Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selfi Mayasari
"ABSTRAK
Minyak mineral merupakan bahan yang paling banyak dipakai sebagai bahan dasar minyak lumas. Minyak mineral merupakan sumber alam yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui (non renewable). Pemakaian minyak mineral menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan karena sifatnya karsinogenik, toksik, dan tidak dapat terdegradasi secara biologis (non biodegradable). Minyak jarak (Ricinus communis L.) adalah minyak nabati yang berpotensi menggantikan minyak mineral sebagai bahan dasar minyak lumas karena minyak jarak lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak mineral, dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dan juga dapat diperbaharui (renewable). Namun minyak jarak memiliki stabilitas oksidasi yang kurang baik sehingga lebih mudah teroksidasi.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui efek penambahan antioksidan golongan fenol yaitu pentaerythritol tetrakis (3- (3,5-di-tert-butyl-4-hydroxyphenil) propionate terhadap ketahanan oksidasi minyak mineral HVI dan minyak jarak.
Tahap-tahap percobaan ini meliputi pembuatan sampel (pencampuran minyak jarak dan mineral dengan antioksidan), pemanasan sampel pada suhu 165 0C menggunakan alat ISOT (JIS K 2541) selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Sampel hasil pemanasan ditentukan viskositas kinematik dengan metode ASTM D-445, bilangan asam total dengan metode ASTM D-664, dan bilangan basa total dengan metode ASTM D-2896.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa antioksidan dapat meningkatkan ketahanan oksidasi minyak jarak dan minyak mineral HVI. Penambahan antioksidan dapat menurunkan nilai viskositas kinematik dan bilangan asam total (TAN) serta meningkatkan bilangan basa total (TBN) dari minyak jarak dan minyak mineral HVI."
2007
TA1431
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Oni Fariza
"[ABSTRAK
Pemanfaatan bahan bakar biodiesel di Indonesia sudah menjadi prioritas dalam
pengembangan energi baru dan terbarukan. Berbagai kendala yang dihadapi
dalam produksi seperti bahan baku dan kualitas produk serta pemanfaatannya
mendapat dukungan dari berbagai institusi untuk dapat diatasi bersama. Salah satu
kendala pemanfaatan biodiesel adalah dimana bahan baku yang potensial untuk
dikembangkan di Indonesia yang termasuk non-edible oil memiliki kualitas buruk
untuk parameter stabilitas oksidasi. Tanaman jarak pagar merupakan salah satu
contoh bahan baku yang potensial namun memiliki nilai stabilitas oksidasi yang di
bawah standar SNI. Usaha untuk meningkatkan stabilitas oksidasi tanaman jarak
sudah dilakukan antara lain dengan penambahan antioksidan. Antioksidan yang
selama ini digunakan adalah antioksidan sintetis seperti BHA, BHT, TBHQ dan
PG. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan antioksidan alami yaitu
eugenol dan α-tocopherol untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel dari
tanaman jarak pagar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
antioksidan eugenol dapat meningkatkan stabilitas oksidasi dari biodiesel minyak
jarak. Untuk meningkatkan nilai stabilitas oksidasi biodiesel dari 5.3 jam hingga
memenuhi SNI 7182-2012 yaitu 6 jam, diperlukan penambahan antioksidan
eugenol minimal 1000 ppm. Penambahan antioksidan α-tocopherol pada
konsentrasi 500 ? 3000 ppm menurunkan nilai stabilitas oksidasi biodiesel.

ABSTRACT
Utilization of biodiesel fuel in Indonesia has become a priority in the development
of new and renewable energy. Various obstacles encountered in the production of
such raw materials and product quality as well as its utilization has the support of
various institutions to be addressed together. One obstacle is that the use of
biodiesel feedstock potential to be developed in Indonesia, which includes nonedible
oil has poor quality for oxidation stability parameter. Jatropha is one of
potential raw material but has a value of oxidation stability under the ISO
standard. Efforts to improve the oxidation stability of Jatropha has been done such
as by the addition of antioxidants. Antioxidant that has been used is synthetic
antioxidants such as BHA, BHT, TBHQ and PG. This study focused on the
development of natural antioxidants eugenol and α-tocopherol to improve the
oxidation stability of biodiesel from jatropha. The results showed that the addition
of eugenol antioxidants can increase the oxidation stability of jatropha biodiesel.
