Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dira Aztiani
"Cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada hati ayam akan menimbulkan masalah kesehatan bila melebihi batas yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kandungan timbal, kadmium, dan tembaga dalam hati ayam kampung jantan dan betina serta hati ayam broiler jantan dan betina. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 48 jam kemudian didestruksi dengan HNO3 65% menggunakan metode analisis sistem tertutup dengan alat microwave digestion system. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan adanya cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada seluruh sampel. Berdasarkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, maksimum kadar cemaran timbal dan tembaga adalah 2,0 mg/kg dan 20,0 mg/kg dan berdasarkan FDA, maksimum kadar cemaran kadmium adalah 1,0 mg/kg. Kadar timbal, kadmium, dan tembaga dalam sampel (bobot basah) yang diteliti aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Ketut Karma Susatia
"Dalam thhun-tahun terakhir mi, masalah lingkungan sangat menjadi perhatian bagi masyarakat banyak, khususnya mengenai masalah limbah. Telah dilakukan berbagai cara untuk mengetahui tingkat pencemaran logam pada limbah cair industri pada lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan metode spektrofotometri sinar tanipak. Keunggulan dari metode mi ialah biaya pemeriksaan yang relatifmurah serta hasil yang cukup akurat.
Telah dilakukan pene1itian tentang pemeriksaan kadar timbal di dalam linibah cair dengan menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak. Metodenya didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks antara timbal dengan dithizon di dalam kioroform melalui proses ekstraksi, menjadi kompleks timbal dithizonat. Selanjutnya intensitas warna dad senyawa kompleks itu diukur pada panjang gelombang 510,0 run. Parameter yang terkontrol adalah konsentrasi pereaksi yang ditambahkan, pH larutan pereduksi, kemurnian zat kimia yang dipakai, serta waktu pengocokan pada saat ekstraksi.
Hasil percobaan menunjukkan dad 4 sanipel linibah cain industri yang dipeiiksa, ada 2 industri yang memenuhi syarat baku mutu linibah untuk logam timbal, yaitu industni mesin-mesin berat dan industri otomotif pertania. Sedangkan 2 industri lagi yang tidak memenuiii syarat adalah industii otomotif kedua dan industri cat. Kadar timbal yang diperbolehkan terdapat dalam limbah cair yang baik, yaitu 0,1mg/L.

In the recent years, environment problems have been come a considerable attention for people, especially about waste water. Many ways have been done to know the level of metal contamination in industrial waste water in the environment. One of them is the visible spectrophotometry method. The advantages of this method are the cost of the analysis which relatively cheaper and the result is accurate enough.
This research investigates lead in waste water by using visible spectrophotometry method. The principle is based on complex reaction between lead and dithizon in chloroform after extraction, and form the complex compound, lead dithizonate. Then the intensity of complex color is measured at wavelength 5 10,0 nm. The fixed parameters are reagent concentration added, pH of reduktor solution, the purity of used chemical, and time for shaking during the extraction process.
As the result of this research, from 4 industrial waste water samples that have been investigated, there are 2 industries that qualified with the standard waste water in Indonesia, i.e. heavy weight machine industry and the first otomotive industry. And 2 industries that not qualified are the second otomotive industry and paint industry. The maximum lead may be permitted in qualified waste water is 0,1 mg/L.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi
"Pencemaran tanah oleh logam berat yang terakumulasi dalam tanaman dan produk olahan tanaman tersebut akan menimbulkan bahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui kadar logam timbal, tembaga, dan kadmium pada tepung gandum utuh dan tepung terigu dari negara importir yang berbeda, yaitu Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Turki. Sampel tepung gandum ini kemudian didestruksi dengan 9 ml asam nitrat pekat menggunakan Microwave Digestion System (180ºC, 25 menit). Serapan logam dalam sampel diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik, yaitu 283,3 nm untuk timbal; 324,8 nm untuk tembaga; dan 228,8 nm untuk kadmium. Asetilen-udara digunakan sebagai gas pembakar dan oksidannya.
Penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu Turki mengandung timbal 0,2216 mg/kg, tembaga 2,5427 mg/kg, dan kadmium 0,1045 mg/kg; tepung terigu Australia mengandung timbal 0,3151 mg/kg, tembaga 1,3641 mg/kg, dan kadmium 0,1264 mg/kg; tepung gandum utuh Amerika Serikat mengandung timbal 0,7111 mg/kg, tembaga 5,5128 mg/kg, dan kadmium 0,1618 mg/kg; tepung gandum utuh Kanada mengandung timbal 0,3872 mg/kg, tembaga 3,4577 mg/kg dan kadmium 0,1375 mg/kg. Berdasarkan batas aman yang tertera pada Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006, seluruh sample yang diuji, baik tepung terigu maupun tepung gandum utuh, masih di bawah batas aman dan layak untuk dikonsumsi.

