Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
TA414
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Nugroho Utomo R.
"Adanya fenomena alterasi dan karakteristik porphyry dimana kristal-kristal mineral suifida tembaga terhambur dalam matrik mineral pengotor berbutir halus, menyebahkan sifat dan respau ore di satu lokasi terhadap proses flotasi aka!z herheda denga11 sifat dan respa11 ore di Jokavi yang lain. Penelitian ini berupaya mengungkapkan perbedaan respon ore-ore pada lokasi yang berbeda, yaitu antara are penambangan terbuka dan ore penambangan bawah tanah (imdergrorm.d}. dan tipe yang berbeda, yaitu untuk tipe A,B dan C dari ore penambangan terbuka, terhadap suatu proses jlotasi kasar. Peninjauan respon dilakukan melalui pengujian kinetik flotasi ore. secara independen alas masing-ma.ving ore, dan juga atas variasi campuran JO%A-40%Ii-SO%C. 70%1i-30'Y.C, 30%R-70%C, dan SO%Ii-30%C- 20% underground, guna melihat huhungan perolehan tembaganya dari kadar Cu dalam konsentrat. Pengujian cacah titik dilalcukan untuk meninjau lebih dalam kw1dtmgan dan derajat libera.'ii dari mineral sulftda temhaga yang ada dalam tiap ore. Secara unmm, ore underground memiliki perolehan tembaga dan radar Cu dalam konsmtrat yang paling ting;gi. Kehadirannya ,rebm!yak 20% dalam campuratl ore dapat me1#ngkatkan kadar Cu konsentrat sebesar 1. I 1% dan perolehau tembaganya sebesar 4.93%.. Kemampua11 ore underground ini hanya bisa diimbangi oleh ore tipe A dari penambangan terbuka."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohamad Hairul Syahri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Listiyanto Saputro
"Malasit merupakan salah satu bijih sekunder tembaga yang memiliki rumus kimia CuCO3.Cu(OH)2., Bijih malasit termasuk dalam batuan karbonat dan biasanya berwarna biru dan hijau. Pelindian merupakan proses pengambilan logam berharga secara selektif dari bijih dengan pelarut sehingga didapatkan suatu larutan kaya. Pelindian juga bertujuan menaikan kadar dari bijih. Laju proses pelindian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu ukuran partikel, konsentrasi, temperatur dan waktu pelindian.
Bahasan penelitian ini ialah pengaruh proses klasifikasi air terhadap kenaikan persentase kadar tembaga dan pengaruh konsentrasi pelarut terhadap persentase peningkatan kadar tembaga pada bijih malasit. Penelitian ini melakukan beberapa pengujian yaitu uji karakterisasi bijih malasit menggunakan EDX dan AAS, uji anilsis filtrat hasil pelindian menggunakan AAS.
Hasil dari peneltian ini, penambahan metode proses klasifikasi air menaikkan persetase kadar tembaga dan pengaruh konsentrasi pelarut pada proses pelindian yang berpengaruh terhadap persentase peningkatan tembaga pada bijih malasit.

Malachite is a secondary ore of copper which has chemical formula CuCO3.Cu (OH)2. Malachite ore included in carbonate rocks and usually colored blue and green. Leaching is the process of making precious metals from ore by selective leaching agents until get a rich solution. Leaching is also increasing the content of ores. The rate of leaching process is influenced by several factors including the particle size, concentration, temperature and time leaching.
Discussion of this study is the influence of the classification process water to increase the percentage of copper content and the influence of the lixiviant concentration to the percentage recovery of copper in malachite ores. Some of the testing performed in this study are malachite ore characterization testing using EDX and AAS, analysis filtrate testing which is the result of leaching, using AAS.
The result of this study is the addition method of water classification process (float sink) can increase the copper content and the influence of lixiviant concentration in the leaching process which can increase the percentage recovery of copper in malachite ores.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42747
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Puspito
"Pada saat ini perkembangan dibidang telekomumkasi dan listrik semakin berkembang pesat, yang mana perkembangan di bidang ini membutuhkan sektor pendukung yaitu industri kabel. Untuk itu dibutuhkan jenis kabel yang memiliki sifat mekaniss dan daya hanntar listrik yang memenuhi syarat.