To increase the value of the oxidation stability of biodiesel from 5.3 hours to meet
the SNI 7182-2012 which is 6 hours, required the addition of eugenol at least
1000 ppm. The addition of the antioxidant α-tocopherol at a concentration of 500
- 3000 ppm decrease the value of the oxidation stability of biodiesel., Utilization of biodiesel fuel in Indonesia has become a priority in the development
of new and renewable energy. Various obstacles encountered in the production of
such raw materials and product quality as well as its utilization has the support of
various institutions to be addressed together. One obstacle is that the use of
biodiesel feedstock potential to be developed in Indonesia, which includes nonedible
oil has poor quality for oxidation stability parameter. Jatropha is one of
potential raw material but has a value of oxidation stability under the ISO
standard. Efforts to improve the oxidation stability of Jatropha has been done such
as by the addition of antioxidants. Antioxidant that has been used is synthetic
antioxidants such as BHA, BHT, TBHQ and PG. This study focused on the
development of natural antioxidants eugenol and α-tocopherol to improve the
oxidation stability of biodiesel from jatropha. The results showed that the addition
of eugenol antioxidants can increase the oxidation stability of jatropha biodiesel.
To increase the value of the oxidation stability of biodiesel from 5.3 hours to meet
the SNI 7182-2012 which is 6 hours, required the addition of eugenol at least
1000 ppm. The addition of the antioxidant α-tocopherol at a concentration of 500
- 3000 ppm decrease the value of the oxidation stability of biodiesel.]"
2015
T44528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Theresia Ansi Virda Arizona
"Pelumas didefinisikan sebagai zat kimia yang diberikan di antara dua permukaan yang saling bergerak secara relatif untuk mencegah keausan pada permukaan. Pemakaian pelumas yang meliputi berbagai bidang, menuntut karakteristik pelumas yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, selain memiliki kinerja yang baik terhadap mesin. Minyak nabati merupakan sumber terbaik untuk pengembangan minyak lumas yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, minyak nabati dari tanaman Jarak (Castor Oil), yang komposisi terbesarnya asam risinoleat, dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak lumas dasar. Dalam rangka meningkatkan sifat-sifat fisiko-kimianya, dilakukan Reaksi Modifikasi Tiga Tahap pada Castor Oil, meliputi transesterifikasi menjadi COME, epoksidasi menjadi ECOME, dan pembukaan cincin epoksida menjadi ProMCO dan PeMCO. Senyawa diol, yaitu 1,3-propanadiol dan 1,5-pentanadiol, digunakan dalam reaksi pembukaan cincin epoksida dengan tujuan meningkatkan kompatibilitas produk reaksi dengan minyak mineral. Produk tiap reaksi dikarakterisasi dan diperoleh kondisi optimum pada reaksi dengan 90 mL 1,3-propanadiol dan 80 mL 1,5-pentanadiol. Uji kompatibilitas dilakukan dengan mencampurkan produk terhadap HVI 160 dan Yubase Mineral Oil pada komposisi 4,8,12,16, dan 20%. Produk campuran dikarakterisasi dan diperoleh bahwa PromCO tidak meningkatkan indeks viskositas HVI 160, sebaliknya PeMCO meningkatkan indeks viskositas sampai 98 untuk komposisi 20%. Sedangkan pencampuran dengan Yubase menunjukkan peningkatan indeks viskositas sampai 134 untuk ProMCO dan 135 untuk PeMCO.

