Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
TA1137
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Hartono
"Koagulan dan flokulan merupakan bahan yang digunakan dalam pengolahan limbah cair industri. Penggunaan koagulan dan flokulan pada pengolahan limbah cair dikenal sebagai proses pengolahan limbah secara proses kimia.
Proses koagulasi merupakan proses penambahan bahan koagulan yang akan mengikat bahan pencemar yang ada dalam air limbah sehingga mudah untuk dipisahkan yaitu dengan cara diapungkan atau diendapkan. Proses flokulasi merupakan proses penggabungan inti-inti endapan menjadi molekul besar ( flok ) dengan penambahan suatu flokulan yang dapat mempercepat terjadinya flok. Selain itu flokulan juga berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan dalam air limbah.
Pada penelitian ini didapatkan koagulan yang sesuai untuk pengolahan limbah industri pembersih rumah tangga yaitu dengan menggunakan Uji Jar untuk mendapatkan kondisi optimum dari koagulan yang di pakai berdasarkan variasi konsentrasi, lama pengadukan, kecepatan pengadukan, suhu, dan pH. Parameter-parameter analisis meliputi analisis pH, total padatan, padatan tersuspensi total, suhu, kekeruhan, daya hantar listrik (DHL), kebutuhan oksigen biologi (KOB/BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (KOK/COD), nilai permanganat, surfakfan, dan analisis logam-logam diantaranya Pb, Cr, Cd, Mn, Cu, Fe, dan Zn.
Koagulan yang sesuai untuk pengolahan limbah industri pembersih rumah tangga CV. Cahaya Terang Abadi adalah koagulan kationik poliakrilamida dengan nama Trimer 7785, kondisi optimum dari trimer 7785 adalah konsentrasi optimum 6,6 ppm, lama pengadukan 4 menit, kecepatan pengadukan 100 rpm, suhu ruang dan pH 10. Dengan pengolahan secara koagulasi dapat menurunkan nilai total padatan, padatan tersuspensi total, kekeruhan, KOB, KOK, KMnO4, logam-logam, dan surfaktan, sedangkan nilai pH dan DHL semakin tinggi, nilai suhu tetap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Proses pengolahan yang umum dilakukan untuk pengolahan limbah cair industri tekstil adalah koagulasi. Namun proses koagulasi jika tidak dilakukan dengan dosis yang tepat dapat menghasilkan sludge yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut lagi yang tentunya meningkatkan biaya operasi. Ozon sebagai oksidator kuat dapat mengoksidasi senyawa-senyawa organik, meningkatkan derajat biodegrability dan menurunkan toxicity pada air limbah. Selain itu proses ozonasi dapat membantu mengurangi dosis penggunaan koagulan sehingga dapat mengurangi sludge yang terbentuk dari proses koagulasi.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis koagulan dan lamanya waktu ozonasi yang optimum untuk mereduksi COD dan menurunkan berat sludge. Penelitian ini menguji pengaruh ozonasi terhadap peningkatan kinerja koagulasi dari suatu limbah cair industri tekstil. Pertama-tama limbah hanya dikoagulasi dengan variasi jenis koagulan inorganik dan organik. Dosis koagulan optimum ditentukan melalui metode jar-test. Proses berikutnya limbah diozonasi kemudian dilanjutkan koagulasi sambil dilakukan variasi waktu ozonasi untuk mengetahui pengaruh ozon terhadap penyisihan COD, dosis koagulan, perubahan berat sludge.
Hasil penelitian menunjukan bahwa koagulasi dengan koagulan organik (N8100) memberikan % reduksi COD yang lebih besar dan dosis yang lebih sedikit dibandingkan dengan koagulan N3276. Dosis optimum yang didapat adalah ketika menggunakan koagulan N8100 sebanyak 40 mg/L mampu mereduksi COD sebesar 62,37%. Ozonasi selama 30 menit, menurunkan penggunaan dosis koagulan N8100 menjadi 30 mg/L, mampu mereduksi COD sebesar 61,68% dan menurunkan berat sludge sebesar 16,87%. Proses variasi waktu preozonasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam hal mereduksi COD pada penelitian ini.

