Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Ani
"ABSTRAK
Di Indonesia kasus kematian balita sebesar 19% karena diare dan rata-rata setiap
tahun 100.000 anak meninggal karena diare.
Mustkajaya merupakan salah satu Kecamatan yang ada di bekasi, Jawa Barat
merupakan permasalahan terhadap terjadinya kasus diare pada usia 6-12 tahun pada 3
tahun terakhir, berturut-turut dari tahun 2004,2005 dan 2006 dari sebesar 10,58% menjadi
13,78% dan naik menjadi 16,42. Berdasarkan hasil pemeriksaan makanan jajanan bulan
April 2007 dari 35 sampel yang diperiksa terdapat 19 (54,2%) sampel jajanan makanan
yang terkontaminasi (E.coli) dan 16 sampel (45,8%) tidak terkontaminasi.Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi makanan jajanan dan faktor lain
dengan diare dan hubungan jumlah kuman dengan diare.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi mulai bulan Mei ?
Juli 2007 dengan desain penelitian kohort diamati ke depan terhadap anak anak sekolah
dasar yang tidak diare sebelumnya.
Survei dilakukan terhadap anak anak sekolah dasar yang mengkonsumsi makanan
jajanan di sekolah dan makanan jajanan yang bersifat hight risk di sekolah dasar diambil
sampelnya untuk diketahui apakah kontaminasi makanan jajanan, umur, jenis kelamin,
kebiasaan cuci tangan, jenis makanan jajanan dan alergi anak sekolah dan pengetahuan,
pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku orang tuanya berpengaruh
terhadap kejadian diare.
Uji yang digunakan t-test dan chi square untuk menguji hubungan antara
kontaminasi makanan jajanan, jenis kelamin, kebiasaan cuci tangan, jenis makanan
Hubungan kontaminasi..., Sri Ani, FKM UI, 2007
iii
jajanan, alergi, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku dan
jumlah kuman. Regresi Logistik Ganda digunakan untuk mengetahui faktor dominan yang
berhubungan dengan diare.
Setelah dianalisis, anak sekolah yang diare sebesar 6,1% dan tidak diare 93,9%,
makanan terkontaminasi dikonsumsi oleh 48,1% dan tidak terkontaminasi oleh 51,9%
anak. Ada 4 variabel yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu kontaminasi makanan,
jenis makanan jajanan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Faktor dominan yang
berpengaruh terhadap kejadian diare adalah kontaminasi makanan jajanan.. Untuk
menanggulangi masalah tersebut diperlukan penyuluhan terhadap anak sekolah dasar dan
para pedagang tentang makanan jajanan yang berkualitas dan sehat (hygienis) untuk
mencegah terjadinya diare pada anak sekolah."
2007
T41318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Andyna Hazairin
"Makanan jajanan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan gizi anak saat berada di lingkungan sekolah. Akan tetapi, makanan jajanan juga rentan terhadap kontaminasi patogen penyakit salah satunya yaitu bakteri. Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti ingin menganalisis kontaminasi bakteri Escherichia coli E.coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar SD dengan dihubungkan dengan higiene sanitasi sebagai salahs satu faktor penyebab terjadinya kontaminasi makanan.
Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Subjek penelitian yaitu 51 penjamah makanan yang berjualan di dalam maupun di luar Sekolah Dasar SD Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan masih tingginya kejadian diare dan ditemukan kasus keracuanan makanan jajanan di salah satu Sekolah Dasar SD di Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode TPC Total Plate Count, sebesar 16 makanan jajanan 31,4 positif terkontaminasi bakteri E.coli.
Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku higiene perseorangan OR = 4,500 [CI 95 1,20-16.81], sanitasi tempat penyajian makanan OR = 5,146 [95 CI 1,243 ndash; 21,30], dan wadah makanan matang OR = 4,167 [95 CI 1,194 - 14,54]. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan adalah faktor sanitasi tempat penyajian makanan OR = 4,932 bersamaan dengan faktor wadah makanan matang OR = 3,980.