Soil contamination caused by heavy metals is accumulated in plants and the processed products. It will be harmful to human?s health. The aim of this research was to analyze and investigate the concentration of lead, copper, and cadmium in whole wheat flour and wheat flour from different importer countries, such as USA, Australia, Canada, and Turkey. The samples were destructed with 9 ml concentrated nitric acid using microwave digestion system (180ºC, 25 minutes). Absorption of metals contained in samples were measured with atomic absorption spectrophotometer (AAS) at the specific wavelengths, which were 283,3 nm for lead; 324,8 nm for copper; and 228,8 nm for cadmium. Acetylene-air was used as the fuel gas and oxidant.
This research showed that Turkey wheat flour contained lead 0,2216 mg/kg, copper 2,5427 mg/kg, and cadmium 0,1045 mg/kg; Australia wheat flour contained lead 0,3151 mg/kg, copper 1,3641 mg/kg, and cadmium 0,1264 mg/kg; USA whole wheat flour contained lead 0,7111 mg/kg, copper 5,5128 mg/kg, and cadmium 0,1618 mg/kg; Canada whole wheat flour contained lead 0,3872 mg/kg, copper 3,4577 mg/kg and cadmium 0,1375 mg/kg. Based on the safety limit that is allowed by National Standardization Agency of Indonesia 01-3751-2006, all of those analyzed samples either whole wheat flour or wheat flour are safe for human consumption.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salmi Hayati
"Penggunaan timbal dan tembaga pada kosmetik mempunyai resiko yang cukup besar apabila dikonsumsi secara langsung. Efek toksik yang ditimbulkan di antaranya reaksi toksik topikal pada kulit dan kepala, kerusakan pada jaringan rambut, gangguan penyakit kulit seperti gatal-gatal, nyeri, dermatitis serta dapat juga menimbulkan keracunan sistemik (peradangan dan kerusakan organ ginjal dan hati, demam , gangguan syaraf). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan timbal dan tembaga dalam pewarna rambut serta rambut pemakai pewarna rambut. Sampel pewarna rambut di destruksi dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 100°C. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom. Sampel rambut dikeringkan dalam oven pada suhu 500C kemudian dilakukan destruksi basah dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 1000C. Larutan hasil destruksi di analisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal dan tembaga dalam pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas kadar yang diizinkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 376/MenKes/Per/VIII/1990 sebesar 2% dan berdasarkan Food Drugs Administration, maksimum kadar timbal asetat sebesar 0,6% w/v dan kadar tembaga sebesar kurang dari 0,6% w/v. Rata-rata kadar timbal dalam rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas normal yakni sebesar kurang dari 12,00 mg/kg. Pada rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B kadar tembaga telah melebihi batas normal yakni sebesar lebih dari 2,30 mg/kg.

The use of lead and copper in cosmetics have more high risk if consumed directly. Toxic effects including toxic reaction to topical on the skin and head, damage to the hair tissue, skin disorders such as itching, pain, dermatitis and may also cause systemic toxicity (inflammation and organ damage to kidneys and liver, fever, neurological disorders). This study aims to analysis the content of lead and copper in hair and hair of hair dye users. Samples of hair dyes destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100oC. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer. Hair samples were dried in an oven at a temperature of 50oC and then destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100°C. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer.
Results showed levels of lead and copper in hair dye brand A and B are still within levels permitted by the Minister of Health Decree No. 376/MenKes/Per/VIII/1990 of 2% and according to the Food and Drugs Administration, the maximum levels of the lead is 0,6% w/v and levels copper metal is less than 0,6% w/v. The average lead content in hair of hair dyes users brand A and B are still within the normal range which is less than 12,00 mg/kg, while the copper content in hair of the hair dye users has exceeded the normal limit of copper content in hair which is more than 2,30 mg/kg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Cahyaning Ilham
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33183
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dina Salamah
"ABSTRAK
Sayuran menyerap dan menyimpan logam berat pada bagian yang dikonsumsi manusia. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, logam tersebut dapat menyebabkan masalah klinis dan fisiologis pada manusia. Beberapa logam seperti timbal, kadmium, tembaga dan merkuri merupakan logam yang diketahui terdeteksi pada sayuran di beberapa daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap kandungan logam-logam tersebut pada sayuran organik dan non organik yang beredar di pasaran. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sayur sawi, bayam, dan kangkung. Metode destruksi yang digunakan adalah destruksi basah menggunakan asam nitrat dan asam perklorat sebagai oksidator. Sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang spesifik yaitu timbal pada 283,3 nm; kadmium pada 228,8 nm; tembaga pada 324,8 nm; dan merkuri pada 253,7 nm. Validasi metode ini mencakup linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel sayur dari kelompok organik dan non organik dinyatakan sesuai dengan standar SNI 7387: 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan dan keputusan Ditjen POM yang tertulis pada Keputusan No. 03725 / B / SK / VII / 89 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan.

