Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA1230
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
P. Setiawan Halim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Honorius Rachmantio
Yogyakarta: Tabernakelindo, 2004
620.11 HON p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Paduan 333.0 merupakan paduan aluminium standar Aluminium Assocciation yang setara dengan paduan aluminium AC4B dalam standar JIS (Jepang). Paduan ini merupakan paduan aluminium seri 3.xxx dengan unsur penyusun utamanya Al-Si-Cu. Paduan ini merupakan bahan dasar utama yang dipakai dalam proses pengecoran komponen sepeda motor yaitu cylinder head. Permasalahan yang dihadapai adalah tingginya tingkat kegagalan produk yang dihasilkan karena ting/cat porositas yang tinggi dan rendahnya sifat mampu alir paduan AC4B. Porositas menyebabkan turunnya sifat mekanik dari paduan, sedangkan sifat mampu alir yang rendah menyebabkan cacat misrun mudah terjadi pada produk yang dihasilkan. Penambahan unsur strontium sebagai modifier dapat meningkatka'n sifat mampu alir paduan dan sifat mekaniknya. Namun permasalahan dari penambahan strontium adalah jumlah porositas yang meningkat. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian pengaruh penambahan 0.0015 % Sr dan temperatur injek terhadap sifat fisik dan mekanik dari produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dikarakterisasi dengan pengujian sifat mekanik dan pengamatan struktur mikro. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan penambahan 0.0015 % Sr terjadi peningkatan pada sifat mampu alir dan kekuatan tarik dari paduan AC4B yang disebabkan oleh penurunan temperatur awal pembekuan dan persebaran fasa-fasa intermetalik yang terbentuk (ukuran DAS menurun). Namun tingginya porositas yang terjadi menyebabkan kekerasan mengalami penurunan, sehingga diperlukan adanya proses degassing yang tepat. Peningkatan temperatur injek meningkatkan sifat mampu alir namun menurunkan jumlah silikon yang termodifikasi."
[Depok, Depok]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Katharina Indirawati
"Untuk proyak-proyek teknik sipil seperti pembuatan terowongan, dinding penahan tanah, kolam renang atau perbaikan konstruksi-konstruksi di atas, membutuhkan suatu teknologi dari beton maupun teknologi pemasangan beton yang tepat. Sebab beton yang dimaksudkan haruslah memiliiki nilai kekuatan yang tinggi, mudah dikerjakan, cepat mengeras dan dapat berfungsi sebagai penahan sementara atau permanen. Dengan ditemukannya shotcrete, baik peralatan maupun bahan-bahan admixture untuk meningkatkan mutu shotcrete tersebut, adalah sangat menolong dalam memenuhi tuntutan tersebut. Begitu banyak aspek pada shotcrete, mulai dari peralatan, admixture yang digunakan, cara pekerjaan, cara pengujian, dan lain sebagainya, serta kegunaannya yang banyak dan luas, maka menjadikan shotcrete ini sangat menarik untuk menjadi obyek untuk dipelajari dan diteliti.
Pada skripsi ini hanya akan dipelajari tentang tahap awal pelaksanaan shotcrete, yaitu dengan mempelajari bagaimana shotcrete itu menjadi mudah dikerjakan, tetapi mempunyai nilai kuat tekan yang tinggi. Untuk itu PT MBT Indonesia yang juga memiliki minat yang sama untuk mempelajarinya, menyediakan waktu dan tempat untuk melaksanakan beberapa percobaan. Percobaan dilakukan di laboratorium PT MBT Indonesia dan sekaligus disediakan berbagai macam admixture yang diperlukan, seperti Rheobuild 3520, Pozzolith 300R, Pozzolith 100 Ri dan Delvocrete Stabilizer, dengan dosis yang sudah direkomendasikan. Dengan admixture-admixture diatas diamati bagaimana pengaruhnya terhadap beberapa sifat mekanik shotcrete. Dalam hal ini, karena terbatasnya waktu dan peralatan yang ada di PT MBT Indonesia, maka hanya akan dilakukan pengujian terhadap nilai slump dan kuat tekannya saja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nurdin
"ABSTRAK
Sebagai negara maritim, Indonesia memerlukan teknologi industri yang berbasis pada kelautan seperti perkapalan, industri offshore, dan industri lainnya. Karena air laut media korosif, maka diperlukan material yang khusus yang tahan terhadap media korosif. Material yang cukup prospek dikembangkan adalah komposit. Komposit tahan terhadap air laut, korosi, dan abrasi air laut. Di samping itu harganya relatif murah dan ringan dan sifat-sifatnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari material komposit yang unggul terhadap sifat korosif laut. Adapun komposit yang diteliti adalah Glass Reinforced Plastic (GRP), yang terbuat dari serat gelas (fiberglass) bentuk anyaman dan resin poliester (disebut GRP Poliester) dan fiberglass/resin epoksi (disebut GRP Epoksi).