Disarankan untuk dilakukan peningkatan program kantin sehat di tiap sekolah, pemberian penyuluhan dan pelatihan higiene sanitasi kepada para penjamah makanan, penyediaan fasilitas sanitasi pada tempat penyajian makanan, serta penyediaan apron serta sarung tangan pada penjamah makanan.

Food snacks has an important role to provide the nutrition for school age children. However, it is vulnerable to be contaminated by pathogens such as bacteria. Food contamination can be caused by several factors, one of them is food hygiene sanitation. Therefore, this study aimed to determine hygiene sanitation factors associated with Escherichia coli E.coli contamination in food snacks which sold at primary school located in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
This study is a croos sectional study that was conducted in Maret April 2018. The subject of this study are 51 food handlers that selling food snacks inside or outside the primary school area. This study uses primary datas by using questionnaire and observation method, moreover contamination of E.coli in food snacks measured by Total Plate Count TPC method.
The result of this study indicates that 16 31,4 food snacks sold around primary schools in Kecamatan Jatiasih, Bekasi are contaminated by E.coli. Furthermore, the result from Chi square test indicates that there are association between personal hygiene OR 4,500 CI 95 1,20 16.81 , sanitation of food stall OR 5,146 95 CI 1,243 ndash 21,30, and food container OR 4,167 95 CI 1,194 14,54.
The result from logistic regression indicates that sanitation of food stall OR 4,93 and food container OR 3,98 are the most dominant factors to E.coli contamination in food snacks that sold around primary school in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
Suggested for the stakeholders to improve the ldquo kantin sehat rdquo program in every school in Bekasi City, give a counselling and training about hygiene sanitation for food handlers, provide sanitation facility, aprons, and gloves for food handlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Syafriyani
"

Makanan jajanan merupakan sumber pemenuhan gizi bagi anak-anak di sekolah. Akan tetapi, makanan jajanan khususnya yang dijual di Sekolah Dasar tidak selalu aman, dan juga rentan terkontaminasi Escherichia coli. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Medan Satria dan Jati Asih, Kota Bekasi dengan kontaminasi E.coli pada makanan jajanan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16,4% (10 sampel) makanan jajanan positif terkontaminasi E.coli. Berdasarkan pengujian chi square terdapat hubungan yang bermakna antara variabel higiene sanitasi bahan makanan (OR=6,150), higiene sanitasi peralatan (OR=10,571), higiene sanitasi makanan jajanan (OR= 19,688) dan kondisi sarana penjaja (OR=19,688) terhadap terjadinya kontaminasi E.coli pada makanan jajanan anak SD di Kec. Medan Satria dan Jati Asih. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa variabel paling dominan terhadap kontaminasi E.coli adalah kondisi sarana penjaja bersama dengan higiene sanitasi peralatan. Sehingga, perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi E.coli melalui penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan higiene sanitasi makanan kepada penjamah makanan, penyediaan fasilitas sanitasi, dan program pemantauan kualitas makanan melalui inspeksi higiene sanitasi dan pengujian mikrobiologi makanan.


Snack is a source of nutrition for children in school. However, special snack foods sold in elementary schools are not always safe, and are also susceptible to contamination with Escherichia coli. Therefore, this study was conducted to understand the relationship of primary school children's snacks sanitation in Medan Satria and Jati Asih Subdistricts, Bekasi City with E.coli contamination in snacks. The results showed that 16.4% (10 samples) snack were contaminated with E. coli. Based on the chi square test, there was significant association between hygiene sanitation of raw materials (OR = 6,150),hygiene sanitation of equipment (OR = 10,571), snack food hygienesanitation (OR = 19,688) and vendor’s facility (OR = 19,688) withE.coli contamination on snacks for elementary school children in the district Medan Satria and Jati Asih, Bekasi. The most dominant variable obtainedE. coli contamination is a vendor's facility along with hygienesanitation of equipment. Therefore, it is necessary to prevent E. coli contamination through counseling, training, and fostering food sanitation hygiene for food handlers, provision of sanitation facilities, and food quality improvement programs through sanitation hygiene monitoring and food microbiology testing.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunaenah
"Makanan jajanan pada Kantin Sekolah Dasar memiliki potensi yang sangat besar dalam pemenuhan gizi anak sekolah, disamping itu juga memiliki tingkat kerawanan yang dapat menimbulkan kasus keracunan makanan apabila tidak dilakukan pembinaan yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kontaminasi E.coli pada makanan jajanan di Kantin Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 65 Kantin Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Wilayah Jakarta Pusat pada bulan April-Mei Tahun 2009.
Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Kontaminasi E.coli positif pada makanan sebesar 37 (56,92%), pada minuman sebesar 40 (61,54%), pada makanan dan minuman sebesar 49 (75,4%), kualitas E.coli air bersih yang tidak memenuhi syarat sebesar 27 (41,5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara kontaminasi E.coli dengan penyimpanan makanan matang dengan OR=6,783, penyajian makanan dengan OR=6,188, fasilitas sanitasi dengan OR=9,214 dan tenaga penjamah makanan dengan OR=7,407 dengan risiko sebesar 37,08 Disarankan untuk dilakukan peningkatan program usaha kesehatan sekolah (UKS), perilaku hidup bersih dan sehat kepada para pedagang dan anak sekolah, serta menyediakan fasilitas sanitasi dan penyajian makanan yang memenuhi syarat di Kantin Sekolah Dasar.

Nibbles food at the primary school's canteen has two differences side, in one hand, it has known as a potential role in fulfilling the nutrition of the school age children, but in another hand, it has also a potential role for the entry point to a food poisoning cases if a proper food management has not been maximally applied. The purpose of the study is to find out the factors related to E. coli contamination on nibbles food at the primary school's canteen. The study is using a cross-sectional design of 65 Public and Private Primary Schools at the area of Central Jakarta. Data are taken from April to May 2009.
Chi-square is used as the statistic's test. The study results are that a positive E. coli contamination found 37 (56.92%) on nibble's food, 40 (61.54%) on drinks, and on both food and drinks are 49 (75.4%). The quality of E. coli in the water that fails to meet a good requirement is 27 (41.5%). There is significant relationship between E. coli contamination and cooked food storage with an OR at 6.783, food presentation with OR at 6.188, sanitation provision with an OR at 9.214, and food service attendant with an OR at 7.407 with risk at 37,08. It is suggested an increasing on the programs of Health School Program (UKS) and the Healthy and Clean Life Behavior Program (PHBS) intended for the canteen's vendors and the students itself, as well as to provide the sanitation facility and food performance management which meet the requirements for Primary School's canteen.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21801
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sofiana
"Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi gizi bagi anak-anak usia sekolah. Di lingkungan sekitar sekolah banyak sekali dijumpai makanan jajanan baik yang disediakan oleh kantin sekolah maupun pedagang kaki lima dan umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian anak usia sekolah. Menurut Djaya (2003), Jenis TPM berpengaruh terhadap kontaminasi makanan matang. PKL beresiko 4,91 kali dibandingkan jasaboga. Dan berdasarkan jenis makanan yang disajikan PKL memiliki resiko 3,50 kali dibandingkan jasaboga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan higiene dan sanitasi dengan kontaminasi E. coli pada jajanan di Sekolah Dasar. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik penjamah makanan meliputi jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pengetahuan serta perilaku dan variabel pendukung seperti fasilitas sanitasi yang meliputi sanitasi tempat berjualan, sanitasi alat, pembuangan sampah dan penyimpanan bahan makanan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Dengan sampel sebanyak 34 Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Tapos Depok, E. coli pada sampel berbagai jenis makanan diukur dengan metode MPN (Most Probable Number).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jajanan yang tidak memenuhi syarat di Sekolah Dasar Kecamatan Tapos Depok sebesar 44,1%. Sedangkan pada variabel sanitasi alat ditemukan adanya hubungan dengan kontaminasi E. coli. Didapatkan 55,9% sanitasi alat yang kurang baik dengan p = 0,045 dengan OR 0,179. Karena seperti kita ketahui bahwa sanitasi alat masak dan makan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan. Karena jika tidak dibersihkan dan didesinfeksi dengan benar dapat menjadi sumber kontaminasi. Pada variabel karakteristik penjamah makanan yang meliputi pendidikan, masa kerja, pengetahuan, perilaku pada penelitian ini tidak berhubungan dengan kontaminasi E. coli dengan p>0,05.