Pada penelitian ini akan dzilakukan penarikan kawat dengan menggunakan kecepatan penarikan sebesar 10 cm/detik, 13 cm/detik, dan 17 cm/detik. Selain itu juga digunakan pelumas yang berbeda yaitu pelumas gemuk, oli, dan bimoli. Selelah proses penarikan dilakulan kondisi anil bebas regangan dengan temperatur 150°C. Kemudjan akan dilihat penraruh dari paramerer proses diatas terhadajp sifat mekanis, kondukifitas listrik dan pengamatan struktur mikro.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan nilai kekuatan tarik maksimumm terbesar dimiliki oleh penarikan kawat pada kecepatan penarikan 17 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu sebesar 38,4 kg/mm2. Nilai tegangan luluh terbesar diperoleh pada kecepalan penarikan 17 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu sebesar 31 kg/mm2. Nilai e1ongasi terbesar diperoleh pada kacepatan penarikan 10 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu sebesar 5,19 %. Sedangkan untuk nilai konduktifas listrik terbesar diperoleh pada kecepatan penarikan 17 cm/detik dengan pelumas gemuk yailu sebesar 99,11% IACS (InternationalAnnealed Cooper Standart)
Untuk kondisi anil bebas tegangan 150°C didapat nilai kekuatan tarik maksimum terbesar pada kecepatan penarikan 17 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu sebesar 23 kg/mm2.
Nilai elongasf terbesar daperoleh pada kecepatan penarikan 10 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu 14,6. Sedangkan untuk niai konduktifitas listrik terbesar diperoleh pada kecepatan penanrikan 17 cm/detik dengan pelumas gemuk yaitu sebesar 101,46 % IACS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Ady Nugraha
"Parameter proses dalam sirkuit flotasi terus dimodifikasi agar bisa diketahui titik optimal operasi. Evaluasi penggunaan titik penambahan SIBX dan konsumsi energi dalam mesin flotasi merupakan suatu upaya optimalisasi untuk meningkatkan recovery dalam suatu proses separasi. Penelitian ini diharapkan mampu untuk dapat memaksimalkan kegunaan peralatan dalam mesin flotasi sekaligus dengan mencari efek titik penambahan SIBX dan kecepatan impeller terhadap recovery tembaga dan emas.
Dalam percobaannya, penulis menggunakan lima tipe kecepatan impeller dan empat titik penambahan SIBX. Dari variasi percobaan tersebut, harus dilakukan 20 test kinetika flotasi yang dilakukan selama 8 menit dan akan menghasilkan 4 konsentrat dan tailing, lalu dicari berat dan kandungan masing-masingnya. Sehingga bisa didapat grafik hubungan recovery dan waktu.
Kecenderungannya dengan tiap variasi kecepatan impeller, SIBX yang menghasilkan kecepatan recovery yang terbaik baik pada tembaga maupun emas yaitu pada 0 min, 2 min, 4 min dan yang terburuk 6 min. Kecepatan recovery tembaga hanya dipengaruhi oleh sifat dan jumlah partikel hidrofobik. Sedangkan pada emas, kecepatan impeller juga membawa pengaruh. Nilai recovery akhir tembaga pada tiap percobaan menunjukkan nilai yang sama yaitu rata-rata sekitar 94%. Nilai recovery akhir emas pada tiap percobaan variasi titik penambahan SIBX menunjukkan nilai yang beragam pada tiap kecepatan impeller.

Process parameters in the flotation circuit continues to be modified in order to know the optimal operating point. Evaluation of the use of SIBX addition point and energy consumption in the flotation machine optimization is an attempt to improve recovery in the separation process. This research is expected to be able to maximize the use of the equipment in the flotation machines and finding the effect of SIBX addition point and the impeller speed towards the recovery of copper and gold.
In the experiments, the authors vary the impeller speed and the SIBX addition points. The impeller speed is varied into five different speed. While the SIBX addition point into four different point. From the variation of the experiment, the test must be done within 20 flotation kinetics. Those test were performed for 8 minutes and will generate 4 concentrates and tailings, and then measure the weight and content of each. So that, the graphs which defines the relationship between recovery and time can be attained.