Lubricant is defined as chemical substances applied between two surfaces in order to reduce the friction between them. Lubrication are applied in many sectors of life, thus a lube oil should be environmental and health friendly. Vegetable oil is a good source to produce lube oil that meets this criterion. In this research, vegetable oil from Jatropha (Castor Oil) which is contain of ricinoleic acid at large compotition, utilized to produce base oil. In order to optimize the physical and chemical characteristics, ‘Three Steps Modification Reaction’ is applied. These steps include transesterification to COME, epoxidation to ECOME, and epoxy opening reaction to ProMCO and PemCO. Two kind of diol substances, which are 1,3-propanadiol and 1,5-pentanadiol, are used in the epoxy opening reaction to increase the compatibility of product with mineral oil. Product from each reactions are characterized and optimum condition resulted at 90 mL of 1,3-propanediol and 80 mL of 1,5-pentanediol. Compatibility test was run by blending the each produt with HVI 160 and Yubase Mineral Oil in 4,8,12,16,and 20% of composition. Blended products are characterized. It shows ProMCO shows no tendency to increase the HVI 160’s Viscosity Index while PeMCO increase the viscosity index up to 98 in 20% composition, whereas the Yubase blended products shows an increase in viscosity index up to 134 for ProMCO and 135 for PeMCO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30711
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1359
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Minyak nabali memiliki potensi sebagai bahan dasar minyak lumas yang dapat menggantikan peranan minyak mineral yang semakin lama makin berkurang jumlah bahan bakunya. Suatu minyak dapat dijadikan minyak lumas bi1a memiliki
sifat-sifat fisika, kimia dan mekanis yang sesuai. Anahsis terhadap sifat-sifat minyak biji kepoh menunjukkan bahwa minyak ini memiliki potensi sebagai bahan dasar minyak lumas. Untuk menguji performa ketahanan keausan suatu minyak dapat menggunakan metode four hall wear test, yaitu salah satu metode untuk mengetahui performa minyak lumas dalam mengurangi keausan. Untuk menjelaskan seberapa baik minyak biji kepoh dalam mengurangi kausan. Untuk menjelaskan seberapa baik minyak biji kepoh dalam mengurangi friksi maka sebagai pembanding digunakan minyak mineral HVI 60 dan minyak jarak. Hasil uji keausan denpan metode four ball wear test terhadap minyak biji kepoh, minyak minera1 HVI 60 dan minyak jarak menunjukkan bahwa minyak biji kepoh lebih baik dalam mengurangi keausan dibandingkan kedua minyak pembanding tersebut pada beban II kg, 25 kg dan 46 kg. Penambahan aditif antiwear ZnDTP ke dalam minyak lumas sebanyak 2 % berat dapat meningkatkan ketahanan keausan minyak lumas. Efektivitas tertinggi dari penambahan ZnDTP dimiliki minyak mineral diikuti minyak jarak dan terakhir minyak biji kepoh. Efektivhas aditif ZnDTP meningkat seiring dengan beban pengujian yang meningkat pula, ditandai dengan pengurangan jumlah keausan yang bertambah besar
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudiani Atmanegara
"Perubahan kondisi alam yang semakin mengkhawatirkan, mendorong berkembangnya penelitian mengenai pelumas yang lebih ramah lingkungan yang disebut biopelumas. Biopelumas merupakan pelumas yang berbahan dasar minyak nabati yang dapat terdegradasi secara biologis dan dapat diperbaharui. Salah satu contohnya adalah pelumas berbahan dasar minyak jarak Ricinus communis L. (Castor oil). Pada penelitian ini, dilakukan reaksi modifikasi tiga tahap pada Castor oil untuk memperbaiki karakteristik fisiko - kimia, sehingga dapat dijadikan minyak lumas dasar yang berkualitas. Tahapan tersebut, yaitu transesterifikasi menggunakan metanol dan katalis KOH untuk menghasilkan Castor Oil Methyl Ester (COME), epoksidasi dengan hidrogen peroksida dan katalis asam format untuk menghasilkan Epoxidized Castor Oil Methyl Ester (ECOME), serta pembukaan cincin epoksida dengan senyawa diol (1,4-butanadiol dan 1,6-heksanadiol) dan katalis PTSA untuk menghasilkan Butanediol Modified Castor Oil (BuMCO) dan Hexanediol Modified Castor Oil (HeMCO). Kemudian dilakukan pencampuran produk hasil modifikasi dengan minyak mineral (HVI 160 dan Yubase), karena adanya kesamaan komposisi hidrokarbon yang dimiliki oleh keduanya, sehingga dapat dilihat tingkat kompatibilitasnya untuk menghasilkan biopelumas yang berkualitas. Dari hasil penelitian, didapat komposisi senyawa diol optimum, yaitu 70 mL (0,7900 mol) 1,4-butanadiol dan 90 g (0,7614 mol) 1,6-heksanadiol. Produk Pencampuran produk dengan Yubase lebih baik dibandingkan dengan HVI 160, hal ini dibuktikan dari pengamatan visual dan uji viskositas.