Snack plays a fairly important role in providing nutritional energy intake for school-age children. In the environment around the school in the environment around the school found a lot of good snack foods provided by school canteens as well as street hawkers and generally consumed regularly by most school age children. According Djaya (2003), type the TPM effect on cooked food contamination. Street hawkers are at risk of 4.91 x compared jasaboga. Based on the type of food served at risk of street hawkers 3.5 x compared jasaboga.
The purpose of this study was to determine the cleanliness and sanitation connection with contamination of E. coli on snacks in elementary schools. The variables examined in this study include the characteristics of food handlers include gender, education, employment, knowledge and behavior and support variables such as sanitation facility that includes a place selling sanitary, sanitary equipment, waste disposal and storage of foodstuffs. This study uses a cross-sectional design . With a sample size of 34 elementary schools in the District of Tapos Depok, E. coli in samples of various types of food is measured by the method of MPN (Most Probable Number).
The results of this study indicate that the snacks are not eligible in Depok Tapos Elementary School District at 44.1%. While the variable sanitation equipment found an association with E. coli contamination. Obtained 55.9% of poor sanitation devices with p = 0.045 to 0.179 OR. Because as we all know that cookware and food sanitation is an integral part of the hygienic principles of food sanitation. Because if not properly cleaned and disinfected can be a source of contamination. In the variable characteristics of food handlers, including education, employment, knowledge, behavior in this study is not related to contamination of E. coli with p> 0.05.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Halimatussa Diah
"[Salmonella sp adalah bakteri patogen yang sering menginfeksi manusia melalui makanan dan menyebabkan gastroenteritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan Salmonella sp dalam makanan jajanan dengan kejadian gastroenteritis pada anak-anak SD di Kelurahan Beji Timur Kota Depok. Merupakan studi cross sectional pada 120 anak SD, 21 orang penjamah makanan dan 46 jenis makanan. Uji chi-square menunjukkan Salmonella sp dalam makanan jajanan mempunyai hubungan yang signifikant (P=0,005) dan berisiko
menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak SD dengan OR: 7,857 (95% CI: 2,067–29,862). Variabel personel higiene penjamah makanan dan fasilitas sumber air bersih merupakan variabel yang ikut berpengaruh. Disarankan untuk dilakukan peningkatan personel higiene anak-anak, penjamah makanan dan penyediaan fasilitas santasi yang memenuhi syarat;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P = 0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR: 7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities, Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities]"
Universitas Indonesia, 2015
T44276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Pramurtiwati
"Jumlah penderita TB Pam BTA positif di Kecamatan Mustika Jaya pada tahun 2006 sebesar 19.2% melebihi positif rate 10% dari tersangka TB sehingga risiko tertular cukup tinggi di mana satu orang dcngan BTA positif dapat menularkan 10 - I5 orang setiap tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor fisik mmah dan kamkteristik responden dcngan kejadian tuberkulosis Paru BTA positifl Desain penelitian mcnggunakan kasus kontroi. Kasus adalah penduduk berusia 2 15 tahun pada tahun 2006 dan pada bulan Januaxi sampai April 2007 yang diperiksa sputumnya dcngan hasil BTA positif sedangkan kontrol adalah tetangga kasus yang berusia 2 I5 tahun yang tidak dalam keadaan sakit dan diperiksa sputumnya dengan hasil BTA negatifi. Jumlah kasus 78 dan kontrol 78 pcngumpulan data melalui wawancara dan observasi.