Coagulation is the common process in the textile wastewater treatment. Nevertheless, if it was done with improper coagulant dosage it would produce sludge that must be treated subsequently which will raise the operational cost. Ozone as the strong oxidator is able to oxidize the organic matters, increase the biodegrability, and reduce the toxicity of wastewater. Moreover, ozonation can reduce the coagulant consumption and the sludge which is produced at the coagulation process.
Therefore, it is significant to find out the optimum coagulant dosage and duration of ozonation process for COD removal and sludge reduction. This research test the effect of ozone to the coagulation process at textile wastewater treatment. First, the textile waste water was coagulated with varying kind and dosage of coagulant which were inorganic and organic coagulant. Jartest is used to determine the optimum dosage of coagulant. At the next step, textile wastewater was ozonated with varying duration of ozonation. After the ozonation process, it was continued with coagulation process. The changing of COD and sludge mass is measured to know the effect of preozonation process to the coagulation process.
As the result, organic coagulant (N8100) at little dosage gives higher COD removal than inorganic coagulant (N3276). The optimum dosage of coagulant is reached at 40 mg/L with organic coagulant, and it gives 62,37 % of COD removal. Ozonation in 30 minute reduces the consumption of organic coagulant to 30 mg/L, gives 61,68% of COD removal, and reduces 16,87 % of the sludge mass. The variation of preozonation duration doesn't significantly effect the COD removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"limbah cair industri tahu dan eceng gondok yang cukup banyak terdapat di indonesia belum dikelola dengan baik. sehingga membawa dampak negatif terhadap lingkungan. dari penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa limbah cair tahu dan eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai biogas. limbah cair tahu dan eceng gondok mempunyai kandungan bahan organik yang cukup tinggi"
631 BLI 48:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditha Oktariany
"Limbah cair tahu merupakan salah satu sumber pencemaran air yang masih membutuhkan metode pengolahan yang lebih efektif. Dalam penelitian ini, digunakan teknologi ultrafiltrasi membran polisulfon dan pretreatment berupa proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan PAC. Pada proses koagulasi - flokulasi dilakukan variasi dosis sebesar 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Sedangkan pada proses ultrafiltrasi, dilakukan variasi tekanan umpan sebesar 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar dan 2 bar. Umpan limbah cair tahu memiliki pH antara 3,8-4, total padatan terlarut TDS antara 850-880 mg/L, total padatan tersuspensi TSS 380-420 mg/L, turbiditas antara 450-530 FAU, dan kandungan zat organik COD antara 5600-6600 mg/L dan BOD 2900 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi koagulasi optimum dicapai ketika dosis PAC 300 ppm dengan penyisihan TSS sebesar 45,7, penyisihan turbiditas 44,8 dan penyisihan COD 26,5, sedangkan tekanan optimum pada ultrafiltrasi dicapai ketika 1,5 bar dengan penyisihan COD 75,5, penyisihan TSS 99,7, penyisihan TDS 41,7 dan penyisihan turbidity 97,7, sedangkan parameter BOD pada kondisi operasi optimum menunjukkan penyisihan hingga 99,6.

Wastewater from tofu industry is one of water pollution sources that still require more effective treatment. This study aim to treat wastewater from tofu industry through a combination of coagulation flocculation and ultrafiltration processes. Coagulation flocculation is conducted prior to ultrafiltration process to minimize the effect of fouling on membrane and to improve the performance of ultrafiltration process. Poly aluminum chloride PAC was used as coagulant with doses of 100, 200, 300, 400 and 500 ppm. The wastewater feed has pH, total dissolved solid TDS, total suspended solids TSS, turbidity and chemical oxygen demand in the ranges of 3.8-4, 850-880 mg L, 380-420 mg L, 450-530 FAU and 5600-6600 mg L, respectively. Experimental results showed that the effectiveness of coagulation increased with the addition of coagulant dose until the optimum dose is reached. After coagulation flocculation process, COD, TSS, and turbidity decreased, whereas TDS increased. The optimum dose of the coagulation flocculation process was then used for a combination of coagulation flocculation and ultrafiltration processes.