ABSTRACT
Vegetables can absorb and retain heavy metals in an edible part which can cause clinical and physiological problems in humans when consumed in large quantities. Some metals such as lead, cadmium, copper and mercury are detected in vegetables in some areas. Therefore it is necessary to do a research about those metals contents in organic and inorganic vegetables in the market. Samples observed were amaranth spinach, chinese cabbage, and water spinach. The wet destruction method was used with nitric acid and perchloric acid as the oxidator. Samples were analyzed using atomic absorption spectrophotometer at specific wavelengths of Pb, Cd, Cu, Hg 283.3 nm, 228.8 nm, 324.8 nm, and 253.7 nm respectively. The method was validated in terms of linearity, accuracy, precision, limit of detection (LOD), and limit of quantification (LOQ). This study showed that all the samples of vegetables from organic and inorganic group were safe according to SNI 7387: 2009 about Limit Heavy Metal Contamination in Food and the document of the National Agency of Drug and Food Control?s written Decision No. 03725 / B / SK / VII / 89 about Limit Metal Contamination in Food."
2016
S65081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Nastiti Suryandari
"Hingga sekarang ini metode analisis kuantitatif sulfat yang telah ada cukup banyak, contohnya adalah metode graviraetri, voluraetri dan instrumen. Tetapi metodemetode tersebut sulit dilakukan dan raemberikan basil analisis yang kurang baik, terutamabila digunakan untuk menganalisis senyawagaram sulfat didalam sediaan farmasi. Selain itu metode-metode tersebut ditujukan untuk analisis dalam skalamakro. Penelitian ini dilakukan untuk mencari kondisi optimal analisis kuantitatif sulfat secara spektrofotometri sinar tampak dalam skala mikro dan menerapkan kondisi optimal tersebut pada analisis beberapa senyawa garam sulfat Dalam penelitian ini ditetapkan kondisi optimal analisis dengan parameter waktu pembentukan wama, komposisi pelarut, pH larutan, kestabilan kompleks, dan konsentrasi ion barium dan larutan torin 0,2% b/v yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kondisi optimal analisis yang dapatdi' gunakan untuk analisis sulfat secara kuantitatif adalah waktu pembentukan wama pada menit ke 30 sampai 40, komposisi pelarut air-etanol dengan perbandingan 40:60; 30:70; 20:80, pH larutan antara 4,0 sampai 5,0 , konsentrasi maksimum ion barium sisasebesar 39,6786.10'^ mek/2S mL (12 ppm ion barium) dengan 1,5 mL larutan torin 0,2% b/v dan konsentrasi ion sulfat antara 0,0000 sampai 49,974.10^ mek/25 mL (0-10 ppm ion sulfat). Analisis yang dilakukan terhadap senyawagaram sulfat didalam percobaan ini umumnya memberikan hasil analisis yang cukup baik dengan kesalahan analisis berkisar antara -5,551% sampai 0,400%.

At this moment, there were some methods of sulfate analysis such as by gravimetri, volumetri and instrument But these methods were difficult to do and did not gave good enough result, especially when applied to analyze some sulfate salt compounds in pharmacy preparatioa Besides these methods were applied to analyze in macro scales. Hiese research's aim was to find an optimal sulfate analysis condition quantatively by visible spectrofotometiy in a micro scale and apply these result to analyze so me sulfate salt coumponds. In this research, it was determined optimal analysis condi tion with parameter of time developing color, solvent Composition, pH of solutions, a complex stability and barium ions - thorin solution 0,2% w/v concentration. The optimal analysis condition were time developing color of minutes 30- 40; water-ethanol compositions of 40:60; 30:70; 20:80; pHof solution between 4,0 - 5,0 ; maximum excess barium ions concentration 39.6786 x 10"^ meq/25 mL (12 ppm barium ions) with 1,5 ml 0,2% w/v thorin solution and sulfate ions concen tration of 0.0000 - 49.9740 x 10"^ meq/25 mL (0-10 ppm sulfate ions). Analysis of sulfate salt compounds in this research gave good enough results with estimation from -5,551% until 0,400%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Kusumawati
"Study to investigate arsenic and copper contents in mackarel fish (Rastrelliger kanagurta) had been done. The study was aimed to inspect fish from Muara angke, Teluk Jakarta. Samples of which arsenic contents were dried first and then destructed by concentrated H2SO4 and HNO3 65%. Samples of which copper contents were destructed by concentrated HNO3. Destructed samples were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Analysis arsenic was fully equipped with Hydride Vapor Generator (HVG) with reagent: HCl 5M and NaBH4 0,4%. The study result showed that the biggest copper contents in this fish was 0, 1447 ppm and the smallest was 0,1331 ppm. Arsenic was not detected from the samples.

Penelitian untuk memeriksa kandungan arsen (As) dan tembaga (Cu) dalam daging ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) segar telah dilakukan dengan menggunakan daging ikan kembung segar yang diambil dari perairan Muara angke, Teluk Jakarta. Sampel daging ikan kembung yang akan dianalisis arsen terlebih dahulu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan kemudian didestruksi dengan H2SO4 pekat dan HNO3 65%, sedangkan yang akan dianalisis tembaga, sampel didestruksi dengan HNO3 pekat. Sampel yang telah didestruksi dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), sedangkan untuk analisis arsen dilengkapi dengan Hydride Vapor Generator (HVG) dengan larutan pereduksi HCl 5M dan NaBH4 0,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daging ikan kembung terdeteksi tembaga yaitu paling besar 0, 1447 ppm serta terkecil 0,1331 ppm dan arsen tidak terdeteksi pada semua sampel."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32870
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>