Sifat yang diteliti adalah ketahanan GRP jika direndam dalam lingkungan laut, yaitu air laut, air hujan, air detergen, dan air tanah. Pengaruh lingkungan yang diamati adalah penambahan berat GRP, penurunan kekuatan mekanik, dan efek gel coat blistering (GRP bergelembung karena absorpsi air) serta weathering (warna GRP memudar). Parameter yang diamati adalah kenaikan berat GRP, dan modulus lentur pada uji banding, sementara itu gejala blistering dan weathering diamati secara visual.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa setelah direndam, terjadi kenaikan berat GRP karena mengabsorpsi air, dengan penambahan berat GRP Epoksi lebih cepat daripada GRP Poliester, terutama pada perendaman dalam air taut (setelah 1550 jam, kadar air dalam GRP Poliester 0,65% dan GRP Epoksi 1,68%) dan air detergen (GRP Poliester 0,46%; dan GRP Epoksi 1,87%). Di samping itu, perendaman dalam air detergen menyebabkan sebagian resin terlarut, dengan kelarutan epoksi lebih besar dari poliester.
Pada pengujian kekuatan mekanik, modulus lentur (E) yang dipakai sebagai indikator menunjukkan harga Ef GRP Poliester (9,31 GPa) lebih besar daripada Ef GRP Epoksi (8,80 GPa). Hasil perendaman, penurunan Ef GRP Epoksi lebih cepat daripada GRP Poliester. Penurunan paling cepat terjadi pada perendaman dalam air taut, yaitu 1,70 MPa/jam untuk GRP epoksi dan 0,70 MPa/Jam untuk GRP Poliester. Jadi air laut merupakan media yang paling korosif dan mampu mengurangi kekuatan mekanik dengan cepat, namun dapat disimpulkan bahwa di lingkungan laut, kekuatan mekanik GRP Poliester lebih baik daripada GRP Epoksi. Oleh karena itu untuk pemakaian di industri kelautan, material komposit dan resin poliester lebih unggul dibanding resin epoksi.
ABSTRAK
As maritime country, Indonesia requires the technology and engineering development which related to sea, such as shipping, shipyard, offshore industry, etc. However due to corrosive properties of sea water, specific materials are required which resistant to such a corrosive media. The prospective material available is composite. Composite relatively cheaper than other common materials such as iron, steel, and have low density and low weight. Its characteristic can be arrange for all needed.
The aim of research is to investigated composite materials properties to sea water corrosion. The composites currently investigated are Glass Reinforced Plastic (GRP) which made from fiberglass woven roving form, and polyester resin (GRP Polyester) and epoxy resin (Epoxy GRP) as matrix.
The main thrust of this research is resistance behavior of GRP by immersing on the sea environment, such as sea water, rain- water, detergent solutions, and ground water. The influences being observed are increasing of GRP weight, decreasing of mechanical strength, and gel coat blistering effect (GRP is bubbling because of moisture absorption) and weathering (color of GRP is change). Further, bending test was carried out to find flexural modulus, while blistering and weathering observed by visual.
Experimental data shows that GRP weight increase because absorbed water. The rate of weight increasing of GRP Epoxy is faster than of it of GRP Polyester, especially on sea water (after 1550 hours, moisture content of GRP Polyester is 0,65% and GRP Epoxy is 1,68%) and detergent solution (GRP Polyester: 0,46%; and GRP Epoxy: 1,87%). Detergent solution found to have dissolved some resin, with epoxy solubility is greater than polyester.
On mechanical strength test, flexural modulus (E) of GRP Polyester (9,31 GPa) is greater than Ef of GRP Epoxy (8,80 GPa). The test result shows that decrease of Ef of GRP Epoxy faster than Ef of GRP Polyester. It also shows that sea water has tremendous effect on GRP compare to other as it cause the decreasing of flexural modulus by 1,70 MPa/hours for GRP epoxy and 0,070 MPa/hours for GRP Polyester. Sea water is the most corrosive medium and able to decrease mechanical strength fast, however we can conclude that in the sea water system, mechanical strength of GRP Polyester is better than GRP Epoxy. Therefore, for application on maritime industry, composite material from polyester resin more excellent rather than epoxy resin.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Nugraha
"Teknologi membran merupakan salah satu alternatif dalam proses pemisahan selektif. Penggunaan keramik sebagai bahan dasar dalam pembuatan membran mempunyai banyak keunggulan. Sifatnya yang stabil pada temperatur tinggi tahan terhadap serangan kimia dan ketahanan korosi membuat keramik merupakan bahan dasar pembuatan membran yang sangat dapat diandalkan.
Silika yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai banyak keunggulan baik dalam sifat fisik maupun sifat mekanik. Jumlahnya yang melimpah di permukaan bumi, karakteristik strukturnya yang unik pada temperatur tinggi merupakan beberapa alasan dipilihnya silika sebagai bahan baku pembuatan support membran keramik.
Pembuatan membran keramik menggunakan teknologi metalurgi serbuk. PVA dengan variasi penambahan 6 ml, 9 ml, dan 12 ml ditambahkan pada serbuk silika dengan ukuran 200 mesh yang telah dicampur dnegan kaolin yang sebelumnya telah dikeringkan dengan pemanasan 200ºC selama 2 jam. Kemudian serbuk dibentuk dengan beban sebesar 10 ton kemudian disinter pada temperatur 1390ºC selama 6 jam.