Changes in the natural condition that increasingly alarming, encouraging the development of research on the lubricant more environmentally friendly, called biolubricant. Biolubricant is vegetable oil based lubricant which biodegradable and renewable resources. For example is biolubricant from Jatropha plant (Castor oil). In this research, Castor oil is modified by three-step reactions to improve the physico - chemical characteristics with the good quality base lubricating oil. These steps, namely transesterification using methanol and KOH catalyst to produce Castor Oil Methyl Ester (COME), epoxidation using hydrogen peroxide and formic acid catalyst to produce Epoxidized Castor Oil Methyl Ester (ECOME), and epoxide ring opening reaction using diol compounds (1,4- butanediol and 1,6-hexanediol) and PTSA catalyst to produce Butanediol Modified Castor Oil (BuMCO) dan Hexanediol Modified Castor Oil (HeMCO). Then, modification products are mixed with mineral oil (HVI 160 and Yubase), because of the similarity of hydrocarbon compositions owned by both, so the level of compatibility to produce a quality biolubricant can be monitored. The results shows that the optimum composition of diol compounds are 70 ml (0,7900 mol) of 1,4-butanediol and 90 g (0,7614 mol) of 1,6-hexanediol. Mixing ECOME diol with Yubase is better than the HVI 160, this is evident from visual observation and viscosity test."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Oksidasi merupakan fenomena kerusakan minyak/lemak yang tidak dapat dihindarkan. Telah dilakukan pengamatan pengaruh oksidari termal pada 200oC selama 0, 2l 5 dan 9 jam terhadap perubahan sifat fisika kimia fraksi monomer dan dimer minyak sawit jagung kedelai dan bunga matahari. Hasil analisi menunjukkan bahwa sifat fisika kimia dan kandungan asam lemak minyak yang digunakan sesuai dengan standar codex alimentus. Fraksimasi dengan kolom kromatografi didapatkan frakso monomer dimer dan oligomer presentasi monomer yang terbentuk menurun dengan bertambah lamanya oksidari sebaiknya terjadi peningkatan dimer dan obligomer. Uji anova dan arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan pada prosentasi fraksi yang terbentuk perubahan indeks bias angka peroksida dan total karbonil seluruh fraksi monomer dan dimer kecuali perubahan indeks bias pada fraksi monomer. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa fraksi dimer merupakan fraksi yang lebih teroksidasi dibanding dengan monomernya.

Oxidation is a process to the oil and fat alteration. The influence of thermal oxidation at 200 o C for 0.2.5.and 9 hours to the physico-chemical prprieties of palm, soybean,corn and sun flower oils were observed.The results showed that the fatty acid content and physico-chemical properties os fresh oil was similar to the industrial standard according to the codex alimentus. The fresh and heated oils were fractonated by column chromatography to the monomer. dimer and oligomer fracctions. during oxidation, the precentage of manomer decreased and on the of the kind the dimer and oligomer products increased. Two ways anova of manomer and dimer refraction show different significance between the type of oil and time of oxidation to the % fractions formation,refraction index,perixode, value and total carbonyl.The data showed that the dimer is more oxidized fraction than manomer."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, II (2) Mei 1997: 23-35, 1997
SAIN-II-2-Mei1997-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>