The results shows that optimum coagulation condition was achieved at 300 ppm of PAC dosage and yields 45.7 of TSS penyisihan, 44.8 of turbidity penyisihan and 26.5 of COD penyisihan, while the optimum pressure of ultrafiltration was achieved at 1.5 bar and yields penyisihan of COD by 75.5, penyisihan of TSS by 99.7, penyisihan of TDS by 41.7 and penyisihan of turbidity by 97.7, as for the BOD parameter yields 99.6 penyisihan by doing the ultrafiltration process twice.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aditya
"Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan oksigen terlarut yang dapat mencemari perairan. Oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi metode koagulasi-flokulasi dan mikrofifltrasi untuk mengolah limbah cair industri tahu. Koagulan yang digunakan pada penelitian ini adalah PAC dan membran yang digunakan adalah keramik. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pH limbah 6 hingga 9; tekanan pada proses mikrofiltrasi 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pH 7 pada tahap koagulasi-flokulasi dan tekanan 1 bar pada proses mikrofiltrasi. Kombinasi proses ini menghasilkan penyisihan COD sebesar 71 , TSS sebesar 98 dan kekeruhan sebesar 97.

The wastewater generated from tofu plant still contains suspended solids and oxygen dissolved that can contaminate water. Therefore, the levels must be lowered before being discharged. This study aims to look at the performance of combination of coagulation flocculation and microfiltration for treating wastewater from tofu plant. Coagulant will be used in this study is PAC and the membrane will be used is ceramic. Variations are made on this study that wastewater pH of 6, 7, 8 and 9 microfiltration pressure of 0,5 bar, 1 bar and 1,5 bar. The best result were obtained from this research that pH 7 is the optimum condition for coagulation flocculation process and 1 bar is the optimum condition for microfiltration. This combination resulted 71 removal of COD, 98 of TSS and 97 of turbidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fathia
"Produksi tahu di Indonesia menghasilkan limbah cair membentuk emulsi dan lebih pekat dibanding limbah tempe karena adanya proses penggilingan kedelai menjadi bubur, bersifat asam akibat penambahan asam saat penggumpalan tahu, dan berbau. Limbah cair tahu dapat diuraikan oleh mikroorganisme air, namun hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air dan menimbulkan dampak terhadap ekosistem dan lingkungan sehingga masih membutuhkan metode pengolahan yang lebih efektif.
Penelitian ini mengombinasikan ultrafiltrasi membran polisulfon dan osmosis balik dengan pretreatment berupa proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan tawas. Proses koagulasi-flokulasi dilakukan dengan variasi dosis koagulan 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, dan 800 ppm, proses ultrafiltrasi dengan variasi tekanan umpan 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, dan 2 bar, sedangkan osmosis balik dilakukan dengan variasi tekanan umpan 4 bar, 5 bar, dan 6 bar. Limbah cair tahu memiliki karakteristik pH 3-5, TSS 600-1200 mg/L, kekeruhan 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, dan BOD 4600 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulasi-flokulasi yang optimal terjadi pada dosis tawas 300 ppm dengan hasil penyisihan TSS sebesar 82%, ultrafiltrasi optimal terjadi pada tekanan 0,5 bar dengan penyisihan TSS 93,6%, TDS 88%, kekeruhan 92,4%, dan COD 95,1%, serta osmosis balik optimal terjadi pada tekanan umpan dengan penyisihan TSS 100%, TDS 99%, kekeruhan 100%, dan COD 98,8%, di mana persentase penyisihan BOD total adalah 99,6%.

Tofu industry in Indonesia produces wastewater as its byproduct, which forms emulsion and more concentrated than tempeh wastewater as a result of soybean grinding process to form solid soy pulp, morevover it has acidic properties for its coagulation process with acid coagulant. Tofu wastewater can be degraded by water microorganism with reducing dissolved oxygen level in water as a drawback, and eventually impacts the environment.