Analisa data deskripsi dengan distribusi frckuensi, nnalisa hubungan dengan uji kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik model prediksi. Faktor fisik nnmah yang bermakna berhubungan dengan kejadian TB adalah ventilasi rumah. Faktor kanakteristik rcsponden yang berhubungan adalah 1 Jenis kelamin (2,764, 1435 - 5,327) dan status gizi (3.136, 1,496-6,S79) Faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA positif adalah status gizi (3,495, 1,543-7,9l'7), Jenis kelamin (2,724, 1,304-5,69l) dan faktor risiko yang paling dominan hubungannya dengan kejadian TB Paru BTA positif adalah status gizi.
Kesimpulan penehtian ini adalah Keadaan fisik rumah di wilayah kccamatan Muslika Jaya hampir sama apau homogen dan yang bermakna berhubungan dcngan TB Paru adalah vcminasiummah dan dengan giza yang jelek maka mempunyai rasiko lebih besar mcnderita TB Paru BTA positif dibandingkan dengan penduduk yang mempunyai gizi baik.
Berdasarkan hasil ini disarankan. Pemerintah Kota Bekasi mcmberikan bantuan dana stimulan sebagai modal untuk menciptakan keluarga mandiri khususnya keluarga miskin, dan Dinas Kcsehatan Kota Bekasi secara periodik memberikan penyuluhan kepada masyarakat tcntang rumah yang sehat dan asupan gizi seirnbang.

Total amount of TB Lung BTA positive patient in Mustikajaya sub-district year 2006 as much as l9,2% more than positive rate i 10% from TB suspect. Theref`ore, contagims risk in quite high where one person with BTA positive could infect 10 - 15 people per year.
This research purpose is to recognize house physical factor and respondent characteristic with TB Lung BTA positive cases. Research design is using case control. Case is residence age of > 15 years old in 2006 until April 2007 that examined before with BTA positive result. While control is case neighbor age of > I5 years old with healthy condition that examined before with BTA negative result. Total cases are 78 and control 78. Data obtained from interview and observation.
Analysis of data description is frequency distribution, relation analysis with chi-square test, and multivariate with logistic regression model. Prediction of house physical faktor that significantly related with TB cases is house ventilation. Respondent characteristic factor that related are gender (2.764, 1.435 - 5.327) and nutrition status (5.I36, 1. 496 - 6.579). The most related factor with TB Lungs BTA positive cases are nutrition status (3.495, l.S43 - 7.9l7), gender (2.724, 1.304 - 5.69l) and the most dommam related risk factor with TB Lungs BTA positive is nutrition Status.
Research conclution is house physical environment in Mustikajaya sub-disuict are almost the same/homogeny and related significantly with TB Lungs are house ventilation and with bad nutrition so has higher risk to infected by TB Lungs BTA positive compared to residence who has good nutrition.
Based on this result is suggested to govemment of Bekasi city to give stimulant fund assistance as assets to create autonomous family especilly poor family. Moreover, Health agecy of Bckasicity periodically give counseling to public toward healthy housing and balanced nutrition input.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardiman
"Cakupan pelayanan air minum di Indonesia masih rendah, hanya 40% masyarakat di perkotaan dan kurang dari 30% masyarakat pedesaan yang tersambung dengan jaringan air minum PDAM. Data kualitas air bcrsih di Kota Tangerang dari tahun 2004-2006 menunjukkan penurunan kuaiitas kimia rnaupun bakteriologis. Air dapat berperan sebagai transmisi penularan suatu penyakit seperti diare, melalui kumau-kurnan yang ditularkan lewat jalur air (waier borne disease) atau jalur peralatan yang dicuci dengan air (water washed disease). Di Kota Tangerang tahun 2005 diarc mencrnpati urutan ketiga untuk golongan urnur 1-4 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi diare adalah lingkungan, status gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat.