Of all the speed variations used in the impeller, the best kinetic recovery comes from the addition of SBX in the 0 min, 2 min and 4 min. While the worst comes from the addition in the 6 min. Copper kinetic recovery is only affected by the nature and amount of hydrophobic particles. While in gold, the result is also affected by impeller speed. Copper recovery at each end of the experiment showed the same value that is an average of about 94%. On the other side, the gold recovery shows the dependency upon the impeller speed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
"Kebutuhan asam dari suatu pelarutan bijih tembaga teroksidasi merupakan salah satu faktor penting secara ekonomi dan kuantitasnya harus dapat ditentukan secara optimal untuk mendapatkan proses pelarutan yang efisien. Suatu studi kinetik oleh asam sulfat dari bijih tembaga teroksidasi khususnya Malachite telah diteliti. Pengaruh dari waktu leaching, kecepatan pengadukan, konsentrasi asam dan perbandingan solid liquid, temperature dan ukuran dari bijih telah diteliti. Menggunakan kondisi terbaik diperoleh recovery 90% pada 250C dan 98% pada 800C setelah 150 menit waktu leaching dan pada konsentarsi asam 1 mol/L dengan perbandingan liquid/solid 6:1. Pelarutan dari Malachite selama leaching dapat digambarkan sebagai fungsi logaritma, y=a ln(x) + B. Berdasarkan data dari pelarutan awal menggunakan asam sulfat diketahui bahwa kinetika pelarutan batuan tembaga jenis malachite dikontrol oleh suatu reaksi diffusi.

The relationship of percent copper extraction to acid consumption must be refined to optimized the economic value and the consumption quantity must be known to get the efficiency of extraction. A study kinetics of the sulfuric acid leaching of oxidized copper ore malachite from North Sumatera was carried out. The effect of leaching time, stirring, sulfuric acid concentration, ratio solid liquid, temperature, particle size were analyzed. The optimum condition, copper recovery about 90% at 250C and 98% at 800C after 30 minute leaching time in 1.0 M sulfuric acid concentration with liquid/solid ratio 6:1 at 150 rpm. Malachite dissolution during leaching can be described by logaritmic function. Basic on data obtained for the leaching kinetics indicated that the initial dissolution of malachite is a diffusion controlled reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu efek yang terjadi pada termoelektrik adalah efek Peltier, yang menyatakan bahwa dari dua kawat material berbeda-dalam hal ini adalah kawat temnokopel- di mana masing-masing ujung kawat material tersebut membentuk sambungan satu sama lainnya yang apabila diberi perbedaan tegangan, maka akan menghasilkan perbedaan temperatur di kedua titik persambimgan tersebut. Perbedaan temperatur yang dihasilkan ini sebanding dengan jumlah arus searah yang dialirkan sehingga nantinya akan ada sambungan yang menyerap kalor (sambungan panas) dan ada sambungan yang melepaskan kalor (sambungan dingln). Dengan efek Peltier yang dapat menghasilkan efek pemanasan dan pendinginan pada sambungan kawat inilah kita dapat membuat sebuah pemanas ataupun pendingin.
Dengan penggunaan kawat konstantan yang dipasangkan dengan material tembaga yang terdapat pada Printed Circui! Board (PCB) menjadi pasangan kawat termokopel yang membentuk termopil, melalui pengujian akan dilihat beda temperatur maksimum antara kedua permukaan modul yang dapat dicapai. Di samping itu pula, akan diketahui arab aliran fluida dari fan yang dapat menghasilkan beda temperatur maksimum tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pengujian modul adalah bahwa modul telah bekerja sesuai dengan prinsip efek Peltier, di mana beda ternperatur maksimum yaing terjadi antara kedua permukaan modul tanpa menggunakanfan adalah 1,40 C. Sedangkan dari beberapa variasi arah aliran fluida darifan didapat bahwa beda temperatur rnaksimum yang dapat dieapai adalah sebesar 4° C dan 4,5° C pada suplay tegangan 1 volt dan arus 2 ampere, yaitu pada kondisi perrnukaan modul cold side ditiup dan dihisap oleh fan sementarafan pada permukaan modul hot side dirnatikan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>