This study aims to process tofu wastewater by combining ultrafiltration by polysulfone membrane and reverse osmosis with coagulation-flocculation by aluminum sulfate as pretreatment. Coagulation-flocculation was conducted with coagulant dose of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, and 800 ppm, while ultrafiltration was conducted with feed pressure variation of 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, and 2 bars, and reverse osmosis was conducted with feed pressure variation of 4 bars, 5 bars, and 6 bars. Tofu wastewater feed has characteristics of pH value of 3-4, TSS 600-1200 mg/L, turbidity 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, and BOD 4600 mg/L.
Experimental result showed that optimum coagulation-flocculation occured at aluminum sulfate dose of 300 ppm with TSS rejection  of 82%, optimum ultrafiltration occured at 0,5 bar feed pressure with rejection value of TSS 93,6%, TDS 88%, turbidity 92,4%, and COD 95,1%, as well as optimum reverse osmosis occured at 6 bars feed pressure with rejection value of TSS 100%, TDS 99%, turbidity 100%, and COD 98,8%, where overall BOD rejection was 99,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Ratri
"ABSTRAK
Mikroalga Chiorella pyrenoidosa merupakan salah satu mikroaiga yang digunakan sebagal bahan makanan tambahan (food supplement) maupun
campuran pakan ternak.
Penggunaan Chiorella pyrenoidosa sebagai bahap makanan terutama disebabkan karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi yaitu 60 % berat kering sel.
Mikroalga Chiorella pyrenoidosa dapat dikembangbiakkafl di dalam medium Iimbah organik industri makanan seperti Iimbah call tahu, Iimbah tempe , Iimbah cair gula clan Iimbah cair kecap.Penggunaan Iimbah sebagal medium pertumbuhan adaah karena Iimbah tersebut masih mengandung berbagai protein clan mineral yang dierIukan untuk pertumbuhan mikroalga. Selain itu penggunaan Iimbah sebagal medium pertumbuhan merupakan satah satu cara pengolahan Iimbah secara biologis sehingga Iimbah tersebut tidak mencemari lagi saat dibuang ke Iingkungan.
Di dalam medium Iimbah call tahu Chiore/la pyrenoidosa membentuk sistem koloid berwarna hijau yang bermuatan negatif. Cara pemanenan yang biasa dilakukan adalah secara koagulasi dan flokulasi yaitu dengan menambahkan koagulan.
Dalam penelitian mi dilakukan penentuan kondisi optimum proses flokulasi dan koagulasi dengan rnenggunakan PAC ( Poly Aluminium Chloride) yang merupakan koagulan sntetik dan chitosan yang merupakan koagulan alam. Chitosan yang digunakan dibuat darl kulit udang dengan menggunakan metode yang diperoleh pada penelitian sebelumya. Dari 200 g Wit udang setelah mengatami proses deproteinasi dengan menggunakan NaOH 3,5 % (w/v) , demineralisasai dengan menggunakan HC I 1,25 M dan deasetilasi dengan menggunakan NaOH 60 % ( w/v) diperoleh chitosan sebanyak 53,26 g. Karakterisasi chitosan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer IR.
Kondisi pertumbuhan yang optimal untuk Chiorella pyrenoidosa diperoleh pada konsentrasi Iimbah cair tahu 75% (v/v) yang dilengkapi dengan penerangan dan aerasi. Sedangkan kondisi optimal proses flokulasi dan koagulasi adalah pada pH 4 dan konsentrasi koagulan 50 ppm dengan menggunakan PAC serta pada pH 8 clan konsentrasi koagulan 50 ppm dengan menggunakan chitosan.
Di akhir percobaan dilakukan pengukuran beberapa parameter dalam limbah cair tahu (COD,BOD, pH. zat organik clan padatan tersuspensi) Hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan nilai parameter-parameter tersebut sesuai dengan standar baku mutu Iingkungan untuk limbah cair tahu, kecuali nilai pH pada penggunaan PAC sebagal koagulan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Ratnawati
"ABSTRAK
Perkembangan industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena unit produksi mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan. Karena itu perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan.
