBDN dari Bank Negosiasi, namun pada praktiknya PT LT juga menerima SKBDN dari konsumen. Selama proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas SP&GC, terdapat perbedaan alur kerja serta tindakan-tindakan yang tidak diinstruksikan dalam Instruksi Kerja perusahaan. Perbedaan tersebut terdapat pada proses penandatanganan SKBDN oleh Kepala Dinas SP&GC dan pendistribusian Tanda Terima Jaminan Hal-hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah bagi Dinas SP&GC, maupun PT LT secara keseluruhan.


ABSTRACT
This report discusses the process of validating or examining Domestic Letter of Credit (SKBDN) conducted by PT LT. SKBDN processing starting from SKBDN receipts until SKBDN disbursement is conducted based on Bank Indonesia Regulation Number 5/6/PBI/2003 and PT LT Standards and Work Instruction. In receiving SKBDN, there is a stage that is not in accordance with Bank Indonesia Regulations, that is the stage of SKBDN Receipt. PT LT should only receive SKBDN from the Negotiation Bank, but in practice PT LT also receives SKBDN from consumers. During the inspection process carried out by the SP&GC Service, there are differences in workflows and actions that are not instructed in the company's Work Instructions. The difference is found in the process of signing the SKBDN by the Head of the SP&GC Service and the distribution of Guarantee Receipts. This has the potential to cause problems for the SP&GC Service, as well as PT LT as a whole.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Adristi Arum Nabilah
"PT. Takeda Indonesia adalah salah satu perusahaan milik asing yang bergerak dalam bidang farmasi. Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2019 tentang Persyaratan Mutu Suplemen Kesehatan membuat PT. Takeda Indonesia mengubah formulasi dari produk utamanya, yakni Vitacimin. Pada saat dilakukan validasi terhadap reformulasi tablet ditemukan adanya perubahan warna pada granul dan terjadinya melting dan mottling pada tablet. Hasil investigasi menemukan adanya kekurangan indikator proses pengeringan pada mesin fluid bed dryer sehingga ditambahkan sensor relative humidity, sensor air flow, dan sensor temperatur produk pada mesin agar granul dapat dihasilkan secara konsisten. Analisa perlu dilakukan untuk melihat pengaruh antara parameter proses pengeringan dengan granul yang telah dikeringkan oleh fluid bed dryer. Granul yang telah dikeringkan pada saat validasi proses dilakukan pengukuran LOD (Loss on Drying), PSD (Particle Size Distribution), dan Bulk & Tap Density. Ditemukan bahwa penambahan sensor pada mesin fluid bed dryer dapat memungkinkan operator untuk memantau perubahan kelembaban, laju alir udara, dan suhu pada dalam mesin fluid bed dryer. Granul yang dikeringkan selama validasi proses menunjukkan granul pada sebagian besar batch tidak kering secara merata, ukuran granul paling banyak berukuran ≤ 150 μm, dan granul memiliki laju alir yang baik. Kurang meratanya pengeringan pada granul dikarenakan kelembaban udara yang masuk pada mesin dapat mencapai 81, 8% sehingga perlu adanya pengaturan kelembaban udara yang masukke dalam mesin fluid bed dryer.

PT. Takeda Indonesia is a foreign-owned company engaged in the pharmaceutical sector. BPOM Regulation No. 17 of 2019 concerning Health Supplement Quality Requirements made PT. Takeda Indonesia changed the formulation of its main product, namely Vitacimin. During the validation of the tablet reformulation, it was found that there was a change in the color of the granule and the there is an occurrence of melting and mottling of the tablet. The results of the investigation found a lack of drying process indicators on the fluid bed dryer machine so that relative humidity sensors, airflow sensors, and product temperature sensors were added to the machine so granules could be produced consistently. An analysis needs to be carried out to see the effect between the parameters of the drying process and the granules that have been dried by a fluid bed dryer. Granules that have been dried during the validation process are measured for LOD (Loss on Drying), PSD (Particle Size Distribution), and Bulk & Tap Density. It was found that the addition of sensors to the fluid bed dryer machine can enable the operator to monitor changes in humidity, air flow rate, and temperature in the fluid bed dryer machine. Granules that were dried during process validation showed that the granules in most of the batches were not evenly dried, the most granule sizes were ≤ 150 μm, and the granules had good flow ability. The uneven drying of the granules is due to the humidity of the air entering the machine which can reach 81.8% so it is necessary to regulate the humidity of the air entering the fluid bed dryer machine."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>