Tujuan penclitian ini untuk rnelihat apakah kejadian diare pada balita disebabkan oleh karena kualitas air minum yang secara bakteriologis tidak memenuhi syarat dcngan mnnggunakan desain penelitian kasus kontrol. Unit analisis penelitian ini adalah balita usia 9-59 bulan dengan total hesar sampel untuk kasus dan kontrol adalah 250. Teknik pengambilan sampel secara quota, dimana dari 25 Puskesmas yang ada setiap Puskesmas hanya diarnbil 5 kasus dan 5 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara E. coli dalam air minum dengan kejadian diarc pada balita. Variabel kondisi jamban keluarga sebagai confounding. Keberadaan E. coli dalam air minum berhubungan secara signiiikan dengan kejadian diare pada balita setelah dikontrol oleh variabel kondisi jamban keluaxga. Disarankan perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara penoegahan diare yaitu dengan melakukan pemeliharaan sumber air bersih, jamban keluarga dan hygiene perorangan khususnya cuci tangan serta selalu mcmasak air bersih sampai mendidih sebelum dikonsumsi sebagai air minum dan mcncuci Serta merebus botol dan tempat makan/minum balita.

Drinking water coverage in Indonesia is quite low, only 40% urban resident and less than 30% village resident that connected with drinking water system. Clean water quality data at Tangerang City from 2004 - 2006 shows chemical and bactcriology quality reduction. Water could'act as infection transmission of certain disease such as diarrhea through germs from water trail (water borne disease) or equipment trail washed with water (water washed disease). At Tangerang City year 2007 diarrhea located on third place for 1 - 4 years old group age. Factors affecting diarrhea are environment, nutrition status, residence, education, social economy condition and public behavior.
This research aim to observe diarrhea cases in toddlers caused by drinking water quality as bacteriology is not fulfilling prereqnirement. This research is using case control research design. Research analysis unit is toddlers? age of 9 - 59 months with total sample for case and control as much as 250. Sample gathering technique performed as quota, where fiom 25 Puskesmas in every Puskesmas only took 5 cases and 5 controls.
Research result shows that there is relation between E. coli in drinking water and diarrhea on toddlers. Variable of family toilet condition is confounding. E coli in drinking water as significantly related with diarrhea on toddlers after controlled by variable of family toilet condition. Suggested need counseling to public toward diarrhea prevention, maintain hygiene water source and family toilet and individual hygiene especially rinse. Also suggested to boil hygiene water until boiled before consumed as drinking water, washing and boiling bottle and toddlers lunch I box/drinking bottle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Makanan jajanan merupakan salah satu hasil produk dari tempat pengolahan makanan dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah serta umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Selain mempunyai peran yang menguntungkan makanan jajanan mempunyai risiko untuk menimbulkan masalah kesehatan seperti kejadian keracunan makanan di sekolah. Beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui makanan adalah perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media dan resipien. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi higiene sanitasi makanan jajanan serta faktor yang mempengaruhinya di kabupaten Tangerang tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan
jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variabel yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan Iimbah, tempat pembuangan sampah dan lokasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.CoIi.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan Iebih dari separuh (62,9%) tidak baik, Sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syaraf (53,5%). Bggitu pula untuk peralatan yang digunakan lebih dari
separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat.
Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu : pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= (1,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis multivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,2S. Dari hasil akhir analisis multivariat tersebut diketahui bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : CI) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : Logit (kontaminasi makanan) = 0,297 + 1,158*perilaku = 0,81
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam Iangkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekolah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya Iainnya adanya Iomba kantin seknlah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekolah serta membuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam satu tempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient.
The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang.
Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coli contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is selling has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state. Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional,
75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances.
From the bivariate analysis, there four variables are found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p = 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From
the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination (p = 0.011) with OR 3.2 (95% C.I) with its mathematical formulation is:
Logit (food contamination) = 0.297 + 1.158*behavior = 0.81
Suggestion on academic issues is suppose to improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling. Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>