P.T HENKEL - INDONESIA (HI), merupakan perusahaan yang memproduksi bahan kimia baik organik maupun anorganlk dengan status Penanaman Modal Asing (PIMA). Limbah yang dihasilkan berupa Limbah cair, gas maupun padat, namun limbah utama yang menjadi masalah berupa Limbah cair (volume : 80 m 3 per hall). Limbah cair dari PT. HI dibuang ke Sungai Kalibaru. Berdasarkan SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995 dan SK. Gub. K.D. Tingkat I Jawa Barat, Sungai Kalibaru termasuk dalam golongan D (peruntukan usaha perkotaan ).
Pengolahan limbah yang telah dilakukan adalah secara fisik, kimia dan biologis (secara aerob dengan lumpur aktif). Meskipun sudah dilakukan pengolahan, ada beberapa parameter belum memenuhi Baku Mutu yaitu COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan padatan terlarut atau OS (Dissolved Solid). Berdasarkan data swa-pantau selama 2 tahun, efektifitas penurunan COD melalui proses koagulasi dalam rangkaian sistem pengolahan limbah hanya 60%, sedangkan DS yang seharusnya juga berkurang kenyataanya tidak berkurang bahkan semakin meningkat.
Tujuan dari peneiitian ini adalah menyelldki Idnerja dare variasi penggunan Alum yang dicampur dengan karbon aktif dalam meningkatkan efektifitas proses koagulasi serta mencari kondisi optimum dan percampuran Alum dan Karbon Aktif. Selain itu juga untuk melihat karakteristik dari Lumpur yang dihasilkan dalam rangka untuk menghindari terjadinya transfer limbah antar media.
Metode yang digunakan adalah True Experimental, pengolahan data stasistik digunakan dalam melihat hubungan sebab akibat serta menyatakan seberapa besar hubungan sebab aklbat tersebut yaitu penurunan COD, padatan terlarut (OS), padatan tersuspensi (5S), Kekeruhan. Pengambilan sampel dilakukan dari berbagai Bak Penampungan yang menampung limbah dan berbagal proses sebelum masuk ke Bak Ekuafisasi. Percobaan dilakukan di labor atom Teknik Penyehatan - Fakultas Sipil dan Perencanaan Universitas Indonesia, Depok. Data hasil percobaan dianalisa dengan menggunakan metode statistik ANAVA (Analysis of Varians) melalui penggunaan program SPSS for MS Windows release 6.0 dan dilanjutkan dengan Uji Bella Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD).
Hasil percobaan menyimpulkan hal - hal sebagai benkut :
1. Pemakaian Alum dicampur dengan Karbon Aktif secara efektif dapat meningkatkan kinerja proses koagulasi dalam pengolahan kimia.
2. Pemakaian Alum yang dicampur dengan Karbon Aktif dapat menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 187 mg/l (96%), kadar DS dari 8.950 mg/l menjadi 5.579 mg/l (55%), kadar SS dan 16,5 mg/l menjadi 1,5 mg/I (99,8%) dan kekeruhan dan 28,5 FTU menjadi 4 FTU (99,6%). Sementara itu sebagai pembanding, koagulasi dengan Alum saja tanpa penambahan Karbon Aktif hanya menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 510 mg/l (89%), kadar DS dari 12.450 mg/l menjadi 8.950 mg/l (28%), 55 dad 1.430 mg/1 menjadi 16,5 mg/l (98,8%) dan kekeruhan dari 1.080 FTU menjadi 28,5 FM (97,4%).
3. Kondisi optimum dari percampuran Alum dan Karbon Aktif adalah Alum I A00 mg/I dan Karbon afktff = 8.000 mg/I.
4. Untuk menghindari transfer Iimbah antar media, disarankan lumpur yang dihasilkan dari proses kimia tidak dibuang namun dimanfaatkan karena masih mengandung logam Ni dan Zn. Hai ini perlu peneiltian lebih lanjut.