Hasil penelitian memperlihatkan kecenderungan peningkatan porositas dengan peningkatan penambahan PVA. Persentase yang dihasilkan adalah sebesar 30.367%, 31.985%, dan 32.683% untuk penambahan PVA masing-masing sebanyak , 9 ml, dan 12 ml. Sedangkan nilai kekerasan yang didapatkan adalah sebesar 390.64 gr/μm², 283 gr/μm² dan 198.78 gr/μm² masing-masing untuk penambahan PVA sebanyak , 9 ml, dan 12 ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwanto
"Penggunaan komposit untuk berbagai komponen peralatan di berbagai industri terus dikembangkan. Flat ini karena kelebihan yang dimiliki komposit antara lain anti korosif, ringan dengan kekuatan yang dapat bersaing dengan material lain. Dalam kaitan perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia, komposit merupakan suatu material yang cukup prospek untuk dimanfaatkan. Hal ini dapat mengurangi masalah korosi yang kerapkali terjadi dan juga tidak membebani, sehingga akan sangat efektif pada penggunaan di anjungan lepas pantai. Untuk itu perlu diketahui ketahanan komposit terhadap lingkungan yang ada, kinerja komposit dalam menahan laju penyerapan fluida serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat fisik dan mekanik. Mengacu pada kondisi di atas telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perendaman GRP (Glass Reinforced Plastic) dalam bensin, solar dan crude oil serta pemaparan GRP di udara. Pengaruh penambahan berat terhadap sifat mekanik menunjukkan untuk fluida udara, relatif sama pada kedua jenis GRP dengan gradien persamaan yang tidak jauh berbeda; E = - 3,82 C + 9,30 untuk glass/polyester dan E = - 1,75 C + 8,55 untuk glasslepoxy. Sedangkan pada perendaman dalam bensin terjadi perbedaan yang sangat besar, dengan E _ - 28,09 C + 9,086 untuk glass/polyester dan E = - 0,812 C + 8,608 untuk glasslepoxy. Glasslpolyester mempunyai persentase penambahan berat terbesar pada perendaman dalam crude oil dan terendah pada bensin. Sedangkan untuk glasslepoxy persentase terbesar terjadi pada perendaman dalam bensin dan terendah pada udara. Persentase penambahan berat pada perendaman dalam solar dan crude oil untuk glasslepoxy, relatif sama. Untuk fluida bensin perbedaan persentase penambahan berat antara glass/polyester dengan glass/epoxy cukup besar dibandingkan dengan fluida lain dan teori yang ada. Hal ini dapat dikarenakan unsaturated polyester resin larut dalam bensin sehingga penambahan berat akibat penyerapan diimbangi oleh adanya resin yang terlarut. Kondisi ini didukung dengan adanya perubahan warna pada bensin untuk perendaman glasslpolyester sementara untuk glass/epoxy serta fluida lain tidak terjadi. Jadi secara umum glass/polyester lebih baik dalam menahan laju penyerapan fluida, namun pengurangan kekuatannya relatif lebih besar dibandingkan glass/epoxy.

The utilization of composite for components of equipment in industries has been expanding. Because composite has many advantages such as: non-corrosion and high in ratio strength to density. Composite is a prospect material for use in both oil and gas industries, because the utilization of composite can reduce of corrosion problem, moreover, composite is light in weight so its very effective in use at offshore. For this reason, we need to know how composite can resist to its environment, how it can hold back the rate of diffusion and absorption, and also how it can effect to mechanical properties. Refer to that condition, we conducted a research about the effect of immersion Glass Reinforced Plastic (GRP) in gasoline, in automotive diesel oil, in crude oil and expose GRP on atmosphere. The result of research shown that GRP exposed on atmosphere, that the effect weight gain to mechanical properties of glass/polyester is relatively the same effect as glass/epoxy does, with equation: E = - 3,82 C + 9,30 for glass/polyester and E = - 1,75 C + 8,55 for glass/epoxy. While for GRP is immersed in gasoline, the effect weight gain to mechanical properties for glass/polyester is difference to glass/epoxy, with equation: E = -28,09 C + 9,086 for glass/polyester and E = - 0,812 C + 8,608 for glass/epoxy. A great deal of quantities of weight gam is happened in crude oil for glass/polyester, and in gasoline for glasslepoxy. On immersion in gasoline, ratio weight gain of glasslepoxy to glass/polyester is high, whereas for another fluid this condition is not happened. This happen because Unsaturated Polyester Resin (UPR) is degradation and soluble in gasoline. so weight gain will reduce. This condition is supported with the change in color of gasoline for glass/polyester. In general glass/polyester is. better than glasslepoxy to hold back of rate of diffusion and absorption, but in decrease of mechanical properties glass/epoxy was better than glass/polyester."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research was aimed to study the effect of stearict acid on physical and mwchanical prperies of edible film from janggelan leaf extract (Mesona palustris Bi)....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>