5. Selain karena kurang efektifnya proses koagulasi apabila memakai hanya Alum saja, faktor manusia juga menyebabkan kadar limbah yang keluar dan (PAL melebihi Baku Mutu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia yang menangani limbah. Hal ini bisa dilakukan melalui penyuluhan atau memberikan pengetahuan praktis mengenai penanganan limbah.
Daftar Kepustakaan : 35 (1956 -1995 )

ABSTRACT
Chemical Treatment of Waste Water Using Alum - Active CarbonIndustrial development has strong impact on environment. This is due to the fact that most production units always change natural resources into new product and waste material which, in turn tend to ruin life ecosystem, resulting in either short or long term impacts. Therefore, it is necessary to find a production technology, which is able to minimize or even eliminate negative impact on the environment.
PT. HENKEL INDONESIA (H I), - is a private company producing various organic and inorganic chemicals. The plant consists of several production units and release some solid, liquid, and gaseous wastes. The liquid waste is drained from the Washing Tank and liquid from the production unit floor are the main problem so far (80 m3/ day). The liquid waste is discharged into Kalibaru river where, according to Jakarta Governor's Decree (SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995) and West Java Governor's Decree (5K. Gub. KD Tingkat I Jawa Barat No.660.311SK1694-BKPMD182), the river is classified as class for municipal usage. Actually HI treated the waste, particularly liquid waste, by was of physical, chemical and activated sludge biological treatment respectively. However, there still some waste parameters exceeding the threshold e.g. COD, BOD and DS while up to now the waste is continuously poured into the body water of Kalibaru river. Based on the statistical data collected by Hl staff during the last 2 years, the effectively of COD treatment by chemical coagulation method is only approximately 60 %, while DS cannot be decreased but it has even increased instead.
The aim of this experiment are to figure out the performance of chemical coagulation where Alum and Active Carbon chemicals are introduced to the treatment process in order to enhance the effectively as well as to find out the optimum condition of the combination. In addition the experiment also to analyze the sludge characteristics to prevent waste transfer between two media that may occur.
The method used in the experiment is True Experimental, a statistical approach to find out the cause and effect relationship and the method will state how close the relationship is. The sample was taken on November, 14, 1996 and the experiments were undertaken at The Civil Engineering & Planning Laboratory, University Of Indonesia, Depok.The data obtained are analyzed by statistical method namely the ANAVA (Analysis of Varians ) by using SPSS program for Windows release 6.0 and followed by LSD ( Least Significant Difference ).
The results of the experiments lead to the following conclusions:
1. In general, introducing a combination of Active Carbon and Alum can effectively increase the performance of Chemical Coagulation as a whole
2. The combination has decreased COD from 4,725 mg/l to 187 mg/l (96%), DS from 12,450 mg/l to 5,579 mg/l (55%), SS from 16.5 mg/l to 1.5 mg/l (99.8%) and turbidity from 28,5 FTU to 4 FTU (99.6%), respectively. Compared to coagulation with Alum without Active Carbon the decrease in COD was from 4,725 mg/l to 510 mg/l (89%), DS from 12,450 mg/l to 8,950 mg/l (28%), SS from 1,430 mg/l to 16.5 mg/l (98.8%) and turbidity from 1,080 FTU to 28.5 FTU (97.4%).
3. The optimum condition is reached when the composition of Alum is 1,400 mg/l and Active Carbon is 8,000 mg/l.
4. In order to avoid waste transfer between two media, it is not recommended to dispose it on soil, but should be used for other beneficial purposes, instead of its Zn and Ni content. For this purpose further research is needed.
5. In addition to the ineffective coagulation process, the human factor also plays a role towards the parameter level of waste. Therefore, the treatment unit personnel needs upgrading by organizing practical training to increase knowledge and skill in the treatment process.
Total of references : 35 (1956 - 1995 )
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>